Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

RENCANA TATAGUNA LAHAN

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "RENCANA TATAGUNA LAHAN"— Transcript presentasi:

1 RENCANA TATAGUNA LAHAN
JURUSAN TANAH FAKULTAS PERTANIAN UNIV. BRAWIJAYA

2 LINGKUP RENCANA TATAGUNA LAHAN

3 Perencanaan tata guna lahan adalah pekerjaan penilaian/evaluasi secara sistematis terhadap potensi lahan untuk perencanaan bentuk-bentuk pengunaan lahan terbaik di suatu wilayah berdasarkan aspek fisik, sosial-ekonomi-budaya dan lingkungan agar dapat menjamin kebutuhan masyarakat dan melindungi sumberdaya lahan baik saat ini atau dimasa yang akan datang.

4 Kapan rencana tata guna lahan digunakan :
Rencana tata guna lahan digunakan pada saat akan dilakukan perubahan bentuk-bentuk tata guna lahan yang sudah ada, atau digunakan sebagai alat untuk mencegah terjadinya perubahan bentuk-bentuk tata guna lahan yang sudah ada dengan alasan-alasan tertentu. Digunakan oleh para politisi didalam melakukan kapanye untuk meningkatkan kesadaran masyarakat didalam pengelolaan dan konservasi sumberdaya lahan.

5 Permasalahan yang sering dihadapi dalam melakukan pekerjaan perencanaan tata guna lahan antara lain : Keterbatasan sumberdaya lahan yang tersedia didalam suatu wilayah yang sering kali tidak seimbang dengan besarnya kebutuhan akan sumberdaya lahan tersebut. Sulitnya menafsirkan jenis dan besarnya kebutuhan sumberdaya lahan dimasa yang akan datang akibat perubahan jumlah penduduk, serta perubahan akan potensi sumberdaya lahan. Sulitnya mengindentifikasi permasalahan yang akan muncul terhadap kebutuhan sumberdaya lahan dimasa yang akan datang akibat persaingan kebutuhan individual/sektoral. Sulitnya menetapkan bentuk-bentuk penggunaan lahan yang terbaik/optimal agar dapat memenuhi seluruh kebutuhan masyarakat dimasa mendatang.

6 Lingkup Pekerjaan Perencanaan Tata Guna Lahan.
Tujuan pekerjaan perencanaan tata guna lahan tidak lain adalah dihasilkannya sebuah perencanaan tata guna lahan terbaik, yang dapat diterima oleh masyarakat. Langkah-langkah sebagai berikut: Melakukan penafsiran tentang kebutuhan akan sumberdaya lahan dimasa yang akan datang secara sistematis. Mengindetifikasi permasalahan yang akan muncul serta mencari cara pemecahannya apabila terjadi konflik baik antar individu masyarakat atau antar lembaga didalam pemanfaatan sumberdaya lahan. Menetapkan bentuk-bentuk penawaran tata guna lahan terbaik yang dapat mendukung atau memenuhi kebutuhan masyarakat akan sumberdaya lahan baik sekarang maupun dimasa yang akan datang. Bentuk-bentuk perencanaan tata guna lahan yang ditawarkan sifatnya fleksibel yakni dapat mengalami perubahan sewaktu-waktu jika dikehendaki. Belajar dari pengalaman yang dahulu.

7 Capaian Dalam Perencanaan Tata Guna Lahan.
Terdapat tiga capaian yang diinginkan dari hasil perencanaan tataguna lahan adalah : Efisiensi, (2) Hak kekayaan masyarakat dan (3) Kelestarian.

8 Efisiensi. Efisiensi perencanaan tataguna lahan adalah sebuah penawaran bentuk-bentuk penggunaan lahan yang dapat diterima oleh masyarakat, menghasilkan produktivitas yang maksimal dan paling baik jika dibandingkan dengan bentuk-bentuk pemanfaatan lahan lainnya dan efisien dari segi pemanfaatan sumberdaya lahan dan ekonomi. Bagi pemerintah efisiensi perencanaan tata guna lahan berarti apabila bentuk-bentuk tataguna lahan tersebut dapat meningkatkan devisa negara dan eksport atau dapat menggantikan import.

9 Potensi sumberdaya lahan merupakan hak kekayaan masyarakat.
Sumberdaya lahan merupakan sebuah kekayaan negara yang sebesar-besarnya diperuntukan untuk kesejahteraan masyarakat. Bentuk-bentuk penggunaan lahan harus dapat menjamin kebutuhan sosial masyarakat seperti ketersediaan pakan, papan, sandang, lapangan pekerjaan, keamanan, pendapatan dan lainnya. Rencana tata guna lahan harus dapat menawarkan bentuk-bentuk tata guna lahan yang seimbang antara berbagai bentuk pemanfaatan lahan dengan potensi sumberdaya lahan yang ada. Untuk tujuan ini, didalam melakukan pekerjaan perencanaan tataguna lahan dapat dilakukan dengan memperhatikan pertanyaan-pertanyaan berikut ini : Bagaimana kondisi tata guna lahan yang ada sekarang ? Perubahan apakah yang diinginkan ? Apakah yang perlu dirubah ? Bagaimana cara merubahnya ? Bentuk-bentuk pemanfaatan lahan terbaik manakah yang harus dipilih ?

10 Kelestarian. Bentuk-bentuk penggunaan sumberdaya lahan harus mempertimbangkan potensinya agar dapat dijaga akan kelestariannya. Bentuk penggunaan lahan yang ditawarkan harus dapat menjamin kebutuhan sosial masyarakat pada saat ini dan dimasa yang akan datang. Pada waktu yang bersamaan disamping memanfaatkan sumberdaya lahan untuk memenuhi kebutuhan sosial masyarakat, sekaligus juga dilakukan kegiatan pelestarian, agar sumberdaya lahan tidak menjadi rusak dan menurun potensinya. Bentuk-bentuk tata guna lahan yang tidak mempertimbangkan kelestariannya akan berakibat sangat buruk terhadap kehidupan sosial masyarakat dimasa yang akan datang.

11 Titik berat dalam perencanaan tata guna lahan.
Kepentingan masyarakat. Didalam melakukan perencanaan tata guna lahan, titik beratnya adalah untuk kesejahteraan sosial bagi masyarakat. b. Karakteristik lahan Setiap wilayah memiliki karakteristik lahan yang berbeda. Sehingga pengelolaan lahan di suatu wilayah akan memiliki ciri yang khusus dan berbeda dengan wilayah yang lainnya. c. Pengetahuan masyarakat Tingkat pengetahuan masyarakat tentang teknologi dalam bidang tersebut harus mendapat perhatian jika akan melakukan perencanaan tata guna lahan. Sebuah bentuk penggunaan lahan yang ditawarkan kepada masyarakat yang tidak memiliki pengetahuan terkait dengan bentuk penggunaan lahan tersebut, umumnya tidak akan diterima atau tidak mendapatkan tanggapan. d. Integrasi Suatu pikiran yang kurang tepat jika bentuk penggunaan lahan hanya didasarkan pada tingkat kesesuaiannya saja, melainkan harus mempertimbangkan juga kebutuhan atau permintaan masyarakat terhadap produk tertentu yang dapat dihasilkan dari pemanfaatan lahan. Oleh karena itu, didalam melakukan perencanaan tata guna lahan harus dilakukan secara multisektoral. e. Skala (skala lokal, regional atau nasional)

12 Keuntungan perencanaan tataguna lahan di tingkat lokal adalah :
Masyarakat akan bergairah untuk mengaplikasikan rencana tata guna lahan dan pelaksanaan monitoringnya. Kesadaran masyarakat untuk mematuhi rencana tata guna lahan lebih tinggi. Rencana tata guna lahan dapat memenuhi kebutuhan akan sumberdaya lahan atau sosial-ekonomi. Hasil rencana tata guna lahan dapat digunakan sebagai referensi dalam melakukan perencanaan tata guna lahan di tingkat yang lebih tinggi regional/nasional.

13 Kesulitan perencanaan tata guna lahan di tingkat lokal :
Kebutuhan dan keinginan masyarakat disetiap daerah berbeda-beda. Kesulitan untuk dapat mengintegrasikan keinginan masyarakat lokal dengan keinginan regional/nasional. Keterbatasan pengetehauan/ketrampilan masyarakat akan sangat membatasi pengembangan. Pengembangan daerah dapat gagal tanpa dukungan dari pemerintah di tingkat lebih atas.

14 Masyarakat dan perencanaan tata guna lahan.
Masyarakat sebagai pengguna. Banyak kelompok-kelompok masyarakat yang seharusnya dilibatkan didalam penyusunan rencana tata guna lahan. Kelompok masyarakat pengguna jasa sumberdaya lahan dapat dibedakan kedalam 3 kelompok yakni : (1) kelompok masyarakat yang hidupnya hampir sepenuhnya tergantung pada lahan (pemakai) seperti petani, kehutanan, perkebunan, peternak, dll, (2) kelompok masyarakat yang hidupnya tergantung dari hasil produk pemanfaatan lahan seperti pengrajin tempe, tahu, pabrik kecap, pabrik gilingan padi, penggergaji kayu, tukang mebel dll, (3) kelompok masyarakat lainya yang memanfaatkan jasa sumberdaya lahan seperti masyarakat yang bergerak dalam bidang perhubungan, perindustrian, pariwisata, perkantoran, pertokoan, dll.

15 b. Pengambil keputusan. Kebijakan/keputusan rencana tata guna lahan dikeluarkan oleh pemerintah/masyarakat sesuai dengan tingkatannya. Pada tingkat nasional yang berwenang presiden/menteri, pada tingkat profinsi gubernur, pada tingkat daerah bupati atau wali kota, sedang pada tingkat lokal adalah masyarakat pengguna lahan.

16 c. Anggota tim. Salah satu ciri hasil rencana tata guna lahan yang baik, adalah apabila hasil rencana tata guna lahan tersebut dapan menjamin kebutuhan masyarakat baik pada saat ini maupun dimasa yang akan datang, serta dapat menjamin kelestarian sumberdaya lahannya. Pekerjaan perencanaan tata guna lahan merupakan perkejaan yang sangat komplek, untuk itu diperlukan masukan dari berbagai kelompok masyarakat dan para ahli dari berbagai bidang (multidisiplin). Keterlibatan kelompok masyarakat dan ilmuwan dari berbagai bidang akan menambah luas wawasan bagi mereka yang bertanggung jawab didalam pengambilan keputusan. Keterlibatan perguruan tinggi atau penasehat ahli sangat diperlukan agar dapat melengkapi dan menyempurnakan hasil rencana tata guna lahan yang akan dihasilkan.

17 d. Pelaksanaan (aplikasi).
Masyarakat pengguna lahan menjadi sasaran utama dari kegiatan penyusunan rencana tata guna lahan. Keberhasilan aplikasi hasil rencana tata guna lahan sangat tergantung dari kesediaan mereka untuk dapat menerima dan malaksanakan hasil pekerjaan perencanaan tata guna lahan.

18 PROSES PERENCANAAN

19 Langkah Perencanaan Tataguna lahan.
Berikut ini adalah 10 langkah yang umumnya dilakukan untuk melakukan pakerjaan perencanaan tataguna lahaN yakni : Menetapkan lingkup pekerjaan. Organisasi Menetapkan permasalahan. Indentifikasi peluang perubahan. Evaluasi kesesuaian lahan. Analisis sosial-ekonomi dan lingkungan. Pemilihan rencana tata guna lahan terbaik. Penyusunan implementasi rencana tata guna lahan. Implementasi. Monitoring dan evaluasi.

20 Fleksibiltas. Sepuluh langkah-langkah pekerjaan perencanaan seperti yang diuraikan diatas tidak harus diikuti sepenuhnya, melainkan dapat dilakukan modivikasi tergantung dari berbagai faktor (kondisi sumberdaya lahan, jenis permasalahan tataguna lahan kondisi masyarakat, ketersediaan dana, tenaga ahli dll).

21 Perencanaan tata guna lahan dalam kondisi darurat.
Kemungkinan terjadi perubahan kondisi lahan yang mendadak, seperti akibat bencana alam (banjir, erosi, longsor, genangan lumpur dll), perubahan rencana tataguna lahan dapat langsung dimulai dari langkah 3 atau dilakukan penyederhanaan.

22 LANGKAH PERENCANAAN TATAGUNA LAHAN

23 Langkah 1 Menetapkan lingkup pekerjaan.
Tugas-tugas utama yang harus dikerjakan didalam tahapan pekerjaan ini adalah : Mendapatkan informasi tentang gambaran daerah yang akan dikembangkan, menetapkan batas-batas wilayah, luasan, sarana dan prasarana yang ada, kependudukan, dll. Menghubungi orang-orang yang akan dilibatkan didalam pekerjaan perencanaan : wakil dari kelompok masyarakat pengguna lahan, kelompok masyarakat yang hidupnya tergantung pada hasil pemanfaatan lahan, dan kelompok masyarakat lainnya yang hidupnya tergantung pada jasa pemanfaatan sumberdaya lahan. Kelompok masyarakat pengguna lahan diantaranya petani, masyarakat perkebunan, kehutanan, perikanan, peternakan dll. Kelompok masyarakat yang hidupnya tergantung pada hasil pemanfaatan lahan diantaranya, buruh tani, pekerja perkebunan, kehutanan, perikan, peternakan, buruh pabrik, pengrajin rumah tangga, dll. Sedang kelompok masyarakat lainya yang hidupnya tergantung pada jasa pemanfaatan lahan diantaranya pekerja pertokoan, sarana perhubungan, pariwisata, dll. Mendapatkan gambaran detail kondisi daerah dan tataguna lahan yang ada. Menetapkan permasalahan sumberdaya lahan yang ada saat ini dan yang akan terjadi dimasa yang akan datang. Melakukan indentifikasi hambatan yang mungkin terjadi dalam pelaksanaan implementasi rancangan tataguna lahan seperti perundang-undangan, kondisi ekonomi, kelembagaan, sosial, lingkungan. Menetapkan faktor-faktor yang harus dijadikan pertimbangan dalam pengambilan keputusam rancangan rencana tataguna lahan. Menetapkan lingkup pekerjaan, organisasi dan jadwal kegiatan Menetapkan format rancangan rencana tataguna lahan

24 Langkah 2 : Organisasi Organisasi penyusunan rencana tataguna lahan sangat penting, mengingat keberhasilan pekerjaan perencanaan tataguna lahan sangat tergantung pada baik dan tidaknya susunan organisasi. Susunan organisasi yang kompak akan mendorong semangat kerja yang baik, sehingga akan menghasilkan hasil yang baik. Sebaliknya susunan organisasi yang tidak baik akan membuat para pekerja tidak bergairah untuk bekerja, dan hasilnya tidak akan memuaskan. Pembagian tugas yang jelas kepada masing-masing anggota yang sesuai dengan keahliannya akan membuat pekerjaan jadi lancar dan efisien. Pemahaman langkah-langkah pekerjaan perencanaan bagi seluruh anggota sangat perlu. Koordinasi diantara anggota tim sangat penting karena : (1) Pekerjaan perencanaan tataguna lahan adalah pekerjaan yang sangat komplek, (2) Membutuhkan waktu dan tenaga yang banyak, (3) Diperlukan dukungan dari berbagai pihak, (4) Diperlukan data dan informsi yang lengkap, (5) Memerlukan ketrampilan yang tinggi sehingga perlu dilakukan pelatihan bagi anggota tim.

25 Langkah 3 : Menetapkan permasalahan.
Setelah langkah pertama dan kedua dijalankan, maka perlu diteliti dan ditetapkan permasalahan yang menyangkut tataguna lahan yang ada sekarang maupun yang akan datang. Hal ini penting karena akan dijadikan dasar didalam penyusunan perencanaan tataguna lahan. Bagaimana kondisi tataguna lahan yang ada sekarang, permasalahan apa saja yang muncul dengan kondisi tataguna tersebut. Bagaimana prediksi kondisi yang akan datang dan permasalahan apa saja yang akan muncul dimasa yang akan datang. Informasi tentang kondisi masyarakat dan sumberdaya lahan juga perlu diteliti seperti : Kependudukan : jumlah penduduk, jenis kelamin, pembagian umur, pertambahan jumlah penduduk, distribusi penduduk dll. Sumberdaya lahan : bentuk permukaan lahah (landform), iklim, vegetasi, hidrologi, tanah, dll. Tenaga kerja dan pendapatan : jumlah tenaga kerja, jenis pekerjaan, pendapatan, kelompok-kelompok sosial, kesukuaan, agama, dll. Tataguna lahan : informasi tentang kondisi tataguna lahan yang ada saat ini peting, karena perubahan tataguna lahan yang akan ditawarkan sangat dipengaruhi oleh tataguna lahan yang sudah ada. Produktivitas yang ada saat ini dan kecenderungan perubahannya. Infromasi terhadap produktivitas yang dihasilkna dengan tataguna lahan yang ada pada saat dan kecenderungan perubahannya, merupakan infromasi pentingd alam penyusunan rencana tataguna lahan. Kondisi infra struktur : keberadaan jalan dan sarana transportasi, pasar, dll.

26 Langkah 4. Indentifikasi peluang untuk perubahan.
Setelah permasalahan tata guna lahan sudah dapat diindentifikasi, langkah berikut adalah menetapkan cara memecahkan permasalahan tersebut. Agar dapat menetapkan cara mana yang harus diambil dalam memecahkan masalah, perlu adanya interakssi dari seluruh angota perencanan, sebuah kebijakan bersama tentang peluang yang dapat dilakukan untuk menyelesaikan permasalahan perlu diambil. Setiap anggota dipersilahkan untuk menyampaikan berbagai model rencana untu menyelesaikan permalasalahan, dari berbagai model yang ditawarkan selanjutnya dapat dipilih cara yang terbaik.

27 Langkah 5. Evaluasi kesesuaian lahan.
Langkah pertama yang perlu dilakukan dalam melaksanakan pekerjaan evaluasi kesesuaian lahan adalah bagaimana dapat menjawab beberapa pertanyaan sebagai berikut : Evaluasi lahan ditujukan untuk beberapa bentuk penggunaan lahan tertentu dan akan dipilih bentuk penggunaan lahan manakah yang terbaik serta menguntungkan? Dari masing-masing bentuk penggunaan yang paling sesuai dan menguntungkan tersebut berada di lahan manakah ?

28 Tabel 1. Contoh diskripsi tipe penggunaan lahan (land-use type)
Judul Lahan padi sawah Hasil produksi yang dapat dipasarkan Gabah/beras dan jerami sebagai pakanan ternak Luas lahan garapan Luas lahan garapan untuk petani local diantara 0.2 – 2.5 ha. Praktek pengelolaan yang dilakukan Buruh tani (tenaga manusia) Traktor/hewan (tenaga mekanis/ternak) Pengolahan tanah Varietas uyangh digunakan Penanaman Penggunaan pupuk Penyiangan Pemberantasan hama dan penyakit Sistem tanam Mono kultur Hydrologi Umumnya tadah hujan atau dengan irigasi.

29 Tabel 2. Contoh kualitas lahan untuk penggunaan lahan padi sawah
Karaktersitik lahan Iklim Lama penyinaran dan suhu Kelembaban Evaporasi, curah hujan, kandungan air tanah Masa tanam Periode tumbuh Bahaya kerusakan Angin, banjir, serangan hama dan penyakit, dll Kondisi perakaran Kondisi drainase, kedalaman air tanah Kesuburan tanah Kandungan unsur hara, pH, kandungan bahan organik Bahaya erosi Derajat kemiringan, panjang lereng, curah hujan Toxisitas pH, Al dan Fe terlarut

30 Tabel 3. Struktur klasifikasi kesesuaian lahan (FAO,)
Lahan tanpa faktor pembatas dan dapat digunakan untuk tujuan penggunaan lahan tertentu dan akan memberikan produksi dan keuntungan yang optimal. S1 Sangat sesuai Lahan tanpa factor pembatas yang serius, dapat digunakan untuk tujuan penggunaan lahan tertentu, akan memberikan produksi dan keuntungan optimal, tanpa merusak sumber daya lahan yang ada. Perbaikan lahan tidak akan mempengaruhi produksi dan keuntungan yang nyata. S2 Lahan memiliki faktor pembatas tetapi tidak serius, diperlukan beberapa cara pengelolaan tertentu, untuk memperoleh hasil dan keuntungan yang optimal. S3 Agak sesuai Lahan memiliki faktor pembatas yang serius, dapat menekan hasil dan keuntungan. Dibutuhkan cara pengelolaan lahan tertentu untuk memperoleh hasil dan keuntungan yang optimal, Perbaikan lahan akan meningkatkan hasil dan yang nyata. N Tidak Sesuai Lahan memiliki beberapa factor pembatas yang sangat serius dan membatasi untuk penggunaan lahan tertentu. Dibutuhkan cara pengelolaan lahan tertentu dengan input yang cukup besar. Perbaikan lahan akan meningkatan produksi dan keuntungan tidak nyata. N1 Tidak sesuai saat ini N2 Tidak sesuai untuk selamanya Lahan memiliki beberapa factor pembatas yang sangat serius dan membatasi untuk penggunaan lahan tertentu. Faktor pembatas tidak dapat dihilangkan dengan praktek cara pengelolaan yang ada saat ini. Contoh sub kelas kesesuaian lahan S2e Lahan sesuai untuk tujuan penggunaan lahan tertentu dengan factor pembatas bahaya erosi. S2w Lahan sesuai untuk tujuan penggunaan lahan tertentu dengan factor pembatas ketersediaan air. N2e Lahan tidak sesuai untuk selamanya karena faktor pembatas erosi.

31 Moderately well drained
Tabel 4. Contoh persyaratan lahan untuk tipe penggunaan lahan padi sawah Kualitas lahan Karaktersitik lahan Kelas S1 S2 S3 N Iklim Suhu rata-rata musiman (oC) >24 21-24 18-21 <18 Tinggi tempat (m)* 0-600 >1800 Ketersediaan air Curah hujan (mm) >1300 <500 Drainase Poorly drained Imperfectly drained Moderately well drained Excessively drained Tekstur C, ZC, ZCL, L SC, SCL, ZL, Z SL S, LS Kedalam solum tanah (cm) >80 60-80 40-60 <40 Ketersediaan hara pH of flooded soil 6-7 5 6 4.5-5 <4.5 7-8 8-8.5 >8.5 Salinitas ECe (mS cm-1) <3 3-5 5-7 >7 Lereng Derajat kemiringan (o) <1 1 -2 2-6 >6 Kondisi permukaan Batuan di permukaan (%) 1-5 5-10 >10

32 Langkah 6 : Evaluasi dampak terhadap lingkungan dan sosial-ekonomi.
Setelah hasil pekerjaan evaluasi lahan dapat menghasilkan bentuk-bentuk rencana tata guna lahan yang akan ditawarkan, perlu dilakukan analisis sosial-ekonomi dan pertimbangan lingkungan terhadap setiap bentuk penggunaan lahan pada masing-masing unit lahan.

33 Langkah 7. Pemilhan rencana tata guna lahan terbaik.
Hasil pekerjaan perencanaan tata guna lahan merupakan alat bantu untuk pengambilan sebuah keputusan. Untuk itu sebelum diputuskan harus memelalui berbagai pertimbangan dan pengkajian agar dapat dipilih suatu bentuk rencana tata guna lahan yang benar-benar tepat. Jika perlu dilakukan musawarah untuk mencapai kesepakatan didalam menetapkan pilihan bentuk rencana tata guna lahan yang terbaik.

34 Tabel 5. Contoh matrik penafsiran beberapa penawaran bentuk penggunaan lahan dan hasil dicapai pada satu unit lahan. Tipe penggunaan lahan Pendapatan bersih Rp/ha Pendapatan bersih Rp/ kapita Jumlah masyarakat yang terlibat/ 100 ha Dampak terhadap lingkungan Tanaman semusim, ternak, dengan pengelolaan 113 juta 36 juta 312 sedang Tanaman semuism, tanpa ternak, tanpa pengelolaan 50 juta 30 juta 167 Kebun kopi, dengan pengelolaan 10 juta 16 juta 156 kecil Peternakan 2 juta 75 juta 3 Hutan 63 juta 51 juta 63

35 Tabel 6. Penilaian dalam bentuk persen
Tipe penggunaan lahan Pendapatan bersih/ha Pendapatan bersih/kapita Jumlah masyarakat yang terlibat Dampak terhadap lingkungan Tanaman semusim, ternak 100 % 48 % 70 % Tanaman semuism 44 % 40 % 54 % 60 % Peternakan 2 % 1 % 90 % Hutan 56 % 68 %

36 Tabel 7. Pembobotan dari masing-masing kriteria untuk pengambilan keputusan
Tipe penggunaan lahan Pendapatan bersih/ha Pendapatan bersih/kapita Jumlah masyarakat yang terlibat Dampak terhadap lingkungan Total Pembobotan 0.3 0.2 1.0 Tanaman semusim dan ternak 30 10 14 84 Tanaman semusim 13 8 16 12 49 Peternakan 1 20 18 39 Hutan 17 63

37 Tabel 8. Contoh format perubahan rencana tata guna lahan.
Unit lahan Wilayah pegunungan Wilayah daratan 12-28° slopes Lereng berteras pelembahan Lereng terjal Tata guna lahan yang ada Hutan campuran, 30% terdegradasi Padi, tembakau dan sayuran Cengkeh Permasalahan Aksesibiltas, bahaya longsor dan erosi Kekeringan pada musim kemarau, pendapatan petani rendah akibat produksi padi rendah, pencemaran pada anak-anak sungai Bahaya erosi tinggi dan produktivitas menjadi rendah Perubahan rencana tataguna lahan Penanaman pada daerah yang terdegradasi, penanaman bambu pada bantaran sungai, penanaman pinus pada daerah berlereng dan jenis tanaman perkebunan pada lahan yang mendapat irigasi. Penggunakan pupuk anorganik dan kompos untuk meningkatkan produktivitas tanaman padi Perikanan Ganti dengan tanaman penghasil kayu yang pertumbuhannya cepat Standardisasi Kendalikan dengan tegas pembukaan hutan yang melewati batas regenerasi. Penebangan kayu agar dipilih jangan sampai menimbulkan bahaya longsor. Praktek pengelolaan hutan agar menekan sedimentasi, untuk menjaga fungsi bedungan yang ada. Untuk perkebunan teh, sebaiknya sisa daun dan ranting yang tidak digunakan dijadikan mulsa dan dikembalikan ketanah untuk mempernbaiki sifat fisik dan kimia tanah terutama pada lahan yang berlereng

38 Langkah 8. Menyusun rencana implementasi tata guna lahan.
Dalam langkah ini, perlu dibuat laporan tertulis yang mempunyai dua fungsi utama: o Untuk menyajikan rencana tata guna lahan yang sudah direkomendasikan o Untuk persiapan menghadapi implementasi.

39 Langkah 9. Implementasi. Sebagai sasaran didalam implemtasi rencana tataguna lahan adalah seluruh stake holder, terutama bagi meraka yang selama ini telah terlibat didalam penggunaan lahan disuatu wialayah rencana pengembangan. Di tingkat nasional, implementasi rencana tataguna lahan umumnya hanya sampai dalam bentuk petunjuk kebijakan atau dalam bentuk suatu kerangka untuk pemilihan proyek pengembangan wilayah, atau dalam bentuk keputusan/perundang-undangan. Di tingkat lokal, implementasi sering kali dilaksanakan hampir bersamaan dengan perencanaan pengembangan daerah (penyusunan rencana pendapatan dan belanja daerah). Di tingkat lokal, implementasi rencana tataguna lahan banyak dipengaruhi atau tergantung dari permintaan pasar.

40 Langkah 10. Monitoring dan evaluasi.
Seperti telah diuraikan di atas bahwa perencanaan tataguna alahn merupakan sebuah pekerjaan yang sangat komplek. Untuk itu dialam implementasinya perlu dialkuakn monitoring dan evaluasi, perubahan rencana tataguna lahan masih dimungkinkan dalam langkah terakhir ini, karena sangat dipengaruhi oleh berbagai factor seperti : Apakah rencana tataguna lahan yang akan diimplementasikan disusun hanya berlaku pada saat disusunnya rencana tersebut? Apakah ampak perubahan tataguna lahan saat itu dapat diramalkan atau tidak? Apakah biaya-biaya dapat diramalkan? Apakah asumsi-asumsi dalam menyusun rencana tataguna lahan telah didasarkan pada bukti-bukti yang benar? Apakah tujuan rencana tataguna lahan yang akan dicapai sudah benar? Berapa banyak tujuan rencana tataguna lahan dapat dicapai?


Download ppt "RENCANA TATAGUNA LAHAN"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google