Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
NEAR DROWNING Deddy Herman
2
PENDAHULUAN Insidensi kematian akibat tenggelam bervariasi, kematian akibat tenggelam hanya 1 dari 20 kematian di air Penyelaman, boating, ski air, pekerjaan di laut dalam dan kecelakaan transportasi laut WHO 0,7% penyebab kematian di dunia atau lebih dari 500 ribu kematian setiap tahunnya
3
Di dunia merupakan penyebab kematian utama pada anak usia 5-14 tahun
PENDAHULUAN CDC melaporkan 5,700 orang dirawat karena near-drowning antara th di USA, 50% memerlukan perawatan khusus (CDC, 2012) dan menjadi penyebab kematian kedua pada anak usia 1-4 tahun(Szpilman dkk,2012) Korban terbanyak biasanya anak2, namun tenggelam dapat terjadi pada semua umur Di dunia merupakan penyebab kematian utama pada anak usia 5-14 tahun
4
PENDAHULUAN... Jumlah near drowning diperkirakan 20 sampai 500 kali jumlah tenggelam (drowning) Negara kepulauan seperti Jepang dan Indonesia memiliki risiko lebih tinggi kasus tenggelam
5
PENDAHULUAN..... Kasus terakhir: tsunami Aceh dan Jepang menimbulkan trauma fisis, psikis dan near drowning Near drowning--> pneumonia aspirasi dengan komplikasi sepsis dan abses otak jumlah kasus pneumonia aspirasi 80% kasus
6
TENGGELAM Drowning : kematian karena asfiksia pada penderita yang tenggelam Near drowning : penderita tenggelam yang selamat dari episode akut; risiko besar : disfungsi organ yang berat dan kematian Sepertiga dari korban yang selamat mengalami sequele neurologi sedang sampai berat
7
(Lee dkk): TENGGELAM Tenggelam (Drowning) :kematian makhluk hidup karena terendam air Delayed drowning atau secondary drowning : pasien selamat dari bahaya tenggelam tetapi mengalami perburukan mengarah ke kematian Near-drowning : kehilangan kesadaran akibat kejadian tenggelam tapi tidak mengarah ke kematian dapat menjadi delayed drowning Sindrom aspirasi: masuknya benda asing ke dalam paru: berupa cairan iritatif, benda-benda infeksius atau benda tertentu
8
(Szpilman dkk, 2012): TENGGELAM
Tenggelam (Drowning) : proses atau pengalaman gangguan respirasi akibat tenggelam dalam air Delayed drowning atau secondary drowning tdk dipakai lagi Near-drowning tdk dipakai lagi Proses tenggelam dimulai dengan terjadinya kerusakan sistem respirasi karena saluran berada dibawah permukaan air (submersion) atau air menutupi wajah (immersion) Bila orang tersebut di tolong kapan saja proses tenggelam terhenti disebut sebagai Non Fatal-drowning Bila seseorang meninggal kapan saja saat tenggelam disebut sebagai Fatal-drowning
9
Penyebab near drowning
Near drowning terjadi ketika korban tidak dapat bernafas dalam air dalam periode waktu tertentu Selama tenggelam, intake oksigen akan mengalami penurunan dan sistem utama tubuh dapat berhenti akibat kekurangan oksigen. Dalam beberapa kasus terutama yang terjadi pada anak, hal ini dapat terjadi dalam hitungan detik sedangkan pada dewasa terjadi lebih lama
10
Penyebab... Tidak bisa berenang Kelelahan dan kehabisan tenaga
Kehilangan kontrol dan terjatuh ke dalam air yg lebih dalam dan panik Perahu atau kapal tenggelam Terperangkap atau terjerat di dalam air Dibawah pengaruh obat obatan terlarang atau meminum alkohol sewaktu berenang, atau di atas kapal Kejang Hypothermia Trauma Kecelakaan sewaktu menyelam Meninggalkan anak anak ditepi air Terjatuh pada lapisan es tipis Bunuh diri
11
Penyebab... Sangat penting untuk diingat bahwa selalu ada kemungkinan untuk menyelamatkan seseorang yang tenggelam walaupun dalam waktu cukup lama Berdasarkan National Institute of Health, kesempatan untuk melakukan resusitasi pada kasus tenggelam ini prognosisnya akan lebih baik jika terjadi pada anak atau tenggelam pada air yang sangat dingin. (Heller and Zieve, 2011)
12
Tanda Tanda Near Drowning
Dalam kasus near drowning, korban dapat ditemukan tidak sadar (unresponsive). Gejala lain yang dapat ditemukan: Kulit yang dingin Perut membengkak Nyeri dada Batuk Susah bernafas atau nafas pendek Muntah
13
PATOFISIOLOGI DAN PATOGENESIS TENGGELAM
Air tawar Air laut osmolariti <darah osmolariti>darah hipotonis hipertonis hipervolemia hipovolemia hemodilusi hemokonsentrasi
14
PATOFISIOLOGI DAN PATOGENESIS TENGGELAMkomplikasi aspirasi
spasme laring --hipoksia obstruksi jalan napas bronkokonstriksi surfaktan hilang kerusakan alveoli kerusakan endotel kapiler cedera otak --> pirau (shunt): penyebab hipoksemia
15
Aspirasi alveoli KOMPOSISI AIR LAUT mikroorganisme Pasir Diatom Algae
Lumpur Edema paru Peningkatan pirau (shunt) Toksisiti langsung cairan aspirasi Washout surfaktan Inaktivasi surfaktan Trauma membran alveoli langsung Aspirasi alveoli
16
PATOFISIOLOGI DAN PATOGENESIS TENGGELAM komplikasi aspirasi
Aspirasi air laut dan air tawar penurunan tekanan O2 dengan cepat Air tawar 2,2, ml/kgBB PaO mmHg Air laut 2,2, ml/kgBB PaO mmHg Colebatch dkk: hipoksia arteri akibat aspirasi tidak berhubungan dengan jumlah cairan yang diaspirasi
17
MEKANISME ABNORMALITAS PARU AKIBAT ASPIRASI
Vagal refleks vasokonstriksi pulmoner Hipertensi pulmoner Aspirasi cairan kerusakan struktur paru PENINGKATAN PERMIABILITI MEMBRAN EKSUDASI PROTEIN EDEMA PARU Surfaktan hilang/inaktif Kolaps alveoli karena Compliance paru menurun Ketidakimbangan ventilasi perfusi hipoksemia
18
Klinis dan komplikasi tenggelam
pneumonia Hipoksemia Asfiksia ARDS Aritmia hipotermia hemolisis edema paru gangguan metabolik (asidosis) Gangguan hematokrit Edema paru Edema otak Gagal organ ganda
19
Tatalaksana Pindahkan pasien secepat mungkin dari air ketempat yang lebih aman Jika tidak dicurigai adanya trauma spinal, miringkan badan ke arah kiri pasien sehingga air, muntahan dan cairan sekresi dapat keluar dari saluran nafas atas Suction jika diperlukan Nilai dan pertahankan jalan nafas tetap paten Gastric distention jika ventilasi susah dilakukan, dengan suction yang tersedia, berikan tekanan pada area epigastric Rujuk
20
Tatalaksana tenggelam
A (airway) : buka jalan napas B (breathing) : pemberian oksigen, dengan ventilator bila perlu C (circulation) : CVP Pemberian obat-obatan Penilaian status asam basa Koreksi elektrolit
21
Emboli udara Sering muncul 15 menit setelah penyelam keluar dari air
22
Tanda dan gejala emboli udara
Gatal, timbul bintik bintik di kulit(mottled skin) Susah bernafas pusing Nyeri dada Nyeri pada otot Pandangan kabur Tuli parsial, gangguan sensibilitas Nausea dan muntah
23
Tanda dan gejala emboli udara
Mati rasa , paralysis berjalan tidak stabil dan kurang koordinasi Bengkak dan krepitasi di leher Kehilangan daya ingat Henti jantung dan paru Perubahan tingkah laku
24
DECOMPRESSION SICKNESS AND BAROTRAUMA
Decompression Sickness (Bends): biasanya muncul pada saat penyelam terlalu cepat naik ke permukaan dari tempat yang dalam. Biasanya muncul sekitar 12 – 24 jam, setelah menyelam Barotrauma: disebut “the squeeze” saat naik atau turun, tekanan udara di rongga tubuh (seperti sinus atau telinga tengah) menjadi terlalu besar.
25
PNEUMONIA ASPIRASI AKIBAT TENGGELAM
Langsung -aspirasi 2 mekanisme Pneumonia aspirasi Tidak langsung -infeksi sekunder -Pneumonia nosokomial
26
Patogenesis pneumonia aspirasi akibat tenggelam
Air laut hipertonus Air tawarhipotonus Jenis cairan Kandungan cairan Mineral Mikroorganisme Bahan organik dan anorganik cairan Nonaspirasi (dry drowning) spasme laring relaksasi ASPIRASI CAIRAN Alveoli Aspirasi (wet drowning)
27
Dry drowning Wet drowning
28
Patofisiologi dan patogenesis pneumonia aspirasi akibat tenggelam
Langsung -aspirasi Obstruksi Saluran napas Gangguan bersihan mukus risiko tinggi kuman Bergantung posisi saat kejadian Tidak langsung -infeksi sekunder -Pneumonia nosokomial Pengumpulan mediator inflamasi terutama IL-8 INFEKSI
29
Manifestasi respirasi pneumonia aspirasi akibat tenggelam
Sesak napas Nyeri dada retrosternal, meningkat saat inspirasi Sputum keruh, kadang mengandung darah Takipnea dan sianosis Krepitasi paru, ronki dan/atau ARDS pada 40% kasus beberapa jam atau hari setelah aspirasi
30
Penderajatan Pneumonia Akibat Tenggelam
Grade 1 : pemeriksaan fisis normal dengan gejala batuk Grade 2 : pada auskultasi paru (ronki basah Grade 3 : edema paru akut Grade 4 : edema paru dengan hipotensi Grade 5 : henti napas Grade 6 : henti jantung dan henti napas
31
Penegakan Diagnosis Pneumonia Aspirasi
Gejala klinis Laboratorium Kultur kuman Penunjang: Foto toraks PA, lateral CT-scan Bronkoskopi BAL, biopsi endotrakeal
32
Kuman penyebab pneumonia aspirasi pada kasus tenggelam
Air laut mengandung lebih dari 20 bakteri patogenik seperti Pseudomonas putrefaciens, Staphylococcus aureus, dan Vibrio parahaemolyticus. Harries: Pseudomonas putrifaciens, Pseudomonas pseudomallei, Aspergillus fumigatus, lactose-positive Vitrio sp, Petriellidium boydii. Marik dkk: kuman anaerob
33
Kuman penyebab pneumonia aspirasi pada kasus tenggelam
Mier dkk: Streptococcus pneumoniae, Staphilococcus aureus, H. Influenzae, Enterobacteriacea serta Pseudomonas aeruginosa El-Solh dkk: kuman terbanyak penyebab pneumonia aspirasi pada orang tua : kuman Gram negatif, kuman anaerob dan Staphylococcus aureus. Van Dam dkk: pneumonia dapat disertai dengan infeksi jamur Rhizopus spp dan Aspergillus fumigatus
34
Gambaran opak dapat terjadi pada kedua paru pada pneumonia aspirasi
35
bronkoskopi
36
PENATALAKSANAAN PNEUMONIA ASPIRASI AKIBAT TENGGELAM
Antibiotik sesuai kultur Pemberian antibiotik empiris dapat dilakukan Marik dkk: Antibiotik empiris dengan sefalosporin G3, fluorokuinolon (gatifloksasin, levofloksasin dan moksifloksasin) dan piperacillin Dreyfuss dkk: Antibiotik empiris dengan pemberian penicillin G spektrum luas dengan atau tidak dengan laktamase inhibitor
37
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN PENGOBATAN
Pemulihan (rehabilitasi) pada kasus tenggelam lebih baik pada air laut daripada air tawar (karena faktor biokimia dan patologi abnormalitas tenggelam.) Jumlah klorin, bahan kimia dan benda asing lain Aspirasi perut Perkembangan pneumonitis Infeksi saluran pernapasan Hemolisis, gagal ginjal, koagulopati
38
Antibiotik empiris untuk pneumonia aspirasi
Nama obat Dosis Levofloksasin mg/hari Ceftriakson g/hari Piperacillin tazobactam 3,375 g setiap 6 jam Ceftazidim 2 g setiap 8 jam Marik. NEJM 2001:344;665
39
Tabel 3. Pembagian jenis kuman dan antibiotik sesuai kriteria ATS
JENIS KUMAN ANTIBIOTIK Kelompok 1 (pneumonia ringan) Gram negatif Enterobacteriaceae Sefalosporin G2 atau G3 -Eschericia coli atau -Klebsiella spp β-laktam + inhibitor β laktamase -proteus spp atau bersama dengan fluorokuinolon -serratia marcescens (bila alergi penisilin) -enterobacter spp Kelompok 2 (pneumonia sedang) Anaerob Klindamisin atau β-laktam + inhibitor β laktamase Staphylococcus aureus metisilin + vankomisin Legionella spp eritromisin ± rifampisin atau eritromisin ± fluorokuinolon Pseudomonas aeruginosa sesuai pneumonia berat Kelompok 3 (pneumonia berat) Pseudomonas aeruginosa kombinasi aminoglikosida atau Acinetobacter spp siprofloksasin ditambah satu dari: Antipseudomonas β-laktamase meropenem ±vankomisin
40
PENATALAKSANAAN PNEUMONIA ASPIRASI AKIBAT TENGGELAM
VanDam dkk : pemakaian amfoterisin B, amikasin, meropenem dan kotrimoksasol sekaligus selama 2 minggu. Marik dkk: kortikosteroid tidak bermanfaat
41
Komplikasi pneumonia aspirasi akibat tenggelam
infeksi paru berat dengan kuman yang belum diketahui Abnormaliti fungsi paru abses, necrotizing pneumonia dan empiema. edema paru pascaobstruksi, edema paru neurogenik dengan hipoksia pneumonitis pada anak ~ dewasa
42
KESIMPULAN Infeksi paru akibat tenggelam dapat menimbulkan pneumonia aspirasi dengan komplikasinya Penyebab pneumonia aspirasi oleh bahan kimia yang didapat secara langsung maupun infeksi bakteri sekunder.
43
KESIMPULAN Masalah yang sering timbul pada pneumonia aspirasi:
komplikasi paru yang terinfeksi kegagalan penentuan kuman patogen ketidakseragaman konsep aspirasi ketika diagnosis pneumonia aspirasi ditegakkan Pemberian antibiotik secara empiris dapat dilakukan
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.