Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

KOMUNIKASI DAN KEPEMIMPINAN ORGANISASI

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "KOMUNIKASI DAN KEPEMIMPINAN ORGANISASI"— Transcript presentasi:

1 KOMUNIKASI DAN KEPEMIMPINAN ORGANISASI
Dra Lidia Evelina, MM Komor 2011 by Lidia Evelina, MM

2 MAKNA DAN TUJUAN KEPEMIMPINAN
Tujuan kepemimpinan : membantu orang untuk membangun kembali, mempertahankan, dan meningkatkan motivasi para karyawan. Pemimpin : orang yang membantu orang lain untuk memperoleh hasil – hasil yang diinginkan. Kepemimpinan diwujudkan melalui gaya kerja (operating style) atau cara bekerja sama dengan orang lain yang konsisten. Komor 2011 by Lidia Evelina, MM

3 Komor 2011 by Lidia Evelina, MM
Beberapa pendekatan pola bahasa dan tindakan yang dapat digunakan untuk membantu orang lain : - Mengendalikan atau mengarahkan orang lain - Memberi tantangan atau rangsangan pada orang lain - Menjelasakan atau memberi instruksi pada orang lain - Membujuk orang lain - Melibatkan atau memberdayakan orang lain - Memberi ganjaran atau memperkuat orang lain Komor 2011 by Lidia Evelina, MM

4 ASUMSI MENGENAI MANUSIA YANG MENDASARI GAYA KEPEMIMPINAN
Mc gregor (1967) menentukan dua perangkat asumsi yang sering dipakai para pemimpin untuk para pegawainya : Komor 2011 by Lidia Evelina, MM

5 Komor 2011 by Lidia Evelina, MM
Teori X - Manusia sama seperti mesin, butuh pengendalian dari luar. - Pekerjaan adalah sesuatu yang tidak menyenangkan dan berusaha untuk menghindarinya. - Banyak orang yang lebih suka diperintah dan dipaksa agar mengerjakan pekerjaannya. - Banyak orang tidak ambisius, tidak ingin maju, dan tidak mau dilimpahkan tanggung jawab. - Banyak orang termotivasi dengan pemenuhan kebutuhan pokok dan rasa aman. - Banyak orang harus dikendalikan secara ketat dan tidak mampu menyelesaikan masalah dalam organisasi. - Pemimpin yang meyakini teori x menganggap pegawai sebagai alat produksi dan cenderung mengawasi pegawai secara ketat dan menggunakan ancaman hukuman untuk memotivasi mereka. Komor 2011 by Lidia Evelina, MM

6 Komor 2011 by Lidia Evelina, MM
2. Teori Y - Manusia adalah organisme biologis yang tumbuh, berkembang, dan mampu mengendalikan diri. - Orang menganggap bawha kerja adalah hal alamiah dan dianggap seperti bermain. Jika perkerjaan tidak menyenangkan karena ada cara yang salah dalam melakukan pekerjaan. - Orang merasa harus bisa mengendalikan diri agar pekerjaan dapat dilakukan dengan baik. - Orang termotivasi oleh keinginan agar diterima di lingkunan, mendapat pengakuan, dan berprestasi. - Orang ingin menerima tanggung jawab jika memang mendapat bimbingan, pengelolaan, dan kepemimpinan yang tepat.Orang punya kemampuan untuk menyelesaikan masalah secara kreatif dalam organisasi. - Pemimpin yang meyakini teori Y mengaanggap pegawai memiliki kebutuhan yang beragam. Tujuan individual dan organisasi dapar berjalan selaras. Pegawai berperan dalam pengambilan keputusan di dalam organisasi. Komor 2011 by Lidia Evelina, MM

7 MODEL GAYA KEPEMIMPINAN
Sistem yang paling sering digunakan untuk menjelaskan konsistensi dalam cara bekerja sama dengan orang lain, berasala dari hasil penelitian Kepemimpinan Negara Bagian Ohio dan penelitian Stoghill dan Coons (1957) Terdapat 6 sistem populer untuk mengklasifikasikan dan menjelaskan gaya kepemimpinan Komor 2011 by Lidia Evelina, MM

8 Teori Kisi Kepemimpinan
Dikemukakan oleh Blake dan Mouton (1964) Kisi ini menggambarkan bagaimana perhatian yang diberikan para pemimpin terhadap pekerjaan dan pegawai Komor 2011 by Lidia Evelina, MM

9 Komor 2011 by Lidia Evelina, MM

10 Komor 2011 by Lidia Evelina, MM
Terdapat lima gaya ektrem para pemimpin, antara lain : Gaya Pengalah - Kurang perhatian terhadap produksi. - Pemimpin lemah, cenderung menerima pendapat & keputusan orang lain, bersikap netral, kurang bisa mengatasi masalah. Komor 2011 by Lidia Evelina, MM

11 Komor 2011 by Lidia Evelina, MM
2. Gaya Pemimpin Pertengahan - Perhatian seimbang terhadap produksi dan manusia. - Pemimpin berusaha mencari cara – cara yang berguna untuk memecahkan masalah. - Pemimpin berusaha bersikap jujur dan tegas terhadap segala gagasan dan sikap yang berbeda dari yang ia anut. - berusaha menghindar jika tyerjadi ketegangan dan memperthankan keadaan agar tetap baik Komor 2011 by Lidia Evelina, MM

12 Komor 2011 by Lidia Evelina, MM
3. Gaya Tim - Perhatian tinggi terhadap pekerjaan dan manusia. - Pemimpin menghargai segala keputusan yang logis dan kreatif sebagai hasil kesepakatan anggota organisasi. - Pemimpin punya keyakinan kuat terhadap keputusannya, sehingga jika ada gagasan dari orang lain, ia akan meresponnya dan mengubah gagasan tersebut. - Bila ada konflik, mampu mengendalikan diri, mengevaluasi alasan timbul masalah. - Pemimpin bertindak untuk saling menghargai dan mempercayai antar sesama anggota tim. Komor 2011 by Lidia Evelina, MM

13 Komor 2011 by Lidia Evelina, MM
4. Gaya Santai - Perhatian rendah terhadap tugas, perhatian tinggi terhadap manusia. - Pemimpin menghargai hubungan baik antar sesama anggota tim. - Pemimpin suka menerima pendapat dan sikap orang lain dari pada memaksakan kehendaknya. - Pemimpin berusaha menghindari konflik, namun bila konflik tak terhindarkan ia akan menetralkan suasana sehingga anggota bisa tetap bekerja sama. - Pemimpin bersikap ramah, mengurangi ketegangan, dan bersikap menolong. Komor 2011 by Lidia Evelina, MM

14 Komor 2011 by Lidia Evelina, MM
5. Gaya Kerja - Perhatian tinggi terhadap pelaksanaan kera, perhatian rendah terhadap manusia. - Pemimpin amat menghargai keputusan yang telah dibuat. - Pemimpin berusaha menyelesaikan pekerjaan secara efisien. - Pemimpin lebih suka mempertahankan pendapatnya, terkadang menekan orang lain. - Pemimpin membela diri jika ada konflik, dan mengurangu konflik dengan argumentasi baru. - bila terjadi kesimpangsiuran kerja, pemimpin akan memacu dirinya dan para anggota agar semuanya dapat kembali berjalan baik. Komor 2011 by Lidia Evelina, MM

15 Komor 2011 by Lidia Evelina, MM
Menurut Blake & Mouton, Gaya Tim merupakan gaya yang paling disukai, karena mementingkan 2 pihak (pekerjaan & manusia). Berasumsi bahwa orang akan menhasilkan sesuatu yang baik, jika mereka memperoleh kesempatan untuk mengerjakan hal yang berarti. Komor 2011 by Lidia Evelina, MM

16 Teori 3-D Orientasi Kerja Orientasi Hubungan Keefektifan
Tokoh: Reddin (1967) Ada 3 dimensi: Orientasi Kerja Orientasi Hubungan Keefektifan Tingkat hubungan pribadi antara manajer dengan bawahan, ditandai dengan adanya saling mempercayai, menghormati gagasan, dan memperhatikan perasaan bawahan Tingkat pengarahan manajer atas usaha bawahan untuk mencapai tujuan Tingkat persyaratan produksi yang dicapai manajer yang telah ditetapkan. Komor 2011 by Lidia Evelina, MM

17 Komor 2011 by Lidia Evelina, MM
Gaya kepemimpinan: 1. Kurang efektif: Gaya Ciri-Ciri Pencari kompromi Tugas berat. Hubungan kuat, meskipun hanya satu atau mungkin tidak ada satu pun yang sesuai. Muncul sebagai pembuat keputusan yang buruk dan membiarkan tekanan mempengaruhinya. Lebih suka meminimalkan masalah daripada memaksimalkan produksi jangka panjang. Otokrat Tugas berat Hubungan lemah, ketika perilaku seperti ini tidak sesuai Tidak mempunyai kepercayaan pada orang lain Hanya tertarik pada tugas-tugas langsung. Pembawa misi Tugas ringan Hubungan kuat ketika perilaku seperti ini tidak sesuai Lebih tertarik pada manusia sebagai pribadi Penyendiri Hubungan lemah ketika perilaku seperti ini tidak sesuai Tidak terlibat dan pasif. Komor 2011 by Lidia Evelina, MM

18 Komor 2011 by Lidia Evelina, MM
2. Lebih efektif: Gaya Ciri-Ciri Eksekutif Tugas berat Hubungan kuat Muncul sebagai motivator yang baik, yang memperlakukan setiap orang dengan cara tersendiri dan lebih suka melakukan manajemen tim. Otokrat lunak Hubungan lemah Mengetahui apa yang diinginkannya dan tahu cara memperolehnya tanpa menimbulkan ketidaksenangan. Pengembang Tugas ringan Mempercayai orang lain secara terselubung Menaruh perhatian utama pada pengembangan hubungan yang selaras. Birokrat Menaruh perhatian pada aturan-aturan dan prosedur demi kepentingan mereka sendirii Sering terlihat amat berhati-hati karena ingin menjaga dan mengawasi aturan-aturan tersebut. Komor 2011 by Lidia Evelina, MM

19 Teori Kepemimpinan Situasional
Tokoh: Hersey & Blanchard (1974, 1977) Ada kemiripan dengan teori Blake & Mouton, namun Hersey dan Blanchard memperkenalkan variable ketiga, yaitu kematangan. Faktor yang menentukan efektivitas dijelaskan sebagai “tingkat kesiapan anak buah”. Kesiapan yang dimaksud adalah kesediaan dan kemampuan seseorang untuk bertanggung jawab. Komor 2011 by Lidia Evelina, MM

20 Komor 2011 by Lidia Evelina, MM
4 gaya kepemimpinan: Tugas berat, hubungan lemah Memberitahu komunikasi satu-arah Pemimpin menentukan peranan anak buah dalam mengerjakan tugas Tugas berat, hubungan kuat komunikasi dua-arah, meskipun hampir semua pengaturan dilakukan oleh pemimpin Mempromosikan Ada dukungan sosioemosional supaya anak buah turut bertanggung jawab dalam pengambilan keputusan. Komor 2011 by Lidia Evelina, MM

21 Komor 2011 by Lidia Evelina, MM
Hubungan kuat, tugas berat pemimpin dan anak buah yang sama-sama terlibat dalam pembuatan keputusan Berpartisipasi melalui komunikasi dua arah yang sebenarnya Pemimpin lebih banyak terlibat dalam pemberian kemudahan karena anak-anak buahnya memiliki kemampuan untuk menyelesaikan tugas. Hubungan lemah, tugas ringan Mewakili pemimpin membiarkan anak buahnya bertanggung jawab atas keputusan-keputusan mereka. Komor 2011 by Lidia Evelina, MM

22 Komor 2011 by Lidia Evelina, MM
Teori Empat-Sistem Tokoh: Likert (1967) Penguasa Mutlak Pemimpin memberikan bimbingan sepenuhnya dan pengawasan ketat terhadap pegawai Interaksi atasan dengan bawahan sedikit Semua keputusan berasal dari atas dan komunikasi ke bawah hanya untuk memberikan perintah. Penguasa semi-mutlak bersifat otoritarian, tapi mendorong komunikasi ke atas untuk ikut berpendapat. Interaksi antar tingkatan dilakukan melalui jalur resmi. Komunikasi jarang berifat bebas dan terus terang. Penasihat Melibatkan interaksi pada tingkat pribadi sampai tingkat moderat antara atasan-bawahan. Informasi berjalan dengan baik (ke atas dan ke bawah) namun gagasan tetap berasal dari atas. Atasan menaruh kepercayaan kepada pegawai meskipun tidak mutlak. Pengajak-serta bersifat sportif dengan tujuan agar organisasi berjalan dengan baik melalui partisipasi nyata pegawai. Informasi berjalan ke segala arah. Komunikasi bebas, terbuka, terus terang, dan hampir tanpa rasa takut terhadap hukuman. Komor 2011 by Lidia Evelina, MM

23 Komor 2011 by Lidia Evelina, MM
Teori Kontinum Tokoh: Tannenbaum dan Schmidt (1957) Manajer membuat keputusan dan mengumumkannya. Manajer membuat keputusan dan menawarkannya. Manajer mengemukakan keputusannya dan memberi kesempatan untuk mempertanyakannya. Manajer mengemukakan keputusan sementara, yang masih dapat diubah. Manajer menentukan beberapa batasan dan meminta bawahan untuk membuat keputusan. Manajer mengizinkan bawahan untuk membuat keputusan. Komor 2011 by Lidia Evelina, MM

24 Teori Kebergantungan Fiedler (1976)
Menurut teori ini, keefektifan pemimpin bergantung pada pada hubungan-hubungan dalam gaya kepemimpinan dan situasi yang dihadapinya. Gaya kepemimpinan tergambar dalam variabel tugas (task motivated) dan hubungan (relationship motivated). Situasi terbaik adalah apabila relasi pemimpin dan anggota baik, tugas terstruktur rapi, dan pemimpin mempunyai kekuasaan yang besar. Situasi yang paling tidak baik adalah bila relasi antara pemimpin dan anggota terlihat buruk, tugas tidak terstruktur, dan kekuasaan pemimpin lemah. Komor 2011 by Lidia Evelina, MM

25 Karakteristik suatu situasi kepemimpinan terpenting adalah :
1. Relasi pemimpin-anggota Dianggap baik jika anggota menyukai, mempercayai, dan menghargai pemimpinnya. Hal ini dianggap sebagai satu-satunya kondisi terpenting bagi kepemimpinan yang efektif. 2. Struktur tugas Menyatakan sejauh mana cara-cara melakukan pekerjaan diterangkan secara terperinci tahap demi tahap. Makin terstruktur tugasnya makin besar pengaruh pemimpin atas tim tersebut. 3. Kekuasaan jabatan pemimpin Didefinisikan sebagai tingkat hukuman, penghargaan, kenaikan pangkat, disiplin, dan teguran yang dapat diberikan secara adil dan transparan bagi anggotanya. Pemimpin mempunyai kekuatan yang lebih besar bila ia mampu memberi penghargaan dan mampu menjatuhkan hukuman. Komor 2011 by Lidia Evelina, MM

26 Komor 2011 by Lidia Evelina, MM

27 Komor 2011 by Lidia Evelina, MM
Bermotivasi-tugas Pemimpin yang disukai Pemberian tugas jelas,dan kekuasaannya besar. Sehingga jelas semua yang anda perlukan sudah tersedia, Harus mampu meningkatkan kewibawaan dan pengaruh anda pada anggota, Anggota pun bersedia mengikuti usaha anda Pemimpin yang tidak disukai Pemberian tugas serba samar, dan kekuasaan lemah, Maka jelas pengaruh anda pada anggota juga akan berkurang. Harus memusatkan perhatian pada pekerjaan dan mengarahkan anggota tim dengan menggunakan pengaruh anda sebagai pemimpin yang memiliki kewenangan untuk hal itu. Komor 2011 by Lidia Evelina, MM

28 Komor 2011 by Lidia Evelina, MM
Bermotivasi-hubungan cenderung muncul paling efektif dalam situasi yang cukup harmonis. Bila situasi menyenangkan, anggota tidak memerlukan pengawasan yang ketat. Pekerjaan dapat diselesaikan oleh bawahan hanya dengan sedikit pengarahan, tapi mereka memerlukan dorongan, dukungan, dan kepercayaan, semua ini dapat diperoleh dari pemimpin bermotivasi-hubungan. Komor 2011 by Lidia Evelina, MM

29 PERILAKU KOMUNIKATIF DAN GAYA KEPEMIMPINAN
Pendekatan tipe pada gaya kepemimpinan Hipokratus Orang pertama yang berspekulasi tentang faktor yang menciptakan dan menandai gaya perilaku perseorangan. Menyatakan bahwa struktur dan fisiologi jasmani menentukan kepribadian / cara berperilaku seseorang yang sudah menjadi kebiasaannya. menjabarkan 4 tipe kepribadian sebagai hasil pengaruh utama, salah satu dari keempat “humor” jasmani. Komor 2011 by Lidia Evelina, MM

30 Komor 2011 by Lidia Evelina, MM
James Deese Menerangkan bahwa, “Tentu saja tidak ada bukti mengenai gagasan semacam ini” Yang masih tersisa dari tipe-tipe hipokratus adalah kata sifat yang masih digunakan untuk menggambarkan sifat-sifat seperti : berdarah dingin, pemberang, periang, dan melankolik Littauer (1983) Mengembangkan suatu analisis ekstentif mengenai gaya berperilaku dengan menggunakan keempat tempramen tersebut sebagai dasarnya. Komor 2011 by Lidia Evelina, MM

31 Komor 2011 by Lidia Evelina, MM
Carl Jung (1923) Mengembangkan suatu system tipe karakter berdasarkan 2 sikap (introversi dan ekstroversi) : Introversi Orientasi kedalam dunia subyektif. Sifatnya : pendiam, imaginative, lebih tertarik pada ida-ide daripada terhadap manusia. Ekstroversi Orientasi keluar (objektif). Sifatnya : mudah bergaul, lebih tertarik kepada manusia daripada benda-benda atau ide-ide, terbuka. Komor 2011 by Lidia Evelina, MM

32 Komor 2011 by Lidia Evelina, MM
Dan 4 fungsi (perasaan, pikiran, penginderaan, dan intuisi) : Feeling : fungsi evaluasi, nilai dari suatu apakah positif / negative. Perasaan memberi nilai pada sesuatu yang memegang peranan dalam hal yang berkenaan dengan pengalaman senang, sakit, bahagia, sedih, takut, cinta, dll. Thinking : intelektual, dengan thinking seseorang berusaha untuk memahami sifat dunia dan dirinya sendiri. Komor 2011 by Lidia Evelina, MM

33 Komor 2011 by Lidia Evelina, MM
Sensing : fungsi perceptual atau realitas, mengungkapkan fakta dan informasi konkret mengenai dunia. Intuition : menyatakan perolehan pengetahuan dan pemahaman sifat esensi dunia melalui pengalaman mistis dari sumber-sumber yang tidak disadari Namun, kini setiap orang sepakat bahwa dikotomi ini (introversi VS ekstroversi) tidak berguna lagi dalam system tipe karakter yang bermanfaat. Komor 2011 by Lidia Evelina, MM

34 Komor 2011 by Lidia Evelina, MM
Dengan mengkombinasikan 2 sikap dan 4 fungsi, Jung menguraikan 8 tipe manusia, yaitu : Thinking introvert Thinking ekstrovert Feeling introvert Feeling ekstrovert Sensing introvert Sensing ekstrovert Intuition introvert Intuition ekstrovert Komor 2011 by Lidia Evelina, MM

35 Komor 2011 by Lidia Evelina, MM
Myers-Briggs (1976) Salah satu instrumen yang paling banyak digunakan dan direplikasi adalah Indikator Tipe Myers-Briggs yang berdasar pada empat fungsi dasar Jung yang sering disebut “Teori tipe kepribadian”. Menerangkan bahwa teori Jung mengasumsikan tampaknya banyak perilaku acak yang sebenarnya amat teratur dan konsisten, yang disebabkan oleh beberapa persamaan dan perbedaan dasar tertentu dalam cara manusia mengamati dunia dan membuat penilaian mengenainya. Komor 2011 by Lidia Evelina, MM

36 Komor 2011 by Lidia Evelina, MM
Cara mempersepsi yang amat berlainan : Mengamati melalui indera (sensing) Mengamati melalui perasaan (intuiting) Cara penilaian yang amat berlainan : Penilaian melalui pikiran (thinking) Penilaian melalui perasaan (feeling) Komor 2011 by Lidia Evelina, MM

37 Empat dimensi utama yang saling berlawanan (dikotomis) :
Extrovert (E) vs. Introvert (I).  Sensing (S) vs. Intuitive (N).  Thinking (T) vs. Feeling (F).  Judging (J) vs. Perceiving (P). Intepretasinya : ISTJ (Bertanggungjawab) ISFJ (Setia) ISTP (Pragmatis) INFP (Idealis) Komor 2011 by Lidia Evelina, MM

38 INSTRUMEN LAIN BERDASARKAN TIPE
Drake Beam Morin mengembangkan Tes 1 – Speak : Pengintuisi (Intuitor); Pemikir (Thinker); Pengindera (Senser); dan Perasa (Feeler) Kolb mendasarkan penelitiannya tentang “gaya belajar”, dan mengenali empat kegiatan pelajar yaitu: berpikir, merasakan, memperhatikan, dan melakukan. Komor 2011 by Lidia Evelina, MM

39 Komor 2011 by Lidia Evelina, MM
Kombinasi keempat kegiatan pelajar ini menghasilkan empat gaya belajar: Pengumpul (Converger), relatif tidak emosional, dan lebih suka berurusan dengan benda mati daripada dengan benda manusia. Penyebar (Diverger), cenderung emosional dan imajinatif serta tertarik pada manusia. Asimilator unggul dalam pemikiran induktif, mengintegrasikan pengamatan-pengamatan yang berlainan, lebih memperhatikan konsep-konsep abstrak. Akomodator unggul pada pengerjaan sesuatu, membuat rencana-rencana, dan melibatkan diri dalam pengalaman baru. Suka menyelesaikan persoalan. Komor 2011 by Lidia Evelina, MM

40 Komor 2011 by Lidia Evelina, MM
Harrison dan Bramson mengidentifikasikan lima gaya yang berasal dari pendekatan terhadap pemikiran beberapa filsuf. Gaya idealis dikaitkan dengan filosofi, pemerintahan dan politik. Gaya penganalisis mencerminkan dasar-dasar metode intelektual Barat. Gaya realis menunjukkan pemikiran dan kegiatan yang berkaitan dengan metode ilmiah. Gaya pragmatis dikaitkan dengan tindakan nontradisional dan progresif. Gaya pengsintetis tercermin pada metode dialektis dan menyajikan gaya integratif. Komor 2011 by Lidia Evelina, MM

41 PENDEKATAN SIFAT TERHADAP GAYA
NREL – Empat Gaya Kepimpinan: Suatu Matriks Perilaku (Sayers, 1978): Peningkat (Promoting); Pengendali (Controlling); Penganalisis (Analysing); Pendukung (Supporting). MALONE – Survei Gaya Perilaku (Oravecs, 1981): Pengatur; Pembujuk; Penganalisis; Pendukung. TRACOM – Profil Gaya Sosial (Reid & Merril, 1987) Analitis; Pendorong; Ramah; Ekspresif. PERFORMAX –Sistem Profil Pribadi (John G. Geier, 1967) mengidentifikasi empat emosi utama yang dikenal dengan sebutan DISC Dominance/dominasi, Influence/pengaruh, Steadiness/kemantapan, dan Compliance/ penganalisa. Komor 2011 by Lidia Evelina, MM

42 ANALISIS TRANSAKSIONAL
Eric Berne mendalilkan tiga tahap ego yaitu: dewasa, orang tua dan anak-anak sebagai bagian dari perilaku manusia. James R. Noland: Tahap ego dewasa : pengatur diri sendiri dan orang lain, dan menyangkut masalah penerapan, pengaturan, penstrukturan dan kegiatan perencanaan. Tahap ego orang tua : meliputi empat gaya: otoriter, birokratik, demokratik, dan pengarahan diri. Tahap ego anak-anak : menggambarkan kebutuhan motivasional manusia yang meliputi kekuasaan, kendali, keluwesan dan kebebasan. Komor 2011 by Lidia Evelina, MM

43 Komor 2011 by Lidia Evelina, MM
Wofford, Gerloff, Cummins menyimpulkan enam gaya dasar komunikasi: Tahap ego orang tua menggunakan gaya pengendalian dan penstrukturan. Tahap ego orang dewasa menggunakan gaya penyamaan dan dinamik. Anak-anak menggunakan gaya pelepasan dan penarikan. Komor 2011 by Lidia Evelina, MM

44 MATRIKS INTERAKSI HILL
Matriks interaksi hill dikembangkan untuk mengemukakan pola-pola berulang yang menandai aneka ragam fenomenal perilaku dan kandungan verbal interaksi kelompok. Gaya I : Hangat, ramah, ceria, menghidupkan suasana. Gaya II : Mengatur, membujuk, memarahi, menuntut. Digunakan untuk meyakinkan orang lain atau mengendalikan apa yang terjadi. Gaya III : Mencoba-coba, memperluas, memperinci, menyelediki, meneliti. Gaya spekulasi yang tujuannya nyaris menghentikan dunia, bercermin padanya, dan menjelajahinya. Gaya IV : Menyadari, aktif, menerima, menutup, memelihara, dan bekerja sama. Mengikuti proses yang menyangkut masalah secara terbuka dan langsung, gaya yang commited. Komor 2011 by Lidia Evelina, MM

45 Komor 2011 by Lidia Evelina, MM
GAYA PENGOPERASIAN Gaya pengoperasian adalah pola perilaku seseorang yang konsisten yang diamati oleh orang lain bila ada orang yang berusaha membantu orang lainnya untuk mencapai tujuan. Komor 2011 by Lidia Evelina, MM

46 4 Kecenderungan orang meliputi Gaya Pengoperasian
Kecenderungan memprakarsai: mengambil langkah memulai sesuatu, menunjukkan usaha dan arah mengambil tindakan. Kecenderungan mendukung: memberi dukungan, membantu orang lain, bertahan tanpa gagal atau menghasilkan sesuatu. Pemikiran hubungan: hubungan emosional diantara manusia. Pemikiran gagasan: gagasan-gagasan, objek, konsep abstrak. Komor 2011 by Lidia Evelina, MM

47 GAYA KEPEMIMPINAN YANG EFEKTIF
One best Leadership style Menjadikan komunikasi antara atasan dengan bawahan adalah hal yang penting 2. Conditional best leadership Atasan membantu bawahan untuk suatu tujuan tanpa mempedulikan komunikasi yang baik. Komor 2011 by Lidia Evelina, MM

48 Komor 2011 by Lidia Evelina, MM


Download ppt "KOMUNIKASI DAN KEPEMIMPINAN ORGANISASI"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google