Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

KASUS KLINIS FILARIASIS

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "KASUS KLINIS FILARIASIS"— Transcript presentasi:

1 KASUS KLINIS FILARIASIS
PENATALAKSANAAN KASUS KLINIS FILARIASIS

2 FILARIASIS PENYAKIT MENULAR MENAHUN DISEBABKAN CACING FILARIA , DITULARKAN BERBAGAI JENIS NYAMUK TERSEBAR LUAS DI PEDESAAN , PERKOTAAN TERUTAMA DI PEDESAAN MENIMBULKAN KECACATAN MENETAP, STIGMA, GANGGUAN PSIKOLOGIS, SOSIAL & EKONOMI MENURUNKAN KUALITAS SDM

3 3 SPESIES CACING filaria
P E N Y E B A B FILARIASIS 3 SPESIES CACING filaria Mf dari spesies Wuchereria bancrofti Mf dari spesies Brugia malayi Mf dari spesies Brugia timori

4 Gambar Cacing Dewasa Filaria di Sal & Klj Limfe

5 5

6 NYAMUK PENULAR (VEKTOR)
 23 Spesies nyamuk (nyamuk malam) 5 genus Anopheles,Culex,Mansonia, Aedes & Armigeres  Tersebar luas di seluruh Indonesia sesuai keadaan lingkungan habitatnya. ( nyamuk Got, sawah, rawa, hutan )

7 NYAMUK PENULAR FILARIASIS
Semua nyamuk dpt jadi vektor penular filariasis !! (saat ini sdh diketahui 23 spesies nyamuk dari 5 genus yaitu Anopheles, Aedes, Armigeres, Culex & Mansonia).

8 LINGKUNGAN PERINDUKAN NYAMUK
SAWAH GOT / SALURAN AIR RAWA-RAWA TANAMAN AIR

9 Patogenesis Filariasis
Perjalanan Filariasis dipengaruhi oleh : Kerentanan individu thd parasit Seringnya mendapat gigitan nyamuk Banyaknya larva infektif (L3) masuk ke dlm tubuh Adanya infeksi bakteri / jamur.

10 Cacing filaria dlm sal limfe akan menimbulkan :
Pelebaran sal limfe( Bukan penyumbatan) petunjuk ggn fungsi sistim limfatik ,sbb a) Akumulasi cairan limfealiran,tekanan hidrostatik cairan limfe meningkat, cairan limfe masuk jaringanodema jaringan.  peningkatan kepekaan thd infeksi, bakteri / jamur masuk ke jaringan infeksi, serangan akut (Acute Attack) b) Transport bakteri/jamur dari kulit/ jaringan melalui sal limfe ke klj limfe u/k pagositosis oleh RES terganggubakteri/jamur mudah berkembang dl jar infeksi, serangan akut (Acute Attack) c) Klj limfe tidak dpt menyaring bakteri/ jamur  serangan akut (Acute Attack)

11 Serangan akut terjadi scr berulang krn infeksi bakteri/jamur (Serangan akut berulang)
Gx Lokal  pd tempat infeksi bengkak, merah, terasa panas, nyeri, limfangitis, limfadenitis, ADL, abses, funikulitis, epididimitis, orkitis, orkalgia. Gx umum  Demam, mual,muntah, pusing, sakit kepala, napsu makan turun, lesu. terus menerus serangan akut berulang , terjadi Kerusakan sal limfe, katup sal limfe, klj limfe, sal dan klj limfe termsk klj limfe kecill-kecil di kulit  menurunnya kemampuan sal limfe, mengalirkan cairan limfe, keseluruhannya diatas mengakibatkan limfedema

12 Pendrt limfedema, terutama kebersihanya kurang ,masih sering terjadi serangan akut berulang oleh bakteri/ jamur terbentuk visious cycle( penebalan - pengerasan kulit, peningkatan pembentkn pigmen, terutama peningktn pembentukan jaringan fibrosis) sehingga: memperberat limfedema yang sudah ada terjadi peningkatan stadium limfedema perlu kebersihan(dengan air bersih & sabun) u/k : - mencegah Acute Attack - mencegah peningkatan stadm limfedema.

13 Perjalanan filariasis dibagi menjadi :
Fase dini : gx klinis akut peradangan cacing dewasa & bakteri/jamur berupa:demam, limfangitis,limfadenitis, ADL, abses. Funikulitis, epididimitis, orkitis & orkalgia. Fase lanjut : kerusakan sal dan klj limfe, katup sal limfe, kerusakan sal limfe kecil di kulit akumulasi cairan limfe edema hilang timbul (pitting) berlanjut (non pitting),  LIMFEDEMA. Serangan akut berulang kali pembentukan jar ikat, penebalan kulit, kulit jadi lebih memburuk & infeksi bakteri / jamur memperberat limfedema yang ada, peningkatan stadium limfedema

14 Gejala KlinisFilariasis
 ada dua gx klinis yaitu gx klinis akut & gx klinis kronis  pada dasarnya gx klinis akut sama hanya saja tampak lebih jelas & berat pd Brugia. Infeksi Wuchereria  kelainan dapat pd sal kemih / alat kelamin.

15 GEJALA KLINIS AKUT a) Infeksi B.malayi dan B. timori GX.lokal
Limfangitis - Limfadenitis- Adenolimfangitis/ ADL Abses, dapat pecah dan sembuh dengan parut GX. Umum Demam, mual, muntah, sakit kepala, rasa lemah b) Infeksi W. bancrofti. Orkitis – Epididimitis - Funikulitis & Orkalgia. Pada infeksi Wuchereria ditemukan demam bila terjadi orkitis, epididimitis,funikulitis & orkalgia.

16 2. Gejala KLINIS KRONIS a). Infeksi Wuchereria
Limfedemamengenai seluruh kaki/lengan, skrotum, penis, Vulva vagina & payudara. Hidrokel  Pelebaran kantung buah zakar yang berisi cairan limfe. sbg indikator endemisitas filariasis bancrofti. Kiluria  Kencing spti susukebocoran sal limfe di pelvik ginjal , jarang ditemukan b) Infeksi Brugia Limfedema dapat mengenai kaki / lengan di bawah lutut / siku  Lutut , Siku masih normal

17 PENENTUAN STADIUM LIMFEDEMA
berguna untuk : Perawatan & Pengobt yang tepat berat ringannya Limfedema Ciri-ciri yang harus di check : pembengkakan (hilang , timbul) lipatan kulit (dangkal/dalam) nodul / benjolan di kulit kaki berlumut (mossy foot) hambatan (Handicap) Ciri tambahan yang perlu diperhatikan : luka -luka (lipatan kulit, disela jari , permukaan tangan, kaki)  sebagai entry lesions bau menyengat Frekwensi serangan akut

18 Penentuan Stadium Limfedema
terpisah antara anggota tubuh bag kiri dan kanan, lengan dan tungkai. lengan (atas, bawah) ,tungkai (atas, bawah) dalam satu sisi, dibuat dalam satu std limfedema. berpihak pada tanda std terberat dibuat 30 hari setelah serangan akut. dibuat sebelum / sesudah pengobatan dan tatalaksana kasus

19 STADIUM DARI LIMFEDEMA

20 STADIUM I Bengkak pd anggota tubuh hilang saat bangun pagi
Kasus Limfedema STADIUM I Bengkak pd anggota tubuh hilang saat bangun pagi Lipatan kulit tidak ada Kulit masih halus & normal

21 STADIUM II Bengkak pd anggota tubuh tidak hilang saat bangun pagi
Lipatan kulit tidak ada Kulit masih halus & normal Pitting edema

22 STADIUM III Bengkak menetap Lipatan kulit dangkal Kulit halus & normal
Non pitting edema

23 STADIUM IV Bengkak menetap Lipatan kulit dangkal
Adanya nodul / benjolan dikulit

24 STADIUM V Bengkak menetap dan bertambah besar Lipatan kulit dalam
nodul / benjolan

25 STADIUM VI Bengkak menetap bertambah besar Lipatan kulit
dangkal / dalam mossy foot gambaran spt berlumut

26 STADIUM VII Bengkak menetap bertambah besar Lipatan kulit dalam
nodul-nodul mossy foot Penderita tidak dpt melakukan kegiatan sehari-hari

27 KEGUNAAN PENATALAKSANAAN KASUS KLINIS FILARIASIS
MENCEGAH SERANGAN AKUT MENCEGAH,MENGURANGI KECACATAN MENGURANGI BAU MENYENGAT MENYEMBUHKAN LUKA DAPAT MENGECILKAN BAG YANG BENGKAK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENDRT UNTUK DAPAT BEKERJA KEMBALI. MENAMBAH PERCAYA DIRI

28 Klinis Penyakit Kaki Gajah
Tatalaksana Kasus Klinis Penyakit Kaki Gajah A. PENGOBATAN KASUS KLINIS (INDIVIDUAL) semua gx klinis akut dari kasus klinis akut & serangan akut kasus klinis kronis diobati dulu dg obat simtomatis, bila sudah teratasi, lanjutkan DEC dosis standarDEC 3x1(100mg)10 hari parasetamol tablet(500mg) 3x1dalam 3 hari pertama anak-anak dosis DEC sesuai BB (6mg/kgbb) Tahun berikutnya ikut MDA (DEC, Albendazole & Parasetamol, dosis tunggal, satu kali setahun, minimal 5 th).

29 B. PERAWATAN KASUS KLINIS
1. Perawatan kasus klinis  gx klinis akut (Demam berulang, ADL, abses, orkitis, epididimitis, funikulitis). Perawatannya : Istirahat cukup, banyak minum Tx simptomatis (obat demam, penghilang rasa sakit, gatal) bila perlu dg antibiotika lokal/sistemik, anti jamur pembersihan luka / lesi kulit, bila ada abses di insisi Pengobatan luka / lesi di kulit salep antibiotika / anti jamur Tx Individual, DEC 100mg,3xsehari, 10 hari

30 2. Perawatan kasus klinis gx klinis kronis a. LIMFEDEMA
Ada 9 komponen perawatan kasus limfedema 1). Pencucian 2). Pengobatan luka / lesi di kulit 3). Latihan 4). Meninggikan tungkai / lengan 5). Alas kaki yang cocok 6). Pemakaian verban elastik 7). Pemakaian salep antibiotika / anti jamur 8). Antibiotika sistemik 9). Bedah kosmetik

31 b. Persiapan Perawatan Kasus limfedema
a. Tempat pencucian b. Peralatan pencucian. c. Obat ( DEC, parasetamol, Salep antibiotika / anti jamur) d. Kartu status 2). Pemeriksaan luka / lesi di kulit disela-sela jari-jari kaki, telapak kaki, lipatan kulit, bag berlumut, bag tubuh lain 3). Pengukuran anggota tubuh yang bengkak Diukur bag terbengkak dg meteran kain pada jarak ttt dari bag tubuh yang telah ditetapkan (Fixed point).

32 1. Pencucian LIMA KOMPONEN POKOK PERAWATAN KASUS KRONIS FILARIASIS
SECARA MANDIRI 1. Pencucian Semua limfedema (Tungkai, lengan, scrotum, vulva, payudara) termasuk anggota tubuh normal, anggota tubuh normal dicuci lb dulu. Bila lebih dari satu limfedema pencucian dari std terberat ke std yang lebih ringan. Std 1, 2, 3 dan 4 pencucian 1 kali/hari(malam hari) std 5, 6 dan 7 pencucian dilakukan 2 kali/hari

33 Pelaksanaan Pencucian
Penolong idealnya pakai sarung tangan Pendrt duduk di kursi, anggota tubuh bengkak (kaki) diletakkan di baskom dan basahi dengan air bersih Penolong / pendrt sendiri mengambil sabun mandi basahi air dan digosokkan di tangan sampai berbusa, busa sabun tsb digosokkan pada bag yang bengkak berulang-ulang sampai merata. lipatan kulit, bagian berlumut,sela jari, gunakan kasa/ verban dibasahi air dan sabun serta di bentuk seperti tali untuk membersihkan Bilas dengan air bersih dari atas ke bawah, berulang sampai air bilasan tampak jernih.

34 Pengeringan dilakukan dengan : Handuk Kipas Khusus untuk lipatan kulit, bag berlumut, sela jari pengeringan dapat menggunakan kipas angin atau kasa / verban yang dibentuk seperti tali

35 2.Pengobatan & pencegahan Luka /Lesi di kulit
luka / lesi dikulit, sela-sela jari, lipatan kulit, bag berlumut, telapak kaki dan luka / lesi di tempat lain diberi salep antibiotik / anti jamur

36 3. Meninggikan Anggota tubuh yang bengkak Tujuan
memperlancar aliran limfe Dilakukan baik siang maupun malam hari siang hari saat: membersihkan bahan yang akan di masak, menyusui, makan, berkumpul teman, nonton TV Malam hari saat tidur letakkan kaki diatas bantal

37 4. Latihan anggota tubuh yang bengkak
Tujuan memperlancar aliran limfe Gerakkan telapak kaki ke belakang, ke depan dan kemudian memutarnya, dilakukan dimana saja, kapan saja dan tidak perlu biaya.

38 5. Pemakaian alas kaki yang cocok
alas kaki yang cocok, tidak sempit dan dapat dibuka bagian atasnya. Jangan pakai alas kaki sempit menimbulkan luka / lecet, kuman masuk, infeksi, terjadi serangan akut.

39

40 TERIMA KASIH


Download ppt "KASUS KLINIS FILARIASIS"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google