Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Ria Hartini Sitompul G1B011054

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Ria Hartini Sitompul G1B011054"— Transcript presentasi:

1 Ria Hartini Sitompul G1B011054
SKRINING Disusun Oleh: Herlandhi Yoka G1B011003 Indah Lestari G1B011038 Ria Hartini Sitompul G1B011054 Kiki Sri Lestari G1B010054 Fitri Ainurrohman G1B009090

2 Pengertian Skrining Menurut WHO, skrining adalah upaya pengenalan penyakit/kelainan yang belum diketahui dengan menggunakan test, pemeriksaan atau prosedur lain yang dapat secara cepat membedakan orang yang tampak sehat benar-benar sehat dengan tampak sehat tapi sesungguhnya menderita kelainan. Skrining merupakan salah satu survey epidemiologi untuk menentukan frekuensi penyakit. Contoh uji skrining antara lain yaitu pemeriksaan Rontgen, pemeriksaan sitologi, dan pemeriksaan tekanan darah.

3 Tujuan Skrining Untuk mendapatkan mereka yang menderita sedini mungkin, sehingga dapat dengan segera memperoleh pengobatan. Untuk mencegah meluasnya penyakit dalam masyarakat. Untuk mendidik dan membiasakan masyarakat untuk memeriksa diri sedini mungkin. Untuk mendidik dan memberikan gambaran kepada petugas kesehatan tentang sifat penyakit dan untuk selalu waspada melakukan pengamatan terhadap gejala dini. Untuk mendapatkan keterangan epidemiologis yang berguna bagi klinis dan peneliti.

4 Sasaran Penyakit Penderita penyakit kronis
Infeksi Virus: Hepatitis B,C,dan D, Human Immunodeficiensy Virus (HIV/AIDS), Herpes Virus, Parvovirus. Infeksi Bakteri: Treponema pallidum, Mycobacterium leprae, Salmonella typhosa, Rickettsia rickettsii. Infeksi Parasit: Plasmodium vivax, Trypanosoma cruzi, Malariae, Leishmania donovani

5 Perlunya Skrining Darah merupakan media yang sangat baik untuk kehidupan kuman. Tidak dapat dipercaya bahwa seorang donor yang sehat fisik tidak mengandung kuman penyakit menular. Berbagai kuman bisa berada dalam darah namun tidak menyebabkan orang donor nyata sakit. Seorang penerima darah (recepient) tidak hanya terpapar oleh satu donor tetapi umumnya lebih dari satu donor. Rasio pemakaian darah sekitar 3 unit per orang, artinya untuk satu penderita rata-rata menerima 3 unit atau tiga orang donor. Makin berat penyakit seorang penerima (recepient) tentu akan semakin banyak darah yang dibutuhkannya.

6 Syarat-Syarat Skrining
Penyakit itu harus merupakan masalah kesehatan yang berarti. Telah tersedia obat yang potensial atau pengobatan yang memungkinkan bagi mereka yang positif. Tersedia fasilitas dan biaya untuk diagnosis dan pengobatan. Jadi setelah mengalami skrining maka diperlukan upaya diagnosis yang segera disusul dengan pengobatan sesuai hasil diagnosis. Penyakitnya dapat diketahui dengan pemeriksaan khusus.

7 Lanjutan... Hasil perhitungan uji skrining memenuhi syarat untuk tingkat sensitivitas dan spesifisitas. Sifat perjalanan penyakit diketahui dengan pasti. Misalnya untuk bidang transfusi darah maka perlu diketahui bahwa penyakit itu memang menular melalui transfusi darah. HIV, misalnya mempunyai risiko penularan sebesar lebih 90%. Bandingkan dengan penularan seksual yang besarnya hanya sekitar 0,1 %. Biaya yang digunakan harus seimbang dengan resiko biaya bila tanpa skrining.

8 Jenis-Jenis Skrining Mass Screening
adalah screening yang dilakukan pada seluruh populasi Selective Screening hanya dilakukan pada proporsi tertentu dari target populasi dengan berdasar risiko tertentu. Tujuan selective screening kelompok risiko tinggi adalah untuk mengurangi biaya/sumber daya yang dibutuhkan dan juga mengurangi dampak negatif dari screening. Single Disease Screening adalah skrining yang dilakukan pada suatu jenis penyakit tertentu yang spesifik. Case Finding Screening adalah upaya dokter/tenaga kesehatan untuk menyelidiki suatu kelainan yang tidak berhubungan dengan keluhan pasien yang datang untuk kepentingan pemeriksaan kesehatan. Multiphasic screening adalah pemeriksaan skrining untuk beberapa penyakit pada satu kunjungan waktu tertentu. Jenis screening ini sangat sederhana, mudah dan murah serta diterima secara luas dengan berbagai tujuan seperti pada evaluasi kesehatan dan asuransi.

9 Kriteria Tes Skrining Tidak mahal Sederhana dan mudah dilaksanakan
Memberikan ketidaknyamanan yang minimal pada pasien Hasil skrining haruslah valid dan konsisten.

10 Tabel 1.1 Hubungan Hasil Tes Skrining dengan Keberadaan Penyakit
Status Penyakit Total Positif Negatif Hasil Skrining Tes a b a+b -Negatif c d c+d a+c b+d a+b+c+d Keterangan: a = true positif, individu dengan test screening positif dan benar sakit b = false positif, individu dengan test screening positif dan sebenarnya tidak sakit c = false negatif, individu dengan test screening negatif tapi sebenarnya sakit d = true negatif, individu dengan test screening benar negatif dan benar tidak sakit

11 Indikator dalam Tes Skrining
I. Validitas Validitas dari suatu tes skrining ditentukan oleh sensitivitas dan spesifisitas. Sensitivitas Sensitivitas adalah kemampuan dari suatu tes untuk mengidentifikasi secara benar orang-orang yang mempunyai penyakit atau merupakan persentase dari mereka yang sakit kemudian dinyatakan positif tes. Spesifisitas Spesifisitas adalah kemampuan dari suatu tes untuk mengidentifikasi secara benar orang-orang yang tidak mempunyai penyakit atau merupakan persentase dari mereka yang tidak sakit kemudia dinyatakan negative tes.

12 Lanjutan.. II. Nilai prediksi (predictive value)
Nilai prediksi dari tes skrining adalah frekuensi orang atau individu yang telah dinyatakan menderita sakit atau tidak sakit. Nilai prediksi terdiri dari: Positif  Berupa persentase mereka dengan hasil test positif yang benar-benar sakit. Negatif  Berupa persentase dari mereka dengan hasil test negatif dan tidak mempunyai sakit. Positif palsu (false positive)  Berupa persentase frekuensi orang dengan tes skrining yang dinyatakan positif tetapi tidak menderita sakit. Negatif palsu (false negative)  Berupa persentase frekuensi orang dengan tes skrining yang dinyatakan negatif dan sebenarnya menderita sakit.

13 Rumus...... I. Sensitivitas dan spesifisitas Sensitivitas = a/(a+c)
Negatif palsu = c/(a+c) Spesifisitas = d/(b+d) Positif palsu= b/(b+d) II. Nilai Prediksi Nilai prediksi tes (+) = a/(a+b) Nilai prediksi tes (-) = d/(c+d)

14 Soal Tes Skrining Dari wanita usia tahun mengikuti validitas skrining dengan mamografi fisik, dari skrining tes positif dikonfirmasikan 132 kanker mamae. Ada peserta yang sebenarnya negative ternyata 45 orang dikonfirmasi Ca mamae. Pertanyaan : Susunlah data tersebut dalam sebuah tabulasi yang lengkap! Hitunglah sensitivitas tes skrining tersebut! Hitunglah spesifitas tes skrining tersebut! Hitunglah positif predictive value tes skrining tersebut! Hitunglah negatif predictive value tes skrining tersebut!

15 Lanjutan... Jawaban : Sensitivitas = a/a+c = 132/177= 0,75
1. Tabel tes skrining penderita Ca mamae Tes Skrining Jumlah Penderita Total Ca mamae (+) Ca mamae (-) Skrining (+) 132 983 1115 Skrining (-) 45 62712 62757 177 63695 63872 Sensitivitas = a/a+c = 132/177= 0,75 Spesifitas = d/b+d = 62712/63695 = 0,98 Positif predictive value = a/a+b = 132/1115 = 0,12 Negatif predictive value = d/c+d = 62712/62757 = 0,99

16 THANK YOU FOR YOUR ATTENTION
SELESAI THANK YOU FOR YOUR ATTENTION


Download ppt "Ria Hartini Sitompul G1B011054"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google