DESA JATIROKE
Disusun Oleh : Afief Nursetiawan 170610130043 Jamaludin 170610130019 Gita Hardiyanti 170610130025 Rifqi Hidayat 170610130037
SEJARAH Nama Jatiroke berasal dari nama Jati dan roke. Jati berarti pohon jati dan roke adalah dahan yang kuat. Jadi Jatiroke adalah pohon jati yang berdahan kuat. Pemimpin dan pendiri desa ini adalah Raden Kimas Arep yang berkuasa pada tahun 1822. Wilayah Desa Jatiroke. banyak ditumbuhi pohon jati meliputi batas Sungi Citarik, Tanjungsari s/d Cinulang.
Tahun 1981 Desa Jatiroke dipecah menjadi Desa Jatimukti dimulai dengan kepala desa Jatimukti pertama Een Rohendi. Kepala Desa Jatiroke dipimpin oleh Cece Wirya Seiring dengan kemajuan wilayah dan banyak dibangunnya pabrik, pekerjaan petani bakau mulai ditinggalkan. Beralih ke buruh tani, pekerja pabrik, dagang dan jasa. Kemajuan di bidang pendidikan ditunjang dengan pembangunan Pesantren Darul Fatwa Tahun 1994 dan sekolah umum dibawah pimpinan H. Drs. Nasrudin Toha
Desa Jatiroke penuh dengan potensi untuk kita gali, terutama dibidang pariwisatanya . Dengan luas wilayah sekitar 209 km atau 257,083 hektar dan bentang alam atau kondisi alam serta kultur atau budaya setempat yang masih kental memungkinkan desa jatiroke untuk menjadi desa wisata alam dan budaya.
Potensi Tercatat potensi desa jatiroke tak main-main dengan adanya niat dan pembuatan plan master mengenai rencana pembangunan lokasi wisata alam yang mana tahun ini akan dilakukan reboisasi, relokasi, dan revitalisasi lahan kosong bekas galian C yang akan disulap menjadi wisata alam di mana sekitar 7 atau 10 tahun kemudian dapat dirasakan manfaatnya bagi warga sekitar baik dari segi financial maupun ekologinya
Kesenian Merupakan nilai tradisi yang masih kental dikalangan masyarakat desa jatiroke dan merupakan aset yang sangat berharga di mana dapat menjadi modal untuk membuat wisata berbasis budaya atau culture strip, hal tersebut rencana akan digarap dimulai dengan pembuatan sanggar baik sanggar buadaya berkaitan denan musik tradional, tari-tarian, adat istiadat maupun sanggar pancak silat Wisata Penginapan dengan banyaknya vila-vila yang dibangun di jatiroke dapat menjadi wisata penginapan yang kemudian dapat diintegrasikan dengan wisata lainnya
Pertanian pertanian sendiri merupakan kegiatan pemanfaat sumber daya hayati untuk menghasilkan bahan pangan, bahan baku industri, atau sumber energi, serta untuk mengelola lingkungan hidupnya. Fenomena belakngan ini mengenai produk wisata bercocok tananam cukup laku bagi kalangan masyarakat kota sehingga desa jati roke dengan kesulurahan dari luas tanah yang produktif sangat berpotensi untuk diberdayakan
Masih banyaknya lahan kosong membuat wisata dengan tema “Back to Nature, Keep Love Your Earth” dimana konsep wisatanya yakni wisatawan ikut berpartisipasi dalam menyumbang baik tenaga, dana, dan waktu untuk mengikuti program reboisasi yang dilakukan oleh desa jatiroke Wisata Paralayang wisata parahlayang ini cukup terkenal bagi para pencinta ketinggian, dengan kontur yang berbukit-bukit desa jatiroke mempunyai potensi menghidupkan kembali wisata paralayang yang telah matisuri
Potensi-potensi tersebut muncul dari kelebihan-kelebihan jatinangor seperti tradisi adat istiadat yang masih kental, lahan kosong bekas galian c yang teronggok akibat dari kesalahan pengelolaan lahan, banyaknya bangunan vila, dsb. Desa jatiroke saat ini sudah dapat disebut sebagai desa swasembada jika dibandingkan dengan desa lainnya di kecamatan jatinangor, hal ini dibuktikan dengan teknologi dan pendidikan tinggi
Namun desa jatiroke masih tersendat pada anggaran dana pembangunan, hal itu bisa dilihat dari infrastruktur jalan yang belum tersentuh aspal, kurangnya penerangan jalan, dsb.