AKTIVA Tahun 1999Tahun 2000 Kas Piutang dagang Persediaan Biaya yang dibayar di muka Piutang pajak Aktiva lancar Aktiva tetap Minus : Akumulasi penyusutan( )( ) Aktiva tetap bersih Aktiva tetap lainnya Total aktiva AKTIVA Tahun 1999Tahun 2000 Kas Piutang dagang Persediaan Biaya yang dibayar di muka Piutang pajak Aktiva lancar Aktiva tetap Minus : Akumulasi penyusutan( )( ) Aktiva tetap bersih Aktiva tetap lainnya Total aktiva
Hutang bank dan hutang wesel Hutang dagang Hutang pajak Hutang lancar lainnya Hutang lancar Hutang jangka panjang Modal Sendiri: Saham biasa nominal Rp Tambahan modal Laba yang ditahan Total modal sendiri Total Hutang dan Modal Sendiri
Tahun 1999Tahun 2000 Penjualan bersih Harga pokok penjualan Laba kotor Biaya penjualan, umum dan administrasi Laba usaha sebelum bunga dan pajak (EBIT) Biaya bunga Laba sebelum pajak (EBT) Pajak Laba setelah pajak (EAT) Deviden kas Peningkatan laba yang ditahan EBIT = Earning Before Interest and Tax EBT = Earning Before Tax EAT = Earning After Tax Tahun 1999Tahun 2000 Penjualan bersih Harga pokok penjualan Laba kotor Biaya penjualan, umum dan administrasi Laba usaha sebelum bunga dan pajak (EBIT) Biaya bunga Laba sebelum pajak (EBT) Pajak Laba setelah pajak (EAT) Deviden kas Peningkatan laba yang ditahan EBIT = Earning Before Interest and Tax EBT = Earning Before Tax EAT = Earning After Tax
Suatu perusahaan yang ingin mempertahankan kelangsungan kegiatan usahanya harus memiliki kemampuan untuk melunasi kewajiaban-kewajiaban finansial yang segera dilunasi
Current Ratio (CR)= Aktiva Lancar x 100% Hutang Lancar = x 100% = 2,72 atau 272% Current Ratio sebesar 2,72 atau 272% artinya kewajiban jangka pendek sebesar Rp 1 ditanggung atau dijamin dengan aktiva lancar sejumlah Rp 2,72 atau 272%. Tidak ada standar khusus untuk menentukan berapa besarnya current ratio paling baik. Namun, untuk prinsip kehati-hatian, maka besarnya current ratio sekitar 200% dianggap baik Current Ratio (CR)= Aktiva Lancar x 100% Hutang Lancar = x 100% = 2,72 atau 272% Current Ratio sebesar 2,72 atau 272% artinya kewajiban jangka pendek sebesar Rp 1 ditanggung atau dijamin dengan aktiva lancar sejumlah Rp 2,72 atau 272%. Tidak ada standar khusus untuk menentukan berapa besarnya current ratio paling baik. Namun, untuk prinsip kehati-hatian, maka besarnya current ratio sekitar 200% dianggap baik
Quick Ratio (QR)= Aktiva Lancar – Persediaan x 100% Hutan lancar = – x 100% = 1,11 atau 111% Quick Ratio sebesar 1,11 atau 111% artinya kewajiban jangka pendek sebesar Rp 1 dijamin dengan aktiva lancar selain persediaan sebesar Rp 1,11 atau 111%. untuk prinsip kehati-hatian perusahaan, maka besarnya quick ratio ini paling rendah 100% artinya kewajiban jangka pendek Rp 1 dijamin oleh aktiva lancar selain persediaan Rp 1 Quick Ratio (QR)= Aktiva Lancar – Persediaan x 100% Hutan lancar = – x 100% = 1,11 atau 111% Quick Ratio sebesar 1,11 atau 111% artinya kewajiban jangka pendek sebesar Rp 1 dijamin dengan aktiva lancar selain persediaan sebesar Rp 1,11 atau 111%. untuk prinsip kehati-hatian perusahaan, maka besarnya quick ratio ini paling rendah 100% artinya kewajiban jangka pendek Rp 1 dijamin oleh aktiva lancar selain persediaan Rp 1
Activity Ratio mengukur sejauh mana efektifitas manajemen perusahaan dalam mengelola aset -asetnya
Receivable turnover= Penjualan Kredit Bersih Setahun Rata – Rata Piutang = = 5,89 kali * ) * ) Data tahun 1998 tidak ada, sejingga rata-rata piutang tahun 1999 adalah sebesar piutang tahun 1999 yang tertera pada neraca Receivable turnover= Penjualan Kredit Bersih Setahun Rata – Rata Piutang = = 5,89 kali * ) * ) Data tahun 1998 tidak ada, sejingga rata-rata piutang tahun 1999 adalah sebesar piutang tahun 1999 yang tertera pada neraca
Receivable turnover= Penjualan Kredit Bersih Setahun Rata – Rata Piutang = = 5,25 kali * ) * ) Rata-Rata Piutang= Piutang tahun 1999 (awal) + Piutang tahun 2000 (akhir) 2 Rata-Rata Piutang= = Rp
Inventory turnover (tahun 1999)= Harga Pokok Penjualan Rata – Rata Persediaan = = 2,02 kali Inventory turnover (tahun 2000)= Harga Pokok Penjualan Rata – Rata Persediaan = = 1,95 kali Rata-Rata Piutang= = Rp Inventory turnover (tahun 1999)= Harga Pokok Penjualan Rata – Rata Persediaan = = 2,02 kali Inventory turnover (tahun 2000)= Harga Pokok Penjualan Rata – Rata Persediaan = = 1,95 kali Rata-Rata Piutang= = Rp
Average collection period= Jumlah hari dalam setahun atau Perputaran Piutang = Piutang x Jumlah hari dalam setahun Penjualan Kredit Average collection period (1999)= 365 = 62 hari 5,89 Average collection period (2000) = 365 = 62,52 hari = 70 hari 5,25 Jumlah hari dalam setahun dapat dihitung selama 365 hari atau 360 hari
Total assets turnover (TATO)= Penjualan Bersih Total Aktiva TATO (1999) = = 1,23 kali TATO (2000) = = 1,18 kali Total assets turnover (TATO)= Penjualan Bersih Total Aktiva TATO (1999) = = 1,23 kali TATO (2000) = = 1,18 kali
Debt ratio merupaka rasio antara total hutang (total debt) dengan total aset (total assets) yang dinyatakan dalam persentase Debt ratio = Total Hutang Total Aktiva Debt ratio(1999) = = 0, TATO (2000) = = 0, Debt ratio merupaka rasio antara total hutang (total debt) dengan total aset (total assets) yang dinyatakan dalam persentase Debt ratio = Total Hutang Total Aktiva Debt ratio(1999) = = 0, TATO (2000) = = 0,
Rasio total hutang dengan modal sendiri merupakan perbandingan total hutang yang dimiliki perusahaan dengan modal sendiri (ekuitas) Total Debt to equity ratio= Total Hutang Modal sendiri Total Debt to equity ratio (1999) = = 0,81 = 81% Total Debt to equity ratio (2000) = = 0,81 = 81%
Rasio profitas terdiri dari dua jenis rasio yang menunjukkan laba dalam hubungannya dengan penjualan dan rasio yang menunjukkan laba dalam hubungannya dengan investasi
Gross Profit Margin= Penjualan Bersih – Harga Pokok Penjualan Penjualan Bersih GPM (1999) = – = 32,87% GPM (2000) = – = 32,81% Gross Profit Margin= Penjualan Bersih – Harga Pokok Penjualan Penjualan Bersih GPM (1999)= – = 32,87% GPM (2000)= – = 32,81%
Net Profit Margin= Laba Bersih Setelah Pajak Penjualan Bersih NPM (1999) = = 5,04% NPM (2000) = = 5,32% Net Profit Margin= Laba Bersih Setelah Pajak Penjualan Bersih NPM (1999) = = 5,04% NPM (2000) = = 5,32%
Return on Investment (ROI)= Laba Bersih Setelah Pajak Total Aktiva ROI (1999) = = 6,19% ROI (2000) = = 6,29% Return on Investment (ROI)= Laba Bersih Setelah Pajak Total Aktiva ROI (1999) = = 6,19% ROI (2000) = = 6,29%
Net Profit Margin = EAT Penjualan Bersih ROI = EAT Penjualan Bersih Perputaran Aktiva = Penjualan Bersih Total Aktiva Dari contoh perusahaan “MITRA” di atas, maka diperoleh: Kemampuan menghasilakn laba = Keuntungan Penjualan X Efisiensi Aktiva ROI = NPM x TATO ROI (1999) = 5,04% x 1,23 = 6,19 ROI (2000) = 5,32% x 1,18 = 6,28
Return on Equity(ROE)= Laba Bersih Setelah Pajak Total Modal Sendiri ROI (1999) = = 11,19% ROI (2000) = = 11,39% Untuk meneliti laba secara lebih rinci, dapat digunakan pendekatan Dupont di atas, yaitu: ROE = ROI x Equity Multiplier ROE = Net Profil Margin x Assets x Equity Multiplier EAT = EAT x Net Sales x Total Assets Equity Net Sales Total Assets Eqity ROE (1999) = 5,04% x 1,23 x 1,81% = 11,19% ROE (2000) = 5,32% x 1,18 x 1,81% = 11,36%
Rentabilitas Ekonomis= Laba Usaha atau EBIT Total Aktiva ROI (1999) = = 12,31% ROI (2000) = = 12,07%
Rasio nilai pasar (market value ratio), sekumpulan rasio yangmenghubungkan harga saham perusahaan pada laba, arus kas, dan nilai buku perusahaanya
Rasio harga/laba (price/earning-P-E) menunjukkan berapa banyak jumlah uang yang rela dikeluarkan oleh para investor untuk membayar setiap dolar laba yang dilaporkan Rasio harga/laba (P-E)= Harga per lembar sahan Laba per lembar saham = $23,00 $2,27 = 10,1 kali Rata-rata industri= 12,5 kali Rasio harga/laba (price/earning-P-E) menunjukkan berapa banyak jumlah uang yang rela dikeluarkan oleh para investor untuk membayar setiap dolar laba yang dilaporkan Rasio harga/laba (P-E)= Harga per lembar sahan Laba per lembar saham = $23,00 $2,27 = 10,1 kali Rata-rata industri= 12,5 kali
Rasio harga/arus kas (price/cash flow ratio) menunjukkan jumlah dolar yang bersediah dibayarkan oleh investor untuk setiap $1 arus kas Rasio harga/arus kas= Harga per lembar sahan Arus kas per lembar saham = $23,00 $4,27 = 5,4 kali Rata-rata industri= 6,8 kali Rasio harga/arus kas (price/cash flow ratio) menunjukkan jumlah dolar yang bersediah dibayarkan oleh investor untuk setiap $1 arus kas Rasio harga/arus kas= Harga per lembar sahan Arus kas per lembar saham = $23,00 $4,27 = 5,4 kali Rata-rata industri= 6,8 kali
Rasio nilai buku pasar/nilai buku (market/book M/B) akan memberikan indikasi yang lain tentang bagaimana investor memandang perusahaannya Nilai buku per lembar saham= Ekuitas saham biasa Jumlah saham beredar = $ = 17,29
Kini kita membagi harga pasar per lembar saham dengan nilai buku untuk mendapatkan rasio nilai pasar /nilai buku (market/book-M/B) sebesar 1,3 kali Rasio nilai pasar/nilai buku = M/B= Ekuitas harga sahama Jumlah saham beredar = $23,00 $17,92 = 1,3 kali Rata-rata industri= 1,7 kali