Teori-teori Kepemimpinan (1) Kuliah 2 (Bagian Teoretis)
Target Kita Pendekatan Karakter Pendekatan Gaya Pendekatan Situasional Pendekatan Kontingensi Pendekatan Sarana-Tujuan Tugas Tim: Proposal “Team Project”
Target Kuliah A. Anda dapat menjelaskan 4 pendekatan kepemimpinan yang: 1. berpusat pada figur pemimpin (karakter dan gaya) 2. memperhitungkan situasi dan tujuan (situasional, kontingensi dan sarana- tujuan). B. Tim Anda menyusun proposal
Mengapa seorang Memimpin yang Lain? Jawaban atas pertanyaan itu merupakan aneka pendekatan atas kepmimpinan, yaitu: 1. Karena karakternya dipandang cocok untuk memimpin (trait approach) 2. Karena menguasai gaya tertentu (style approach) 3. Karena mampu membaca situasi pengikutnya (situational approach)
Lanjutan… 4. Karena mampu memotivasi orang lain untuk mencapai tujuan bersama (path goal theory) 5. Karena pola asuh dalam keluarga yang menempa watak dan kecondongannya (gender and psychodynamic approach) 6. Karena mampu menggerakkan perubahan (transformational leadership) 7. Karena mampu bertransaksi dengan orang lain (transactional leadership)
Pemimpin KarakterGaya Pengikut Situasi Tujuan Perubahan Jender Psikologi
1. Trait Approach Menurut pendekatan ini (disebut juga Great Man Theory) kemampuan memimpin itu bukan hasil belajar, melainkan merupakan bakat seseorang yang dibawa sejak lahir. Leaders are born, they are not made. Karena itu ada karakter-karakter tertentu yang cocok untuk kepemmpinan dan ada yang tidak. Pendekatan ini paling klasik dan menjadi anggapan umum (mis: kebutuhan akan Orang Kuat dalam masyarakat Indonesia).
Cara Kerjanya Trait approach mempelajari biografi tokoh- tokoh besar atau kisah-kisah sukses seorang pemimpin untuk menemukan karakter- karakter mereka. Dari studi komparatif (Stogdill, Mann, DeVader, Kirkpatrick dst.) ditemukan 5 karakter pokok pemimpin ideal, yaitu: (1) kecerdasan;(2) keyakinan-diri;(3) ketegasan;(4)integritas;(5)sosiabilitas
2. Style Approach Sementara trait approach memusatkan diri pada kepribadian pemimpin, style approach berfokus pada prilaku pemimpin. Jika kepemimpinan itu suatu ‘gaya’, ia dapat dipelajari/dilatih (seperti berbagai gaya renang). Pemimpin juga dapat mengubah gayanya.
Cara Kerjanya Gaya tergantng pada apakah seseorang ‘task-oriented’ atau ‘people-oriented’: 1. Authority-compliance management: sangat ‘task-oriented’, tapi tanpa ‘people-oriented’. 2. Country Club management: sangat ‘people-oriented’, tapi tanpa ‘task- oriented’.
Lanjutan… 3. Team management: sangat ‘task-oriented’ sekaligus sangat ‘people-oriented’. 4. Impoverished Management: tanpa ‘task-oriented’ dan tanpa ‘people-oriented’. Disebut juga laissez- faire. 5. Middle of the road management: agak ‘taks- oriented’ dan agak ‘people-oriented’. 6. Paternalism: entah sangat ‘task-oriented’ atau sangat ‘people-oriented’ (1 atau 2). 7. Opportunism: memakai segala gaya untuk kepentingan pribadi.
3. Situational Approach Menurut pendekatan ini, situasi yang berbeda-beda menuntut gaya kepemimpinan yang berbeda-beda pula. Yang dimaksud dengan situasi di sini adalah situasi pengikut yang mencakup 2 hal: (1) komitmen dan (2) kompetensi mereka.
Cara Kerjanya Ada 4 gaya yang harus dipilih untuk merespons 4 macam situasui: 1. Jika pengikut berkomitmen tinggi tapi berkompetensi rendah, pemimpin harus bergaya direktive. 2. Jika pengikut agak berkompetensi tapi berkomitmen rendah, pemimpin harus bergaya coaching.
Lanjutan… 3. Jika pengikut berkompetensi sedang sampai tinggi, namun kurang berkomitmen, pemimpin harus bergaya supportive. 4. Jika pengikut berkompetensi tinggi dan berkomitmen tinggi, pemimpin harus mngambil gaya delegative.
Lanjutan… Menurut situational approach, kepemimpinan adalah suat dinamika perkembangan interaksi antara pemimpin dan para pengikutnya. Keberhasilan kepemimpinan akan sangat ditentukan oleh kemampuan seorang pemimpin untuk mengembangkan kompetensi dan komitmen para pengikutnya sehingga gaya yang dipakai akan berkembang dari directive melalui coaching dan supportive menuju ke delegative.
3. ContingencyTheory Contingency theory merinci lebih jauh pendekatan situasional. Konsep ‘situasi’ dirinci sebagai: (1) relasi pemimpin- pengikut;(2) struktur tugas; (3) posisi kekuasaan. Keadaan pengikut ‘diukur’ dengan LPC (least preferred Coworkers), yakni suatu kuesioner untuk mengetahui seberapa mampu seorang pemimpin bekerjasama dengan pengikut yang paling sulit (orang sulit).
Cara Kerjanya Pendekatan ini memainkan 4 faktor secara interaktif: 1. Relasi pemmpin-pengikut (baik atau buruk?) 2. Struktur tugas (rinci atau umum) 3. Posisi kekuasaan (kuat atau lemah) 4. LPC (tinggi, rendah atau sedang)
4. Path-Goal Theory Pendekatan ini merupakan perkembangan lebih jauh dari situational approach dan contingency theory. Yang menjadi okus di sini adalah peranan pemimpin dalam memotivasi para pengikut untuk meraih tujuan tertentu.
Cara kerjanya… Seorang pemimpin berperan dalam: Membantu para pengikut untuk menyingkirkan kendala-kendala mencapai tujuan, yakni dengan cara: 1. Merumuskan tujuan 2. Klarifikasi sarana 3. Memberi dukungan motivasional Untuk itu pemimpin mengambil berbagai gaya yang cocok (directive, supportive, participative atau achivement-oriented styles).