Pencegahan Konflik Manajemen Resolusi Konflik Internasional

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
ASEAN DAN APEC.
Advertisements

SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA FILIPINA
Southeast Asia as the “Second Front” in the War Against Terrorism : Evaluating the Threat and Responses 3 rd GROUP.
PERSPEKTIF KEAMANAN EROPA II Bpk. Saleh Umar 6 Oktober 2009.
FAKTOR-FAKTOR INVASI AMERIKA DI IRAQ M. Zia Anggi Sukmana Politik dan Pemerintahan Amerika Serikat (2012)
Pertemuan Badan Koordinasi Kehumasan Pemerintah
KERJASAMA EKONOMI INTERNASIONAL
Memahami Prinsip Kebijakan Luar Negeri India dan Pakistan
Dunia pada masa Perang Dingin
Geopolitik dan Geostrategi Negara Bangsa di Abad ke-21
Politik dan Pemerintahan Amerika Serikat (2012)
Peran Amerika Serikat Dalam MeMPROMOSIKAN Demokrasi di Dunia
SASTRA PERBANDINGAN ANWAR EFENDI FBS UNY.
MBP. Asia Tenggara Kelompok 4.
KEBIJAKAN LUAR NEGERI INDONESIA TERKAIT LAUT CHINA SELATAN
Asean & Hubungan internasional masa & pasca perang dingin
OLEH CES (CAK EKO SUPENO)
Obama akan datang ke Bali pada tanggal 17-19/11/11 untuk menghadiri pertemuan: (1) ASEAN dengan Amerika; (2) ASEAN-ASIA Timur. Agenda: Deklarasi Kode.
Presentasi Pkn Disusun oleh: Guntur Gunawan.A Richo Bagus .M
Slide berikutnya untuk 2
Sengketa internasional
SEJARAH NASIONALISME PAPUA
Wawasan Nusantara [Wasantara]
Deconstructing the ASEAN Security Community
herwan parwiyanto / FISIP-UNS
By : Kelompok 1 KAWASAN ASIA TENGGARA.
Ketahanan Nasional Mahendra P. Utama.
Dampak Flu Burung terhadap Kerja Sama Negara-negara ASEAN
Politik dan Strategi Nasional
BISNIS GLOBAL.
MEMBUAT MEDIA PENGAJARAN
Potensi dan Upaya Indonesia Menjadi Negara Maju
KONFIGURASI SISTEM GLOBAL
Instrumen Hukum Dan Peradilan Internasional HAM
PRINSIP PENYELESAIAN SENGKETA SECARA DAMAI
MINYAK DAN PENGUASAAN EKONOMI ANTARNEGARA
Regionalisme ASEAN Kelompok 2.
NEOREALISME.
Strategi dalam mengatasi Ancaman Integrasi Nasional
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
Liberalisme dalam Hubungan Internasional
Hartanto, S.IP.,MA Kelas PLNRI-2015
PERTEMUAN XXX, XXI & XXXII
HUBUNGAN INTERNASIONAL
Kerjasama Pertahanan/Militer Indonesia-Vietnam
ANALISIS EKONOMI POLITIK TERHADAP MEA
MENGELOLA DALAM LINGKUNGAN GLOBAL
KONSEPSI SISTEM PERTAHANAN NEGARA
Manajemen Konflik Rangkuman: Definisi dan Teori-teori Konflik
GEOPOLITIK INDONESIA Handrisal.
Politik dan Strategi Nasional
Keamanan Regional Dafri Agussalim.
Assalamualaykum.
Kelompok 3: Bagus Kurniawan Pratikto Pelangi Pangestika Dwi
ASEAN & GOOD NEIGHBOR POLICY
PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN Oleh DANIEL ARNOP HUTAPEA, S
Strategi dalam mengatasi Ancaman Integrasi Nasional
Peranan Partnerships in the Environmental Management for Seas of East Asia (PEMSEA) melalui Program Integrated Coastal Management (ICM) dalam Pengendalian.
EAST CHINA SEA DISPUTE By Group 5. HISTORYHISTORY.
Studi Hubungan Internasional
UNIT 10 : BERSATU PADU MENGHADAPI CABARAN
Konferensi Asia Afrika (KAA)
PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN Oleh DANIEL ARNOP HUTAPEA, S
Politik dan Strategi Nasional
KONTRIBUSI BANGSA INDONESIA DALAM PERDAMAIAN DUNIA
MANAJEMEN PEMASARAN GLOBAL
PERAIRAN INDONESIA. ASPEK KEWILAYAHAN Dasar aspek kewilayahan tentang pemikiran akan wawasan nusantara yaitu didasarkan atas letak geografis yaitu batas-batas.
BENTUK KERJASAMA EKONOMI INTERNASIONAL
ASEAN & HUBUNGAN INTERNASIONAL MASA & PASCA PERANG DINGIN.
DINAMIKA ORGANISASI INTERNASIONAL Miftah Hayati Sharfina Fadhilah Sumondang Ruthy Mataya Gultom
Transcript presentasi:

Pencegahan Konflik Manajemen Resolusi Konflik Internasional Nur Alia Pariwita, 25 Maret 2015

Kasus Laut China Selatan

Arti Penting Laut China Selatan Sumber daya alam: ikan, biota laut, minyak, dan gas “Jantung” keamanan regional dari Asia Tenggara untuk keperluan surveillance, navigasi, dan komunikasi Keterkaitan dengan jalur keamanan non-tradisional: terorisme, pembajakan, penyelundupan obat2 terlarang

Sengketa Wilayah Paracel Islands di bagian utara; dikuasai China tapi diklaim oleh Vietnam dan Taiwan Spartly Islands di bagian selatan; dikuasai sebagian oleh China, Taiwan, Vietnam, Malaysia dan Filipina, tetapi diklaim secara keseluruhan oleh China, Taiwan, dan sebagian oleh Malaysia, Filipina, dan Brunei Pratas Islands di bagian utara, dikuasai oleh Taiwan tetapi diklaim oleh China Scarborough Shoal di bagian tengah dan timur laut, tidak dikuasai, tetapi diklaim oleh China, Taiwan, dan Filipina

Penyelesaian Konflik Perjanjian antara China dengan ASEAN ASEAN: ASEAN Declaration in South China Sea in 1992 ASEAN-China Dialogue in 1994 Declarations on Conduct (DoC) 2002 Code of Conduct 2002-sekarang ASEAN: Pihak yang terlibat dalam sengketa: Vietnam dan Filipina Pihak yang tidak terlibat dalam sengketa, tetapi memiliki kedekatan dg China: Kamboja dan Laos Pihak yang netral: Indonesia dan Singapura Kerjasama antara China-Vietnam; China-Filipina Keterlibatan aktor internasional (AS) dan aktor non-negara

Kemungkinan penguatan pasukan militer? Klaim 9-dash line China di Laut China Selatan Deklarasi Air Defense Identification Zone di Laut China Timur Remiliterisasi Jepang Rotasi 2,000 marinir AS ke Darwin, Australia Pelibatan India dalam konsepsi geopolitik “Indo-Pacific” Posisi Indonesia?

Tugas Kelompok Buat dua kelompok besar Kelompok ganjil adalah pendukung penyelesaian konflik dg non-kekerasan Kelompok genap adalah pendukung penyelesaian konflik dg cara kekerasan Kumpulkan sebanyak mungkin argumen untuk menguatkan pandangan masing-masing pihak dalam waktu 30 menit

Pencegahan Konflik Prevention is a matter of trying to organize international as well as national affairs in a way which reduces tension (ketegangan) and discord (perselisihan). It is about providing peaceful means for dealing with differences and disagreements. It is about finding sustainable, long-term solutions –not about sweeping unpleasant issues under the carpet. (Wallensteen; 39-40) Upaya untuk mencegah terjadinya konflik yang mematikan , berkaca pada genocide di Rwanda, perang etnik di Bosnia dan negara gagal di Somalia Mengurangi respon reaktif yang tidak terintegrasi dalam menghadapi kemungkinan terjadinya konflik Pencegahan konflik lebih hemat biaya dibandingkan dengan rekonstruksi pasca-konflik

Penyebab dan Pencegahan Konflik Sugunami (On the Causes of War, 1996): Kondisi apa yang memungkinkan terjadinya konflik? Dalam kondisi apa konflik paling mungkin terjadi? Bagaimana konflik terjadi? Reformulasi pertanyaan Sugunami: Apakah konflik dapat dicegah jika kita menghilangkan kondisi2 pendorong kehadirannya? Apakah intensitas konflik dapat dikurangi dengan pengelolaan kondisi yang lebih damai? Apakah proses tertentu dalam konflik dapat diubah untuk mencegah terjadinya konflik yang mematikan?

Kemunculan konflik dan perubahan yang damai Konteks Struktur Hubungan

Pencegahan Konflik Official diplomacy: mediasi, rekonsiliasi, fact-finding, konferensi perdamaian, utusan khusus (special envoy), pusat pencegahan konflik Non-official diplomacy: mediasi tertutup, pengiriman pesan, workshop penyelesaian masalah, pelatihan resolusi konflik, komisi perdamaian Aktor lokal: penyelesaian konflik oleh tokoh agama/tokoh masyarakat, debat antara para politisi Kekuatan politik: organisasi internasional/regional, upaya untuk mempengaruhi media Kekuatan ekonomi: embargo, sanksi, bantuan kemanusiaan, bantuan bersyarat Kekuatan militer: preventive peacekeeping, embargo militer

Liberal Peace Norma-norma yang muncul dalam kajian konflik dan perdamaian ‘Masa depan kedaulatan’ ‘Tanggung jawab untuk melindungi (responsibility to protect)’ ‘Perlindungan warga sipil ’ Perdamaian didefinisikan sebagai ‘liberal peace’ (Richmond, et. al.), termasuk demokratisasi dan HAM sebagai elemen utama tata aturan normatif ‘Liberal peace’ muncul pasca 1992 dalam wujud institusi dan global civil society

Elemen-elemen ‘Liberal Peace’ Kedaulatan terbatas Minimalisasi penggunaan kekerasan Perhatian kepada perlindungan HAM individu Demokratisasi politik Liberalisasi ekonomi Kemunculan aktor ‘baru’, seperti IOs dan (I)NGOs Resolusi konflik sebagai tujuan

Pencegahan Dini – Keutamaan NGO Memiliki akar kuat dalam masyarakat dan bekerja di wilayah2 terpencil Bekerja untuk pembangunan sekaligus dapat mendeteksi kemungkinan terjadi konflik Kemampuan untuk mengumpulkan informasi Monitor kondisi HAM

Karakteristik NGOs (Evans, 2001) The ‘thinking’ NGO International Crisis Group Center for Strategic and International Studies Clingendael Institute The ‘talking’ NGO Asia Watch Amnesty International The Cooperative for Assistance and Relief Everywhere (CARE) The ‘doing’ NGO Search for Common Ground International Alert West African Network for Peacebuilding The Community of Sant’Egidio

Kapasitas penyelesaian konflik Internasional Nasional Sub-state Eropa Barat dan Amerika Utara Eropa Timur dan pecahan Uni Soviet Amerika Latin Asia Tenggara, Timur Tengah dan Afrika Utara, sub-Sahara Afrika