PERTEMUAN MINGGU 3 & 4 Biaya Modal (Cost of Capital)
Struktur modal Struktur modal (capital structure) adalah perbandingan atau imbangan hutang jangka panjang terhadap modal sendiri. Kebutuhan dana persh dari modal sendiri berasal dari modal saham, laba ditahan. Pendanaan yang berasal dari luar, yaitu dari hutang (debt financing). Struktur modal yang optimal dapat meminimalkan biaya penggunaan modal keseluruhan atau biaya modal rata-rata sehingga memaksimal kan nilai perusahaan.
Definisi Modal ( Capital ): dana yg digunakan untuk membiayai pengadaan asset dan operasional suatu perusahaan COC bertujuan untuk menentukan besarnya biaya riil dari penggunaan modal dari masing-masing sumber dana dan biaya modal rata-rata. Biaya modal rata-rata digunakan untuk menentukan diterima atau ditolaknya suatu usul invstasi dengan membandingkan ROR dengan COC
Definisi Biaya modal (COC) merupakan biaya yang harus dikeluarkan atau dibayar oleh perusahaan untuk mendapatkan modal yang digunakan untuk investasi perusahaan Perhitungan biaya modal sangat penting karena: Maksimalisasi nilai perusahaan mengharuskan biaya2 (termasuk biaya modal) diminimumkan Keputusan penganggaran modal ( capital budgeting) memerlukan estimasi biaya modal Keputusan2 penting lain seperti leasing dan modal kerja juga memerlukan estimasi biaya modal
Biaya penggunaan dana dari berbagai sumber dana secara individuil : 1 Biaya penggunaan dana dari berbagai sumber dana secara individuil : 1. COC berasal dari hutang jangka pendek 2. COC berasal darihutang jangka panjang 3. COC berasal dari saham preferen 4. COC berasal dari laba ditahan 5. COC yang berasal dari emisi saham biasa baru
Fungsi Cost of Capital Sebagai discount rate yang digunakan untuk menghitung nilai sekarang dari proceeds dan pengeluaran investasi Sebagai cut off rate (tingkat pembatas) dalam mengadakan evaluasi terhadap usul –usul investasi
Weighted Average Cost of Capital (WACC) Untuk menghitung biaya modal kita menggunakan WACC WACC adalah rata-rata tertimbang dari seluruh komponen modal Komponen modal yg sering dipakai adalah: saham biasa, saham preferen, utang, laba ditahan Seluruh komponen modal ( capital components) mempunyai satu kesamaan, yaitu investor yang menyediakan dana berharap untuk mendapatkan return dari investasi mereka.
WACC WACC = wd.kd (1-T)+wps.kps+ws.( ks atau ke) kd = biaya hutang kps = biaya saham preferen ks = biaya laba ditahan ke = biaya saham biasa baru T = pajak
Biaya Hutang (cost of debt) Biaya hutang = Kd atau yield to maturity Yaitu: tingkat keuntungan yg dinikmati oleh pemegang/pembeli obligasi Dalam perhitungan WACC, kita memakai: Biaya hutang setelah pajak = Kd (1-T) Cnth: Kd=10%, Pajak=15%, Berapa biaya hutang setelah pajak? 10%(1-15%) = 8.5%
Biaya Hutang Notes: Penggunaan hutang sebagai modal, menurunkan penghasilan yg dikenai pajak karena bunga yg harus dibayar. Karena itu penggunaan hutang dapat mengurangi pajak yang dibayar (tax deductible) Cnth lain: PT Aksara menerbitkan obligasi yg membayar bunga 10% nilai nominal 1.000. Jatuh tempo dalam 5thn. Obligasi terjual seharga 1.000. Berapa biaya hutang? (Kd) 1.000=100(PVIFAKd, 5) +1000(PVIFKd,5) Kd = 10%
Biaya Saham Preferen(Kp) Biaya saham preferen = tingkat keuntungan yg dinikmati pembeli saham preferen (Kp) Kp= Dp Pn Dp=dividen saham preferen tahunan Pn=harga saham preferen bersih yg diterima perusahaan penerbit (setelah dikurangi biaya peluncuran saham atau flotation cost) Dividen saham preferen tidak tax deductible, perusahaan menanggung semua beban biaya. Tidak ada penyesuaian/penghematan pajak seperti biaya hutang.
Cnth: PT Aksara menjual saham preferen yg memberikan dividen Rp 10 per tahun. Harga saham Rp 100 dgn flotation cost 2,5 per lembar saham. Kp= Dp/Pn = 10 / 97,5 = 10,26%
Biaya Laba Ditahan, ks Perusahaan dapat memperoleh modal sendiri melalui dua cara: Menahan sebagian laba (retained earnings) Menerbitkan saham biasa baru Apabila perusahaan menahan sebagian labanya untuk modal, apakah ada biayanya? Ya, opportunity cost. Laba dapat dibagikan berupa dividen dan investors dapat menginvestasikan uang itu dgn membeli saham, obligasi, real estate, dll Oleh karena itu, perusahaan harus dapat memberikan keuntungan paling tidak sama dengan keuntungan yang dapat diperoleh oleh pemegang saham pada alternatif investasi yg memiliki risiko yg sama dengan risiko perusahaan. (ks)
Tiga Cara Menaksir ks Pendekatan CAPM Pendekatan Discounted Cash Flow (DCF) Pendekatan Bond-Yield-Plus-Risk Premium
1. Pendekatan CAPM KS = KRF + (KM-KRF)bi Ks = tingkat keuntungan yg disyaratkan pada saham perusahaan i. Krf = risk free rate/ bunga bebas risiko Km = tingkat keuntungan portfolio pasar bi = beta saham perusahaan I
2. Discounted Cash Flow (DCF) model Jika Dividen bertumbuh konstan, gunakan Gordon model: P0 = D0(1+g)/Ks-g
3. Pendekatan Bond-Yield-Plus-Risk Premium Ks = tingkat keuntungan obligasi perusahaan + premi resiko Membeli saham biasa pada umumnya lebih berisiko daripada membeli obligasi yg memberikan penghasilan tetap dan relatif pasti. Oleh karena itu, investor yang membeli saham biasa mengharapkan suatu premi risiko diatas tingkat keuntungan obligasi. Premi risiko besarnya tergantung pada kondisi perusahaan dan kondisi perekonomian.
Contoh: YTM suatu obligasi adalah 12% dan premi risiko untuk saham biasa perusahaan tersebut adalah 5%. Maka: Ks = 12% + 5% = 17%
Dari ketiga pendekatan, mana yang kita gunakan Dari ketiga pendekatan, mana yang kita gunakan? Semuanya dapat digunakan. Apabila dari ketiga pendekatan itu hasilnya berbeda-beda, kita dapat merata-rata ketiga hasil itu.
Biaya Saham Biasa Baru ke Apabila saham biasa baru diterbitkan, berapa tingkat pengembalian (rate of return) yg harus perusahaan peroleh untuk menarik pemegang saham baru? Ke, tapi perusahaan harus memperoleh pendapatan lebih dari Ks karena adanya flotation cost, biaya untuk menerbitkan saham
Biaya Saham Biasa Baru(Ke) Hanya sebagian kecil perusahaan yg sudah matang (mature) mengeluarkan saham biasa baru karena: Biaya flotation yg tinggi Investor menanggapi penerbitan saham biasa baru sebagai sinyal negatif Biasanya manager perusahaan melakukan ini karena mereka berpikiran bahwa harga saham skrg lebih tinggi daripada nilai sesungguhnya Supply saham naik, harga saham turun Flotation cost akan mengurangi penerimaan perusahaan dari penjualan saham. Biaya ini terdiri dari: biaya mencetak saham, komisi untuk phak penjamin emisi saham, penawaran saham, dll.
Biaya Saham Biasa Baru(Ke) Gordon Model dgn memperhitungkan flotation cost: Ke = D0 + g P0(1-F) Ke:Biaya saham biasa baru P0: Harga jual saham F: Flotation cost D0:Dividen saham pd t=0 g: Dividen growth
Biaya Saham Preferen Saham preferen memberikan hak kepada pemegangnya dividen yang bersifat tetap dan dinyatakan sbb: a). Jumlah rupiah misalnya Rp 200.000 Saham Preferen menunjukkan bahwa pemegang saham ini berhak menerima dividen Rp 200.000 per tahun b). Persentase tahunan dari face/par value misalnya 10 % Saham Preferen dengan Rp 1 juta menunjukkan bahwa pemegang saham ini berhak menerima dividen Rp 100.000 per tahun Biaya saham preferen (kp) = dimana Dp: Dividen dan Np :Net proceeds Dividen saham ini dibayarkan setelah pajak, oleh karena itu tidak perlu ada penyesuiaan pajak. Perusahaan ABC menjual saham preferen, 8%, pada par value Rp 1.000. Perusahaan flotation costs Rp 100. Net proceeds=1.000–100=Rp 900 per lembar, Dividen=8% x 1.000 =Rp 80 (kp) =80/900= x 100% = 8,88%
Biaya Saham Biasa Dua jenis pendanaan saham biasa: (1) Laba ditahan; (2) penerbitan saham baru Biaya saham biasa tingkat yang investor diskontokan terhadap dividen yang diharapkan untuk menetukan nilai sahamnya. Teknik mengukur biaya saham biasa: (1) model penilaian pertumbuhan konstan Po = , dimana Po: nilai saham biasa, D1:Dividen perlembar saham yang diharapkan akhir tahun 1, kd:Required return saham biasa, dan g: pertumbuhan Contoh. Harga pasar saham biasa PT ABC Rp 500 per lembar, perusahaan akan membayar dividen akhir tahun 2006 (D1) Rp 40 per lembar. Pertumbuhan dividen selam 6 tahun terakhir (2000 – 2005) adalah 5 %. Po = 500 = ks =13 % (2) CAPM ks = Rf + [b x {km – Rf), dimana : Rf: tingkat bunga bebas resiko, b: koefisien beta suatu perusahaan, dan km: return pasar contoh perusahaan ABC Rf = 7%, b = 1,5 dan km = 11% ks = 13 %
Biaya Laba ditahan Jika laba perusahaan tidak ditahan, maka seluruh laba akan dibagikan kepada para pemegang saham. Jadi biaya laba ditahan (kr) sama dengan biaya ekuivalen penerbitan tambahan saham biasa yang dipesan secara penuh. kr = ks Biaya penerbitan saham baru (kn) yang ditentukan dengan menghitung biaya saham biasa setelah memperhitungkan jumlah underpricing (harga dibawah harga pasar) dan flotation costs. kn = +g Contoh. PT ABC saham biasa Po= Rp 500 per lembar, 2006 (D1) = Rp 40 per lembar, dan g= 5 % serta ks =13 %. Perusahaan akan menerbitkan saham baru dan menetapkan harga Rp 470 per lembar dan flotation costs = Rp 55 per lembar. Net proceeds = 500 – 30 -55 = Rp 415 kn = D/Np+g = 40/415+5% = 14 %
Biaya modal rata-rata tertimbang Biaya Modal Rata-Rata tertimbang (WACC) kά = (wi x ki)+ (wp x kp) +(ws x kS) wi = proporsi hutang jangka panjang dalam struktur modal wp = proporsi saham preferen dalam struktur modal ws = proporsi saham biasa dalam struktur modal wi + wp +ws = 1 contoh. ki= 5,6 %, kp= 9%, kr = 13%, dan kn = 14% Proporsi modal Hutang jangka panjang 40%, Saham preferen 10%, dan saham biasa 50%. Modal Bobot Biaya Biaya tertimbang Hutang jangka panjang 40% 5,6 % 2,2 % Saham preferen 10% 9% 0,9% Saham biasa 50% 13% 6,5 % Biaya modal rata-rata tertimbang 9,6 %
Interval Pendanaan Baru Biaya Marjinal dan Keputusan Investasi Ketika volume dana yang dibutuhkan meningkat, maka biaya dari berbagai sumber juga akan meningkat. Contoh. PT ABC saat ini memiliki laba ditahan Rp 300.000, kr = 13%. Biaya penerbitan saham baru, kn = 14%, Hutang sampai Rp 400.000 berbiaya 5,6 % dan tambahan hutang dikenakan biaya 8,4 %. Bp saham biasa = =Rp 600.000 Bp Hutang = =Rp 1.000.000 Interval Pendanaan Baru Sumber Modal Bobot Biaya Biaya Tertimbang 0 – 600.000 Hutang Saham Preferen Saham Biasa 40% 10% 50% 5,6 9 13 2,2 0,9 6,5 9,6 600.000 – 1juta 14 7 10,1 >1 juta 8,4 3,4 11,3