PW-1361 TEKNIK EVALUASI PERENCANAAN TEKNIK AHP DALAM EVALUASI Cihe Aprilia Bintang, ST, MT.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
PENERAPAN METODE ‘’AHP’’ DALAM SPK UNTUK PEMILIHAN ASURANSI
Advertisements

AHP: Pengertian dan Konsep Dasar
Riset Operasional - dewiyani
BAB 5 TOOLS DALAM MONITORING DAN EVALUASI
Aplikasi AHP.
MODEL PENUGASAN (ASSIGNMENT PROBLEM)
ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)
Analytic Hierarchy Process
ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)
APLIKASI PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Nama : Dewi Saraswati Nim : Jurusan : T. Industri
Analytical Hierarchy Process
Oleh: Puguh Suharso PILAR I PILAR II PILAR III PILAR IV PILAR V KRITERIA PENILAIAN.
hadi paramu metode kuantitatif
Assignment dan Transhipment Problem
Teknik Evaluasi Perencanaan
TEKNIK EVALUASI PERENCANAAN
Assignment dan Transhipment Problem D0104 Riset Operasi I Kuliah XXVI.
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN
KONSEP DASAR SISTEM.
Riset Ilmiah: Metode Riset Akuntansi Sebagai Cara Penelitian Ilmiah
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PERTEMUAN KE-4
DR. IR. F. DIDIET HERU SWASONO, M.P.
DATA DAN HIPOTESIS (DATA AND HYPOTHESIS)
Metode Penelitian Ilmiah
Pertemuan XIII Analisis Data.
ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)
ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS
ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS (AHP)
ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS
DATA DAN HIPOTESIS (DATA AND HYPOTHESIS)
ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS
Prof. Dr. Dharma Tintri Ediraras SE., AK., MBA Ardiprawiro SE., MMSI
Analitycal Hierarchy Process By: Kelompok 5
SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
Lecture 8 : Pengambilan Keputusan dalam Kondisi Konflik (Game Theory)
KULIAH 5: MERANCANG JARINGAN SUPPLY CHAIN (LANJUTAN)
Modul XII. Analytical Hierarchy Process
Rancangan Instrumen Pertemuan 5
ASSALAMULAIKUM WR. WB..
Teknik Pengambilan Keputusan (Analytical Hierarchy Process)
ANALITICAL HIERARCHY PROSESS (AHP)
The Analytic Hierarchy Process
ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)
ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)
Penerapan AHP dalam Pengukuran Kinerja
DATA DAN HIPOTESIS (DATA AND HYPOTHESIS)
FMDAM (2) Charitas Fibriani.
PERENCANAAN LOKASI FASILITAS
Problem solving.
Profil Matching Maksud dari pencocokan profil (profile matching) adalah sebuah mekanisme pengambilan keputusan dengan mengasumsikan bahwa terdapat tingkat.
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PERTEMUAN KE-4
ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)
ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)
ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS A H P (Proses Analitik Hirarki)
Jenis data penentuan lokasi pabrik : Data kualitatif, seperti kualitas sarana transportasi, iklim dan kebijakan pemerintah. Data kuantitatif, seperti.
METODOLOGI PENELITIAN (Model Penelitian Tindakan)
PERENCANAAN LOKASI FASILITAS
Dengan SOFTWARE EXPERT CHOICE
ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)
Analytic Hierarchy Process
FUZZY ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS
Supply Management Study Case : Nike Factory Prepired by : Farrah Tya Resty Handry Hidayat Pandu Indra Nugraha Roy Iman Sutarya.
Reviewer Eko Budi Setiawan, S.Kom
ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)
U N I V E R S I T A S J A Y A B A Y A F A K U L T A S T E K N I K J U R U S A N T E K N I K S I P I L ANALISIS PRIORITAS PEMILIHAN KRITERIA DAM PARIT DI.
METODE PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Analytic Hierarchy Process
PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)
TEORI RISET OPERASIONAL. PENGERTIAN TEORI RISET OPERASIONAL Menurut para ahli: Menurut Operation Research Society Of America (1976), “Riset operasi berkaitan.
Transcript presentasi:

PW-1361 TEKNIK EVALUASI PERENCANAAN TEKNIK AHP DALAM EVALUASI Cihe Aprilia Bintang, ST, MT

TUJUAN PEMBELAJARAN: Mahasiswa memahami konteks pemanfaatan Teknik AHP dalam evaluasi kebijakan / program / proyek Mahasiswa memahami prinsip dan prosedur dasar Teknik AHP Mahasiswa memahami pemanfaatan Teknik AHP dalam suatu evaluasi

KONTEKS DALAM EVALUASI PENDEKATANTEKNIK Evaluasi semuSajian grafik, tabel, indeks, dll Evaluasi formalPemetaan sasaran, analisis dampak silang, diskonting, impact assesment, BCA Evaluasi Keputusan teoritisBrainstorming Delphi AHP Participatory evaluation

INPUT: -data, masalah PROSES: Formulasi Implementasi OUT PUT OUT COMES Kebijakan / program / proyek: Teknik: AHP Kriteria Evaluasi Teknik: AHP Kriteria Evaluasi

PENGERTIAN AHP: Teknik mengorganisasikan informasi untuk memilih alternatif yang paling disukai (prioritas) …dengan AHP, suatu persoalan dipecahkan dalam suatu kerangka berpikir yang terorganisir… Dalam AHP, penetapan prioritas (kebijakan) dilakukan dengan menangkap secara rasional persepsi orang, kemudian mengkonversi faktor-faktor yang intangible (yang tidak terukur) ke dalam ukuran yang biasa, sehingga dapat dibandingkan.

PRINSIP AHP Decomposition: Memecahkan persoalan yang utuh menjadi unsur- unsur. Pemecahan dilakukan terhadap unsur- unsurnya sampai tidak mungkin dilakukan pemecahan lebih lanjut, sehingga didapatkan beberapa tingakatan persoalan. Comparative Judgement: membuat penilaian tentang kepentingan relatif dua elemen pada suatu tingkat tertentu dalam kaitannya dengan tingkat diatasnya. Penilaian ini merupakan inti dari AHP, karena akan berpengaruh terhadap prioritas elemen-elemen. Hasil penilaian disajikan dalam bentuk matriks yang dinamakan matriks pairwise comparason.

Synthesis of Priority: Dari setiap matriks pairwise comparason kemudian dicari eigen vector-nya untuk mendapatkan local priority. Karena matriks pairwise comparason terdapat pada setiap tingkat, maka untuk mendapatkan global priority harus dilakukan sintesis diantara local priority  priority setting. Logical Consistency: konsistensi memiliki dua makna: –pertama adalah bahwa obyek-obyek yang serupa dapat dikelompokan sesuai dengan keseragaman dan relevansi –kedua adalah tingkat hubungan antara obyek didasarkan pada kriteria tertentu.  validitas

AHP vs BCA: AHP dan BCA sama-sama bertujuan untuk mendapatkan alokasi yang optimal dari pemanfaatan sumberdaya  memilih alternatif Dalam BCA, pemilihan alternatif dengan menghitung ratio manfaat/biaya tertinggi  ditaksir sendiri sedangkan dalam AHP, pemilihan alternatif dengan menangkap secara rasional persepsi orang, …AHP mampu mengkonversi factor-faktor intangible (yang tidak terukur) kedalam aturan yang biasa sehingga dapat dibandingkan...

KASUS: Penentuan kebijakan pengembangan marikultur di Pulau Seribu: kawasan konservasi Kawasan pariwisata Manfaat dan kerugian ekonomi Manfaat dan kerugian sosial Manfaat dan kerugian lingkungan Prioritas pengembangan kawasan

1. Perumusan Kriteria

2. PENYUSUNAN HIRARKI Penyusunan hirarki atau struktur keputusan dilakukan dengan mengelompokan elemen-elemen sistem atau alternatif keputusan kedalam suatu abstraksi sistem hirarki keputusan.

PARIWISATA KONSERVASI

PARIWISATA KONSERVASI

3. KOMPARASI BERPASANGAN: Komparasi berpasangan (pairwise comparison) bertujuan untuk menentuan tingkat kepentingan pada setiap tingkat hirarki ….dilakukan dengan cara membandingkan antara elemen satu dengan elemen yang lainnya dalam satu tingkat hirarki secara berpasangan sehingga diperoleh nilai kepentingan dari masing-masing elemen. Penilaian dilakukan dengan memberikan bobot numerik pada setiap elemen yang dibandingkan dengan hasil wawancara langsung dengan responden. Responden bisa seorang ahli atau bukan, tetapi terlibat dan mengetahui permasalahan tersebut. Untuk mengkuantitatifkan data yang bersifat kualitatif tersebut digunakan Skala Banding secara Berpasangan.

4. FORMULASI PENDAPAT UNTUK MENENTUKAN PERBANDINGAN BERPASANGAN

Contoh: Cara mengisinya adalah dengan menganalisa prioritas antara KPI baris dibandingkan dengan KPI kolom Contoh: jika prioritas KPI B (baris) : KPI A (kolom) = 2, maka prioritas KPI A (baris) : KPI B (kolom) = 1/2

PENENTUAN BOBOT SETIPA ELEMEN PRINSIP: nilai bobot ini berkisar antara dan total bobot untuk setiap kolom adalah 1. Cara menghitung bobot adalah angka pada setiap kotak dibagi dengan penjumlahan semua angka dalam kolom yang sama. Contoh bobot dari (KPI A, KPI A) = 1/ ( ) = 0.090, (KPI B, KPI A) = 2 / ( ) = Dengan perhitungan yang saman bobot prioritas tabel KPI di atas menjadi:

Lanjutan: Selanjutnya adalah mencari nilai bobot untuk masing-masing KPI. Caranya adalah dengan melakukan penjumlahan setiap nilai bobot prioritas pada setiap baris tabel dibagi dengan jumlah KPI. Sehingga diperoleh bobot masing-masing KPI adalah: –KPI A = ( ) / 4 = (8.9%) –KPI B = ( ) / 4 = (20.3%), dengan perhitungan yang sama KPI C, KPI D –KPI C = (36.5%) –KPI D = (34.3%) Sehingga jumlah total bobot semua KPI = 1 (100%) sesuai dengan kaidah pembobotan dimana jumlah total bobot harus bernilai 100.

5. MATRIK PENDAPAT GABUNGAN: