DIABETES MELLITUS Dr. Moch. Arwin Achijar SpPD.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
DIABETES MELLITUS.
Advertisements

Mungkinkah tidak punya gejala DM tapi dinyatakan menderita DM ? Mungkinkah punya gejala DM tapi dinyatakan tidak menderita DM?
DIABETES MELLITUS kiki hardiansyah, S.kEP,ns
Diabetes Melitus Suatu penyakit atau gangguan metabolisme kronis dengan multi etiologi yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah disertai dengan.
Lemak dan protein Hindari daging berlemak
Diabetes melitus Ns. Herlina S.Kep.
5 Opini Yang Salah Tentang Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi)
DIABETES MELITUS Kelompok 2.
Kegagalan pengaturan gula darah Terganggunya pengaturan gula darah tubuh DIABETES MELITUS.
PATOFISIOLOGI DIABETES MELITUS
TUGAS AA “ PENYAKIT JANTUNG KORONER ( PJK ) “
Tekanan Darah (TD,Tensi)
Wahai Penggemar Makan Enak, Awasi Ginjalmu!
Penatalaksanaan diet PENDERITA CHF fc II ec HHD dd/CAD, AKI dd ACUTE CKD, dan DM TIPE II di Rs. UMUM TANGERANG Oleh: Siti Fatimah
DIACONT.
ASUHAN KEPERAWATAN DIABETES MELITUS
Diabetes Mellitus.
DIABETES MELLITUS “The Best Prescription is Knowledge"
DIABETES MELLITUS : Kenali, cegah, dan kendalikan
Mengenal Tipe Kegemukan
Kegagalan pengaturan gula darah
PENYAKIT DIABETES BY:SUN SIREGAR.
PENCEGAHAN DAN PENANGANAN HIPOGLIKEMI DIABETES
Penyakit Darah Rendah (Hipotensi)
Kehamilan disertai penyakit
Diabetes Melitus Gestasional
DIABETES MELLITUS kiki hardiansyah, S.kEP,ns
DIABETES MELLITUS.
GIZI IBU HAMIL DENGAN KOMPLIKASI KEHAMILAN
MANAJEMEN NUTRISI PADA DIABETES MELITUS
Diabetes, Tak Hanya Soal Kadar Gula
DIABETES MELITUS (DM) SYAFRIANI
EPIDEMIOLOGI DIABETES MELITUS
SARIYANTI PUTRI AGUSTINA
Idiopatik Diabetes Mellitus (DM)
EPIDEMIOLOGI PTM DIABETES MELITUS.
JUVENILE DIABETES By Ninis Indriani.
DIABETES MELITUS TIKes TT Riau.
HIPERGLIKEMIA.
NUTRISI PASIEN GANGGUAN HORMONAL (DIABETES MELLITUS)
DIABETES MELLITUS “The Best Prescription is Knowledge"
PENYAKIT JANTUNG Chania Dwi Mentary
DIABETES MELITUS GESTATIONAL
DIABETES MELITUS Oleh Firda ayuningtyas Farhaniatullael F.S
DIABETES MILITUS RUMAH SAKIT TEBET
DIABETES MELLITUS kiki hardiansyah, S.kEP,ns
SEROSIS HEPATIS Ariana. D
Oleh Meili rianita Skep Ners
DIABETES MELLITUS DYAH UMIYARNI P, SKM, M.Si.
DIABETES MELITUS DAN HIPERTENSI PUSKESMAS KAMONJI
1. Diet sehat DM (3J) 2. OLAHRAGA 3. HINDARI STRESS 4. Cek kadar gula darah secara teratur 5. Menghindari terjadinya luka 5 KUNCI SEHAT ALA DIABETESI.
DISLIPIDEMI A Gangguan Metabolisme Lemak (Kolesterol, Trigliserid) Dr. SRI RAHMADANI PROLANIS – PUSKESMAS MEDAN DELI.
Diabetes Melitus Diabetes Melitus adalah penyakit metabolik yang ditandai dengan terjadinya hiperglikemi yang disebabkan oleh gangguan sekresi insulin.
Diabetes Melitus KELOMPOK I WIRDA YUNIANI THERESIA.
Nama: Franciska Danik Sandrayanti NPM:
MINI PROJECT   TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KAWANGKOAN TENTANG DIABETES MELITUS BESERTA PROMOSI KESEHATAN DIABETES MELITUS.
DIABETES MELITUS L/O/G/O.
HIPERTENSI.
EDUKASI PESERTA PROLANIS PRODHIMA OLEH : Dr M. EVARISTA.
PENCEGAHAN STROKE PADA LANJUT USIA
PKMRS MENGENAL STROKE.
TINJAUAN MEDIS PUASA TERHADAP BEBERAPA PENYAKIT
INTERAKSI OBAT ANTIDIABETIK OLEH KELOMPOK 3 RABIATUL MUSFIRAH JOHAN WIDYA SUMARNI ULFA YULIANINGSIH FENTY.
PENYAKIT DEGENERATIF. Apa itu PENYAKIT DEGENERATIF?  Merupakan suatu penyakit yang muncul akibat proses kemunduran fungsi sel tubuh yaitu dari keadaan.
DIABETES MELLITUS : Kenali, cegah, dan kendalikan Dr. Ema Mayasari UPTD PUSKESMAS TELAGASARI.
TEKANAN DARAH TINGGI OLEH : MAHASISWA PRAKTIK PROFESI NERS STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA TAHUN 2016.
TUGAS PATOFISIOLOGI (DIABETES MELITUS) OLEH: NAMA : SOFIA NOFIANTI BP : KELAS : VII c DOSEN PEMBIMBING : Dr. SUHATRI, MS, APT.
DIABETES MELLITUS : Kenali, cegah, dan kendalikan Bag. Ilmu Penyakit Dalam FK UB – RSUD Dr. Saiful Anwar Malang 2015.
CHAIRANISA ANWAR, SST., MKM
Apakah Diabetes itu ? Diabetes merupakan keadaan yang timbul karena ketidakmampuan tubuh mengolah karbohidrat/glukosa akibat kurangnya jumlah insulin.
Transcript presentasi:

DIABETES MELLITUS Dr. Moch. Arwin Achijar SpPD

Pendahuluan Harta anda yang paling berharga adalah kesehatan Sehat ( WHO ) sehat jasmani dan rohani bebas dari penyakit dan ketergantungan serta ketidakmampuan

F.M Voltaire Kita mengorbankan kesehatan untuk mendapatkan uang kemudian kita mengorbankan uang untuk meraih kembali kesehatan kita ( dikutip dari dr. samsyuridjal Dj, dalam buku raih kembali kesehatan )

Pendahuluan Diabetes Mellitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dng karakteristik: hiperglikemia Terjadi krn kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau keduanya Menurut WHO : kumpulan problema anatomik dan kimiawi akibat sejumlah faktor dimana didapatkan defisiensi insulin absolut atau relatif dan gangguan fungsi insulin

Kadar gula (glukosa) darah meningkat Apakah Diabetes itu ? Faktor keturunan Faktor Lingkungan/ Cara hidup Gaya hidup berisiko: Makan berlebihan Kurang sport Stres Insulin kurang jumlahnya Insulin kurang baik kerjanya DIABETES = Kadar gula (glukosa) darah meningkat Insulin = hormon pengatur kadar glukosa darah yang yang dikeluarkan oleh pankreas

+ 3P GEJALA KHAS DM GEJALA LAIN Lemah/lesu, kesemutan, Poliuria – Polidipsi - Polifagia Berat badan turun tanpa tahu sebabnya GEJALA LAIN Lemah/lesu, kesemutan, gatal, pandangan kabur, disfungsi ereksi (pria) pruritus vulvae (wanita)

Gejala Sering buang air kecil, terutama pada malam hari Berat badan menurun, sebaliknya nafsu makan bertambah Sering buang air kecil, terutama pada malam hari Cepat merasa lelah dan mengantuk Cepat merasa lapar dan haus

Gejala Mudah timbul bisul / abses yang sukar sembuh Ibu yang melahirkan bayi > 4 kg Penglihatan kabur, sering berganti ukuran kacamata Kesemutan

Klasifikasi DM Tabel klasifikasi etiologi DM Tipe 1 Destruksi sel beta, umumnya menjurus ke defisiensi insulin absolut: * autoimun * idiopatik Tipe 2 Bervariasi, mulai dari yg dominan resistensi insulin disertai defisiensi insulin sampai yg dominan defek sekresi insulin disertai resistensi insulin Tipe lain * defek genetik fungsi sel beta * defek genetik kerja insulin * penyakit eksokrin pankreas * endokrinopati * karena obat atau zat kimia * infeksi * sebab imunologi (jarang) * sindroma genetik lain yg berkaitan dgn DM Diabetes melitus gestasional

Kerja Insulin Normal NORMAL Kadar glukosa darah Normal Tenaga Gluc Gluc Gluc Gluc Gluc Gluc Gluc Kadar glukosa darah Normal Gluc Gluc Tenaga Glukosa Dibakar Sel otot Gluc Glukosa darah Pintu masuk sel Insulin

Tidak ada Insulin Kadar glukosa darah meningkat Tenaga Gluc Gluc Gluc Gluc DIABETES TIPE 1 Gluc Kadar glukosa darah meningkat Gluc Gluc Tidak ada insulin yang membuka pintu masuk sel Tenaga Tak ada yang dibakar Sel otot Gluc Glukosa darah Pintu masuk sel

Kerja Insulin Kurang Baik Gluc Gluc Gluc Gluc DIABETES TIPE 2 Gluc Kadar glukosa darah meningkat Gluc Gluc Ada insulin tapi tak mampu membuka pintu masuk sel Tenaga Tak ada yang dibakar Gluc Glukosa darah Pintu masuk sel Insulin

Ciri-Ciri Orang Dengan Diabetes Angka kesakitan lebih tinggi/sering sakit Lebih sering dirawat di RS Kematian usia muda Sebagian disertai penyakit lain

Siapa yang Berisiko Kena DM ? Usia > 40 tahun Ada keluarga yang menderita DM Gemuk Hipertensi/darah tinggi Dislipidemia/ kadar lemak tinggi Ada riwayat melahirkan anak > 4 kg

Kegemukan (Obesitas) Android Gemuk tidak sehat Ginekoid Gemuk “sehat”

DM Kriteria Diagnosa DM Gejala klasik DM + GD AR ≥ 200 mg/dl Gejala klasik DM + GD N ≥ 126 mg/dl GD plasma 2 jam TTGO ≥ 200 mg/dl

DIAGNOSIS DIABETES MELITUS KADAR GLUKOSA DARAH & DIAGNOSIS DIABETES MELITUS GD Sewaktu Bukan DM Blm Pasti DM DM Plasma Vena < 100 100 – 199 > 200 Darah kapiler < 90 90 – 199 > 200 GD Puasa Bukan DM Blm Pasti DM DM Plasma Vena < 100 100 – 125 > 126 Darah kapiler < 90 90 – 109 > 110 Konsensus Pengelolaan DM Tipe 2 di Indonesia 2006

Menurunkan HbA1C akan menurunkun risiko komplikasi Kematian krn diabetes 21% HbA1c Data from the UKPDS demonstrated the substantial impact of good glycemic control on microvascular and macrovascular complications. In an analysis of these data, it was estimated that a 1% decrease in HbA1c, which reflects a measure of glycemia over the past 2–3 months, correlates with: 21% reduction in the risk of deaths related to diabetes (P < 0.0001) 37% reduction in the risk of microvascular complications (P < 0.0001) 14% reduction in the risk of myocardial infarction (P < 0.0001). These striking reductions in risk form the basis for diabetes management guidelines recommending aggressive targets for HbA1c in individuals with type 2 diabetes. Stratton IM, et al. BMJ 2000; 321:405–412. Komplikasi Microvascular 37% 1% Serangan jantung 14% Stratton IM, et al. BMJ 2000; 321:405–412.

Hanya dua pertiga individu yang mencapai target HbA1C Despite increasingly stringent diabetes management guidelines, current management of glycemia is sub-optimal, with only around a third of individuals with type 2 diabetes achieving their glycemic targets. In the US NHANES study, only 37% of individuals achieved the target HbA1c goal of < 7%1 In the European CODE-2 study, only 31% of individuals achieved the target HbA1c goal of < 6.5%.2 1Saydah SH, et al. JAMA 2004; 291:335–342. 2Liebl A, et al. Diabetologia 2002; 45:S23–S28. Saydah SH, et al. JAMA 2004; 291:335–342. Liebl A, et al. Diabetologia 2002; 45:S23–S28.

Overview of Diabetes in the United States 2 : 1 Diabetes mellitus, which is characterized by high concentrations of blood glucose resulting from defects in insulin secretion and/or insulin action, is one of the most common chronic illnesses in the United States. This disease affects 15.7 million people, or 5.9% of the population. Of these, it is estimated that one out of every three has not been medically diagnosed. Nearly 800,000 individuals are diagnosed each year with diabetes. By the year 2025, it is estimated that nearly 22 million adults in the United States will have diabetes. Similarly, the number of patients with diabetes worldwide is predicted to increase substantially over this period. The most common form—type 2 diabetes—accounts for 90% to 95% of all diagnosed cases, whereas type 1 diabetes accounts for 5% to 10% of all diagnosed cases. Other forms of diabetes may result from specific genetic syndromes, surgery, drugs, malnutrition, infections, or other illnesses; these account for 1% to 2% of all diagnosed cases. Finally, gestational diabetes occurs in 2% to 5% of all pregnancies but resolves once the pregnancy is completed. In some studies, in nearly 40% of women who had gestational diabetes, diabetes later developed. NIDDK. Diabetes Statistics. NIH Publication No. 99-3892. March 1999 (e-text posted September 1999). Available at: http://www.niddk.nih.gov/health/diabetes/pubs/ dmstats/dmstats.htm. Accessed July 19, 2000. King H, et al. Diabetes Care. 1998;21:1414-1431.

PREVALENSI DIABETES DI INDONESIA Prevalensi Diabetes Indonesia Hasil Riset Kesehatan Dasar 2007 PREVALENSI DIABETES DI INDONESIA TAHUN 2008 Sudah Terdiagnosis 1,5% 10.2% TGT 10.2% 5.7% 84.1% 5.7% Belum Terdiagnosis 4,2% 84.1% Tidak Diabetes Laurentia Litbangkes 2008 Laurentia Litbangkes 2008 24

Management Aim Short term : Longer term : Strategy : Eliminate symptoms Maintain general well being Longer term : Prevent complications Reduce morbidity and mortality Strategy : Normalizing glucose, lipid, and insulin levels Activities : Management with holistic approach and self care principles

Procedures to be performed : At first visit Anamnesis Through physical examination Laboratory examination : depends on available facilities. Routine blood : Hb, Leuco, diff.count, BSR Blood glucose : Fasting/postprandial Urinalysis/microalbuminuria Chemistry : albumin, creatinine, SGPT, lipid profile HbA1c (optional) Superficial diabetes education: What is diabetes?, importance of control Complication, diet, exercise, OAD Foot care

Regular check up Blood glucose : Fasting/postprandial (occasional) Every 3 months: HbA1c Annually: Thorough physical examination Urinalysis, albuminuria Creatinine, SGPT, lipid profile, ECG, funduscopy

Why is Diabetes increasing? Ethnicity and family history are implicated Closely associated with overweight or obese people Increased switch to Western diet and lifestyle Obesity Genetic component Western lifestyle Ethnicity is an important factor in type 2 diabetes development in both adults and children. High rates of type 2 diabetes have been reported in Asians, Hispanics, indigenous people of the USA, Canada, and Australia, and African Americans. Some of the highest rates of diabetes are observed in Pima Indians. There is a strong family history, with 45–80% of young sufferers having at least one parent with diabetes and 74–100% having a first- or second-degree relative with type 2 diabetes. The increased incidence of type 2 diabetes seems to reflect the growth in urbanization and economic development, and is closely associated with the increase in individuals who are overweight or obese. International Diabetes Federation, 2003. Diabetes Atlas, 2nd edition. Available at: www.idf.org/e-atlas. Last accessed 25 January 2007. TYPE 2 DIABETES International Diabetes Federation. Diabetes Atlas, 2nd Edition, 2003

Siapa yang harus memonitor gula darah + Self-monitoring of blood glucose (SMBG) by the individual constitutes a crucial component of diabetes management. It is imperative for healthcare providers to evaluate each individual’s monitoring technique – both initially and at regular intervals thereafter – in order to ensure the accuracy of results. Benefits of self-management include improved HbA1c, avoidance of hypoglycemia and increased lifestyle flexibility. Members of the diabetes care team should supplement SMBG by providing regular monitoring of glycemia (preferably HbA1c). Together, the multidisciplinary diabetes care team has an essential role in ensuring regular and appropriate monitoring of glycemia. Through the provision of education, the multidisciplinary team approach can ensure that the individual with diabetes is motivated and informed with respect to interpreting blood glucose results and initiate appropriate changes. Pasien Pemantauan Gula Darah Mandiri (PGDM) Dokter dan Paramedis Monitor of HbA1C dgn rutin Tim Diabetes Kombinasi yang sinergis dalam tatalaksana yang efektif memonitor kontrol gula darah yang dinamis

Diagnosis Kadar glukosa darah puasa >126 mg/dl (7 mmol/L) Bila ada gejala mudah diketahui Bila tidak ada gejala khas diperlukan pemeriksaan yang lebih teliti Kadar glukosa darah puasa >126 mg/dl (7 mmol/L) Kadar glukosa darah sewaktu > 200 mg/dl (11.1 mmol/L)

Manifestasi Klinis Komplikasi Vaskular Pembuluh darah besar Pembuluh darah kecil Mata Stroke Ginjal Penyakit jantung koroner Kaki diabetes Syaraf

Kejadian Komplikasi Vaskular DM Dibandingkan dengan non DM Penyakit Jantung Koroner : Stroke : Luka Gangren : Gagal Ginjal : Buta : 2-4 x 2–5 x 5x 7x 25x

Mengobati Diabetes Tidak Hanya Menurunkan Gula Darah Komplikasi tetap bisa timbul walaupun gula darah sudah stabil, bila faktor risiko lain tidak diatasi I. Kendalikan kadar gula darah II. Hilangkan/kurangi faktor risiko: Tidak bisa diobati Bisa diobati

Faktor Risiko yang Tidak Bisa Diobati Jenis kelamin Umur Keturunan (gen)

Faktor Risiko yang Bisa Diobati Tekanan darah tinggi Kadar lemak darah yang tinggi Kegemukan Kontrol

Empat Pilar Diet Edukasi Latihan Fisik Obat

Obat-obatan Bila gagal dengan pengaturan makan dan olah-raga  baru obat-obatan Obat-obatan tidak untuk menggantikan pengaturan makanan dan olahraga Ketiganya dilaksanakan bersama-sama Perlu kontrol gula darah lebih ketat

Insulin Mudah pemakaiannya Lebih cepat terkontrol Sebaiknya segera digunakan jika setelah 2-3 obat, gula darah belum juga terkontrol Bersamaan dengan edukasi, perencanaan makan dan olah raga Ditanggung Askes

Algoritma Pengelolaan DM tipe 2 tanpa disertai Dekompensasi Metabolik PB PERKENI. Konsensus Penegelolaan DM tipe 2, 2010

Intervensi farmakologis Intervensi farmakologis ditambahkan jika target glukosa darah belum tercapai dng pengaturan makanan dan latihan jasmani Obat hipoglikemik oral (OHO) berdasarkan cara kerjanya, ada 4 gol. OHO: A. Pemicu sekresi insulin: sulfonil urea, glinid B. Penambah sensitivitas terhadap insulin: metformin, tiazolindion C. Penghambat glukoneogenesis: metformin D.Penghambat absorbsi glukosa: penghambat glukosidase alfa

A. Pemicu sekresi insulin 1. Sulfonil urea - efek utama: meningkatkan sekresi insulin oleh sel beta pankreas - utk menghindari hipoglikemia berkepanjangan pada orang tua, gangguan fungsi ginjal dan hati, peny. Kardiovaskuler, malnutrisi tidak dianjurkan penggunaan sulfonil urea kerja panjang 2. Glinid - Repaglinid dan nateglinid - diabsorbsi dgn cepat setelah pemberian peroral dan diekskresi dgn cepat melalui hati

B. Penambah sensitivitas terhadap insulin Tiazolindion - Rosiglitazon dan Pioglitazon - berikatan pada Peroxisome Proliferator Activated Receptor Gamma (PPARƔ), suatu reseptor inti di sel otot dan sel lemak. - efek : menurunkan resistensi insulin dgn meningkatkan jumlah protein pengangkut glukosa, shg meningkatkan ambilan glukosa di perifer. - kontra indikasi pd px gagal jantung krn dpt memperberat edema dan retensi cairan dan juga px gangguan faal hati - perlu pemantauan faal hati berkala

C. Penghambat glukoneogenesis Metformin - efek utama: mengurangi produksi glukosa hati (glukoneogenesis) dan memperbaiki ambilan glukosa perifer - kontraindikasi pada px dgn gangguan fungsi ginjal (kreatinin > 1.5), fungsi hati, px dng kecenderungan hipoksemia (peny. Serebrovaskuler, sepsis, syok, gagal jantung). - efek samping: mual disarankan pemberian pada saat atau sesudah makan

D. Penghambat glukosidase alfa Acarbose - bekerja dgn mengurangi absorbsi glukosa di usus halus shg menurunkan kadar gula darah sesudah makan. - tidak menyebabkan hipoglikemia - efek samping yg sering : kembung, diare

Tabel mekanisme kerja, efek-samping utama dan pengaruh thd penurunan A1C Cara kerja utama Efek samping utama Penurunan A1C sulfonilurea Meningkatkan sekresi insulin BB naik, hipoglikemia 1,5 - 2% Glinid BB naik , hipoglikemia ? Metformin Menekan produksi glukosa hati & menambah sensitivitas thd insulin Diare, dispepsia, asidosis laktat Penghambat glukosidase alfa Menghambat absorbsi glukosa Flatulens, tinja lembek 0,5 - 1% Tiazolidindion Menambah sensitivitas thd insulin edema 1,3% insulin Menekan produksi glukosa hati, stimulasi pemanfaatan glukosa Hipoglikemia, BB naik Potensial sampai normal

Cara pemberian OHO OHO dimulai dgn dosis kecil, ditingkatkan secara bertahap sesuai respon kadar glukosa darah, dapat diberikan sampai hampir maksimal Sulfonilurea generasi I dan II : 15 – 30 menit sebelum makan Glimepirid: sebelum/ sesaat sebelum makan Repaglinid , nateglinid: sesaat sebelum makan Acarbose: bersama makan/ suapan pertama Tiazolindion: tidak tergantung jadwal makan Metformin: sebelum / pada saat / sesudah makan

Insulin Insulin diperlukan pada keadaan : Penurunan BB yg cepat Hiperglikemia berat yg disertai ketosis Ketoasidosis diabetik(KAD) Hiperglikemia hiperosmoler non ketotik(KHONK) Hiperglikemia dng asidosis laktat (KLA) Gagal dng kombinasi OHO dosis hampir maksimal Stress berat (infeksi sistemik, operasi besar, IMA, stroke) Kehamilan dgn DM yg tdk terkendali dgn makan Gangguan fungsi ginjal atau hati yg berat Kontra indikasi / alergi thd OHO

Terapi kombinasi Pemberian OHO maupun insulin selalu dimulai dng dosis rendah, utk kemudian dinaikkan secara bertahap sesuai dgn respon kadar glukosa darah. Bersamaan dng pengaturan diet dan latihan jasmani bila diperlukan dapat dilakukan pemberian OHO tunggal atau OHO kombinasi sejak dini. Terapi OHO kombinasi harus dipilih dua/ lebih obat dari kelompok dgn mekanisme kerja berbeda, bila target gula darah belum tercapai dpt diberikan 3 macam obat atau dgn insulin

Untuk kombinasi OHO dan insulin, yg banyak digunakan adalah OHO dgn insulin basal (insulin kerja menengah / panjang) yg diberikan pd malam hari menjelang tidur. Dosis awal insulin 6-10 unit, kemudian dilakukan evaluasi kadar GDP nya. Bila dgn cara tsb kadar gula darah masih belum terkendali maka OHO dihentikan dan diberikan insulin saja.

Penilaian hasil terapi Hasil pengobatan DM harus dipantau secara terencana dgn melakukan anamnesis, pemeriksaan jasmani dan pemeriksaan penunjang. Pemeriksaan kadar glukosa darah tujuannya: - utk mengetahui apakah sasaran terapi sudah tercapai - untuk melakukan penyesuaian dosis obat bila target blm tercapai, perlu lab : GDP/ GD 2JPP berkala

Pemeriksaan A1C Pemantauan glukosa darah mandiri (PGDM) - tes hemoglobin terglikosilasi atau glikohemoglobin →cara yg digunakan utk menilai efek perubahan terapi 8 – 12 mg sebelumnya - tdk dapat digunakan utk menilai hasil pengobatan jangka pendek. - pemeriksaan A1C dianjurkan 2 x dlm setahun Pemantauan glukosa darah mandiri (PGDM) - menggunakan darah kapiler - menggunakan alat sederhana dng reagen kering yg mudah dipakai - cukup akurat sejauh kalibrasinya benar - dianjurkan pd px dng pengobatan insulin, sekretagogue

Pemeriksaan glukosa urin memberikan penilaian tidak langsung, sehingga tidak dapat digunakan untuk diagnostik maupun pemantauan hasil terapi

Kriteria pengendalian DM Pengendalian DM yg baik merupakan sasaran terapi dan diperlukan utk mencegah komplikasi kronik. Tabel kriteria pengendalian DM baik sedang buruk Glukosa darah puasa (mg/dL) Glukosa darah 2 jam (mg/dL) 80 - <100 80 - 144 100-125 145-179 ≤126 ≤180 A1C (%) < 6,5 6,5 - 8 >8 Kolesterol total (mg/dL) Kolesterol LDL (mg/dL) Kolesterol HDL (mg/dL) Trigeliserida (mg/dL) <200 <100 Pria: >40 Wanita: <50 <150 200 - 239 100 – 129 150 - 199 ≥240 ≥130 ≥200 IMT (kg/m2) 18,5 - <23 23 - 25 >25 Tekanan Darah (mmHg) ≤130/80 >130-140/ >80-90 >140/90

Penyuluhan Perlu mengerti dan memahami apa itu diabetes dan bagaimana mengendalikannya Ikuti penyuluhan yang diberikan oleh petugas kesehatan (edukator diabetes) Sepanjang hayat di kandung badan Penyuluhan berkelanjutan membimbing orang dengan diabetes menjadi mandiri

Mengatur Makanan (Diet) Dahulu ada Mitos : Diet = penderitaan Tidak boleh makan enak Harus makan kentang Tidak boleh menyentuh gula Makan terpisah dari keluarga

X X Sekarang Tidak lagi suatu derita Anjuran makan seimbang = makanan semua orang Tidak ada makanan yang dilarang, hanya dibatasi sesuai kebutuhan kalori Menu sama dengan menu keluarga Gula dalam bumbu tidak dilarang Tujuan berat badan ideal X X

Mengatur Makanan Usahakan porsi tersebar dalam sehari  kadar gula darah tidak terlalu berfluktuasi Porsi terbagi 3 besar dan 2-3 kecil Makan sebelum lapar Teratur dalam jumlah, jenis dan jadual

Diet pada Diabetes Usia Lanjut Jangan terlalu membatasi makan Bila gemuk kurangi jumlah kalori dan lemak saja jangan khusus pada gula Menu sederhana / mudah dimengerti Libatkan sanak keluarga Suplementasi vit dan mineral

Latihan Fisik 30 menit : 3 - 4 kali/minggu (tiap hari lebih baik)

Cara Gerak Badan yang Baik Latihan harus berkesinambungan, terus-menerus tanpa henti Dilakukan selang-seling gerak cepat-lambat Peningkatan bertahap sesuai kemampuan Perlu latihan daya tahan

Kegiatan Jasmani Gula darah : < 100mg/dl : sebelumnya makan makanan kecil 100- 159 mg/dl : dapat langsung olah raga > 250 mg/dl : periksa dulu kadar aseton

Penurunan Berat Badan 5-10% Sindrom Metabolik Diabetes Hipertensi Trigliserid Kolesterol HDL Jantung koroner

1. Lakukan Aktivitas Fisik yang Memadai Kiat – kiat memperbaiki harapan hidup dan kualitas hidup 1. Lakukan Aktivitas Fisik yang Memadai Keuntungan : kadar HDL kadar insulin plasma fungsi jantung dan paru konsentrasi kemampuan kontrol perasaan kepercayaan diri Membakar lemak dan kalori Mengurangi stress dan kecemasan

Olahraga apa yang cocok untuk Anda?? Aerobik Teratur Terukur Terarah Terawasi 4T Denyut Nadi Latihan Maksimal = 220 – Umur Denyut Nadi Minimal = (220 – Umur) x 85%

Durasi Cukup 30 – 60 menit Lakukan pemanasan dan Awasi denyut nadi, jangan naik drastis Pascalatihan Lakukan Cooling Down Hingga nadi normal kembali Waktu pemulihan untuk pemula 48 jam

Mulailah dari Sekarang!

Jenis aktivitas Kalori Terpakai (Kal) Jalan santai 456 Jogging 648 Lari 792 Bersepeda 384 Renang 540 Tennis 414 Bowling 84 Golf (tanpa mobil pengantar) 324 Golf (dengan mobil pengantar) 150 Dansa sosial 198 Dansa aerobik 516 Mendaki 312 Berkebun 354

2. Hindari Obesitas Obesitas diderita lebih dari 50% penduduk di negara maju Kelebihan berat badan karena makanan yang berlebihan Makanan didominasi lemak, gula dan tepung terigu

4. M3. menjaga Pola Makan Omega – 3  baik untuk jantunfg dalam ikan sarden, salmon, tuna, mackarel Jangan makan berlebihan batasi karbohidrat dan lemak Pilih makanan yang ber Indeks Glikemik rendah Banyak Makan sayur dan buah segar

4. Memeriksakan Tekanan Darah Pada penederita tekanan darah tinggi, mereka juga menderita : 76.8% dengan diabetes 81.8% dengan penyakit ginjal kronis 69.5% dengan stroke 71.4% dengan gagal jantung kongestif 73.7% dengan penyakit arteri perifer atau penyempitan arteri atau vena 73% dengan penyakit arteri koroner 76.9% dengan dua atau lebih penyakit diatas

Pemeriksaan tekanan darah minimal 3-5 hari sekali. Tekanan darah tinggi umumnya tidak menimbulkan gejala, dan baru diketahui saat pemeriksaan. Tekanan darah dianggap normal optimal <120/80 mmHg

5. Memeriksakan Kadar Kolesterol dan Trigliserida. Semakin dini mengetahui kelebihan Kolesterol ataupun Trigliserida dalam darah anda, maka akan semakin cepat anda menanganinya Perubahan Life style Atau Intervensi Pengobatan

6. Mencegah Dabetes dan Penyakit Ginjal Kadar gula darah yang terkontrol pada penderita diabetes dan penyakit ginjal dapat mengurangi risiko penyakit kardiovaskuler

7. Meluangkan waktu bersantai Bukan istirahat lebih banyak namun, Meluangkan waktu untuk istirahat sebentar saja perlu dilakukan secara rutin. Berkumpul membicarakan masalah keseharian dengan rekan sekantor, tetangga atau keluarga di rumah merenung dan mawas diri

Tidur nyaman Stamina akan pulih dengan cepat, dan keseimbangan hormon dalam tubuh juga cepat tercapai.