Oleh Dr. La Ode Hasiara, S.E., M.M., M.Pd.,Ph.D., Ak.,CA.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Permendiknas No. 19 Tahun 2007 TENTANG STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN OLEH SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH.
Advertisements

Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)
STANDAR PROSES PENDIDIKAN dan GURU DALAM PENCAPAIAN STANDAR PENDIDIKAN
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 19 Tahun 2007
HOW TO DEVELOP THE SCHOOL COMMUNITY
UNDANG–UNDANG NOMOR 20 TAHUN 2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL
UNDANG–UNDANG NO. 20 TH.2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL
SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
Sekolah Pascasarjana Prof. Dr. Dasim Budimansyah, M.Si.
KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI : SEBUAH PENYEMPURNAAN DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN Oleh : Trisakti Handayani.
Peran Guru Dalam Membangun Budaya Sekolah
PENGELOLAAN KURIKULUM
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
Komponen-Komponen Pendidikan
Prinsip – Prinsip MBS.
MANAJEMEN PELAKSANAAN KBK
Oleh: Kelompok V Yusrizal Rita Marlinda Suyitno Zulminiati
KEPEMIMPINAN DAN PENERAPAN MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH (MBS) DALAM MENUNJANG FUNGSI MANAJEMEN PENDIDIKAN Di Susun Oleh: Hadi Prana Abadi Tulus Suratno Lizza.
A. KONSEP DESENTRALISASI PENDIDIKAN
LANDASAN YURIDIS PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DI INDONESIA
Oleh Dr. La Ode Hasiara, S.E., M.M., M.Pd.,Ak.,CA.
MAKUL : MBS 2 sks Dr. Ratnawati Susanto, M.M.,M.Pd
Dr. RATNAWATI SUSANTO, M.M., M.Pd
PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PENGEMBANGAN DIRI
Standar Proses Pendidikan
Pelaksanaan Pendidikan Berdasarkan UUSPN 20 Tahun2003
POKOK PEMBAHASAN MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH
MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU SEKOLAH
EVALUASI DAN SUPERVISI VISI DAN MISI SEKOLAH
Berbasis Kurikulum 2013 Dokumen 1 Penyusunan KTSP BIMBINGAN TEKNIS
Permendiknas No. 19 Tahun 2007 TENTANG STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN OLEH SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH.
DIREKTORAT RISET DAN PENGABDIAN MASYARAKAT UNIVERSITAS INDONESIA 2009
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH Dr. RATNAWATI SUSANTO.,M.M.,M.Pd
STRATEGI BELAJAR MENGAJAR
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
Oleh Dr. La Ode Hasiara, S.E., M.M., M.Pd.,Ak.,CA.
SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL
KURIKULUM KTSP.
TERHADAP SMP MENUJU SNP
MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH
PROPOSAL TESIS oleh : warsiyanto nim : q
Manajemen sekolah by : Laela Fitriana
UNDANG–UNDANG NO. 20 TH.2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL.
UNDANG–UNDANG NOMOR 20 TAHUN 2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL
KURIKULUM Pengertian Kurikulum 1. Kurikulum sebagai rencana belajar.
Penyusunan Peraturan Akademik SMA
Guru Profesional dan Standarisasi Pendidikan Nasional
SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL
Undang Undang Sisdiknas no. 20 Tahun 2003
Kementerian Pendidikan Nasional 2012
PENGANTAR ILMU PENDIDIKAN
Keuangan Sekolah/Madrasah
SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL
SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL
TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN
Toman Sony Tambunan, S.E, M.Si NIP
SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL
TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN
SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL
SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL
GUGUS II “PUNTODEWO” KORWIL II KEC. JEBRES KOTA SURAKARTA Oleh: SRI SULASMI, S.Pd.,M.Pd. Pengawas SD 6 April 2019SRI SULASMI, S.Pd., M.Pd. PEMBINAAN DINAS.
Peranan Kepala Sekolah dalam Pelaksanaan Bimbingan Konseling (BK)
MENGANALISI MOTIF, TUJUAN, DAN MANFAAT MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH Nama Kelompok 1: 1. Gito Ronaldo( ) 2. Esta Prabawati( ) 3. Singgi.
SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL
Sosialisasi KTSP Departemen Pendidikan Nasional Sosialisasi KTSP UNDANG–UNDANG NO. 20 TH.2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL.
Transcript presentasi:

Oleh Dr. La Ode Hasiara, S.E., M.M., M.Pd.,Ph.D., Ak.,CA. DENGAN PELATIHAN MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH (MBS) KITA TINGKATKAN KINERJA SMA di KTT Oleh Dr. La Ode Hasiara, S.E., M.M., M.Pd.,Ph.D., Ak.,CA.

Latar belakang Pendidikan merupakan hal yang tidak pernah habis untuk dibahas, dibicarakan bahkan diseminarkan diberbagai kesempatan di negara kita. Tujuan pendidikan nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa sebagaimana diamanatkan UUD 1945 Pasal 31 masih jauh dari harapan. Kekecewaan-kekecewaan muncul dari segala arah di kalangan masyarakat

Lanjutan Bila dibandingkan dengan Negara tetangga maka pendidikan Indonesia sangat jauh tertinggal, hal ini bisa dilihat dari Indek Pembangunan Manusia (Human Development Index) dimana HDI Indonesia =0,629 menempati urutan ke-21 dari 187 negara. Masih berada di bawah Malaysia ,Singapura.bahkan Thailand. Beberapa ahli berpendapat bahwa pengangguran merupakan produk gagal dari pendidikan, karena pendidikan menghasilkan lulusan yang tidak siap pakai tidak ada kesesuaian dengan kebutuhan dunia industry.

Lanjutan Tiga pihak yg memiliki konstribusi di bidang pendidikan yaitu orangtua, sekolah & pemerintah/masyarakat, tdk.maksimal melakukan peran masing-masing. Pemerintah yg menurut UUD 1945 pasal 31 harus bertanggung jawab terhadap pendidikan. Hal ini belum mampu melaksanakan kewajibannya bahkan cenderung membuat regulasi yang mem­ bingungkan dan tidak berkesinambungan, orangtua siswa yang diharapkan berkewajiban mendidik karakter bagi anak. Sekolah juga tdk.banyak memberikan hasil maksimal karena terkendala oleh peraturan yang mengekang kebebasan sekolah.

Pengertian Kualitas Beberapa pakar mendefinisikan kualitas dengan berbagai ragam pengertian, Edward Sallis (2006) dalam bukunya “ Total Quality Management in Education” merekomendasikan 3 nama yang sangat berpengaruh dalam manajemen mutu. Juran (1962), mendefinisikan kualitas “Quality is the fitness for use or benefit "ini berarti bahwa suatu produk atau jasa hendaklah sesuai dengan apa yang diperlukan atau diharapkan oleh pengguna,kualitas adalah kesesuaian dengan tujuan atau manfaatnya. Juran menyatakan bahwa banyak produk atau jasa yang sudah memenuhi spesifikasinya namun belum memberikan manfaat bagi pelanggannya atau tidak mencapai tujuannya.

Lanjutan Lebih jauh Juran mengemukakan lima dimensi kuali­tas yaitu. Rancangan (design), sebagai spesifikasi produk. Kesesuaian (conformance), yakni kesesuaian antara maksud desain dengan penyam­paian produk actual. Ketersediaan (availability), mencakup aspek kepercayaan, serta ketahanan. Dan produk itu tersedia bagi konsumen untuk digunakan. Keamanan (safety), aman dan tidak membahayakan konsumen. Hal ini digunakan sebagai bahan praktis (field use), kegunaan praktis yang dapat dimanfaatkan pada penggunaannya oleh consume.

Perspektif Kualitas Dalam Pendidikan Menurut Fatah (2012:2) mutu adalah kemampuan yang dimiliki oleh suatu produk atau jasa yang dapat memenuhi kebutuhan atau harapan dan kepuasan pelanggan. Berbicara mengenai kualitas pendidikan maka kita perlu mengetahui produk dari Pendidikan. Para pelanggan pendidikan. Pelanggan dalam pendidikan dapat berupa masyarakat, perusahaan pengguna alumni industry pemerintah atau orangtua mahasiswa dan mahasiswa itu sendiri.

Pengertian Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) Menurut Fatah (2012:2) mutu adalah kemampuan yang dimiliki oleh suatu produk atau jasa yang dapat memenuhi kebutuhan atau harapan dan kepuasan pelanggan. Berbicara mengenai kualitas pendidikan maka kita perlu mengetahui produk dari Pendidikan. Para pelanggan pendidikan. Pelanggan dalam pendidikan dapat berupa masyarakat, perusahaan pengguna alumni industry pemerintah atau orangtua murid,dan siswa itu sendiri.

Pengertian (MBS) Istilah manajemen berbasis sekolah (MBS) merupakan terjemahan dari “school-based management”. MBS merupakan paradigma baru pendidikan, yang memberikan otonomi luas pada tingkat sekolah (pelibatan masyarakat) dalam kerangka kebijakan pendidikan nasional. Menurut Edmond yg dikutip Suryosubroto merupakan alternatif baru dalam pengelolaan pendidikan yg lebih menekankan kepada kemandirian dan kreatifitas sekolah. Nurcholis menyatakan MBS adalah bentuk alternatif sekolah sebagai hasil dari desentralisasi pendidikan.

Lanjutan Secara umum, manajemen peningkatan mutu berbasis sekolah (MPMBS) dapat diartikan sebagai model manajemen yang memberikan otonomi lebih besar kepada sekolah dan mendorong pengambilan keputusan partisipatif yang melibatkan secara langsung semua warga sekolah (guru, siswa, kepala sekolah, karyawan, orang tua siswa, dan masyarakat) untuk meningkatkan mutu sekolah berdasarkan kebijakan pendidikan nasional.

Mulyasa (2012:l 25) menjelaskan tujuan MBS adalah : meningkatkan mutu pendidikan melalui fleksibilitas pengelolaan sekolah dan kelas serta meningkatkan profesionalisme guru; Meningkatkan efisiensi melalui keleluasaan mengelola sumberdaya partisipasi masyarakat dengan mengurangi atau penyederhanaan birokrasi; meningkatkan pemerataan melalui peningkatan partisipasi masyarakat yang memungkinkan Pemerintah berkonsentrasi pada kelompok tertentu.

Prinsip-Prinsip Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) Prinsip Ekuifinalitas (Principal of Equifinality, Prinsip Desentralisasi (Principal of Decentralization), Prinsip Sistem Pengelolaan Mandiri (Principal of Self Managing System) Prinsip Inisiatif Manusia (Principal of Human Initiative),

Komponen-Komponen Manajemen Berbasis Sekolah (MBS), Komponen-komponen dari Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) adalah : Manajemen Kurikulum dan Program Pengajaran Manajemen Tenaga Kependidikan Manajemen Kesiswaan Manajemen Keuangan dan Pembiayaan Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan Manajemen Hubungan Sekolah dengan Masyarakat Manajemen Layanan Khusus

Manajemen Layanan Khusus, dpt digolongan menjadi: Manajemen Perpustakaan Perpustakaan yang lengkap dan dikelola dengan baik akan menunjang perkembangan peserta didik dalam hal perkembangan pengetahuan. Disamping itu juga memung­kinkan bagi guru untuk mengembangkan pengetahuan secara mandiri, dan juga dapat mengajar dengan metode bervariasi, misalnya belajar individual.

Manajemen Kesehatan Sekolah sebagai satuan pendidikan yang bertugas dan bertanggungjawab terhadap proses pembelajaran, tidak hanya bertugas mengembangkan pengetahuan saja, tetapi juga harus meningkatkan jasmani dan rohani siswa Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yaitu mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya. Sebagai tindak lanjut dari hal tersebut, maka di sekolah diadakan UKS (Usaha Kesehatan Sekolah) dan pendirian tempat ibadah.

Manajemen Keamanan Sekolah mengatur keamanan di lingkungan sekolah dengan tujuan memberikan rasa tenang dan nyaman dalam mengikuti proses belajar dan mengajar bagi komponen sekolah.

Peran Pihak-Pihak yang Terkait Dalam MBS Menurut Nurkholis (2003: 115-128) pihak-pihak yang berkepentingan dalam manajemen berbasis sekolah adalah. Guru. Guru adalah komponen utama dan terpenting dalam proses pendidikan, per­soalan guru bukan hanya semata-mata tentang ketersediaan tenaga guru (kuantitas) tetapi yang penting adalah pembinaan kualitas guru. Kepala Sekolah. Kepala Sekolah adalah seseorang yang memimpin sebuah sekolah, selain mengajar sebagai pimpinan tunggal ia harus mengatur, memanage proses belajar mengajar di sekolahnya, ia harus mengkoordinir sejumlah guru dan tenaga administrasi untuk saling bahu-membahu dalam rangka mencapai tujuan sekolah.

Lanjutan Kepala Sekolah yang professional berdampak kepada kemajuan sekolahnya, dampak tersebut menurut E Mulyasa ditengarai antara lain: Efektifitas proses pendidikan di sekolah. Tumbuhnya kepemimpinan sekolah yang kuat. Pengelolaan tenaga kependidikan yang efektif. Terwujudnya budaya mutu. Teamwork yang kompak, cerdas dan dinamis. Kemandirian. Partisipasi warga sekolah dan masyarakat. Transparansi manajemen. Kemauan untuk berubah. Evaluasi dan perbaikan yang berkelanjutan. Tanggap terhadap kebutuhan. Akuntabilitas. Sustainabilitas.

Lanjutan Dewan Sekolah. Dewan Sekolah merupakan suatu lembaga atau badan non politis dan non profit dibentuk berdasarkan musyawarah yang demokratis oleh para stakeholder pendidikan di tingkat sekolah (Fattah, 2012). Pengawas Sekolah. Pengawas berperan dalam membina para Kepala Sekolah menjadi professional antara lain memberikan motivasi, membina dan tentu saja mengawasi kinerja para kepala sekolah.

Lanjutan Kantor Dinas Pendidikan. Peran dan fungsi Departemen Pendidikan di Indoensia di era otonomi daerah sesuai dengan PP No.25 thn 2000, antara lain menyebutkan bahwa tugas pemerintah pusat antara lain menetapkan standar kompetensi siswa dan warga, peraturan kurikulum nasional dan sistem penilaian hasil belajar, penetapan pedoman pelaksanaan pendidikan, pene­tapan pedoman pembiayaan pedidikan, penetapan persyaratan, perpindahan, sertifikasi siswa,

Lanjutan Tenaga Administrasi. Peran administrator sekolah dalam MBS adalah pengembang dan pemimpin dalam mencapai tujuan. Peran Orangtua Dan Masyarakat. Karakteristik yang paling menonjol dalam konsep MBS adalah pemberdayaan partisipasi para orang tua dan masyarakat. Peran orang tua dan masyarakat secara kelembagaan adalah dalam dewan sekolah atau komite sekolah. Filosofi yang menjadi landasan adalah bahwa pendidikan yang pertama dan utama adalah dalam keluarga (orang tua) dan masyarakat adalah pelanggan pendidikan yang perkembangannya dipengaruhi oleh kualitas para lulusan.

Faktor Utama Penentu Kinerja Sekolah Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja ( performance ) sekolah adalah. Kurikulum. Proses belajar mengajar. Lingkungan sekolah. SDM dan sumberdaya lain. Standarisasi pengajaran dan evaluasi.

Analisis Kebutuhan Pendidikan Bagi Masyarakat Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik sec. aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Dari difinisai menurut UU No. 20 mengenai Sisdik­nas tersebut pendidikan diarahkan untuk mengembangkan potesnti masyarakat bukan sekadar mengajarkan wawasan dan keterampilan, tetapi juga memberikan kepercayaan kepada masyarakat untuk mengembangkan potesni masing-masing sesuai dengan situasi dan kondisi dimana masyarakat tersebut berada

Upaya Peningkatan Kualitas Manajemen Unggul Peningkatan Mutu.Peran dan persyaratan pemimpin dalam mencapai peningkatan mutu adalah. Memiliki visi. Mempunyai komitmen. Mengkomunikasikan pesan yang berkaitan dengan kualitas. Menganggap peserta didik sebagai pusat perhatian. Memperhatikan kegiatan dan kebijakan memperhatikan pada pelanggan (orang­­­ tua, siswa, masyarakat). Mengembangkan staf. Bertanggung jawab dan tidak menyalahkan pihak lain. Melakukan inovasi. Menjamin struktur organisasi yang menjabarkan peran dan tugas yang jelas. Membangun tim kerja yang baik. Melakukan monitoring dan evaluasi.

Kesimpulan Kenyataan yang harus dihadapi oleh kita bersama adalah buruknya pelayanan pendidikan di negara kita. Sebagaimana dijabarkan dalam latar belakang bahwa 3 pilar pendidikan diemban oleh 3 komponen yaitu orang tua, sekolah , dan masya­rakat. Maka proses pembenahannya pun harus melibatkan kontribusi bersama. Masalah umum keadaan pendidikan Indonesia yang terpuruk ini adalah pada mana­jerial yang tidak optimal. Seringkali kebijakan yang baik tidak dapat diapli­ kasi­kan dengan baik di lapangan sehingga kebijakan yang normative itu hanya men­jadi angan- angan belaka.

Lanjutan Namun, dari paparan makalah ini dapat kami simpul­kan se­ bagai berikut. Kualitas merupakan kemampuan yang dimiliki suatu produk atau jasa untuk memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggan, di dalam pendidikan dikenal dua macam pelanggan yaitu pelanggan internal yaitu peserta didik sedangkan pe­lang­gan eksternal adalah orangtua siswa, masyarakat dan sektor industri. Pendidikan merupakan suatu system yang terdiri dari tiga sub system yaitu INPUT (masukan), Process ( proses) dan Output (keluaran) yang melibatkan pihak-pihak terkait (stakeholder) yaitu institusi pendidikan, pemerintah, peserta didik, orang tua, perusahaan pengguna alumni. Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) merupakan paradigma baru pendidikan, yang memberikan otonomi luas pada tingkat sekolah dengan melibatkan masyara­kat dalam kerangka kebijakan pendidikan nasional

Lanjutan MBS merupakan alternatif baru dalam pengelolaan pendidikan yang lebih mene­kan­kan kepada kemandirian dan kreatifitas sekolah, dan merupakan bentuk alternatif sekolah sebagai hasil dari desentralisasi pendidikan. Secara umum, manajemen peningkatan mutu berbasis sekolah (MPMBS) dapat diartikan sebagai model manajemen yang memberikan otonomi lebih besar kepada sekolah dan mendorong pengambilan keputusan partisipatif yang melibatkan secara langsung semua warga sekolah (guru, siswa, kepala sekolah, karyawan, orang tua siswa, dan masyarakat) untuk meningkatkan mutu sekolah berdasarkan kebijakan pendidikan nasional. Tujuan Manajemen Berbasis Sekolah adalah : (a) meningkatkan mutu pendidikan melalui fleksibilitas pengelolaan sekolah dan kelas serta meningkatkan profesi­onalisme guru (b) Meningkatkan efisiensi melalui keleluasaan mengelola sumber­daya partisipasi masyarakat dengan mengurangi atau penyederhanaan birokrasi. (c) meningkatkan pemerataan melalui peningkatan partisipasi masyarakat dalam pendidikan. Pihak-pihak yang terkait dan berperan dalam Manajemen Berbasis Sekolah adalah (a) Guru (b) Kepala Sekolah (c) Pengawas Sekolah (d) Dewan Sekolah (e) Kantor Dinas Pendidikan (f) Tenaga adminsitrasi Sekolah (g) Orangtua dan masyarakat.

Rekomendasi MBS hendaknya dimanfaatkan pemerintah daerah untuk mengembangkan pen­di­dikan yang cocok dan sesuai dengan kebutuhan daerah. Sekolah hendaknya melibatkan Dinas Pendidikan setempat serta masyarakat untuk merancang muatan kurikulum lokal (daerah) yang sesuai dengan ke­butuhan masyarakat di daerah. Manajemen sekolah perlu memberikan perhatian pada pelajaran budi pekerti, etika dan kehidupan berbangsa dan bernegara yang baik dan benar sehingga lulusan yang dihasilkan akan menjadi manusia yang cerdas, profesional di bidangnya dan berperilaku yang baik dan benar.

Lanjutan Perlu ada kurikulum nasional yang dirancang secara cermat dan merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pem­belajar­an untuk mencapai tujuan pendidikan nasional dalam jangka panjang (25 tahun) ke depan, dan harus dipatuhi oleh segenap jajaran pemerintahan yang berkuasa.  

Dr. Drs. La Ode Hasiara, S.E, M.M., M.Pd.,Ak., CA., Ph.D. TERIMA KASIH Dr. Drs. La Ode Hasiara, S.E, M.M., M.Pd.,Ak., CA., Ph.D. HP. 085 33 44 11 262 atau 08 12 49 999 262