Evaluasi Index Polusi dan Storet

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Pencemaran Lingkungan (Polusi)
Advertisements

Air baku air minum Pawitasari Fransisca
DAMPAK POLUSI AIR.
AIR BUANGAN DAN KESEHATAN
Litosfir Litosfer ,diambil dari bahasa Yunani, yaitu lythos, yang berarti batuan, dan sphere, yang berarti lapisan. Secara definisi litosfer adalah lapisan.
Oksigen Terlarut Kelompok 2 : Aisyah Ayu N Antania Hanjani
Teknologi pengolahan limbah
Pengelompokkan Limbah Berdasarkan:
ANALISIS DATA DAN INFORMASI
LIMBAH IPA Created by : Franki Nova H, ST.
oleh : LENI HANDAYANI, S.PI, MP
Air: perpaduan 2 atom H dan 1 atom O  H2O
DASAR-DASAR KOROSI DALAM LINGKUNGAN ATMOSFERIK
Seperti Apa Standar Air Bersih?
Pencemaran Air Oleh: Tien Zubaidah.
Pencemaran lingkungan Bahan Kuliah
Memahami isi PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR : 115 TAHUN 2003 TENTANG PEDOMAN PENENTUAN STATUS MUTU AIR MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP, By : Ir. Moh.
PENCEMARAN DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN
Eko Suhartono Bag. Kimia/Biokimia Fak. Kedokteran UNLAM
PENGELOLAAN AIR LIMBAH INDUSTRI
BOD (Biological Oxygen Demand)
Bahan Pencemar Air Senyawa organik dan senyawa anorganik yang terdapat dalam air dapat menyebabkan pencemaran air minum, meskipun untuk keperluan industri.
INDEKS KUALITAS AIR (IKA)
TUJUAN : Mengurangi & menghilangkan pengaruh buruk limbah cair thd kes & lingk. 2. Meningkatkan mutu lingk. melalui pengolahan atau pemanfaatan limbah.
Penanganan limbah Limbah :
Ekologi dan Analisis Sumberdaya alam
LINGKUNGAN AIR TAWAR (SUNGAI)
Pemantauan Kualitas Air
ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) KELAS XI SEMESTER GANJIL TP. 2015/2016
Penggolongan sumber air berdasarkan asal:
SANITASI AIR BERSIH.
PENCEMARAN AIR.
Forcep rio indaryanto, s.pi.,msI
LIMBAH INDUSTRI PANGAN
PENGOLAHAN LIMBAH CAIR
SEPTIA PRISTI RAHMAH, SKM UNIVERSITAS INDONUSA ESA UNGGUL
AIR SEBAGAI SUMBER AIR MINUM
AIR SEBAGAI SUMBER AIR MINUM
Forcep rio indaryanto, s.pi.,msI
Merkuria Karyantina,SP.,MP.
EUTROPHICATION DISUSUN OLEH :
AIR BUANGAN DAN KESEHATAN
JENIS DAN KARAKTERISTIK LIMBAH
Ferry Kriswandana, SST. MT.
KOLAM STABILISASI.
Pengamatan Air Larian Tambang (Run Off Water Monitoring) study Kasus Settling Pond Pit 3 Pada PT. Tanjung Alam Jaya Kecamatan Pengaron Kabupaten Banjar.
KELOMPOK : NAMA : Fitria Alfi R ( ) 2. Eka Fitriyani (123200)
Permasalahan Agronomi, Persepsi dan Berbagi permasalahan yang timbul
TANAH TUGAS PRESENTASI KIMIA DASAR KELOMPOK 1.
Eutrofikasi Disusun oleh Audia Putri ( )
Universitas Indo Global Mandiri
Pencemaran Laut Dan Pesisir “Limbah Industri Tahu” Di susun oleh: Mansur Rumata , Juni, 2016.
Paradigma Pengelolaan Lingkungan Hidup : 1
Tugas Biologi Kelompok 6 Nama anggota: Aditya desty ningtias
Pengendalian Pencemaran
Perencanaan dan Strategi Pengolahan Air Minum dan Air Bersih
AIR LIMBAH KARAKTERISASI Departemen Teknologi Industri Pertanian Universitas Brawijaya.
FATMA MAHARANI, S.Si.  Air adalah senyawa kimia dengan rumus molekul H 2 O dimana 1 atom O mengikat 2 atom H  Manfaat bagi Manusia memerlukan air berkualitas.
KIMIA AIR NI LUH INA HANDARIANI / KADEK NITA KARYAWATI /
BAB XI PENCEMARAN LINGKUNGAN
(SANITASI, HIGIENIS, DAN
INDEKS KUALITAS AIR (IKA)
Metode analisis pencemaran air PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
INDEKS KUALITAS AIR (IKA)
KELOMPOK 3 PENCEMARAN AIR. AMANDA NADIA PUTRI ATHAYA NADA SALSABILA DIAH AYU NASTITI HEFIN FEBRIANTARI MOHAMMAD HIBBAN F.
PENCEMARAN LINGKUNGAN Oleh: Titan Sulistia, S.Pd..
PARAMETER KUALITAS LINGKUNGAN
PENCEMARAN AIR Ir. Moh Sholichin, MT.
Oleh Yana Suryana. Ikan nila (Oreochromis niloticus) merupakan ikan yang dapat hidup dalam kondisi linkungan yang memiliki toleransi tinggi terhadap kualitas.
Transcript presentasi:

Evaluasi Index Polusi dan Storet

(1) Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Air Di Badan Perairan Alam : Geologi , Topografi , Meteorologi , Hydrologi dan Biologi Antrophogenic : Kontaminasi Faecal Coliform, yang berasal dari drainase atau buangan limbah domestik, menyebabkan air tidak aman untuk dikonsumsi dan tidak aman untuk dipakai sebagai wahana rekreasi air sepertirenang, rafting, layar, mancing dan lain-lain.Sebagian besar bahan pencemar organik yang berasal dari buangan domestik, pertanian dan industri pengolahan pangan akan menyerap oksigen untuk mendegradasi akhirnya perairan sungai menjadi anoxic yang menyebakan keamatian fauna aquatic seperti ikan. Nutrients, sebagai Nitrogen dan Phospat yang berasal dari limbah rumah tangga dan residu pupuk dari lahan pertanian dan perkebunan, menghasilkan konsentrasi tinggi nitrogen dan phospat di perairan dan akhirnya menyuburkan pertumbuhan plankton di perairan. Sebagian dari plankton adalah bersifat toxic dan menyerap oksigen di malam hari yang menyebabkan perairan menjadi defisit oksigen. Apabila plankton menhajdi tidak aktif dan mengendap di dasar perairan juga akan menyerap oksigen yang akhirnya dapat merusak ekosistem perairan.

(2) Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Air di Badan Air Pestisida dan obat obatan veteriner dan peternakan yang berasal dari lahan peternakan dan industri kimia dapat mengancam kehidupan dan kesehatan satwa perairan sebagai misal merusak system hormon ikan (kerusakan endocrine) menyebabkan feminisation yang mana sebagian besar populasi ikan adalah betina sehingga mengancam keberadaaan species ikan yang bersangkutan. Logam, seperti Timbal, Mercury, Seng, Chromium dam Cadmium bersifat sangat toxic, sedangkan Tembaga kurang toxic dan komplex besi dan Cobalt tingkat keceracunannya lemah, Cyanida dan senyawa Cyanida juga mempunyai tingkat keracunan yang tinggi

(3) Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Air Di Badan Air Organik mikro polutan yang berasal dari pharmacy , hormon dan bahan kimia yang digunakan dalam rumah tangga juga berpotensi untuk merusak kesehatan. Chlorinated hydrocarbon , telah ada dalam alam dan beberapa golongan adalah sangat beracun terhadap manusia . Bentuk molekul golongan ini sulit tergradasi dan bertahan lama di alam , yang akhirnya dapat mengancam kesehatan lingkungan . Limpasan sediment, dari lahan dapat menyebabkan air keruh, menghalangi penyinaran matahari yang akhirnya dapat mengurangi aktivitas matahari. Apabila kekeruhan tinggi menyebabkan PDAM berhenti beroperasi dan sediment yang tinngi menyebabkan system irigasi kurang berfungsi.

Dinamika Kualitas Air Di Sungai (1) Sungai yang menerima beban aliran limbah akan mengalami penurunan status kualitas air menurut USEPA bahan pencemar kimia dapat digolongkan dalam kategori: biodegradabel organic Oksigen terlarut , SOD (Sediment Oxygen Demand) , Nutrient (Nitrogen dan Phospat), Toxic yang organik (residu pestisida , PCB dan bahan organik lain) Toxic yang an organic (logam berat), salinitas (padatan terlarut), pH dan SS (suspended solid). Bakteri dalam perairan akan menguraikan bahan organik sehingga kadar Oksigen dalam perairan berkurang apabila Kadar Oksigen menurun bakteri mengambil sumber Oksigen dari Nitrat , Sulfat sehingga menimbulkan gas N₂ dan Sulfida yang berbau.

Dinamika Kualitas Air Di Sungai (2) Nitrogen dalam perairan dalam bentuk gas N₂ yg terlarut , Nitrogen organik, ion dan non ion Amonia (NH₄ dan NH₃), Nitrit dan Nitrat. Proses pelapukan Nitrogen organik menjadi Amonia , Nitrit dan Nitrat dilakukan oleh bacteri Nitrifikasi. Kecepatan proses Nitrifikasi dipengaruhi oleh ketersediaan Oxygen apabila kadarnya < 2 mg/l kecepatan penguraian langsung turun tajam. Juga dipengaruhi oleh pH (optimum antara 7 – 9) dibawah pH 6 penguraian turun drastis. Bacteri Nitrifikasi cenderung mengendap atau menempel pada sediment atau permukaan yang lain. Temperatur optimum antara 20 – 25 derajat Celcius diluar kisaran tsb penguraian N organik menurun. Proses Eutrophikasi di sungai pada umumnya terjadi bila kadar Phospat > 0,01 mg/l P, kadar Nitrat > 0,1 mg/l N dan kecepatan air < 0,15 m/dt.

Dinamika Kualitas Air Di Bendungan / Danau (1) Danau sebagai sistem perairan yang relatif tidak mengalir pada umumnya mengalami problem kelebihan input nutrient , proses pengayaan nutrient didanau disebut sebagai proses Eutrophikasi adalah suatu proses alami, pencemaran bukan proses Eutrophikasi tetapi akan mempercepat proses Eutrophikasi. Nitrogen, Phospat, CO₂ dan Silica adalah nutrient utama bagi pertumbuhan Alga. Nitrogen dan Phospat berasal dari limbah domestik dansisa pupuk yg berasal dari lahan pertanian. Faktor kunci proses Euthropikasi adalah Nitrogen dan Phospat dengan demikian penting untuk mengendalikan flux Phospat dan Nitrogen dalam danau. Eutrophikasi terjadi bila Kadar N an organik > 0.3 mg N/L dan kadar P an organik > 0.010 mg P/L.

Dinamika Kualitas Air Di Bendungan / Danau (2) Faktor faktor yang mengontrol hydrodinamika danau adalah 1) Kedalaman, panjang, lebar, luas permukaan, 2) Inflow dan Outflow, 3) Hydraulic Residence Time dan 4) Stratifikasi danau. Waktu tinggal Hydraulic (Hydraulic residence time) merepresentasikan waktu tinggal air di danau berkisar beberapa hari di danau kecil sampai tahunan di danau besar, hydraulic residence time berpengaruh besar pada proses pengayaan nutrient. Waktu tinggal hydraulic yang singkat dapat mengurangi proses pengayaan dilain fihak jika waktu tinggal lama nutrient dapat tinggal lama dan Alga mempunyai kesempatan tumbuh . Kimmel (1990) melaporkan Alga tidak dapat tumbuh bila hydraulic residence time < 7 hari.

Evaluasi Badan Perairan Disebabkan Keadaan yang Dinamis Perlu Evaluasi Integriitas Badan Air Penilaian Integritas fisik yang termasuk keadaan habitat, hidrologi, hidrolika, subtrate/sedimen dan lain-lain. Penilaian Integritas biologi yang meliputi komposisi biota yang hidup di air (ikan, makroinvertebrata, pythoplanton, zooplankton, peryphyton) dan lapisan benthic (komposisi benthic makroinvertebrata). Penilaian Integritas kimia berdasarkan sampling kualitas air yang terdiri dari parameter kunci yang dibagi menjadi parameter fisik (suhu, kekeruhan, warna, pH) degradabel organik (BOD,COD,TOC), komponen nitrogen, phospat, anorganik dan organik pollutant, logam dan logam berat.

Evaluasi Integritas Kimia Pemerintah Republik Indonesia telah menetapkan Peraturan Pemerintah No 82 / Tahun 2001 , Tentang Pengelolaan Kualitas Air Dan Pengendalian Pencemaran Air .Dalam Peraturan Pemerintah No 82/Tahun 2001 dalam Bab I ketentuan Umum Pasal 1 ayat 4 mutu air didefisikan sebaga berikut : Mutu air adalah kondisi kualitas air yang diukur dan atau diuji berdasarkan parameter-parameter tertentu dan metoda tertentu berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku . Lebih lanjut dalam Bab I Ketentuan Umum Pasal 1 ayat 10 status mutu air didefinisikan sebagai : Status mutu air adalah tingkat . kondisi mutu air yang menunjukkanl kondisi cemar atau kondisi baik pada suatu sumber air dalam waktu tertentu dengan membandingkan dengan baku mutu air yang ditetapkan .

Parameter Kualitas Air PP 82/2001 (1)

Parameter Kualitas Air PP 82/2001 (2) Parameter Fisika dibagi menjadi 1) Temperatur, 2 ) Residu Terlarut/TDS (Total Dissolved Solids) dan 3) Residu Tersuspensi/ SS (Total Soluble Solids) Paramater Kimia An Organik ada : 1) pH, 2) BOD, 3) COD, 4) DO, 5) Total fosfat sebagai P, 6) NO3 sebagai N, 7) NH3 sebagai N, 8) Arsen, 9) Kobalt, 10) Barium, 11) Boron, 12) Selenium, 13) Kadmium, 14) Krom (V), 15) Tembaga, 16) Besi ,17) Timbal, 18) Mangan, 19) Air Raksa, 20) Seng 21) Khlorida, 22) Sianida , 23) Fluorida, 24) Nitrit sebagai N, 25) Sulfat, 26) Khlorin bebas dan 27 ) Belerang sebagai H2S Parameter Mikrobiologi Terdiri dari : 1) Fecal coliform dan 2) Total Coliform Parameter RadioAktivitas Ada : 1) Gross Alpha dan 2) Gross Bheta Parameter Kimia Organik ada : 1) Minyak dan Lemak, 2) Deterjen sebagai MBAS, 3) Senyawa Fenol sebqgai Fenol, 4) BHC, 5) Aldrin/Dieldrin, 6) Chlordane, 7) DDT, 8) Heptachlor dan H Epoxide , 9) Lindane, 10) Methoxychlor , 11) Endrin dan 12) Toxapane

Mutu Air , Kelas Air dan Kriteria Mutu Air Berdasarkan PP 82/2001 Bab I Ketentuan Umum Kelas Air adalah : Mutu air adalah kondisi kualitas air yang diukur dan atau diuji berdasarkan parameter-parameter tertentu dan metoda tertentu berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku Kelas Air adalah peringkat kualitas air yang dinilai masih layak untuk dimanfaatkan bagi peruntukan tertentu; Kriteria mutu air adalah tolok ukur mutu air untuk setiap kelas air

Klasifikasi Mutu Air Merujuk PP 82/2001 Bagian 3 Pasal 8 Bab 2 Pengelolaan KA Klasifikasi mutu air ditetapkan menjadi 4 (empat) kelas : a. Kelas satu, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk air baku air minum, dan atau peruntukan lain yang imempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut; b. Kelas dua, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk prasarana/sarana rekreasi air, pembudidayaan ikan air tawar, peternakan ,air untuk mengairi pertanaman, dan atau peruntukkan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut; c. Kelas tiga, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk imengairi pertanaman, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan air yang sama dengan kegunaan tersebut; d. Kelas empat, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk mengairi,pertanaman dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut.

Penetapan Kelas Air (1) Selanjutnya Pasal 9 menyatakan : Penetapan kelas air sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 pada; a. sumber air yang berada dalam dua atau lebih wilayah Propinsi dan atau merupakan lintas batas wilayah negara ditetapkan dengan Keputusan Presiden. b. sumber air yang berada dalam dua atau lebih wilayah Kabupaten / Kota dapat diatur dengan Peraturan Daerah Propinsi. c. sumber air yang berada dalam wilayah Kabupaten / Kota ditetapkan dengan Peraturan Daerah Kabupaten / Kota . Penetapan kelas air sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diajukan berdasarkan pada hasil pengkajian yang dilakukan oleh Pemerintah ,Pemerintah Propinsi, dan atau Peinerintah Kabupaten / Kota berdasarkan wewenangnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pemerintah dapat menugaskan Pemerintah Propinsi yang bersangkutan untuk melakukan pengkajian sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf a. Pedoman pengkajian untuk menetapkan kelas air sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) ditetapkan oleh Menteri. Bagian Keempat Baku Mutu Air, Pemantauan Kualitas Air,Dan Status Mutu Air

Penetapan Kelas Air (2) Bab X Ketentuan Penutup Pasal 55 Dalam hal baku mutu air pada sumber air sebagaimana dimaksud dalam pasal 11 dan pasal 12 ayat (1) belum atau tidak ditetapkan, berlaku kreteria mutu air untuk kelas II sebagaimana tercantum dalam lampiran Peraturan Pemerintah ini sebagai baku mutu air.

Tujuan Penetapan Status Mutu Air Tujuan penetapan status mutu air berdasrkan pada PP No 82 / Tahun 2001 Bab II Pengelolaan Kualitas Air , Bagian III Klasifikasi dan Kriteria Mutu Air , Pasal 14 ayat 1 Status mutu air ditetapkan untuk menyatakan : a.Kondisi cemar , apabila mutu air tidak memenuhi baku mutu air b.Kondisi baik , apabila mutu air memenuhi baku mutu air 2.Ketentuan mengenai tingkatan cemar dan tingkatan baik status mutu air sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan pedoman penentuan status mutu air ditetapkan lebih lanjut dengan Keputusan Menteri

Evaluasi Status Mutu Air Sebagai tindak lanjut dari pasal 14 , ayat2 tersebut , akhirnya Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia pada tahun 2003 menetapkan Surat Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No 115 / Tahun 2003 Tentang Pedoman Penentuan Status Mutu Air Dalam SK Menteri Negara Lingkungan Hidup , Pada pasal 2 penentuan status mutu air dapat menggunakan metoda STORET dan metoda Indeks Pencemaran , sebagaimana pada lampiran 1 (metoda STORET) dan lampiran 2 (metoda Indeks Pencemaran) .

Metode Evaluasi Storet (1) Metode Evaluasi Storet diadopsi dari USEPA (Badan Perlindungan Lingkungan Amerika Serikat) yang berasal dari kata Storage dan Retrieval Secara prinsip membandingkan antara himpunan data kualitas air sampling dan baku mutu air pada klas peruntukan yang telah ditetapkan

Metoda Evaluasi Storet (2) Metode Storet digunakan untuk melakukan penentuan tingkat pencemaran badan air sungai pada kurun waktu tertentu , metoda ini digunakan untuk evaluasi triwulan , semersteran dan tahunan . Sebagai contoh bila frequency pengambilan sampel satu bulan sekali dan selama setahun ada 12 kali pengambilan evaluasi dapat dilakukan musiman (kemarau dan penghujan) , dan tahunan .

Metode Evaluasi Storet (3) Tatcara penghitungan skor dalam metode storet adalah sebagai berikut : 1)Kumpulkan data kualitas air pada satu stasiun kualitas air pada jangka waktu tertentu 2)Lakukan penghitungan nilai rata rata , maximum dan minimum dari setiap parameter 3)Lakukan pemberian skor pada nilai rata rata , maximum dan minimum dari setiap parameter 4)Pemberian skor dengan cara membandingkan nilai rata , maximum dan mimum dengan nilai klas standar mutu 5)Apabila nilai rata rata , maximum , dan miimum dibawah / lebih kecil dibandingkan dengan standar mutu maka diberi skor nol (0) 6)Apabila nilai rata rata , maximum dan minimum lebih beasar bila dibandingka dengan standar mutu maka nilai skor dapat disajikan dalam tabel sebagai berikut ( dalam satu tabel ada dua kelompok yaitu untuk jumlah parameter < 10 dan jumlah parameter sama atau lebih dari 10)

Metode Evaluasi Storet (4)

Metode Evaluasi Storet (4) 7)Lakukan penjumlhan skor untuk setiap parameter 8)Lakukan penjumlahan total untuk seluruh parameter , dan status mutu air dinyatakan dalam tabel sebagai berikut:

Metode Index Pencemaran (1) Metode Index Pencemaran dikembangkan oleh Sumitomo dan Nemerov dari Universitas Texas , Amerika Serikat , mengajukan suatu Index senyawa pencemar yang bermakna untuk suatu peruntukan dan akhirnya Index dinyatakan sebagai Index Pencemaran yang digunakan untuk menentukan tingkat pencemaran relatif terhadap parameter kualitas air yang di ijinkan

Metode Index Pencemaran (2) Metode Indeks Pencemaran digunakan untuk melakukan penilaian mutu air pada saat sampling dilakukan , data yang dbutuhkan adalah data pengamatan tunggal . Langkah langkah sebagai berikut : 1)Lakukan penghitungan nilai indek pencemaran setiap parameter 2)Nilai indek parameter awal = nilai pengamatan/nilai standar mutu 3)Hitung nilai indek parameter baru 4)Apabila indek parameter awal < 1 maka nilai indek parameter baru = indek nilai parameter awal 5)Apabila nilai indek parameter awal > 1 maka nilai indek parameter baru harus dihitung 6)Nilai indek parameter baru = 1 + 5 * Log (Nilai Indek parameter awal) 7) Lakukan sorting Nilai indek parameter baru 8)Lakukan penghitungan Rata rata nilai indek parameter baru

Metode Index Pencemaran (3) 9)Hitung nilai indek pencemaran 10)Nilai Indek Pencemaran = V((Rata rata nilai indek parameter baru) 2 + (Maximum nilai indek parameter baru)2/2) 11)Klasifikasi nilai indek pencemaran dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :

Tujuan Pembuatan Database Kualitas Air Meningkatkan efisiensi penyimpanan data Meningkatkan kecepatan dan kemudahan dalam hal penambahan data pengeditan data , penghapusan data dan pencarian data yang sudah tersedia dalam tabel . Meningkatkan ditingkatkan keamanan data dan data dapat dipakai dalam suatu kelompok Membantu evaluasi data yang telah tersedia

Struktur Database Kualitas Air Database Kualitas Air Disusun Dalam Program Microsoft Acess yang terdiri dari : Tabel , Form , Query dan Report Tabel terdiri : tblSungai,tblStasiun,tblLapangan, tblParameter,tblStandarMutu Form terdiri: frmSungai, frmStasiunKualitasAir, frmPengamatanLapangan, frmParameter, frmWqIndexPolusiEvaluasi, frmWqIndexStoredEvaluasi, frmEvaluasiParameter,frmSeleksiParameter,frmSwitchBoard

Lanjutan Struktur Database Query terdiri dari : qryWqPrep qryWqStat qryWqIdstr1 qryWqIdstr2 qryWqIdstr3 qryWqIdstr4 qryWqIndexPolu1 qryWqIndexPolu2 qryWqIndexPolu3 qryWqIndexPolu4

Lanjutan Struktur Database Kualitas Air Query terdiri dari: qryWqTotalIndexPolu2 qryWqTotalIndexPolu3 qryWqTotalIndexPolu4 qryWqParameterEvaluasi 1 qryWqParameterEvaluasi 2 qryWqParameterEvaluasi 3 qryWqParameterEvaluasi 4 qryWqLapangan qryWqParameter qryWqParameterSelec

Lanjutan Struktur Database Kualitas Air Report terdiri dari : Report rptTotalIndexPencemaran1 Report rptTotalIndexPencemaran2 Report rptTotalIndexPencemaran3 Report rptTotalIndexPencemaran4 Report rptStoretIndex1 Report rptStoretIndex2 Report rptStoretIndex3 Report rptStoretIndex4 Report rptPengamatanLapangan Report rptParameterAnalisa

Hubungan Hasil Evaluasi Index Polusi dan Metode Storet Dengan Sistem Pelaporan Program monitoring kualitas air yang dilaksanakan tiap bulan seyogyanya menghasilkan laporan triwulan dan laporan tahunan Laporan triwulan adalah menggambarkan kondisi musiman kualitas air pada sungai yang bersangkutan Hasil sampling dari setiap bulan dievaluasi dengan metode Index Pencemaran , dan hasil monitoring selama tiga bulan (3 kali) dilakukan evaluasi dengan metode storet Hasil nilai Index Pencemaran dan metode storet kemudian dilampirkan dalam laporan triwulan

Lanjutan Hubungan Evaluasi Index Polusi dan Metode Storet dengan Pelaporan Laporan tahunan kualitas air menggambarkan kondisi global kualitas air sungai selama satu tahun Apabila monitoring kualitas air dilakukan setiap bulan (12 kali) , selain dilakukan evaluasi dengan Index Pencemaran , sebaiknya evaluasi dengan metode Storet dengan berdasarkan musim , sebagai misal dari kelompok I dari Jan – April , Kelompok II dari Mei – Sept , Kelompok III Oct – Des

Lanjutan Hubungan Evaluasi Index Polusi dan Metode Storet dengan Pelaporan Program kualitas air dengan biaya yang terbatas sebagai misal dalam satu tahun ada 5 kali sampling Dalam satu tahun dilakukan 2 kali dalam musim penghujan dan 3 kali dalam musim kemarau seyogyanya menghasilkan laporan semesteran dan laporan tahunan Dalam laporan semester yang hanya ada dua kali pengambialn hanya dapat dilakukan evaluasi Index Pencemaran sedangkan Laporan Semester dengan pengambialn 3 kali dapat dievaluasidng metode storet dan Index Pencemaran Laporan tahunan dilengkapi dengan evaluasi Index Pencemaran dan Metode storet secara keseluruhan (5 kali ) pengambilan

TERIMA KASIH ATAS PERHATIANNYA