ANALISIS OBAT DAN NARKOBA

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Ekstraksi dengan Pelarut
Advertisements

Teknik Budidaya Tanaman Agronomi
Presented by : Nadia Anisah Tahani
PENGENDALIAN HAMA SECARA KIMIAWI
Pestisida Pertanian Klas B, Ruang II.
Pengotor Bahan Pangan Pestisida
4/8/ :13 AM Assalammualaikum…….. 4/8/ :13 AM.
4. Pelaksanaan Pengendalian Hama
PESTISIDA » BIOSIDA Pemberantasan  Pengendalian  Pengelolaan
BIOREMEDIASI DAN REKLAMASI TANAH JAMILAH WIDODO HARYOKO FATIMAH AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS TAMSISWA PADANG.
Dasar-dasar Perlindungan Hutan Copyright © 2006 DCC (Development of Course Content ) Team LabLINKeshut 4 Bagian 2 C H A P T E R Perlindungan hutan terhadap.
Kelompok 5B IKMA 2010 Risyad Indra Syahrial
DALAM TEKNOLOGI PRODUKSI PERTANIAN
PESTISIDA Oleh : Mokhtar Effendi ( )
TUGAS DASAR-DASAR PEMISAHAN ANALITIK
TOKSISITAS CYANIDA Sumber: - elektroplating - Metalurgi
Penggaraman dan Pengeringan
TOKSIKOLOGI 1. Arsenikum Bentuk : arseniks trioksida, arsenik pentoksida, sodium/potasium arsenat, kalsium, kalsium/timah arsenat Penggunaan : rodentisida,
Dampak B3 terhadap Kesehatan
BAHAN KIMIA DALAM RUMAH TANGGA
PENGEMBANGAN STANDAR KUALITAS DAN INVESTIGASI FITOKIMIA DAUN Cassia tora Linn Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Praktikum Fitofarmasi Program Studi.
Komunikasi Dan Penyuluhan Pertanian Putri Lestari C
Analisis Faktor Risiko Keracunan Pestisida bagi Petani Penyemprot
Selamat Datang di Persentasi kami
Bahan yang digunakan : Air panas Sinar : Sinar Inframerah
INISIASI 5 INTOKSIKASI.
Serapan Hara Daun.
DASAR-DASAR PERLINDUNGAN TANAMAN (DPT)
MATERI e_LEARNING-2 PASCA UTS Dr. Ir. F. DIDIET HERU SWASONO, M.P.
AFLATOKSIN dan BAHAN PENGAWET
. Cara Pengendalian Hama: -Direct Control (Pengendalian langsung)
Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman (DPT)
Kimia Analit Ke-7 KROMATOGRAFI Oleh Prof. Dr. Ir
PESTISIDA DAN TEKNIK APLIKASI
PESTISIDA DAN TEKNIK APLIKASI
PENGENDALIAN VEKTOR SECARA KIMIAWI.
LIPIDA Senyawa organik yang terdapat di alam yang tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik non polar (n-heksana, eter, dsb)
Pembuatan media dan sterilisasi
KULTUR TEKNIS 1. Iklim 2. Tanah 3. Bibit 4. Penanaman
Pengembangan Teknologi Formulasi Insektisida Nabati untuk
PRESENTASI PKM PENELITIAN
TEKNOLOGI SEDIAAN BAHAN ALAM PEMBUATAN MASKER GEL PEEL OFF LYCOPEN
Herbisida Nabati Bahan tumbuhan yang dapat digunakan untuk menghambat/menghentikan pertumbuhan gulma.
PERSISTENT ORGANIC POLLUTANT
PESTISIDA DAN HERBISIDA
TOKSIKOLOGI PADA PESTISIDA
Pestisida Tabitha Maudy C. XII IPA 4.
AFLATOKSIN dan BAHAN PENGAWET
Asisten klp : LA HAMIDU, S.Farm
OBAT NYAMUK SPRAY ` Sejarah
PRAKTIKUM EKOTOKSIKOLOGI PERAIRAN
PENGENDALIAN MIKROORGANISME
BIOTEKNOLOGI Dengan menggunakan Mikroorganisme
MUHAMMAD FAJRIN A. SALIM KIMIA
Bahan Kimia Berbahaya Theo da Cunha
SUMBER RACUN DAN ASAL RACUN
SENSITVITAS BAKTERI kuliah 7,8,9
UJI PESTISIDA FOSFAT-ORGANIK DALAM AIR
PESTISIDA DAN TEKNIK APLIKASI
Bahan Kimia Berbahaya Disusun Oleh Apriliene Sidabutar Dessy Marpaung Laxhmi Mahesvary Tivani Togatorop
PESTISIDA DAN PENGGUNAANNYA
This presentation uses a free template provided by FPPT.com PENGAWET SEBAGAI SALAH SATU BAHAN TAMBAHAN PANGAN OLEH KELOMPOK.
RANDI WAHYU A P. TEH Teh merupakan minuman yang di dalamnya terdapat kafein, sebuah infusi yang dihasilkan dengan cara menyeduh daun, pucuk daun,
Kuliah Pengantar Blok 4.1 PENCEMARAN LINGKUNGAN OLEH PESTISIDA
EKSTRAKSI TANAMAN OBAT
KELOMPOK 3 MANFAAT PESTISIDA NAMA KELOMPOK: CATHRINE YOHANNA SIBAGARIANG ( ) SUGA EFRADANA GUNAWAN (( ) ELFANI YULIANTI LIMBONG ( )
TOKSIK PELARUT ORGANIK DI INDUSTRI
PENGANTAR TOKSIKOLOGI INDUSTRI
Kikie Trivia Amalia( ) Mimi Salmawati( ) ‘Urfa Zakiyya ‘Uyunin ( )
Visi Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat FIKES UHAMKA:
Transcript presentasi:

ANALISIS OBAT DAN NARKOBA ANALISIS PESTISIDA

Berdasarkan asal kata (bhs inggris) pest: hama cida: pembunuh UU No.: 12 Thn 1992 ttg Sistem Budidaya Tanaman, Pestisida: zat atau senyawa kimia, zat pengatur dan perangsang tumbuh, bahan lain, serta organisme renik, atau virus, yang digunakan untuk melakukan perlindungan bagi tanaman”.

Fungsi Pestisida

Penggolongan pestisida berdasarkan sasaran (Wudianto R, 2010) yaitu: 1. Insektisida adalah bahan yang mengandung senyawa kimia yang bisa mematikan semua jenis serangga. 2. Fungisida adalah bahan yang mengandung senyawa kimia beracun dan bisa digunakan untuk memberantas dan mencegah fungsi/cendawan. 3. Bakterisida. Disebut bakterisida karena senyawa ini mengandung bahan aktif beracun yang bisa membunuh bakteri. 4. Nermatisida, digunakan untuk mengendalikan nematoda.

5. Akarisida atau mitisida adalah bahan yang mengandung senyawa kimia yang digunakan untuk membunuh tungau, caplak dan laba-laba. 6. Rodenstisida adalah bahan yang mengandung senyawa kimia beracun yang digunakan untuk mematikan berbagai jenis binatang pengerat, misalnya tikus. 7. Moluskisida adalah pestisida untuk membunuh moluska, yaitu : siput, bekicot serta tripisan yang banyak dijumpai di tambak. 8. Herbisida adalah senyawa kimia beracun yang dimanfaatkan untuk membunuh tumbuhan pengganggu yang disebut gulma. 9. Pestisida lain seperti Pisisida, Algisida, Advisida dan lain- lain. 10. Pestisida berperan ganda yaitu pestisida yang berperan untuk membasmi 2 atau 3 golongan organisme pengganggu tanaman.

Berdasarkan Bahan Aktifnya: Penggunaan pestisida yang paling banyak dan luas berkisar pada satu diantara empat kelompok besar berikut (Kusnoputranto, 1996) : 1. Organoklorin (Chlorinated hydrocarbon) Organoklorin merupakan racun terhadap susunan saraf (neuro toxins) yang merangsang sistem saraf baik pada serangga maupun mamalia - menyebabkan tremor dan kejang-kejang. 2. Organofosfat (Organo phosphates – Ops) Ops umumnya adalah racun pembasmi serangga yang paling toksik secara akut terhadap binatang bertulang belakang seperti ikan, burung, kadal (cicak) dan mamalia)

- mengganggu pergerakan otot dan dapat menyebabkan kelumpuhan. - Organofosfat dapat menghambat aktifitas dari cholinesterase, suatu enzim yang mempunyai peranan penting pada transmisi dari signal saraf. 3. Karbamat (carbamat) Sama dengan organofosfat, pestisida jenis karbamat menghambat enzim-enzim tertentu, terutama cholinesterase dan mungkin dapat memperkuat efek toksik dari efek bahan racun lain. Karbamat pada dasarnya mengalami proses penguraian yang sama pada tanaman, serangga dan mamalia. Pada mamalia karbamat dengan cepat diekskresikan dan tidak terbio konsentrasi namun bio konsentrasi terjadi pada ikan.

4. Piretroid Salah satu insektisida tertua di dunia, merupakan campuran dari beberapa ester yang disebut pyretrin yang diektraksi dari bunga dari genus Chrysantemum. Jenis pyretroid yang relatif stabil terhadap sinar matahari adalah : deltametrin, permetrin, fenvlerate. Sedangkan yang tidak stabil terhadap sinar matahari dan sangat beracun bagi serangga adalah : difetrin, sipermetrin, fluvalinate, siflutrin, fenpropatrin, tralometrin,sihalometrin, flusitrinate.

Piretrum mempunyai toksisitas rendah pada manusia tetapi menimbulkan alergi pada orang yang peka, dan mempunyai keunggulan diantaranya: a. diaplikasikan dengan takaran yang relatif sedikit, b. spekrum pengendaliannya luas, c. tidak persisten, dan memiliki efek melumpuhkan yang sangat baik.

5. Kelompok lain - Berhubungan dengan tumbuh-tumbuhan, terdiri dari berbagai urutan senyawa yang diproduksi secara alami oleh tumbuh-tumbuhan. - Produk tumbuhan yang secara alami merupakan pestisida yang sangat efektif dan beberapa (seperti nikotin, rotenon ekstrak pyrenthrum, kamper dan terpentium) sudah dipergunakan oleh manusia untuk tujuan ini sejak beberapa ratus tahun yang lalu.

Menurut asal/cara pembuatannya: 1) pestisida sintetis dan 2) pestisida nabati. Menurut susunan kimianya: pestisida anorganik (HgCl, S, As2O3, dll); dan pestisida organik (sintetis & nabati). Menurut jenis sasaran: herbisida, insektisida, larvasida, rodentisida, fungisida, dll

Klasifikasi Pestisida Kimiawi Organik Sintentis: Golongan Organochlorine (OC): a. Toksisitas tinggi: Endrin (Hexadrine) b. Toksisitas sedang: Aldrin, Dieldrin, DDT, BHC, dll 2) Golongan Organophosphate (OP): a. Toksisitas tinggi: Phorate, Parathion, TEPP, Azodrine, Phosphamidon, Metamidophos, dll b. Toksisitas sedang: Chlorpyrifos, Diazinon, Dimethoate, Malathion, dll 3) Golongan Carbamate ( C ): a. Toksisitas tinggi: Temik, Carbofuran, methonyl, dll b. Toksisitas sedang: Baygon, Landrin, Carbaryl, dll

TAHAP 1 Pengembangan metode residu pestisida lindan dalam daging dengan cara modifikasi metode menurut SCHENCK dan WAGNER (1995), yaitu sebagai berikut: ditimbang 2,50 g sampel daging dan diekstraksi dengan cara penambahan 25 ml asetonitril dan dihomogenkan dengan mempergunakan alat homogeniser selama 0,5 menit dengan kecepatan 11.000 putaran/menit. Kemudian disentrifuse selama 10 menit dengan kecepatan 3000 rpm. Hasil supernatan disaring dan filtrat diukur volumenya. Kemudian diambil 5 ml filtrat dan diencerkan dengan akuades sampai volume mencapai 10 ml, dan masukkan ke dalam cartridge C18 (Sep-Pak C18) yang sebelumnya telah dikondisikan dengan 6 ml petroleum ether, 6 ml aseton, 2 x 6 ml metanol dan 2 x 6 ml akuades (kecepatan 3 tetes/detik). Setelah masuk sampel, cartridge dicuci dengan 2 x 5 ml akuades dan dibiarkan selama 5 menit.

Untuk tahap pemurnian: disiapkan kolom florisil yaitu berupa kolom ukuran kecil dengan menggunakan siring plastik (10 ml) yang lubangnya (ujung siring) ditutup dengan glass wol dan diisi dengan 4 g florisil yang telah diaktifkan, kemudian di atasnya diisi sodium sulfat anhidrat setinggi 2 cm. Kondisikan kolom florisil tersebut dengan 5 ml petroleum eter. Cartridge dihubungkan dengan kolom florisil (posisi di bawah), kemudian cartridge dielusi dengan 2% eter-petroleum eter sebanyak 2 x 6 ml. Hasil elusi (eluat) ditampung ke dalam labu florentin (labu penguap) dan dievaporasi dengan alat rotary-evaporator sampai kering. Hasil evaporasi dilarutkan dengan heksan (for trace analysis) dan siap diinjeksikan pada alat khromatografi gas.

TAHAP 2 Pengembangan metode residu pestisida lindan dalam susu dengan cara modifikasi metode menurut SCHENCK et al. (1996b), yaitu masukkan 5 ml susu ke dalam cartridge C18 yang sebelumnya telah dikondisikan dengan 5 ml petroleum benzene, 5 ml aseton dan 2 x 5 ml metanol dan setelah itu dibiarkan 15 menit. Tambahkan 50 µl asetonitril ke dalam cartridge untuk menghomogenkan susu dalam cartridge dan biarkan 20 menit. Cartridge dicuci dengan aquades sebanyak 2 ml. Siapkan kolom florisil yaitu kolom yang isinya sama dengan yang dilakukan pada analisis residu dalam sampel daging. Kondisikan kolom florisil dengan 10 ml petroleum benzene dan 10 ml asetonitril. Cartridge C18 dihubungkan dengan kolom florisil (posisi di bawah) dan elusi dengan 2 x 10 ml asetonitril. Eluat ditampung dalam labu florentin dan evaporasi dengan alat rotary-evaporator sampai kering. Hasil evaporasi dilarutkan dalam heksan (for trace analysis) dan siap diinjeksikan pada alat kromatografi gas.

TERIMA KASIH …