RESENSI oleh Drs. Rosman.H.,M.Hum.
Usahakan cari buku pengarangnya sama judul yang dihasilkan berbeda Usahakan cari buku judulnya sama tetapi pengarangnya berbeda
1. Pengertian Bahasa latin dari kata kerja revidere atau recensere berarti melihat kembali, menimbang atau menilai Bahasa Belanda recensie Bahasa Inggris review Ketiganya mengacu pada arti yang sama yaitu mengulas sebuah buku
Tindakan meresensi buku dapat berarti memberikan penilaian, mengungkap kembali isi buku, membahas, atau mengkritik buku. Maksud meresensi untuk menginformasikan isi buku kepada masyarakat luas. Tiga Bidang Garapan Resensi Buku (baik fiksi maupun non fiksi) Pementasan seni, seperti film, sinetron, tari, drama, musik, atau kaset; Pameran seni, baik seni lukis, seni patung
A. Lima Tujuan Resensi 1. Memberikan informasi atau pemahaman yang konprehensif tentang apa yang tampak dan terungkap dalam sebuah buku 2. Mengajak pembaca untuk memikirkan, merenungkan, dan mendiskusikan lebih jauh fenomena atau problema yang muncul dalam sebuah buku 3. Memberikan pertimbangan kepada pembaca apakah sebuah buku pantas mendapat sambutan dari masyarakat atau tidak
4. Menjawab pertanyaan yang timbul jika seorang melihat buku yang baru terbit, seperti: a). Siapa pengarangnya? b). Mengapa ia menulis buku itu? c). Apa pernyataannya? d). Bagaimana hubungannya dengan buku-buku sejenis karya pengarang yang sama? e). Bagaimana hubungannya dengan buku-buku sejenis yang dihasilkan oleh pengarang-pengarang lain
5. Untuk segolongan pembaca resensi yang: a). Membaca agar mendapatkan bimbingan dalam memilih buku-buku; b). Setelah membaca resensi berminat untuk membaca atau mencocokkan seperti apa yang ditulis dalam resensi; c). Tidak ada waktu untuk membaca buku kemudian mengandalkan resensi sebagai sumber informasi
II
B. Dasar-Dasar Resensi 1. Peresensi memahami sepenuhnya tujuan pengarang buku itu. Tujuan pengarang diperoleh pada kata pengantar atau bagian pendahuluan buku. Kemudian cari apakah tujuan itu direalisasikan dalam seluruh bagian buku. 2. Peresensi menyadari sepenuhnya tujuan meresensi karena sangat menentukan corak resensi yang akan dibuat.
3. Peresensi memahami betul latar belakang pembaca yang menjadi sasarannya: selera, tingkat pendidikan, dari kalangan macam apa asalnya, dan sebagainya. Atas dasar itu, resensi yang dimuat pada surat kabar atau majalah yang lain. 4. Peresensi memahami karakteristik media cetak yang akan memuat resensi. Setiap media cetak ini mempunyai identitas termasuk dalam visi dan misi. -Dengan demikian , kita akan mengetahui kebijakan dan resensi macam apa yang disukai oleh redaksi.
Kesukaan redaksi akan tampak pada frekuensi jenis buku yang dimuat Kesukaan redaksi akan tampak pada frekuensi jenis buku yang dimuat. Demikian pula, jenis buku yang dimuat biasanya sesuai dengan visi dan misinya. Misalnya, majalah ekonomi tidak menampilkan resensi buku tentang kimia. Jenis buku yang muat pasti buku yang berkaitan dengan masalah ekonomi. Ada baiknya peresensi mengetahui media yang akan dituju, seperti surat kabar (nasional atau daerah), dan majalah (ilmiah, ilmiah populer, atau hiburan).
III
C. Nilai Buku Meresensi buku pada hakekatnya melakukan penilaian terhadap buku Menilai berarti mengulas, mempertimbangkan, mengkritik, dan menunjukkan kelebihan-kelebihan serta kekurangan-kekurangan buku dengan penuh tanggung jawab. dengan penuh tanggung jawab berarti , mengajukan dasar-dasar atau argumen terhadap pendapatnya, dan kriteria-kriteria yang dipergunakan untuk membentuk pendapatnya itu, serta data yang meyakinkan (menyajikan kutipan yang tepat dan relevan)
Sasaran penilaian adalah organisasi, isi, bahasa, dan teknik, biasanya sulit diterapkan secara mekanis. Suatu unsur sering lebih mendapat tekanan daripada unsur yang lain. Yang penting, tidak menggunakan salah satu unsur untuk menilai keseluruhan buku Nilai buku akan lebih jelas jika dibandingkan dengan karya-karya sejenis, baik yang ditulis oleh pengarang itu sendiri maupun yang ditulis oleh pengarang lain.
D. Bahasa Resensi Bahasa resensi biasanya bernas (singkat-padat), tegas dan tandas Pemilihan karakter bahasa yang digunakan disesuaikan dengan karakter media cetak yang akan memuat dan karakter pembaca yang akan menjadi sasarannya. Pemilihan karakter bahasa berkaitan erat dengan masalah penyajian tulisan. Misalnya, tulisan yang runtun kalimatnya, ejaannya benar, tidak panjang lebar (bertele-tele), dan tidak terlalu banyak coretan, atau bekas hapusan
Penyajian tulisan resensi bersifat padat, singkat, mudah ditangkap, menarik, dan enak dibaca Tulisan yang menarik dan enak dibaca artinya enak dibaca oleh redaktur (penanggung jawab rubrik) maupun pembaca. Biasakan diri membaca resensi menempatkan diri sebagai redaktur atau pembaca. Ambil jarak, jadikan diri sebagai redaktur atau pembaca untuk menanggalkan emosi sebagai penulis agar kita mampu melihat kekuatan dan kelemahan resensi yang kita buat.
XIII . Kelebihan Resensi
E. Kelebihan Resensi 1. Tidak basi Resensi lebih tahan lama, dibanding berita, artikel, dan karangan khas (features). Artinya, resensi yang dikembalikan oleh redaksi, masih dapat dikirim ke media lain Buku yang diresensi tidak harus buku yang baru terbit Boleh meresensi buku yang terbit setahun yang lalu, asal buku itu belum pernah dimuat di media yang akan dituju. Biasanya buku yang diresensi adalah buku yang baru terbit
2. Menambah wawasan Informasi dari buku berguna untuk menambah wawasan berpikir dan mengasah daya kritis. Kita dapat menilai apakah buku itu bermutu atau tidak. 3. Keuntungan finansial Jika resensi dimuat, diperoleh honor dari redaksi dan penerbit. Ini kalau fotokopi resensi itu dikirim ke penerbit, minimal buku baru yang dapat kita buatkan resensi (jika penerbit tidak bersedia memberi honor).
F. Tiga Pola Tulisan Resensi 1). Meringkas; 2)Menjabarkan; 3) Mengulas Ketiga hal di atas dapat dilakukan jika isi pernyataan dalam buku dipahami lebih dahulu 1. Meringkas (sinopsis) berarti menyajikan semua persoalan buku secara padat dan jelas. Persoalan/ masalah dalam buku diringkas, pilih yang penting ditulis dalam uraian yang bernas 2. Menjabarkan (deskripsi) berarti menjabarkan atau mendeskripsikan hal-hal menonjol dari sinopsis yang sudah dilakukan. Jika perlu bagian yang mendukung uraian itu dikutip.
3. Mengulas berarti menyajikan ulasan sebagai berikut: Isi pernyataan atau materi buku yang sudah dipadatkan dan dijabarkan kemudian diulas (diinterpretasikan); 2). Organisasi atau kerangka buku; 3). Bahasa; 4). Kesalahan cetak; 5). Membandingkan (komparasi) dengan buku-buku sejenis, baik karya pengarang sendiri maupun oleh pengarang lain; 6). Menilai, mencakup kesan peresensi terhadap buku, terutama yang berkaitan dengan keunggulan dan kelemahan buku
XIV Unsur-Unsur Membangun Risensi
G. Langkah-Langkah Meresensi Buku 1. Penjajakan atau pengenalan terhadap buku yang diresensi a. Mulai dari tema buku yang diresensi, disertai deskripsi isi buku. b. Siapa penerbit yang menerbitkan buku itu, kapan dan dimana diterbitkan, tebal (jumlah bab dan halaman), format hingga harga. c. Siapa pengarangnya: nama, latar belakang pendidikan, reputasi dan prestasi, buku atau karya apa saja yang ditulis hingga mengapa ia sampai menulis buku itu. d. Buku itu termasuk golongan buku yang mana: ekonomi, teknik, politik, pendidikan, psikologi, sosiologi, filsafat, bahasa, atau sastra.
4. Membuat sinopsis atau intisari dari buku yang akan diresensi. 2. Membaca buku yang akan diresensi secara konprehensif, cermat dan teliti. Peta permasalahan dalam buku itu perlu dipahami secara tepat dan akurat. (pembacaan pertama) 3. Menandai bagian-bagian buku yang diperhatikan secara khusus dan menentukan bagian-bagian yang dikutip untuk dijadikan data. (pembacaan kedua) 4. Membuat sinopsis atau intisari dari buku yang akan diresensi. 5. Menentukan sikap dan menilai hal-hal berikut ini. a. Organisasi atau kerangka penulisan; bagaimana hubungan antara bagian yang satu dan bagian yang lain, bagaimana sistematikanya, dan bagaimana dinamikanya.
b. Isi pernyataan; bagaimana bobot idenya, analisisnya, penyajian datanya, dan bagaimana kreativitas pemikirannya. c. Bahasa; bagaimana ejaan yang disempurnakan diterapkan, kalimat dan penggunaan katanya, terutama untuk buku ilmiah. d. Aspek teknis; bagaimana tata letak, tata wajah, kerapian dan kebersihan, dan percetakannya (banyak salah cetak atau tidak). Sebelum menilai alangkah baiknya terlebih dahulu dibuat garis besar (outline) dari resensi itu e. Mengoreksi dan merevisi hasil resensi dengan menggunakan dasar-dasar dan kriteria yang sudah kita tentukan sebelumnya
H. Unsur-Unsur Membangun Resensi 1. Membuat judul resensi Menarik, menjiwai seluruh tulisan/ inti tulisan Tidak harus dibuat dulu, boleh sesudah resensi selesai -buku yang mau dirisensi berjudul “Panggil Aku Sakai” -buku kita baca lalu kita kaitkan isi buku untuk dijadikan judul -contoh judul “Perjuangan Sakai”
2. Menyusun data buku Judul buku (apakah buku hasil terjemahan. Tuliskan judul aslinya) Pengarang (tuliskan juga penerjemah, editor, atau penyunting seperti yang tertera pada buku); Penerbit
f). Harga buku (jika diperlukan) 3. Membuat pembukaan (lead) d). Tahun terbit beserta cetakannya (cetakannya ke berapa); e). Tebal buku; f). Harga buku (jika diperlukan) 3. Membuat pembukaan (lead) a). Memperkenalkan siapa pengarangnya, karyanya berbentuk apa saja, dan prestasi apa saja yang diperoleh; b). Membandingkan dengan buku sejenis yang sudah ditulis, baik oleh pengarang sendiri maupun oleh pengarang lain;
c). Memaparkan kekhasan atau sosok pengarang; d). Memaparkan keunikan buku; e). Merumuskan tema buku; f). Mengungkapkan kritikan terhadap kelemahan buku; g). Mengungkapkan kesan terhadap buku; h). Memperkenalkan penerbit; i). Mengajukan pertanyaan; j). Membuka dialog.
4. Tubuh atau isi pernyataan resensi buku a). Sinopsis atau isi buku secara bernas (singkat-padat) dan kronologis b). Ulasan singkat buku dengan kutipan secukupnya; c). Keunggulan buku; d). Kelemahan buku; e). Rumusan kerangka buku; f). Tinjauan bahasa (mudah atau berbelit-belit); g). Adanya kesalahan cetak. 5. Penutup resensi buku berisi buku itu penting untuk siapa dan mengapa
Membuat Pembukaan (lead) XV Membuat Pembukaan (lead)
2.Membuat Pembukaan (lead) A. Pengarang memaparkan sedikit tentang pengarang buku seperti namanya, prestasinya, topik buku ( Profesor J.D Legge, dalam karya tulisnya kali ini memberikan sumbangan pengetahuan, pemahaman, dan interpretasi mengenai sejarah perjuangan kemerdekaan. Mengenai satu kelompok intelektual di sekitar Sultan Sjahrir, Perdana Menteri Indonesia, 14 November 1945-26 Juni 1947. Dalam masa yang kurang dari dua tahun itu, kabinetnya telah tiga kali berubah. Setiap kali ia tak mendapat dukungan dari oposisi yang tak percaya pada Kabinet Sjahrir untuk
memperjuangkan tuntutan 100 % Indonesia Merdeka dalam upaya diplomasinya-semula dengan Inggris dan kemudian dengan Belanda.) (Perjuangan Kelompok Bung Ketiga ) (Menyimak judulnya saja, buku yang ditulis pengamat ekonomi Kwik Kian Gie ini cukup menarik. Di dalamnya dikupas tema yang masih aktual, yakni masalah konglomerat. Fenomena konglomerat di Indonesia seolah-olah memang tak lekang oleh zaman yang terus bergulir. Kapan dan bagaimanapun suasananya, “makhluk” yang satu ini tetap menarik untuk diperbincangkan. Setidaknya, itulah yang melatarbelakangi terbitnya buku ini.) (Wajah Konglomerat di Mata Pengamat)
B. Kekhasan atau sosok Pengarang hubungkan kekhasan pengarang dengan topik buku (Ada satu ciri khas yang biasa ditemui pada setiap tulisan Dr. H.Roeslan abdulgani, yakni kutipan suatu pernyataan atau kutipan sebuah buku yang tentu saja mempunyai relevansi dengan tulisan yang disajikan. Tidak saja mempunyai relevansi, tetapi menambah bobot tulisan.) (Masing-Masing Kita agar ber-Tuhan)
C. Keunikan Buku (dibandingkan dengan buku lain) (Luar biasa! Dengan format panjang-lebar 23x15cm, ketebalan lebih dari 1.056 halaman, buku ini barangkali tercatat sebagai satu-satunya buku paling tebal untuk sejenis buku nonfiksi berbahasa Indonesia. Kalau Prof Sartono Kartodirdjo atau Jenderal (Purn.) Abdul Haris Nasution, perlu membagi bukunya dalam beberapa jilid tentang satu topik, Prof Tilaar menyatukan topik pembangunan pendidikan selama 50 tahun hanya dalam satu buku.) (Praksis Pendidikan selama 50 tahun: Sebuah Penelitian Awal)
D. Tema buku (Membesarkan, mengarahkan, dan mendidik anak ternyata bukan perkara yang mudah dan gampang, apalagi bila kita kaitkan dengan besarnya cita-cita orang tua yang menginginkan anaknya taat nilai agama, akrab, setia kawan, sukses dan berprestasi. Saking berlebihnya keinginan orang tua terhadap anaknya terkadang ia berlebihan dalam mencintai dan memperlakukannya. Sehingga kecintaannya itu bukan motivasi untuk meraih apa yang diidam-idamkan tetapi malah menjadi racun terhadap perkembangan kejiwaan dan kepribadian anak itu sendiri. Lalu bagaimana cara mendidik anak yang ideal?) (Mendidik Anak dengan Cinta Kasih)
E. Kelemahan buku: Kritik apa adanya, dan kritik bersifat membangun, yang mengarah pada perbaikan buku. (Dari angka jumlahnya (1001), buku ini telah menggiring pikiran pembaca pada buku cerita 1001 Malam yang terkenal itu. Dengan demikian, tidak berlebihan bila pembacanya beranggapan bahwa penulisnya ingin memanfaatkan pupularitas angka seribu satu. Untuk beberapa kasus, contoh-contoh yang diberikan terasa berlebihan. Misalnya, kasus kata kenapa diberikan 4 contoh (155, 158, 160, dan 161). Kasus sesuai diberikan 6 contoh (255 sampai 2600. Kasus kata masing-masing diberikan 8 contoh (284 sampai 291). Sementara itu, kebanyakan kasus hanya diberikan 1 atau 2 contoh.) (Beban Berat yang disandang Buku Anutan.)
F. Kesan terhadap buku (Fantastis, begitu kesan saya sehabis membaca 12 cerpen Danarto dalam antologi ini. Dan “fantastis” dapat dipahami secara kamus. Sesuatu yang mengagumkan. Ia juga dapat dipahami sebagai istilah seperti Tzvetan Todorov dalam The Fantastic: a structural approach to a literary genre (1975). Cerita yang sukar dipercayai karena di luar kemampuan manusia, melibatkan kepercayaan tentang sesuatu yang gaib, yang biasa lebih dihubungkan dengan kepercayaan primitif. Ini memang terkesan dalam membaca antologi ini, yang membedakannya dari cerita Danarto dalam Berhala (1987). (Atas Kuasa dan Kehendak Tuhan)
G. Penerbit buku H. Memulai dengan pertanyaan I. Dialog
XVI Cara Merumuskan Tubuh resensi
3. Cara Merumuskan Tubuh resensi a. Sinopsis atau ringkasan isi buku mengemukakan pokok isi buku secara garis besar b. Mengulas buku dengan kutipan secukupnya sinopsis perlu dipertegas dengan kutipan yang tepat c. Keunggulan buku (keunggulan dibandingkan buku sejenis) Sebelum menyampaikan keunggulan, paparkan kesan (buku ini sungguh menarik; kemampuan pengarang menelaah permasalahan secara konprehensif dan mendalam)
e. Kerangka buku d. Kelemahan buku jangan terlalu pajang Maksimal dua alinea Buang kesan menonjolkan buku Adakah bagian-bagian yang membuat buku itu kurang berbobot? e. Kerangka buku [ secara keseluruhan, buku ini dibagi ke dalam tiga bagian. Diawali “Pengertian dasar” semiotika (bab I), van Zoes melanjutkan ke bidang “semiotika Sastra” (Bab II):Bidang yang menjadi minat kepakarannya, lalu ditutup dengan pembicaraan disiplin ilmu lain (Bab III) ]
f. Bahasa buku bahasa mudah dipahami, sederhana, bahasa jelas, teratur, tidak berbelit-belit)=kalimatnya panjang atau pendekkah? Bahasa yang baik dinilai dari struktur kalimat, hubungan antarkalimat, pilihan kata yang digunakan ( Dengan gayanya yang lugas dan jelas. Murchland membantah berbagai “caci maki” yang dilontarkan terhadap kapitalisme. Ia tak Cuma bicara, tetapi juga menyajikan fakta-fakta yang akurat dan aktual)
g. Kesalahan cetak Masalah teknis : perwajahan (layout) dan kebersihan, terutama cetakannya. Kesalahan mencetak kata-kata atau menempatkan tanda baca Kesalahan percetakan disebabkan bagian percetakan Kesalahan pengarang (kelemahan yang cukup mengganggu terdapat pada halaman 3 sampai halaman 6, karena urutan dan posisi halaman terbalik)
(“Kelebihan” buku ini selayaknya dibarengi dengan kualitas penerbitnya (“Kelebihan” buku ini selayaknya dibarengi dengan kualitas penerbitnya. Pihak penerbit harus lebih teliti sebelum melemparkan buku ini ke khalayak pembaca, terutama masih terdapat beberapa halaman yang tertukar) Menyatakan kualitas atau kesalahan cetak ada 2: Secara langsung menyebutkan halaman yang salah cetak atau kualitas cetakan yang kurang baik. Sebelumnya dikemukakan dulu hal-hal yang berkaitan dengan kelebihan buku. Barulah dikatakan kesalahan cetak atau kualitas cetakan kurang bagus, seraya menyarankan perbaikan kepada penerbit.
4. Penutup/ Mengakhiri Resensi a. Untuk siapa buku ini (mengapa mereka perlu membaca atau bahkan memiliki) dapat pula kesimpulan bulat, kesan menggugah pembaca (buku ini penting bukan hanya bagi mereka yang berkiprah di pemeritahan, atau pengamat pemerintahan, tetapi juga bagi mereka yang mengelola organisasi-organisasi besar yang birokrasinya terasa menjerat.) b. Menyunting Naskah (pemotongan ringan dan berat) Pemotongan ringan: menghilangkan kata-kata, kalimat beserta anak kalimat yang ketahuan hanya sebagai embel-embel.
Pemotongan berat termasuk membuang bagian-bagian yang lebih besar dari pemotongan ringan, terutama paragraf-paragraf yang mubazir, yang kita tahu semakin memperburuk keutuhan resensi. Jangan emosi, intropeksi kembali kenapa? Ingat jadikan resensi enak dibaca dan mudah dipahami c. Memotong kalimat dan anak kalimat Perhatikan pengulangan kalimat d. Mempertimbangkan Paragraf (akhir penyuntingan) Ukuran kolom resensi buku terbatas, jadi harus padat, singkat, mudah ditangkap dengan gaya enak dibaca, maka paragraf yang baik adalah:
a). Isi paragraf berpusat hanya pada satu hal ; b). Isi paragraf relevan dengan isi keseluruhan resensi; c). Paragraf harus koheren dan unity (bulat); d). Kalimat topik harus dikembangkan dengan jelas dan sempurna; e). Struktur paragraf harus bervariasi disesuaikan dengan: Latar belakang pembaca; Sifat media tempat resensi diterbitkan; Sifat dan tuntutan kalimat topik; 6. Paragraf ditulis dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar
XVI Membuat risensi
Soal Semester Buatlah risensi; dan mulai dengan lead (pembukaan) tema/ topik Cari buku tentang Perpustakaan sekolah atau manajemen perpustakaan=umum Kumpul tgl 10 Desember 2015; Tulis pakai komputer Tulisan banyaknya 4-7 halaman Spasi 2; huruf 12; times new roman