Dr. Ir. Arzyana Sunkar, M.Sc. Pengalaman Praktis Isu Gender dalam Sektor Kehutanan: Perempuan dalam Konservasi Keanekaragaman Hayati Dr. Ir. Arzyana Sunkar, M.Sc. Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan & Ekowisata Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor (IPB) FGD Pengarusutamaan Gender dalam Lingkungan Hidup dan Kehutanan
LATAR BELAKANG Facts Tantangan Abad ke-21: Keamanan pangan + Pelestarian kehati Produksi pangan PEREMPUAN
Perempuan & pertanian LATAR BELAKANG FAO, 2016 Tenaga kerja perempuan Asia di pertanian adalah 60%. Perempuan Asia bekerja 12-13 jam lebih banyak dari pada laki-laki per minggu. Perempuan lebih jarang sebagai pemilik l han atau memiliki kendali terhadap lahan, jikapun ada,biasanya kualitasnya lebih rendah. Jika diberi akses yang sama terhadap sumberdaya alam seperti laki-laki, maka perempuan dapat menurunkan jumlah masyarakat yang kekurangan pangan sebanyak 150 juta orang, Perempuan menginvestasikan 90% pendapatannya kembali ke rumah tangga – yaitu pengeluaran-pengeluaran yang dibutuhkan keluarga untuk memenuhi kebutuhan nutrisi, pangan, kesehatan, pendidikan dan kegiatan-kegiatan yang bisa membantu keluarga mendapatkan tambahan penghasilan. FAO, 2016
LATAR BELAKANG Realities PEREMPUAN Program-program Pengembangan dan pemberdayaan masyarakat seringkali tidak memandang peran perempuan PENGELOLA SEBAGIAN BESAR SUMBERDAYA TUMBUHAN YANG DIMANFAATKAN MANUSIA Akses dan kontrol terhadap SDA yang terbatas BERTANGGUNGJAWAB TERHADAP KONSERVASI IN-SITU DAN pengelolaan PANGAN Ibu rumah tangga pekerjaan terbaik
LATAR BELAKANG
Perempuan & Gerakan Konservasi Kegiatan yang berhubungan dengan ketersedian dan keamanan pangan sangat berkaitan dengan perempuan Kedekatan perempuan dengan keanekaragaman hayati menyebabkan perempuan memiliki sikap yang lebih sensitif terhadap ketidakseimbangan kondisi alam
Gerakan Konservasi oleh Perempuan Perempuan Botswana, Zimbabwe, dan Zambia terlibat dalam program pengelolaan dan pemanfaatan satwa liar; Perempuan Yucatan di selatan Meksiko, menerapkan teknik pertanian dan pengelolaan lingkungan yang lebih baik pada lahan-lahan penting yang bernilai ekologis Peningkatan jumlah perempuan yang berpartisipasi dalam pengambilan keputusan mengenai hutan masyarakat diikuti dengan perbaikan kondisi hutan di Gujarat, India secara signifikan; Perempuan Kenya melalui Gerakan Greenbelt, telah menanam lebih dari 40 juta pohon dan mempekerjakan 80 000 orang di pembibitan untuk menjamin persediaan stok pohon dan meningkatkan mata pencaharian bagi perempuan; Perempuan etnis Mosuo di Yunnan, salah satu daerah paling miskin di Cina, mengambil alih 80% dari upaya penanaman pohon lokal setelah deforestasi memperparah kondisi banjir di lingkungan mereka. dsb
Peran Perempuan dalam Konservasi Tiga peran perempuan dalam konservasi: Sebagai pengelola lingkungan alam; Sebagai pelaku rehabilitasi lingkungan dalam pembangunan berkelanjutan; dan Sebagai inovator dalam penggunaan teknologi tepat guna dalam menciptakan lingkungan baru
Beberapa Contoh Praktik Upaya Konservasi Kehati oleh Perempuan Suku Mollo, Nusa Tenggara Timur Baduy Luar, Banten Klaten, Jawa Tengah
Profil Aktivitas Perempuan Mollo dan Baduy Luar Anak perempuan Mollo1 Baduy Luar2 A. Domestik (Ibu rumah tangga) Mencuci 4 2 Mengambil air 3 Mencari kayu bakar Menyiapkan makanan (Pengumpul) Mengasuh anak Membersihkan rumah 1 Menjaga kesehatan keluarga (Herbalis) B. Produksi Pertanian Membersihkan lahan Mengelola tanah Menanam benih (Breeder) Menjaga tanaman Memanen Pasca panen (Produser) Seleksi benih (Pelestari) Peternakan Memberi pakan ternak besar - Memberi pakan ternak kecil Produk HHBK Madu Menenun (Etnobotani tumbuhan berguna) C. Social Gerakan konservasi Pemberdayaan masyarakat Mollo 1 Baduy Luar
Perbandingan Akses dan Kontrol Perempuan terhadap SDA Mollo Baduy Luar Akses > Kontrol Akses < Kontrol Bisa masuk ke hutan Sumber daya berada di bawah wewenang dan aturan adat Larangan masuk ke hutan Bertugas menyiapkan makanan dan kebutuhan rumah tangga
Bertanggung jawab terhadap seleksi benih, penanaman dan kegiatan pasca-panen Makanan yang dikumpulkan dari daerah hutan, hanya diambil secukupnya untuk memberikan kesempatan kepada perempuan lain untuk mengumpulkan makanan serupa Makanan berasal dari benih lokal dengan kualitas yang tinggi Strategi lokal dalam pelestarian kultivar lokal
Konservasi Satwa Perempuan di desa-desa di Klaten, banyak terlibat dalam penangkaran burung skala rumah tangga karena dianggap telaten dalam hal memberikan pakan, memiliki waktu luang. Sebanyak 55.7% penangkar perempuan ini menjadikan penangkaran sebagai pekerjaan utamanya Perempuan Mollo bertangung jawab terhadap ternak babi dan ayam yang dikandangkan dekat rumah. Selain tugas utama mengurus ternak kecil, perempuan Mollo juga memiliki tugas lain mengurusi ternak besar saat laki-laki tidak ada di rumah
kesimpulan Perempuan berpotensi meningkatkan kesejahteraan sosial, ekonomi dan lingkungan ekologis. Keberhasilan perempuan dalam kegiatan konservasi keanekaragaman hayati berkorelasi kuat dengan dengan kodrat ke-Ibu-an yaitu memiliki sifat yang lebih lemah lembut dalam memelihara dan merawat. Hubungan antara perempuan dan sumber daya alam terciptaa karena peran sosial dan ekonomi mereka, yang mengharuskan mereka memiliki tugas domestik dalam hal menyiapkan makanan, bahan bakar, pakan ternak dan kadang menambah pendapatan keluarga. Pemberdayaan perempuan dapat menjadi suatu strategi dalam mencapai tujuan pembangunan yang bekelanjutan yang pro-growth, pro-poor, pro-job dan pro-environment
FGD Pengarusutamaan Gender dalam Lingkungan Hidup dan Kehutanan