Sumber : Kompas, 2 Oktober 2009

THE SUMATRAN EARTHQUAKE FACTORY Submarine Trench Sumatran Fault Zone Islands 6 cm/year brittle 400˚C Oceanic crust brittle COLD SLAB ductile ~15 km max Megathrust ~50 km max

(Danny Natawidjaya et.al., 2005) SUMATRA Past and present major earthquakes and their rapture areas (Danny Natawidjaya et.al., 2005) NEXT? 2000 (M7.4) 2002 (M7.4) April 2005 (M6.9) 2004 2005 1797 1833 1883 OLD Krakatau volc MODERN

Sumber : Kompas, 2 Oktober 2009

Despite Java and Sumatra are of a similar active tectonic margin and having about the same rate of relative plate motions, level of seismicity of Java trench is significantly lower than that of Sumatra. The earthquakes in Java are less frequent and are generally having lower maximum magnitudes than those of Sumatra.

Active Tectonics of Java Active Tectonics of Java. The Australian plate move and goes under the Java at about 70 mm/year convergence rate. The on-land active fault map is from Natawidjaja et al (unpublished report, 2006). The Jawa megathrust is defined as the shallow-seismic part of the subduction interface, usually below 50 km depth.

Modern seismicity of Java Modern seismicity of Java. Earthquake data is from NEIC-USGS catalog 1973-2006. Note those clusters of the mainshock and aftershocks of the 1994, the Pangandaran 2006, Jogyakarta 2006 events. The tsunami earthquakes occurred along a narrow belt of the outer-arc ridge close to the trench. The “earthquake-silent areas” between and outside the 1994 and 2006 events may be considered as potential seismic gaps.

PETA KEJADIAN GEMPA DI WILAYAH INDONESIA (Periode : 5 - 12 Desember 2008) zoom Sumber : bnpb.go.id

Yogyakarta Earthquake The 27 May 2006 Yogyakarta Earthquake

The 27 May 2006 earthquake hit the provinces of Jogyakarta and Central Java at 5:54 a.m. local time. Its epicenter estimated around 25 km (15 miles) south-southwest of the Indonesian city of Yogjakarta, near Galur, on the southern side of the island of Java (8.007°S 110.286° E), 17.1 km below the seabed. The USGS-estimated magnitude of first earthquake is Mw 6.3. Subsequently, about 750 aftershocks have been reported, with the largest intensity recorded at Mw 5.2 Sumber : bnpb.go.id

PETA GEMPA DI MANOKWARI, PROPINSI PAPUA BARAT Sumber : bnpb.go.id

PETA SEBARAN GEMPA SUSULAN GEMPA MANOKWARI PAPUA BARAT DAN DATA KERUSAKAN GEMPA MANOKWARI PAPUA BARAT zoom Sumber : bnpb.go.id

PETA GEMPA DI MELONGUANE, SULUT zoom

PETA KEJADIAN GEMPA DI SIBERUT, MENTAWAI zoom

Mekanisme perusakan terjadi karena energi getaran gempa dirambatkan ke seluruh bagian bumi. Di permukaan bumi, getaran tersebut dapat menyebabkan kerusakan dan runtuhnya bangunan sehingga dapat menimbulkan korban jiwa. Getaran gempa juga dapat memicu terjadinya tanah longsor, runtuhan batuan, dan kerusakan tanah lainnya yang merusak permukiman penduduk. Gempa bumi juga menyebabkan bencana ikutan berupa kebakaran, kecelakaan industri dan transportasi serta banjir akibat runtuhnya bendungan maupun tanggul penahan lainnya. Sumber : bnpb.go.id

Kerugian fisik akibat gempa pada awal September lalu di Kabupaten Cianjur mencapai Rp. 662,07 milyar. Sumber : Kompas, 2 Oktober 2009

gempa, bisa berdampak pada penurunan muka tanah (subsidence) di Pulau Banyak, Sumatera Utara (2005)

gempa, bisa berdampak pada pengangkatan muka tanah (uplift) di kepulauan Mentawai (2005)

Strategi Mitigasi dan Upaya Penanggulangan Dampak Bencana Gempa Bumi Bangunan harus dibangun dengan konstruksi tahan getaran/gempa khususnya di daerah rawan gempa. Perkuatan bangunan dan fasilitas umum dengan mengikuti standar kualitas bangunan yang tinggi. Perkuatan bangunan-bangunan vital yang telah ada. Zonasi daerah rawan gempa bumi dan pengaturan penggunaan lahan. Pendidikan dan penyuluhan kepada masyarakat tentang bahaya gempa bumi dan cara - cara penyelamatan diri jika terjadi gempa bumi. Persiapan alat pemadam kebakaran, peralatan penggalian, dan peralatan perlindungan masyarakat lainnya.

Rumah Tahan Gempa Sumber : Kompas, 5 Oktober 2009