Pengelolaan Sampah Padat Gugum Pamungkas, SKM, M.M.
Pendahuluan Limbah padat atau sampah padat merupakan salah satu bentuk limbah yang terdapat di lingkungan. Bentuk, jenis, dan komposisi sampah padat sangat dipengaruhi oleh tingkat budaya masyarakat dan kondisi alamnya. Di negara maju yang sangat peka terhadap masalah kesehatan lingkungan, sampah padat pada umumnya telah diatur pembuangannya sedemikian rupa, sehingga hampir setiap jenis sampah padat telah dipisahkan untuk memudahkan pengelolaannya. Di negara berkembang, umumnya sampah padat masih dibuang tanpa ada usaha memisah-misahkan terlebih dahulu, sehingga wadah-wadah penampungan sampah masih menampung sampah yang sangat heterogen. Berbagai sampah organik, non organik, dan logam masih menjadi satu sehingga menyulitkan penanganannya.
Sampah padat yang tidak dikelola sebagaimana mestinya akan menyebabkan masalah lingkungan dan kesehatan pada manusia. Antara lain : Masalah estetika Tersumbatnya saluran air banjir Bahaya kebakaran Pencemaran lingkungan Meningkatnya penyakit-penyakit yang ditularkan melalui vektor. ↓ oki : Masalah pengelolaan sampah padat menjadi sangat penting untuk diselesaikan. Di Indonesia dewasa ini sedang diupayakan pengelolaan sampah padat dalam rangka menanggulangi pencemaran, pengendalian penyakit, maupun untuk menciptakan kota bersih dan nyaman. masih belum memuaskan !!
Pengertian Sampah Padat Waste Waste (sampah) diartikan sebagai sesuatu yang tidak digunakan, tidak terpakai, tidak disenangi atau sesuatu yang dibuang, yang berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya. (American Public Works Association, 1970) Runtah Sampah ialah sesuatu bahan/benda padat yang terjadi karena berhubungan dengan aktivitas manusia yang tidak dipakai lagi, tidak disenangi, dan dibuang, kecuali buangan yang berasal dari tubuh manusia. (FKM-UI - Kusnoputranto, 1986:65)
Pengertian Sampah Padat Masih banyak batasan-batasan tentang sampah padat yang dikemukakan oleh para ahli, namun pada umumnya batasan-batasan tersebut mengandung prinsip-prinsip yang sama, yaitu : Adanya sesuatu benda atau zat padat atau bahan Adanya hubungan langsung/tidak langsung dengan aktifitas manusia Benda atau bahan tersebut tidak dipakai lagi, tidak disenangi, dan Dibuang dalam arti pembuangannya dengan cara-cara yang diterima oleh umum (perlu pengelolaan yang baik)
Ruang Lingkup Sampah Sampah-sampah yang terjadi di sekitar kita di kota besar atau pedesaan dimana ada kegiatan manusia termasuk dalam pengertian sampah yang dimaksud. Yang tidak termasuk atau bukan sampah, misalnya : Kebakaran hutan, dimana abu sisa pembakaran tidak mengganggu hidup manusia. Bencana alam (gunung meletus, banjir, gempa bumi, dll) Tetapi bila bencana-bencana alam ini mempunyai hubungan dengan kehidupan manusia maka benda-benda yang dikelola manusia saja yang termasuk sampah. Dengan kata lain bila terjadi bencana alam dan menghasilkan sejumlah sampah, maka benda/sampah yang ada hubungannya dengan aktifitas manusia sajalah yang termasuk sampah. (pohon tumbang dan daun-daunnya tidak termasuk sampah, karena tidak dikelola oleh manusia).
Penggolongan Sampah Menurut Sumbernya Domestic Waste (Sampah Domestik) Sampah padat yang berasal dari pemukiman masyarakat. Umumnya berupa sampah dapur dan sampah lain hasil kegiatan rumah tangga, seperti : sampah hasil pengolahan makanan, sampah dari halaman (dedaunan, kaleng, kertas pembungkus, pakaian bekas, perabor RT, dll) Commercial Waste (Sampah Komersial) Sampah padat yang berasal dari lingkungan perdagangan atau jasa komersial, baik warung, toko, ataupun pasar. Sampah dari pusat perdagangan atau pasar biasanya terdiri dari : kardus-kardus besar, kotak pembungkus, kertas, karbon, pita mesin tik bekas, dll. Termasuk juga sampah makanan dari kantin atau restoran.
Street Sweeping (Sampah yang berasal dari jalan raya) Sampah yang berasal dari pembersihan jalan-jalan. Biasanya terdiri dari kertas-kertas, kardus-kardus kecil bercampur dengan batu-batuan, debu, pasir, benda yang jatuh dari truk/kendaraan, sampah yang jatuh dari mobil, sobekan ban, onderdil yang jatuh, dedaunan, kantong plastik, dll. Industrial Waste (Sampah Industri) Sampah padat yang berasal dari pembangunan industri dan dari proses produksi yang terjadi dalam industri tsb. Jenis sampah, jumlah, dan komposisi sampah industri tergantung pada jenis industrinya. Contoh sampah industri : sampah pengepakan barang, sampah bahan makanan, logam, plastik, kayu, potongan tekstil, dll. Beberapa sampah industri dapat bersifat toksik dan berbahaya terhadap kesehatan manusia.
Agriculture Waste (Sampah dari pertanian/perkebunan) Sampah yang berasal dari pertanian/perkebunan, misalnya: jerami, sisa sayur mayur, batang jagung, pohon kacang-kacangan, dll. Jumlahnya cukup besar sewaktu musim panen. Pada umumnya sampah-sampah ini dibakar dan dikembalikan pada tanah pertanian ataupun dijadikan pupuk untuk pertanian. Sampah Yang berasal dari Pertambangan Sampah yang dihasilkan tergantung dari jenis usaha tambangnya. Sampah yang dihasilkan berupa bahan-bahan tambang disamping sampah-sampah dari aktivitas manusia pengelolanya.
Sampah yang berasal dari daerah kehutanan Misalnya sampah hasil dari penebangan kayu ataupun kegiatan reboisasi hutan, sebagian besar terdiri dari sampah daun dan ranting. Sampah dari Daerah Peternakan dan Perikanan Dari peternakan, sampah yang dihasilkan dapat berupa kotoran ternak atau sisa-sisa makanannya ataupun bangkai binatang. Dari perikanan, sampah yang dihasilkan misalnya bangkai-bangkai ikan, sisa makanan ikan atau lumpur. Institutional Waste (Sampah dari Gedung atau Perkantoran) Terdiri dari kertas-kertas, karbon, pita mesin tik, klip, dll. Umumnya bersifat rubbish, kering dan mudah terbakar.
Sampah dari pusat-pusat pengolahan air buangan Sampah yang berasal dari daerah penghancuran gedung-gedung dan pembangunan/pemugaran Terdiri dari puing-puing, pipa plastik/besi, paku, kayu-kayu, kaca, kaleng-kaleng, potongan besi, dll Sampah dari pusat-pusat pengolahan air buangan Yaitu sampah yang terangkut oleh air buangan dan diangkat dari air buangan tersebut pada sistem penyaluran atau pengolahan air kotor, misalnya dengan saringan besi. Sampah dapat berupa plastik, kertas, kayu, dan juga lumpur yang dihasilkan dari proses pengolahan air buangan. Sampah dari Peperangan Sampah-sampah yang berasal dari wilayah peperangan, berupa serbuk mesiu, selongsong peluru, runtuhan bangunan, bahan-bahan kimia, dll.
Penggolongan Sampah Berdasarkan Karakteristik Sampah Garbage Yaitu sampah padat semi basah berupa bahan-bahan organik yang umumnya berasal dari sektor pertanian dan makanan, misalnya sisa dapur, sisa makanan, sa,pah sayuran, dan kulit buah-buahan. Sampah ini mempunyai ciri mudah terurai oleh mikroorganisme dan mudah membusuk. Jenis sampah terdiri dari : sisa potongan hewan atau sayuran hasil dari pengolahan, persiapan, pembuatan, dan penyediaan makanan yang sebagian besar terdiri dari zat yang mudah membususk, lembab, mengandung sejumlah air.
Rubbish Yaitu sampah padat organik yang cukup kering yangf sulit terurai oleh mikroorganisme, sehingga sulit membusuk. Merupakan sampah yang terdiri dari sampah yang mudah dan tidak dapat/susah terbakar yang berasal dari rumah tangga, pusat perdagangan, dan kantor, yang tidak termasuk kategori garbage. Sampah yang mudah terbakar umumnya terdiri dari zat organik, seperti : kertas, karbon, kardus, sobekan kain, karet, kayu, plastik, dll. Sampah yang susah terbakar sebagian besar berupa zat inorganik, seperti : logam, mineral, kaleng, dan gelas, dll.
Street Sweeping (Sampah jalanan) Ashes (Abu) Yaitu sampah padat yang berupa abu, misalnya abu hasil pembakaran. Sampah ini mudah terbawa angin karena ringan, tetapi tidak mudah membusuk. Merupakan sampah dari sisa-sisa pembakaran dari zat-zat yang mudah terbakar baik di rumah, kantor, maupun industri. Street Sweeping (Sampah jalanan) Yaitu sampah hasil sapuan jalanan, yang berisi berbagai sampah yang tersebar di jalanan, seperti : dedaunan, kertas, dan plastik. Household Refuse Yaitu sampah campuran yang terdiri dari garbage, rubbish, dan ashes yang berasal dari daerah perumahan.
Dead Animal (Bangkai binatang) Yaitu semua sampah yang berupa bangkai binatang, seperti tikus, ikan, anjing, dan binatang ternak yang menjadi bangkai. Sampah ini jumlahnya relatif kecil, namun bila terjadi bencana alam (mis : gunung meletus, kekeringan) yang mematikan binatang-binatang disekitarnya, maka sampah ini akan menjadi masalah, karena mudah membusuk. Abandones Vehicles (Bangkai kendaraan) Yang termasuk jenis sampah ini adalah bangkai-bangkai mobil, truk, kereta api, dll (becak ???) Demolition Waste (Sampah dari hasil penghancuran gedung/bangunan) Yaitu sampah yang berasal dari perombakan gedung-gedung/bangunan sejenisnya.
Construction Waste (Sampah dari daerah pembangunan) Sampah Industri Yaitu semua sampah yang berasal dari buangan industri, sangat tergantung pada jenis industrinya. Terdiri dari sampah padat yang berasal dari industri-industri, pengolahan hasil bumi/tumbuhan, dan industri lainnya. Construction Waste (Sampah dari daerah pembangunan) Yaitu sampah yang berasal dari sisa pembangunan gedung-gedung, perbaikan dan pembaharuan gedung-gedung. Sampah dari daerah ini mengandung tanah, batuan, potongan kayu, alat perekat, kertas diding, dll. Sewage Solid Terdiri dari benda-benda yang kasar yang umunya zat organik hasil saringan pada pintu masuk suatu pusat pengolahan air buangan. Sampah Khusus Yaitu sampah yang memerlukan penanganan khusus, misalnya kaleng-kaleng cat, film bekas, zat radio aktif, zat infeksius, dll
Jumlah Produksi Sampah Jumlah produksi sampah untuk daerah di Indonesia diperkirakan sekitar 3 liter/orang/hari (Kusnoputranto, 2000 : 132). Jumlah Produksi Sampah Bergantung pada beberapa faktor, antara lain : Jumlah, kepadatan, serta aktivitas penduduk daerah yang bersangkutan Sistem pengumpulan dan pembuangan sampah yang dipakai Pengambilan bahan-bahan yang ada pada sampah untuk dipakai kembali Geografi (berpengaruh terhadap jumlah dan komposisi sampah, mis : pegunungan, daratan rendah, pantai, dll) Waktu (harian, mingguan, bulanan, dan tahunan) Sosial Ekonomi Musim/Iklim Kebiasaan Masyarakat Teknologi Sumber Sampah
Pengelolaan Sampah Padat Ialah tindakan-tindakan yang dilakukan terhadap sampah padat, dimulai dari tahap pengumpulan di tempat sumber, penganggutan, penyimpanan, pengolahan pendahuluan, serta tahap pengolahan akhir yang berarti pembuangan atau pemusnahan sampah.
1. Pengumpulan dan Pengangkutan Sampah Pengumpulan sampah berarti mengumpulkan dan menempatkan sampah ke tempat pengumpulan sehingga mudah diangkut ke tempat pengolahan atau langsung diolah. Pengumpulan sampah dimulai di tempat sumber dimana sampah dihasilkan. Dari sana sampah diangkut dengan alat angkutan berupa gerobak, truk, atau truk pemadat, yang selanjutnya akan diangkut ke tempat pemusnahan sampah. Sebelum sampah diangkut ke tempat pemusnahan, kadang-kadang perlu disediakan tempat penampungan sementara. Pada tempat penampungan sementara ini sampah dipindahkan ke alat angkut yang lebih besar dan lebih efisien, misal: dari gerobak ke truk atau dari gerobak ke truk pemadat.
Pemisahan Pengecilan Ukuran 2. Pengolahan Sampah 2.1. Pengolahan Pendahuluan Yaitu proses yang pada prinsipnya menyiapkan bahan masukan sampah padat yang akan diolah, sehingga sesuai dengan karakteristik teknologi pengolahannya, meliputi : pemisahan sampah padat dan pengecilan ukuran sampah padat. Memisahkan beberapa komponen dari sampah yang sesuai dengan karakteristik yang dikehendaki, sehingga bahan-bahan yang terpakai dan tidak terpakai akan dipisahkan sehingga efektifitas dan efesiensi pengolahan dapat ditingkatkan. Teknik yang digunakan antara lain : hand sorting, screening, dan magnetik. Pemisahan Memperkecil ukuran sampah sehingga menjadi efisien dalam pengolahan secara pembakaran dan Composting. Alat yang digunakan : penggiling godam (hammermill), pencacah (shredder), gerinda (grinder), pemipis (pulverizer) Pengecilan Ukuran
a. Penumpukan (Dumping) 2.2. Pengolahan Sampah Dimaksudkan untuk membuang atau memusnahkan sampah agar tidak menumpuk atau berceceran di berbagai tempat yang akan menimbulkan pencemaran. Antara lain meliputi : Penumpukan (Dumping) Pengkomposan (Composting) Pembakaran (Inceneration) Sanitasi dalam tanah (Sanitary Landfill) a. Penumpukan (Dumping) Merupakan metode paling sederhana dan sering dipakai di negara berkembang. Biasanya dimanfaatkan untuk menutup lekukan tanah, rawa, jurang. Sampah hanya dibuang dan ditumpuk tanpa penutupan. Ada dua macam dumping, yaitu : open dumping (penumpukan terbuka) dan sea dumping (penumpukan di laut). Metode ini banyak menimbulkan masalah.
b. Pengkomposan (Composting) Merupakan cara pemusnahan sampah dengan jalan memanfaatkan proses dekomposisi zat organik oleh mikroorganisme pembusuk, pada kondisi dan waktu tertentu yang pada akhirnya menghasilkan bahan berupa kompos/pupuk. Pengkomposan secara tradisionil dilakukan dengan cara menumpuk sampah begitu saja di dalam tanah berlubang tanpa dilakukan sortasi/pemisahan/pemilahan terlebih dahulu. Pengkomposan secara modern dilakukan dengan cara sortasi terlebih dahulu, sehingga pengkomposan hanya dilakukan terhadap sampah organik saja.
c. Pembakaran (Inceneration) Yaitu pemusnahan sampah dengan jalan membakar sampah dalam suatu tungku pembakaran. Metode ini hanya berlaku untuk sampah yang dapat dibakar, dengan alat pembakaran yang disebut incenerator. Incenerator beroperasi pada suhu 1500 – 1800 o F dan dapat mengurangi volume sampah padat hingga 70 %. Kelebihan Incenerator : Memerlukan lahan relatif kecil untuk kapasitas yang cukup besar. Pengolahan sampah padat dapat dilakukan terus menerus tanpa tergantung pada kondisi iklim dan cuaca. Panas yang dihasilkan dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi Kekurangan Incenerator : Membutuhkan investasi yang sangat besar/mahal Biaya pemeliharaan tinggi Hasil pembakaran berupa residu yang harus dibuang dan gas yang berpotensi mencemari udara.
d. Sanitary Landfill Merupakan cara pemusnahan sampah dengan jalan menimbun sampah dengan tanah yang sebelumnya diratakan dan dipadatkan (demikian juga tanah penutupnya) setiap hari sehabis kerja. Prinsip kerja metode ini adalah membuang dan menumpuk sampah ke suatu lokasi berlegok (berlubang), memadatkan sampah tersebut, kemudian menutupnya dengan tanah. Peralatan yang dibutuhkan dalam metode ini pada umumnya merupakan peralatan yang besar seperti traktor, truk muatan, buldozer, dll. Kelebihan metode ini tidak menimbulkan polusi udara, dan kekurangannya memerlukan areal khusus dan cukup luas.
d. Sanitary Landfill Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan metode ini : Penyediaan dan pemilihan lokasi pembuangan : harus diperhitungkan jarak dari pemukiman, kemungkinan pengembangan perkotaan, kemampuan kapasitas, mudah dijangkau kendaraan, jarak dari sumber air minum. Aspek sosial : dukungan dan partisipasi masyarakat sekitar lokasi Perencanaan kapasitas : dilakukan untuk mengetahui luas areal yang diperlukan Pengaruh terhadap air tanah atau air permukaan Penutupan sampah : tebal penutupan sampah harus lebih dari 6” untuk penutupan harian dan 2 ft untuk penutupan akhir Perlindungan terhadap api : perlindungan terhadap bahaya kebakaran perlu dikakukan karena banyaknya sampah yang berpotensi menimbulkan kebakaran
Pengaruh Pengelolaan Sampah Terhadap Masyarakat dan Lingkungan Pengaruh positif dari pengelolaan sampah yang baik Pemanfaatan sampah bagi keperluan masyarakat dan lingkungan Sampah dapat dipergunakan untuk menimbun tanah yang kurang baik Sampah dapat dimanfaatkan sebagai pupuk penyubur tanah Sampah dapat dipergunakan untuk makanan ternak Sampah yang masih bermanfaat dapat diambil kembali (recycle) Pengaruh terhadap kesehatan lingkungan dan sosial ekonomi Berkurangnya tempat berkembang biaknya serangga/binatang pengerat Berkurangnya insiden penyakit yang erat hubungannya dengan sampah Estetika lingkungan yang saniter menimbulkan rasa nyaman bagi masy Keadaan lingkungan yang saniter mencerminkan keadaan sosbud masy Keadaan lingkungan yang baik secara tidak langsung akan menghemat pengeluaran daerah
Pengaruh negatif dari pengelolaan sampah yang kurang baik Pengaruh terhadap Kesehatan Masyarakat Pengelolaan sampah yang kurang baik akan menyediakan tempat yang baik bagi vektor penyakit (mis : serangga, binatang pengerat) sebagai tempat berkembang biak, sehingga dapat mengakibatkan meningkatnya insiden penyakit di masyarakat, sebagai berikut : Penyakit-penyakit saluran pencernaan (diare, kolera, typhus, dll) yang ditularkan oleh lalat Penyakit DBD, ditularkan oleh nyamuk Aedes aegipty Penyakit kulit (akibat jamur) dan penyakit parasit lainnya, yang penularannya melalui kontak langsung maupun melalui udara Penyaki-penyakit yang ditularkan melalui binatang, misalnya : Taeniasis (akibat cacing pita/Taenia saginata dari tubuh sapi ataupun Taenia solium dari tubuh babi. Hal ini terjadi akibat sampah yang dimanfaatkan sebagai makanan hewan ternak tidak diolah dengan baik sehingga masih mengandung bibit penyakit yang ikut terus dalam rantai penularan Kecelakaan pada pekerja atau masyarakat akibat tercecernya potongan-potongan besi, kaleng, seng, paku, serta pecahan kaca, dll
Pengaruh negatif dari pengelolaan sampah yang kurang baik Pengaruh terhadap Lingkungan Pengelolaan sampah yang kurang baik akan menyebabkan estetika lingkungan menjadi kurang sedap dipandang mata, akibat banyaknya tebaran/tumpukan sampah sehingga mengganggu kenyamanan lingkungan masyarakat Proses pembusukan oleh mikroorganisme menghasilkan gas-gas tertentu yang dapat menimbulkan bau busuk. Adanya debu-debu berterbangan sehingga dapat mengganggu mata dan pernafasan. Risiko terjadinya kebakaran, dan asap yang ditimbulkan dapat mengganggu pernafasan, penglihatan, dan penurunan kualitas udara Pembuangan sampah ke saluran air akan menyebabkan pendangkalan saluran dan mengurangi kemampuan daya aliran saluran, sehingga bila terjadi hujan akan menimbulkan banjir Dihasilkannya asam organik dari sampah yang dibuang ke badan air serta kemungkinan timbulnya banjir akibat timbunan sampah pada badan air tersebut berpotensi untuk menyebabkan kerusakan fasilitas masyarakat, mis : kerusakan jalan, jembatan, saluran air, dll.
Pengaruh negatif dari pengelolaan sampah yang kurang baik Pengaruh terhadap Sosial Masyarakat Pengelolaan sampah yang kurang baik dapat mencerminkan status keadaan sosial mayarakat di daerah tersebut. Keadaan lingkungan yang kurang saniter akan mengurangi daya tarik orang lain, terutama turis asing untuk berkunjung ketempat tersebut. Sampah yang tidak dikelola dengan baik akan mengurangi kenyamanan dan ketenteraman hidup bermasyarakat. Pengaruh terhadap Perekonomian Penyakit yang ditimbulkan dari pengelolaan sampah yang kurang baik akan berdampak pada penurunan produktivitas tenaga kerja, serta kenyamanan dan ketenteraman hidup berkurang sehingga produksi daerah juga akan menurun. Biaya yang dikeluarkan pemerintah untuk menangani penyakit akibat sampah dan perbaikan lingkungan akan semakin meningkat, sehingga alokasi biaya untuk sektor lain akan semakin berkurang. Pengelolaan sampah yang kurang baik dapat menyebabkan kemacetan lalu lintas, sehingga mengghambat transportasi barang dan jasa.
Terima Kasih Atas Perhatiannya