SISTEM AGRIBISNIS Usaha agribisnis mempunyai kecenderungan untuk dikembangkan menjadi suatu usaha yang berorientasi bisnis atau keuntungan yang dapat dilakukan melalui aplikasi konsep pengembangan berdasarkan sistem agribisnis terpadu Agribisnis menurut Davis & Golberg (1957) adalah suatu sistem yang bila akan diembangkan harus terpadu dan selaras dengan semua sub sistem yang ada di dalamnya yaitu sub sistem penyaluran sarana produksi, kegiatan produksi primer, pengolahan, dan pemasaran. Pengembangan agribisnis tidak akan efektif dan efisien apabila hanya mengembangkan salah satu subsistem yang ada di dalamnya
Persyaratan untuk memiliki wawasan agribisnis Memandang agribisnis sebagai sebuah sistem yang terdiri atas beberapa sub sistem. Pengembangan agribisnis harus mengembangkan semua subsistem di dalamnya karena tidak ada satu subsistem yang dominan dibandingkan subsistem lainnya. Setiap subsistem mempunyai keterkaitan ke belakang dan ke depan Agribisnis memerlukan lembaga penunjang seperti lembaga pertanahan, pembiayaan/ keuangan, pendidikan, penelitian, dan perhubungan Agribisnis melibatkan pelaku dari berbagai pihak swasta dengan profesi sebagai penghasil produk primer, pengolah, pedagang, distributor, importir, eksportir, dan lain-lain
Subsistem pengolahan hasil juga dikenal dengan sebagai agroindustri yaitu usaha yang mengolah bahan baku hasil pertanian menjadi berbagai produk yang dibutuhkan oleh konsumen. Agroindustri terbagi 2 yaitu agroindustri hulu yaitu mencakup industri penghasil input pertanian, dan agroindustri hilir yatu industri pengolahan hasil pertanian primer SS 1 Pengadaan dan Penyaluran hasil produksi SS 2 Produksi Primer SS 3 Pengolahan SS 4 Pemasaran SS 5 Lembaga Penunjang Agribisnis
Pendekatan kajian sistem agribisnis Pendekatan analisis makro yaitu memandang agribisnis sebagai suatu unit sistem industri dari suatu komoditas tertentu yang membentuk sektor ekonomi secara regional dan nasional. Pendekatan analisis mikro yaitu memandang agribisnis sebagai suatu unit perusahaan yang bergerak baik dalam salah satu sub sistem agribisnis maupun bergerak lebih dari satu sub sistem agribisnis Kinerja pengembangan agribisnis akan sangat tergantung pada terselenggaranya integrasi sistem agribisnis baik secara vertikal maupun horizontal.
Integrasi vertikal sistem agribisnis yaitu keterpaduan sistem komoditas secara vertikal yang membentuk suatu rangkaian-rangkaian pelaku yang terlibat dalam sistem komoditas tersebut mulai dari penyedia input sampai dengan konsumen domestik maupun luar negeri. Integrasi vertikal akan dapat terselenggara apabila terdapat hubungan yang saling menguntungkan secara proporsional dan saling mendukung antar pelaku dalam sistem komoditas secara vertikal tersebut Integrasi horizontal sistem agribisnis yaitu keterkaitan yang erat antarlini komoditas pada tingkat usaha yang sama atau antar pelaku dalam suatu komoditas yang sama, contoh integrasi horizontal antar perusahaan dalam suatu tingkat skala usaha menggunakan bahan baku yang sama