1. WAWASAN PEMBANGUNAN PETERNAKAN Pembangunan peternakan pada PJP I dititik beratkan pada budidaya ternak. Pembanguan peternakan pada PJP II dilakukan perubahan adanya perluasan, sehingga tidak hanya dalam budidayanya saja tetapi termasuk dalam pasca produksi dan pemasaran. Peternakan harus dipandang sebagai industri biologis yang dikendalikan manusia, karena peternak sebagai subyek dalam komponen peternakan.
KOMPONEN PETERNAKAN Komponen peternakan meliputi : Peternak sebagai subyek pembangunan yang harus ditingkatkan pendapatan dan kesejahteraannya. Ternak sebagai obyek yang harus ditingkatkan produksi dan produktivitasnya. Lahan sebagai basis ekologi pendukung pakan dan lingkungan budidaya. Teknologi sebagai satu rekayasa (teknis dan sosial ekonomis) untuk mencapai tujuan.
2. TIPOLOGI USAHA PETERNAKAN Sejalan dengan perkembangan dan tingkat ekonomi usaha serta pendapatan dan pilihan komoditi usaha, maka Tipologi Usaha dapat dikelompokkan menjadi 4, yaitu : Usaha sambilan (30 %, komoditi pendukung) Cabang usaha (30 - 70 %, komoditi campuran) Usaha pokok (70 – 100 %, komoditi tunggal) Industri (100 %, komoditi pilihan)
Hubungan antara Pilihan Usaha dan Tingkat Ekonomi Usaha/Pendapatan tingkat ekonomi usaha/pendapatan dan Pilihan komoditi 1 2 3 4
FUNGSI PEMERINTAH Berdasarkan tipologi usaha tersebut maka dapat digambarkan peranan para pelaku pembangunan dan para pembina (pemerintah). Semakin tinggi tingkat ekonomi usaha peternakan maka semakin kecil peranan pemerintah. Fungsi pemerintah meliputi : Sebagai pengatur (regulator) Sebagai penyedia fasilitas terbatas (fasilitator) Penggerak masyarakat (dinamisator)
3. STRATEGI PENDEKATAN Sasaran pembangunan peternakan : Sasaran peningkatan populasi (sarana produksi) Sasaran peningkatan produksi (intensifikasi budidaya). Optimalisasi pemanfaatan sumber daya peternakan. Strategi pendekatan dikelompokkan menjadi 3, yaitu : Pendekatan Teknis Pendekatan Terpadu Pendekatan Agribisnis
a. Pendekatan Teknis Pendekatan teknis adalah hal-hal yang mengutamakan penanganan masalah teknis dalam : Meningkatkan kelahiran Menurunkan angka kematian Mengendalikan pemotongan betina produktif Mengendalikan eksport ternak hidup Mengimport ternak bibit unggul untuk mencapai sasaran strategis peningkatan populasi
b. Pendekatan Terpadu Dalam pendekatan terpadu meliputi 3 aspek, yaitu : Aspek Sosial, dimana peternakan diorganisir dalam wadah kelompok atau koperasi. Aspek Ekonomi, adalah penanganan pemasaran dan pasca panen. Aspek Produksi adalah pemeliharaan reproduksi, obat-obatan, pakan dan bibit.
c. Pendekatan Agribisnis Pendekatan agribisnis mempunyai sasaran yaitu optimalisasi penggunaan sumber daya, melalui kerjasama peternakan dengan badan usaha. Dalam sistem Agribisnis berbasis peternakan ada 4 subsistem, yaitu : Subsistem agribisnis hulu (upstream off farm agribusiness). Subsistem agribisnis budidaya ternak (on farm agribusiness). Subsistem agribisnis hilir (downstream off farm agribusiness). Subsistem jasa penunjang (supportng institution).
4. POLA USAHA/POLA PENGEMBANGAN Ada 3 bentuk pola usaha/pola pengembangan yaitu : Unit Pelayana Proyek (UPP), yaitu pola pengembangan dengan pembiayaan dana pemerintah. Pola Swadana yaitu pola pengembangan dengan pembiayaan melalui dana masyarakat. Pola kerjasama atau Pola Kenitraan, yaitu pola pengembangan dengan pembiayaan melalui dana pemerintah bersama masyarakat.
B. PERANGKAT PENDUKUNG Perangkat pendukung sebagai piranti meliputi 4 piranti (Catur Piranti) yaitu : Dana Pembanguan Tenaga/SDM Kelembagaan Ketentuan Perundangan
C. PERANGKAT OPERASIONAL Yang dimaksud Perangkat Operasional sebagai jurus- jurus adalah 7 Dimensi (Sapta Gatra) yang mencakup : Dimensi Kuantitas (jumlah, harga, ketersediaan). Dimensi Kualitas (mutu, aman, sehat, halal). Dimensi Efisiensi (efisiensi usaha peternakan). Dimensi Teknologi (konvensional, modern/biotek) Dimensi Pemasaran (pasar dalam dan luar negeri) Dimensi Konsumsi (protein hewani, gizi berimbang) Dimensi Perilaku (perilaku SDM)