Keselamatan Kesehatan Kerja Pembekalan Mahasiswa PKL 2016

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
KESELAMATAN KERJA DI LABORATORIUM
Advertisements

Kesehatan dan keselamatan Kerja dan Lingkungan Hidup (K3LH)
Physical Security and Biometrics
Physical Security Definisi:
Physical Security and Biometrics
Anita Istiningtyas, S.Kep., Ns
Kesehatan dan keselamatan Kerja dan Lingkungan Hidup (K3LH)
PENANGANAN DAN PENYIMPANAN BAHAN-BAHAN KIMIA BERBAHAYA
Sanitasi dan Keamanan.
Asam Anorganik dan ahidritnya, Temu. 9
Sampah dan Pengelolaannya
INSPEKSI K3.
PERALATAN KESELAMATAN KERJA
Listrik, Bahaya dan Pencegahannya
Ada Apa dengan Kebakaran???????
KESELAMATAN KERJA BIDANG KEBAKARAN
Keamanan Kerja Lab Oleh : Dedes Amertaningtyas,S.Pt.,MP
PENGELOLAAN BAHAN KIMIA
PRESENTASI TENTANG LINGKUNGAN HIDUP
UNDANG-UNDANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
BAB 03 KESELAMATAN KERJA DI LABORATORIUM
Sanitasi dan Keamanan Industri Pangan
Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja
M2 Desain, Perlengkapan, Tata Ruang dan Pengelolaan Lab IPA
BANTUAN DASAR BENCANA KEBAKARAN.
Sistem Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran
Jenis Kabel Listrik.
Defnisi Limbah DAN RUANG LINGKUP
Hilda Ashari Baso Ali Irvawansyah Amiruddin Bustamin Asriadi
PENCEGAHAN TERHADAP BAHAYA BAHAN KIMIA
HIGIENE, SANITASI dan KESELAMATAN KERJA dalam dunia PERHOTELAN
Perlindungan Api & Panas pd Ruangan
KESELAMATAN KERJA LABORATORIUM
SANITASI DAN KEAMANAN.
THE SYMBOLS OF CHEMICALS PROPERTIES
Teknologi Dan Rekayasa
KERUSAKAN LINGKUNGAN Depok, 2012.
PPPK (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan)
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di Laboratorium
UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1970 TENTANG KESELAMATAN KERJA
Laboratorium (fungsi)
EFEK RUMAH KACA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI
Pengetahuan Selama Bekerja
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
TEORI API.
Aturan-aturan dalam laboratorium
HUKUM PERBURUHAN (PERTEMUAN VII) KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
II. DASAR-DASAR K3 Oleh : Ir. Soedarjanto.
STANDAR KESELAMATAN KERJA
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3)
SELAMAT DATANG KESELAMATAN KESEHATAN KERJA (K3).
UPAYA KESEHATAN KERJA.
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
Bahan Kimia Berbahaya Theo da Cunha
Keselamatan Kerja Putri Rochimatun H W.
K3 DAN HUKUM TENAGA KERJA KELOMPOK 1 (SATU) ROBIATUL IRUDAH FIZA LESTARI RIZQI NABILAH HASNA.
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA RUMAH SAKIT
KESELAMATAN KERJA DI LABORATORIUM
KESELAMATAN KERJA DI LABORATORIUM
PENERAPAN K3 DI LABORATORIUM By: Komarul Fausiyah.
Pedoman pencegahan kebakaran
K 3 RS KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA. Upaya untuk memberikan jaminan keselamatan dan meningkatkan derajat pekerja dengan cara pencegahan kecelakaan.
Kesehatan dan keselamatan Kerja dan Lingkungan Hidup (K3LH)
Dr dr Purwanto AP SpPK(K) Studi kasus rumah sakit.
Oleh : Siti Lailatul M KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)
Apriyanto. 1. Bahaya listrik 2. Bahaya listrik bagi manusia 3. Bahaya kebakaran dan peledakan.
OLEH ; FEBRY TALAKUA, ST., MPH. Keselamatan kerja ( Occupational Safety ), dalam istilah sehari – hari sering disebut “SAFETY” KESELAMATAN KERJA Menurut.
PROGRAM KESEHATAN LINGKUNGAN PUSKESMAS SUWAWA TENGAH.
Transcript presentasi:

Keselamatan Kesehatan Kerja Pembekalan Mahasiswa PKL 2016 Ridwan joharmawan

Definisi Keselamatan kerja adalah sebuah kondisi di mana para karyawan terlindungi dari cedera yang disebabkan oleh berbagai kecelakaan yang berhubungan dengan pekerjaan. Kesehatan kerja adalah sebuah kondisi di mana para karyawan terbebas dari berbagai penyakit fisik dan emosional yang disebabkan oleh pekerjaan.

Mengapa Keselamatan dan Kesehatan Penting Jumlah kecelakaan di tempat kerja besar; 13,2 juta kecelakaan 6000 lebih meninggal dunia 860.000 sakit $ 171 milyar $ 2.300/kecelakaan Korban lebih banyak dari yang dilaporkan

Apa Penyebab Kecelakaan Chance occurance: kejadian tak terduga Kondisi kerja rawan kecelakaan (unsafe conditions) Unsafe acts: perilaku karyawan yang dapat menimbulkan kecelakaan

Tanggung jawab Majikan dan karyawan - menyediakan tempat kerja yang “bebas resiko” - dapat mencari bantuan konsultasi dan identifikasi - tidak dapat menghukum karyawan . Karyawan - mematuhi standar - melaporkan masalah kepada atasan - dapat menuntut keamanan

Keamanan adalah tidak adanya kecelakaan Komitmen manajemen merupakan kunci untuk keamanan: Melembagakan komitmen Analisa kecelakaan, kejadian Tetapkan tujuan spesifik keselamatan yang dapat dicapai

Kondisi kerja rawan kecelakaan Peralatan keselamatan kurang Peralatan rusak Prosedur berbahaya Penyimpanan tidak aman Pencahayaan kurang Ventilasi tidak memadai

Apa penyebab perilaku karyawan yang tidak aman? Faktor manusia: penglihatan, usia, persepsi vs ketrampilan motorik Penelitian tidak menujukkan bahwa”kecenderungan/mudah mendapatkan kecelakaan (proneness) adalah penyebab Obatnya mungkin dengan mengganti tugas kerja

Bagaimana mencegah kecelakaan? Kurangi kondisi rawan kecelakaan: Desain pekerjaan untuk menghilangkan, mengurangi resiko secara fisik Gunakan Checklist Peralatan terkomputerisasi Solusi mungkin atau mungkin tidak jelas

Kurangi tindakan tidak aman dengan menekankan pada keamanan Atasan sebaiknya: - memberi pujian pada karyawan - mendengarkan - memberi contoh yang baik - mengunjungi area tempat kerja secara teratur - menjaga komunikasi tentang keamanan secara terbuka - kaitkan bonus dengan kemajuan keamanan (safety improvements)

Mengurangi tindakan tidak aman melalui seleksi dan penempatan Screening Test Interview: - apa yang akan anda lakukan jika melihat karyawan bekerja dengan cara-cara yang tidak aman Apa yang akan anda lakukan jika atasan memberi tugas tapi anada tidak dibekali dengan pelatihan tentang bagaimana mengerjakan tugas tersebut Apakah anda mengetahui berbagai alasan mengapa anda tidak akan bisa mengerjakan berbagai macam fungsi dalam pekerjaan anda?

Mengurangi tindakan tidak aman melalui pelatihan Karyawan baru harus dilatih tentang keamanan di pikiran mereka Harus menindak lanjuti pelatihan dengan test secara periodik untuk mendemonstrasikan ketrampilan Multilingual testing mungkin dibutuhkan

Motivasi untuk mengurangi tindakan tidak aman Poster di tempat kerja menunjukkan penurunan 20% kecelakaan Penghargaan keamanan (safety awards) seperti piagam dan bonus uang Penguatan positif mempunyai nilai tambah ketika dikombinasikan dengan pelatihan Behavior based safety training

Mengadakan inspeksi keamanan dan kesehatan Hilangkan resiko Inspeksi Gunakan checklist Investigasi Sistem peringatan (notification system) Gunakan komite karyawan

Kesimpulan tentang keamanan kerja Kurangi kondisi tidak aman: - menekankan komitmen pada level atas Menekankan pada keamanan Menekankan kebijakan keamanan Kurangi tindakan tidak aman: Gunakan tes seleksi Sediakan pelatihan Gunakan poster Gunakan penguatan positif Behavior-based safety programs Lakukan inspeksi secara teratur

Tata Tertib Keselamatan Kerja Aturan umum dalam tata tertib keselamatan kerja adalah sebagai berikut: Dilarang mengambil atau membawa keluar alat-alat serta bahan dalam laboratorium tanpa seizin petugas laboratorium. Orang yang tidak berkepentingan dilarang masuk ke laboratorium. Hal ini untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.

Gunakan alat dan bahan sesuai dengan petunjuk praktikum yang diberikan. Jangan melakukan eksperimen sebelum mengetahui informasi mengenai bahaya bahan kimia, alat-alat, dan cara pemakaiannya. Bertanyalah jika Anda merasa ragu atau tidak mengerti saat melakukan percobaan.

Mengenali semua jenis peralatan keselamatan kerja dan letaknya untuk memudahkan pertolongan saat terjadi kecelakaan kerja. Pakailah jas laboratorium saat bekerja di laboratorium. Harus mengetahui cara pemakaian alat darurat seperti pemadam kebakaran, eye shower, respirator, dan alat keselamatan kerja yang lainnya. Jika terjadi kerusakan atau kecelakaan, sebaiknya segera melaporkannya ke petugas laboratorium.

Berhati-hatilah bila bekerja dengan asam kuat reagen korosif, reagen-reagen yang volatil dan mudah terbakar. Setiap pekerja di laboratorium harus mengetahui cara memberi pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K). Buanglah sampah pada tempatnya. Usahakan untuk tidak sendirian di ruang laboratorium. Supaya bila terjadi kecelakaan dapat dibantu dengan segera. Jangan bermain-main di dalam ruangan laboratorium. Lakukan latihan keselamatan kerja secara periodik. Dilarang merokok, makan, dan minum di laboratorium.

  1. Animal hazard adalah bahaya yang berasal dari hewan. Mungkin saja hewan itu beracun karena telah disuntik bermacam-macam zat hasil eksperimen atau dapat menggigit dan mencakar Anda. 2. Sharp instrument hazard adalah bahaya yang berasal dari benda-benda yang tajam. Benda itu jika tidak digunakan dengan benar maka dapat melukai Anda. 3. Heat hazard adalah bahaya yang berasal dari benda yang panas. Tangan Anda akan kepanasan jika menyentuh benda tersebut dalam keadaan aktif atau menyala. 4. Glassware hazard adalah bahaya yang berasal dari benda yang mudah pecah. BIasanya berupa gelas kimia. 5. Chemical hazard adalah bahaya yang berasal dari bahan kimia. Bisa saja bahan kimia itu dapat membuat kulit kita gatal dan iritasi. 6. Electrical hazard adalah bahaya yang berasal dari benda-benda yang mengeluarkan listrik. Hati-hati dalam menggunakannya supaya tidak tersengat listrik. 7. Eye & face hazard adalah bahaya yang berasal dari benda-benda yang dapat membuat iritasi pada mata dan wajah. Gunakan masker atau pelindung wajah sebelum menggunakan bahan tersebut. 8. Fire hazard adalah bahaya yang berasal dari benda yang mudah terbakar. Contohnya adalah kerosin (minyak tanah) dan spiritus. 9. Biohazard adalah bahaya yang berasal dari bahan biologis. Bahan tersebut bisa dapat menyebabkan penyakit mematikan seperti AIDS. Contohnya adalah tempat pembuangan jarum suntik. 10. Laser radiation hazard adalah bahaya yang berasal dari sinar laser. 11. Radioactive hazard adalah bahaya yang berasal dari benda radioaktif. Benda ini dapat mengeluarkan radiasi dan jika terpapar terlalu lama maka akan menyebabkan kanker. 12. Explosive hazard adalah bahaya yang berasal dari benda yang mudah meledak. Jauhkan benda tersebut dari api.

Alat Keselamatan Kerja - Pemadam kebakaran (hidrant) Eye washer Water shower Kotak P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan) Jas Laboratorium Peralatan pembersih Obat-obatan Kapas Plaster pembalut

Pengendalian Bahaya Kebakaran dan Konsleting 1. Bahan-bahan mudah terbakar / Kebakaran 2. Penggolongan Api 3. Penyebab utama kebakaran 4. Pencegahan kebakaran 5. Pemadaman kebakaran 6. Konsleting listrik

Bahan-bahan mudah terbakar / Kebakaran   bahan bakar, udara/oksigen, sumber penyalaan.

Penggolongan Api  a. Golongan A: berasal dari bahan padat, misalnya batu bara, kayu, kertas, dan limbah padat. Peristiwa kebakaran yang cepat disebabkan senyawa yang mudah menguap karena panas. b. Golongan B: berasal dari gas dan cairan yang dapat menghasilkan uap.  c. Golongan C: berasal dari piranti listrik atau yang berdekatan dengan sumber atau sarana yang bermuatan atau berdaya listrik.

d. Golongan D: berasal dari logam, misalnya magnesium, aluminium, titanium, natrium dan logam yang mudah teroksidasi. Temperatur pembakaran dan energi yang dihasilkan sangat tinggi dibandingkan golongan lain. e. Golongan khusus, yaitu api yang ditimbulkan oleh senyawa oksidator atau campuran bahan bakar, misalnya senyawa atau bahan yang mudah terbakar akibat berhubungan dengan oksigen, hidrogen peroksida, dan sebagainya

Penyebab utama kebakaran 1. Pemanasan yang tidak tepat 2. Penyebaran uap dan gas-gas yang mudah terbakar 3. Pecahnya wadah/botol zat yang mudah terbakar yang dipanaskan di atas logam. 4. Kelalaian penggunaan gas dan listrik, misalnya adanya kebocoran gas dan timbulnya loncatan api listrik karena hubungan singkat 5. Personal yang kurang sadar/kurang hati-hati, misalnya merokok, membuang korek api, dan sebagainya

Pencegahan kebakaran a. Menyimpan bahan-bahan yang mudah terbakar di tempat yang aman dari sumber nyala api. b. Bahan mudah bakar seperti kertas tidak boleh disimpan di ruang server; c. Bekas sampah hendaklah diletakkan diluar ruang server. d. semua alat-alat komputer perlu dimatikan apabila tidak digunakan

e. Gunakan wadah yang tepat untuk menyimpan atau menuang bahan cair yang mudah terbakar. f. Jangan biarkan sampah (misalnya kertas yang tidak terpakai) menumpuk dan membakarnya di tempat sembarangan. g. Semua pintu keluar bebas dari bahan-bahan yang mudah terbakar. h. Pastikan bahwa kabel dan peralatan listrik tidak rusak. i. Jangan memberi beban berlebih pada sirkuit listrik.  

j. Buatlah peraturan dan tata tertib peringatan bahaya kebakaran dan semua personal harus mematuhinya. k. Usahakan tersedia peralatan pemadam kebakaran yang paling sesuai, dan pastikan i. mudah dijangkau, ii. mudah terlihat, iii. jarak yang tepat, iv. tidak terkunci, v. jangan dalam keadaan kosong.  l. Hindari kebiasaan buruk dan tidak pada tempatnya,; jangan merokok dan memasang alat pemanas di sekitar bahan yang mudah terbakar.

Pemadaman kebakaran 1. Air digunakan untuk memadamkan api golongan A, tidak sesuai untuk golongan api lainnya. 2. Gas CO2 baik digunakan untuk memadamkan api golongan B dan C, khususnya untuk api yang ditimbulkan oleh listrik dan api yang melibatkan peralatan optik. 3 Bubuk kering (biasanya natrium bikarbonat) dipakai untuk pemadaman api golongan A, B, dan C. Yang perlu diperhatikan adalah bahwa bubuk kering tersebut dapat merusak peralatan listrik dan optik.

4. Halon (campuran karbon dan gas halogen), digunakan untuk pemadaman api golongan C, terutama untuk instalasi komputer atau instrumentasi, karena bahan tersebut tidak merusak sirkuit pada instrumen.. Senyawa pemadam api logam, digunakan untuk pemadaman api golongan D. Campuran ini mengandung pasir, soda abu, grafit dan butiran plastik.

Konseleting Konseleting listrik (hubung singkat) terjadi karena adanya hubungan kawat positip dan kawat negatip yang beraliran listrik. Hal ini karena; a. isolasi kabel rusak yang disebabkan gigitan binatang, sudah tua, mutu kabel jelek b. penampang kabel terlalu kecil yang tidak sesuai dengan beban listrik yang mengalirinya.

Usaha Penanggulangan a. Di ruang server hendaklah dipastikan tidak berlaku limpahan air dari AC (Air Conditioner). b. Suhu dan kelembapan diruang Server hendaklah diawasi dan dikawal c. Meningkatkan kesadaran pengguna laboratoriumkomputer listrik untuk keperluan sehari-hari / proses belajar mengajar.

d. Dalam membagi-bagi arus dengan menggunakan stop kontak harus dilakukan sesuai peraturan supaya tidak menimbulkan kebakaran. Artinya jika jumlah steker yang dipasang pada suatu stop kontak melebihi batas maka akan menyebabkan kabel pada stop kontak itu menjadi panas. Jika panas itu terjadi dalam waktu yang relatif lama maka hal ini akan menyebabkan melelehnya terminal utama dan akhirnya secara pelan-pelan terjadilah hubung singkat. Kemudian dari panas itu munculah api yang akan merambat di sepanjang kabel dan jika isolator tidak mampu menahan panas maka akan terjadilah kebakaran.

e. Gunakanlah stop kontak sebagaimana mestinya e. Gunakanlah stop kontak sebagaimana mestinya. Dalam hal ini ada dua stop kontak; pertama stop kontak 200 Watt hanya digunakan untuk peralatan di bawah 500 - 1000 VA; ke dua jenis stop kontak tenaga yang digunakan untuk peralatan di atas 1000 VA.