OLEH: CHARLES RANGGA TABBU KKR-3 KOMNAS FBPI RAKORNAS KOMNAS FBPI

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
PERAN PEMERINTAH DALAM PENANGGULANGAN BENCANA
Advertisements

SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
Kontinjensi dalam Pengurangan Risiko
Critical review fungsi dan program Puskesmas
UU Nomor 18 Tahun 2009 Tentang PETERNAKAN & KESEHATAN HEWAN
Flu Burung Ancaman dan Permasalahannya
Good Governance Ali Rokhman Sumber:
PROGRAM KESEHATAN PERKOTAAN
Keperawatan Bencana.
PERENCANAAN (planning)
Renstra Deputi Bidang Tumbuh Kembang Anak
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI
Hubungan internasional Tema : Organisasi internasional
Epidemiologi Lapangan Tingkat Dasar
PERENCANAAN (planning)
PRINSIP PERENCANAAN PANGAN WILAYAH
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Pemalang
MANAJEMEN PROGRAM KESMAVET
Biro Administrasi Kesra dan Kemasyarakatan Setda DIY
SURVEILANS EPIDEMIOLOGI
PRINSIP DASAR SURVEILANS
PROSEDUR TETAP PENANGGULANGAN KLB
BAB IV PERENCANAAN.
Peranan Usaha Mikro, Usaha Kecil Dan Menengah (UMKM)
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1501 Tahun 2010
Elemen Sistem Manajemen Bencana
PERENCANAAN PEMBANGUNAN
PROSPEK DAN ARAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS UNGGAS
Lembaga Negara yang Independen
PERENCANAAN STRATEGIS TAHUN 2017
Latar Belakang Munculnya isu-isu non-konvensional pasca Perang Dingin
MANAJEMEN UMUM.
PROSES MANAJEMEN OLEH : ADEK KURNIA ROZA, S.Kom.
Dampak Flu Burung terhadap Kerja Sama Negara-negara ASEAN
PROSPEK DAN ARAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS UNGGAS
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/
RENSTRA SEKRETARIAT DIRJEN PETERNAKAN TAHUN
Pengendalian Penyakit Menular Ketika Bencana
STRATEGI PENGEMBANGAN E-GOVERMENT
Perbedaan Organisasi Sektor Publik dan Swasta Secara Umum
BAB 6 PERENCANAAN 1. PERENCANAAN 2. PROSES PERENCANAAN 3. PERENCANAAN SITUASIONAL 4. PERENCANAAN DAN TINGKATAN MANAJEMEN 5. HAMBATAN DAN PEMECAHAN MASALAH.
Proses Manajemen Bencana
Epidemiologi Flu Burung dan Flu Babi
BENTUK KEGIATAN KESMAVET
PERENCANAAN SUMBER DAYA MANUSIA
Advokasi, Kemitraan dan Pemberdayaan Masyarakat
PRINSIP DASAR SURVEILANS EPIDEMIOLOGI
PERENCANAAN PEMBANGUNAN
Industri pangan berbasis hasil UNGGAS
Departemen MIKROBIOLOGI
PERENCANAAN PEMBANGUNAN
PENERAPAN SISTEM SURVEILANS EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR DAN PENYAKIT TIDAK MENULAR TERPADU SUCI SRI WAHYUNI A1.
KEBIJAKAN OBAT  .
Renstra Departemen Ilmu Kesehatan Mata FK UGM
PENANGGULANGAN BENCANA DI INDONESIA
PERAN PEMERINTAH DALAM PENANGGULANGAN BENCANA
FLU BURUNG OLEH : Iwan Hermawan.
PENDAHULUAN DAN PENGANTAR FISIOTERAPI DISASTER
ANGGARAN PENJUALAN.
Materi-2 MATA KULIAH SIMKES S1-KESMAS-AKK
MAKALAH MENINGKATKAN PERANAN STAF SEKRETARIAT DEWAN
Program Pencegahan Zoonosis
National Tropical Disease Control (Policy & Manajemen)
National Tropical Disease Control (Policy & Manajemen)
SURVEILANS GIZI. PENGERTIAN Surveilans adalah suatu proses pengumpulan, pengolahan, analisis dan interpretasi data secara sistematis, terus- menerus dan.
Penguatan Kapasitas Kecamatan untuk Meningkatkan Pelayanan Dasar
KEBIJAKAN PENGENDALIAN PENYAKIT RABIES DI KALIMANTAN TIMUR
PENDAHULUAN Penulisan paper ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penyusunan penganggaran yang baik. Karena persaingan usaha yang semakin ketat dewasa.
Keperawatan Bencana. 1. Apa yang dimaksud dengan Bencana, krisis dan situasi darurat ? 2. Sebutkan jenis-jenis bencana yang Anda ketahui (berdasarkan.
Transcript presentasi:

PELAJARAN BERHARGA DARI WABAH DAN PENANGGULANGAN AVIAN INFLUENZA PADA UNGGAS DI INDONESIA OLEH: CHARLES RANGGA TABBU KKR-3 KOMNAS FBPI RAKORNAS KOMNAS FBPI JAKARTA, 10 MARET 2010

STATUS AWAL AVIAN INFLUENZA DI INDONESIA Kasus highly pathogenic avian influenza (HPAI) di laporkan pertama kali pada bulan Agustus 2003 di peternakan ayam komersial di Jawa Wabah HPAI diumumkan secara resmi oleh pemerintah Indonesia pada bulan Februari 2004

STATUS AWAL AVIAN INFLUENZA … (LANJUTAN) HPAI merupakan penyakit pada unggas yang sangat mudah menular dan bersifat zoonosis, sehingga ditetapkan oleh OIE sebagai salah satu penyakit hewan menular yang harus dilaporkan (notifiable disease)

STATUS AWAL AVIAN INFLUENZA … (LANJUTAN) Kejadian AI yang awalnya terbatas pada sektor-1 dan -2, kemudian berkembang ke sektor-3 dan sektor-4 pada ayam buras dan burung puyuh Sifat wabah HPAI berubah dari epidemik menjadi endemik dengan tingkat endemisitas yang bervariasi

STATUS AWAL AVIAN INFLUENZA … (LANJUTAN) Juli 2005: kasus Flu burung pertama pada manusia di Tangerang, dengan sumber penularan yang tidak jelas Tahun 2007: AI pada unggas telah ditemukan di 31 dari 33 propinsi di Indonesia Jumlah unggas yang mati sejak wabah pertama kali, termasuk yang dimusnahkan mencapai kurang lebih 13 juta ekor

FAKTOR-FAKTOR TEKNIS YANG BERPENGARUH PADA MASA AWAL WABAH HPAI Keterbatasan pengetahuan dan keterampilan untuk melakukan diagnosis HPAI Keterbatasan dana, sarana/prasarana untuk melakukan penanggulangan wabah HPAI

FAKTOR-FAKTOR TEKNIS YANG BERPENGARUH PADA MASA AWAL WABAH HPAI FAKTOR-FAKTOR TEKNIS YANG BERPENGARUH PADA MASA AWAL WABAH HPAI....(lanjutan) Sulitnya untuk memproduksi vaksin AI yang berkualitas tinggi dan aman Keterbatasan kapasitas kelembagaan laboratorium untuk melakukan surveillance

FAKTOR-FAKTOR TEKNIS YANG BERPENGARUH PADA ...(lanjutan) Sebelum Deptan menetapkan Sembilan Langkah Strategis Penanggulangan AI, (termasuk penggunaan vaksin AI), peternak telah menggunakan vaksin AI dengan kualitas dan sumber yang tidak jelas Mendukung timbulnya mutasi pada virus AI Vaksinasi AI dianggap sebagai “magic bullet” yang dapat menanggulangi penyakit tersebut

FAKTOR-FAKTOR NON TEKNIS YANG DOMINAN PADA AWAL WABAH HPAI Lemahnya koordinasi diantara departemen terkait, terutama Deptan dan Depkes Rendahnya komitmen dari pemerintah, industri atau peternak unggas, dan masyarakat untuk menanggulangi wabah HPAI

FAKTOR-FAKTOR NON TEKNIS YANG DOMINAN...(LANJUTAN) Akibatnya: Wabah HPAI sulit dibendung dan meluas dari daerah yang satu ke daerah lainnya Upaya penanggulangan HPAI menjadi tidak jelas dan tidak terkoordinasi Dampak HPAI pada berbagai bidang (ekonomik, ketahanan dan keamanan pangan, kesehatan masyarakat, sosial-budaya, politik, psikologis) menjadi sulit untuk dikendalikan

DAMPAK EKONOMIK HPAI PADA UNGGAS Tingkat kematian yang tinggi Turunnya angka penjualan Ekspor terhenti Biaya operasional (peternak, pemerintah) tinggi Biaya kompensasi Penurunan kunjungan wisatawan Kerugian total diperkirakan mencapai Rp 4,1 triliun

UPAYA PENANGGULANGAN HPAI OLEH PEMERINTAH INDONESIA Penanggulangan AI dan Flu burung di Indonesia telah menghabiskan dana APBN sebesar Rp 2,6 triliun ditambah dana dari Badan dan Lembaga donor internasional sebesar 80 juta dolar US, namun hasilnya belum maksimal

UPAYA PENANGGULANGAN HPAI....(LANJUTAN) Meskipun kasus AI pada unggas dan Flu burung pada manusia cenderung menurun, virus AI belum sepenuhnya dapat dikendalikan dan tetap merupakan ancaman serta berpotensi menimbulkan Pandemi influenza global

UPAYA PENANGGULANGAN HPAI ....(LANJUTAN) Otonomi daerah yang lebih luas berdampak pada melemahnya jejaring pengendalian AI dan “hilangnya” komando nasional dalam mengatasi situasi darurat secara cepat

UPAYA PENANGGULANGAN HPAI ....(LANJUTAN) Pemerintah menyikapi kejadian wabah AI dan Flu burung dengan membentuk: Komite Nasional Pengendalian Flu Burung dan Kesiapsiagaan Menghadapi Pandemi Influenza (KOMNAS FBPI) Unit Penanggulangan Penyakit Avian Influenza (UPPAI)/Campaign Management Unit (CMU), yang dibentuk oleh Deptan

PEMBENTUKAN KOMNAS FBPI Dasar pembentukan: Kebutuhan yang mendesak dalam pengendalian AI pada unggas dan flu burung pada manusia Antisipasi kemungkinan terjadinya pandemi influenza global

PEMBENTUKAN KOMNAS FBPI...(lanjutan) Dasar penetapan Komite Nasional Pengendalian Flu Burung dan Kesiapsiagaan Menghadapi Pandemi Influenza (KOMNAS FBPI): Peraturan Presiden No.7 Tahun 2006

PEMBENTUKAN KOMNAS FBPI....(LANJUTAN) Keberadaan Komnas FBPI dipandang strategis dalam mengkoordinasikan pengendalian Flu burung karena kompleksnya masalah birokrasi di Indonesia

LANGKAH STRATEGIS KOMNAS FBPI Penyusunan Rencana Strategis Nasional (RENSTRANAS 2006-2008) Merupakan landasan implementatif bagi pengendalian Flu burung dan kesiapsiagaan menghadapi pandemi influenza Merupakan panduan nasional bagi seluruh stakeholders dalam penanganan AI dan Flu burung di Indonesia

LANGKAH STRATEGIS KOMNAS FBPI...(lanjutan) Renstranas 2006-2008 mencakup: 10 butir Langkah Strategis Penanganan Flu Burung Enam butir Strategi Kesiapsiagaan Menghadapi Pandemi Influenza

CAPAIAN DALAM PENANGGULANGAN HPAI PADA UNGGAS 2008-2010: Kasus HPAI pada unggas dapat ditekan sampai tingkat yang rendah Beberapa propinsi tidak pernah lagi melaporkan kasus HPAI yang baru Kejadian AI di sektor-1 dan sektor-2 sangat rendah; sporadis di sektor-3; endemis di sektor-4

CAPAIAN DALAM PENANGGULANGAN HPAI ....(lanjutan) Meskipun telah terjadi penurunan yang drastis dari wabah HPAI dan Flu burung, resiko pandemi influenza global tetap ada dan berpotensi untuk menimbulkan kematian pada manusia disertai oleh dampak sosial, ekonomik, dan kemanusiaan

CAPAIAN DALAM PENANGGULANGAN HPAI ...(lanjutan) Penggunaan vaksin AI lebih terkendali dan rasional serta terpadu dengan strategi penanggulangan lainnya Pemerintah menata jenis dan mutu vaksin AI, menetapkan master seed, dan menerapkan sistem uji mutu yang ketat Vaksinasi AI di sektor-4 hanya dilakukan pada ayam buras yang dikandangkan

CAPAIAN DALAM PENANGGULANGAN HPAI ...(lanjutan) Restrukturisasi perunggasan, termasuk sistem distribusi dan pemasaran mulai digulirkan Kapasitas laboratorium dan sdm telah meningkat tajam dengan dukungan pendanaan APBN atau lembaga donor internasional

CAPAIAN DALAM PENANGGULANGAN HPAI ...(lanjutan) Proses komunikasi, informasi, dan edukasi telah dapat ditumbuhkan pada stakeholders Masyarakat sudah memahami tentang Flu burung Sudah terjadi perubahan perilaku masyarakat sehubungan dengan penanggulangan Flu burung

CAPAIAN DALAM PENANGGULANGAN HPAI ...(lanjutan) Penyatuan Tema Kampanye Flu burung di seluruh Indonesia menggunakan istilah yang sama: TANGGAP

CAPAIAN DALAM PENANGGULANGAN HPAI ...(lanjutan) Surveillance epidemiologi, termasuk epidemiologi molekular pada hewan dan manusia masih dilakukan secara terpisah dan belum dikomunikasikan secara transparan Penelitian tentang sifat dan perilaku virus AI telah dilakukan oleh masing-masing instansi atau lembaga, namun belum terkoordinasi secara optimal

CAPAIAN DALAM PENANGGULANGAN HPAI ...(lanjutan) Peningkatan kapasitas pelayanan kesehatan hewan dan medis veteriner Peningkatan sarana/prasarana Peningkatan kualitas dan kuantitas tenaga pelayanan medik veteriner Peningkatan kemampuan laboratorium diagnostik Perbaikan kapasitas respon terhadap letupan HPAI

CAPAIAN DALAM PENANGGULANGAN HPAI ...(lanjutan) Kesiapsiagaan menghadapi pandemi influenza Koordinasi di tingkat pusat dan daerah dalam pengendalian Flu burung sudah berjalan, walaupun belum maksimal Komnas FBPI telah menyiapkan Pedoman Penanganan Episenter Pandemi Global Influenza

CAPAIAN DALAM PENANGGULANGAN HPAI ...(lanjutan) Meskipun perhatian publik internasional terhadap HPAI telah menurun, namun kolaborasi antar negara dan kolaborasi pada level operasional masih kuat

PELAJARAN BERHARGA DARI PENANGGULANGAN HPAI PADA UNGGAS Pelajaran berharga yang dapat diambil penanggulangan HPAI adalah pentingnya surveillance yang efisien, kolaborasi intersektoral, suatu strategi nasional yang dirancang secara baik, dan komitmen politik yang berkelanjutan

PELAJARAN BERHARGA DARI PENANGGULANGAN HPAI...(lanjutan) Pemerintah Indonesia dengan status endemik terhadap HPAI perlu membangun suatu mekanisme respon darurat yang efektif dan suatu kapasitas pengendalian wabah penyakit zoonotik jangka panjang Pengendalian penyakit menular yang bersifat wabah hanya akan berhasil, jika terdapat koordinasi, kerjasama terpadu, holistik, dan sinergis diantara seluruh unsur terkait

PELAJARAN BERHARGA DARI PENANGGULANGAN HPAI...(lanjutan) Penanganan penyakit yang sifatnya transboundary menuntut adanya suatu transparansi dalam kebijakan pemerintah, karena transparansi adalah kunci bagi dukungan dan partisipasi dari semua pihak Penanganan penyakit menular termasuk zoonosis yang bersifat wabah memerlukan partisipasi dari seluruh lapisan masyarakat

PELAJARAN BERHARGA DARI PENANGGULANGAN HPAI...(lanjutan) Penanganan wabah penyakit menular, terutama yang berpotensi pandemi dan bersifat transboundary memerlukan dukungan dan kerjasama dari badan/lembaga internasional dalam teknologi, keilmuan, dan pendanaan

PELAJARAN BERHARGA DARI PENANGGULANGAN HPAI...(lanjutan) Agar kerjasama dapat berjalan dengan baik, perlu adanya semangat untuk berbagi (spirit of sharing) dalam berbagai hal, termasuk pertukaran informasi dan spesimen untuk penelitian dari sesama negara atau lembaga yang mempunyai kepentingan yang sama

PELAJARAN BERHARGA DARI PENANGGULANGAN HPAI...(lanjutan) Studi epidemiologi pada hewan dan kajian epidemiologi terpadu antara hewan dan manusia yang bersifat komprehensif dan berkelanjutan mutlak diperlukan untuk memahami lebih baik dinamika infeksi dan penularan virus AI pada ayam dan unggas lain, burung liar, mamalia, dan manusia

PELAJARAN BERHARGA DARI PENANGGULANGAN HPAI...(lanjutan) Kegiatan komunikasi, informasi, dan edukasi dikalangan stakeholders hendaklah dikembangkan agar sosialisasi menjadi lebih kreatif dengan adanya kegiatan yang bermuatan kearifan lokal kedaerahan Strategi komunikasi yang efektif sangat diperlukan pada setiap peluncuran suatu strategi nasional penanggulangan wabah HPAI

PELAJARAN BERHARGA DARI PENANGGULANGAN HPAI...(lanjutan) Perencanaan kerangka anggaran penanggulangan wabah HPAI jangka menengah sampai jangka panjang sangat menentukan keberhasilan program pengendalian di tingkat nasional maupun global

PELAJARAN BERHARGA DARI PENANGGULANGAN HPAI...(lanjutan) Kolaborasi dan kemitraan intersektoral mutlak diperlukan Perlu mengembangkan suatu kolaborasi strategik dan partnership dengan berbagai disiplin ilmu, sektor, departemen, institusi, dan organisasi pada tingkat negara, regional, dan internasional

MASA DEPAN KOMNAS FBPI Beberapa fakta: Peranan KOMNAS FBPI sangat strategis dalam menanggulangi wabah penyakit menular yang bersifat zoonosis (koordinator) Walaupun wabah HPAI dan Flu burung belum tuntas, muncul lagi wabah Influenza baru H1N1, dan Rabies yang membutuhkan penanganan multisektoral, multidisiplin

MASA DEPAN KOMNAS FBPI...(lanjutan) Indonesia belum memiliki sistem pengendalian zoonosis yang dapat diandalkan Diperlukan sistem pencegahan dan pengendalian zoonosis di Indonesia yang terkoordinasi, komprehensif, dan terpadu

KESIMPULAN Untuk melanjutkan tugas pengendalian wabah Flu burung, dan zoonosis lainnya, maka keberadaan KOMNAS FBPI masih diperlukan, bahkan perlu ditingkatkan statusnya menjadi suatu KOMITE ZOONOTIK atau OTORITAS ZOONOTIK INDONESIA untuk memperkuat peran serta fungsi koordinasi di tingkat nasional maupun internasional

CRT 2008