TATA LETAK BANGUNAN DAN PERANCANGAN RUANG TERBUKA

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
KESEHATAN LINGKUNGAN FKM-Unair
Advertisements

PT. ADHI REALTY Presents
ASPEK-ASPEK ARSITEKTUR (bagian-2)
KATAGORI LANDSCAPE : METROPOLIS
Pertemuan/ Tatap muka Pokok Bahasan Materi TIK Metode
Air Hujan Hujan turun ke lingkungan binaan manusia yang di penuhi oleh gedung, jalan, tempat parkir, taman dan mencari jalan ketujuannya secara alami,
MODUL PERKULIAHAN JURUSAN ARSITEKTUR KELAS KARYAWAN
MINGGU XI PERANCANGAN DENAH LAYOUT KAMAR TIDUR UTAMA APARTEMEN .
PEMERINTAH KOTA SURABAYA
Perencanaan Kota Minggu 8.
minggu 10 CAKUPAN ISI TUJUAN PEMBELAJARAN KRITERIA PENILAIAN
ELEMEN BANGUNAN Andi Gunawan BUILDING. ELEMEN BANGUNAN Andi Gunawan BUILDING.
GRAFIK PRESENTASI DR. AGUNG MURTI NUGROHO JOHANNES P.
PENGELOLAAN SAMPAH (KEBERSIHAN) DAN RTH
KANDANG DAN PERALATAN TERNAK PERAH Ilmu Produksi Ternak Perah
MATERI KULIAH KOTA DAN PERMUKIMAN Pertemuan ke - 9
PERENCANAAN WILAYAH REGIONAL PLANNING
Studio Perencanaan Tapak Pertemuan 4
Perencanaan Ruang Berdasarkan Perilaku Pertemuan 12
KOTA dan PERILAKU MASYARAKAT Pertemuan 9 Matakuliah: R0762 – Perilaku dalam Arsitektur Tahun: 2010.
Studio Perencanaan Tapak Pertemuan 2
Pendahuluan Pertemuan 1-2
RANCANGAN SIRKULASI DAN PARKIR
UNSUR DAN PRINSIP PERANCANGAN TAMAN
SISTEMATIKA Laporan Perancangan
PENYUSUNAN DOKUMEN PETA TUTUPAN VEGETASI
GERMAS Implementasi di Kota Banjarbaru
Daya Tarik dan Daya Dorong Kota-Desa
TEORI LOKASI (Tarigan, 2006:77) : Ilmu yang menyelidiki tata ruang (spatial order) kegiatan ekonomi, atau ilmu yang menyelidiki alokasi geografis dari.
Sistem Transportasi Pertemuan 5 Transportasi Darat 04 –
Program Ruang Kawasan dan Zonasi
Sarana dan Prasarana Perumahan Pertemuan 3
Pemahaman dan Analisis Iklim Mikro
Kuliah I Pengantar.
ELEMEN KOTA MATERI MK PLANOLOGI.
TATA RUANG DALAM MODUL PRAKTIKUM.
KEGIATAN EKONOMI PENDUDUK BERDASARKAN PENGGUNAAN LAHAN
Pemanfaatan Sumber Daya ALAM
KEBIJAKAN PENYEDIAAN PRASARANA OLAH RAGA DI DAERAH PERMUKIMAN
ANALISIS LINGKUNGAN FISIK TAPAK
TATA RUANG DALAM MODUL PRAKTIKUM.
EIS MARLIA NINGRUM K / 5B PGSD UNS SURAKARTA
FAKTOR MANUSIA (2) (LANJUTAN) DOSEN. UTAMI DEWI WIDIANTI.
Geographic Information and Spatial Information
FUNGSI DAN JENIS PERATURAN BANGUNAN Pertemuan 1-2
KONSEP PENATAAN RUANG PERMUKIMAN ISLAMI
Studi Kasus Desain Bangunan Pertemuan 6
PERANCANGAN PERTAMANAN
THEATRE GALLERY AND TRAINING OPERA
Materi Mata Dasar-Dasar Perencanaan dan Pengembangan Wilayah
Pendahuluan Pertemuan 1-2
PENGANTAR PERENCANAAN JALAN RAYA
Urbanisasi dan Kontra Urbanisasi
Ira Swara Febyola Manik Vina Rosmauli Pardede Fauzul Yusri
DED TAMAN KOTA HIJAU.
TAMAN KOTA: KRITERIA DAN MANFAAT
TATA RUANG WILAYAH KOTA PALU DITINJAU DARI SITUASI LINGKUNGAN
Kuliah I Tata Guna Lahan Pendahuluan
Kuliah 3 Transportasi Darat.
KONSEP PENATAAN RUANG PERMUKIMAN ISLAMI
KEBIJAKAN RTH REVITASLISASI PERMASALAHAN HUTAN MALABAR MALANG
IMAGE OF THE CITY - KEVIN LYNCH -
POLA PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN SALURAN DRAINASE Studi kasus : Perumahan Pondok Ungu Permai, Kelurahan Kaliabang Tengah,
PENATAAN RUANG 14/01/ :10.
? ?  Eksterior gaya klasik memberikan kesan a ristokrat yang mewah pada bangunan. Pilar-pilar, ornament, dan profil-profil pada list pLang dan bingkai.
TATA GUNA LAHAN DAN TRANSPORTASI. 1. Pendahuluan Untuk melestarikan lingkungan perkotaan yang layak huni, keseimbangan antara fungsi- fungsi tersebut.
PENYUSUNAN Rencana Detail Tata Ruang PUSAT IBUKOTA KARANG BARU DAN KOTA KUALA SIMPANG Tahun 2018 – 2038.
FOCUS GROUP DISCUSSION1 FGD 1 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA DIREKTORAT PEMBINAAN TEKNIS BANGUNAN PPK.
PENERANGAN JALAN UMUM. TUJUAN PEMBELAJARAN 1.Siswa dapat menjelaskan konsep dasar penerangan jalan umum. 2.Setelah melihat bahan tayang ini, siswa dapat.
DISUSUN OLEH KELOMPOK 2: 3.MAILIKI LOIS WOLOR ( ) 4.DERMAWAN LESAN ( ) ARSITEKTUR TROPIS (PERBEDAAN ARSITEKTUR TROPIS BASAH DAN KERING)
Transcript presentasi:

TATA LETAK BANGUNAN DAN PERANCANGAN RUANG TERBUKA Minggu 14 TATA LETAK BANGUNAN DAN PERANCANGAN RUANG TERBUKA

Tata Letak Bangunan Pada Tapak Terdapat 3 situasi berkaitan dengan tata letak bangunan pada tapak untuk menciptakan ruang luar yang berkualitas, yaitu: Meletakkan dan mengkonfigurasikan beberapa (banyak) massa bangunan pada tapak (proyek perumahan, kampus, kompleks perdagangan, cottage, kompleks kantor). Perhatian utama diarahkan pada kondisi alami tapak (kontur, air, vegetasi), ruang luar yang akan tercipta diantara bangunan, dan hubungan fungsional antar bangunan 2. Meletakkan bangunan massa tunggal sebagai komponen struktural utama pada tapak (rumah, masjid, gereja, bank, kantor satu bangunan) Perhatian utama tertumpu pada massa bangunan itu sendiri yang sering muncul sebagai objek dalam ruang tapak, yaitu sosok/figure untuk di lihat dari berbagai sisi tapak. Elemen tapak yang lain menjadi latar dan pelingkup 3. Menambahkan/mengembangkan/merenovasi bangunan dan tapak eksisting Tujuan utamanya adalah untuk mengembangkan kualitas tapak yang lebih fungsional dan estetitis. Perhatian utama di tujukan pada ruang-ruang yang masih tersisa dan belum terdefinisikan dengan baik

Tata Letak Bangunan Pada Tapak Konsep penting dalam menciptakan ruang terbuka adalah: closure (derajat ketertutupan) karakter bidang pelingkup yang meliputi pola, warna, tekstur dan ornamen vitalitas ruang yang dapat tercipta oleh perubahan cahaya, perilaku tanaman berdasar musim dan aktivitas manusia yang menempatinya.

Tata Letak Bangunan Pada Tapak Beberapa prinsip penting dalam tata bangunan pada tapak adalah: 1. Rasio lebar dan tinggi (d/h) yang akan menentukan persepsi keterlingkupan (closure) secara vertikal. Menurut Gary Robinette ketertutupan penuh terasakan oleh rasio d/h = 1/1, rasio batas optimal saat d/h = 2/1, dan enclosure minimal saat d/h = 3:1, dan akan hilang bila d/h = 4:1. Meski dalam penciptaan ruang luar di perlukan rasa keterlingkupan vertikal, namun terlalu tertutup akan bersifat kontraproduktif. Bila tinggi bangunan terlalu besar dibandingkan dengan jarak/lebar ruang, orang akan merasa tertekan, dan akan mempengaruhi vitalitas ruang berkait dengan cahaya yang didapatkannya. Beberapa teori arsitektur menyatakan bahwa sudut pandang vertikal optimal terhadap tinggi bangunan adalah sekitar 27 derajat, saat d/h = 2:1. Selain perbandingan antara lebar dan tinggi, lebar ruang itu sendiri mempengaruhi rasa ruang. Manusia memiliki persepsi mengenai skala ruang yang nyaman baginya agar tidak terlalu sempit dan tidak terlalu lebar, serta memberi citra suasana tertentu. Rasa intim (skala manusia) tercipta oleh lebar ruang hingga 24 m; grand urban space (ruang skala kota) tercipta pada lebar ruang antara 24 m – 137 meter; jarak maksimum dalam yang rasa ruang (akhir kemampuan melihat gerakan tubuh) adalah 137 m tersebut.

Tata Letak Bangunan Pada Tapak 3. Konfigurasi massa yang akan menentukan rasa keterlingkupan secara horisontal. Tingkat keterlingkupan horisontal (enclosure) ditentukan oleh kerapatan elemen-elemen yang membentuk dinding ruang yang dapat berupa fasade bangunan, deretan pepohonan atau tebing tanah. Enclosure terasa kuat apabila dinding selalu bersambung, dan lemah bila bukaan-bukan antara elemen yang membatasi ruang semakin lebar. Pada kondisi rancangan bangunan-bangunan tidak terangkai, dimanfaatkanlah fungsi tanaman sebagai batas atau pengubung (lihat bagian tanaman di bab sebelumnya) untuk memperkuat derajat keterlingkupan. 4. Karakter bangunan berpengaruh terhadap kualitas bangunan yang akan menentukan karakter detil batas pelingkup ruang luar. Aspek yang perlu diperhatikan adalah pola bidang, proporsi, warna, tekstur dan detil ornamen. Aspek-aspek tersebut sangat berpengaruh dalam mennciptakan citra dan suasana tempat tersebut, apakah modern, klasik, hangat, ceria dan sebagainya. 5. Isi ruang seperti tanaman, patung kolam dan elemen-elemen lainnya dapat menjadi elemen yang mendefinisikan ruang dengan lebih baik (misalnya membagi ruang mayor menjadi ruang minor yang memiliki derajat kerlingkupan dan intimasi tertentu), memodifikasi bidang-bidang pembatas, dan menciptakan vitalitas dalam ruang ruang yang tercipta.

Tata Letak Bangunan Pada Tapak Contoh : Rencana Pembangunan Kampus MIPA UGM

Standar kebutuhan ruang terbuka untuk permukiman berdasarkan Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah No. 543/KPTS/M/2001.

Standar kebutuhan ruang terbuka untuk permukiman Penggolongan sarana ruang terbuka hijau di lingkungan perumahan berdasarkan kapasitas pelayanannya terhadap sejumlah penduduk : setiap unit RT ≈ kawasan berpenduduk 250 jiwa dibutuhkan minimal 1 untuk taman yang dapat memberikan kesegaran pada kota, baik udara segar maupun cahaya matahari, sekaligus tempat bermain anak-anak; setiap unit RW ≈ kawasan berpenduduk 2.500 jiwa diperlukan sekurang-kurangnya satu daerah terbuka berupa taman, di samping daerah-daerah terbuka yang telah ada pada tiap kelompok 250 penduduk sebaiknya, yang berfungsi sebagai taman tempat main anak-anak dan lapangan olah raga kegiatan olah raga; setiap unit Kelurahan ≈ kawasan berpenduduk 30.000 jiwa diperlukan taman dan lapangan olahraga untuk melayani kebutuhan kegiatan penduduk di area terbuka, seperti pertandingan olah raga, upacara serta kegiatan lainnya; setiap unit Kecamatan ≈ kawasan berpenduduk 120.000 jiwa, harus memiliki sekurang- kurangnya 1 (satu) lapangan hijau terbuka yang berfungsi sebagai tempat pertandingan olah raga (tenis lapangan, bola basket dan lain-lain), upacara serta kegiatan lainnya yang membutuhkan tempat yang luas dan terbuka; setiap unit Kecamatan ≈ kawasan berpenduduk 120.000 jiwa, harus memiliki sekurang- kurangnya 1 (satu) ruang terbuka yang berfungsi sebagai kuburan/pemakaman umum; dan selain taman dan lapangan olah raga terbuka, harus disediakan jalur-jalur hijau sebagai cadangan/sumber-sumber alam, sekaligus berfungsi sebagai filter dari polusi yang dihasilkan oleh industri, dengan lokasi menyebar. diperlukan penyediaan jalur hijau sebagai jalur pengaman lintasan kereta api, dan jalur pengaman bagi penempatan utilitas kota, dengan lokasi menyebar; pada kasus tertentu, mengembangkan pemanfaatan bantaran sungai sebagai ruang terbuka hijau atau ruang interaksi sosial (river walk) dan olahraga.

Standar kebutuhan ruang terbuka untuk permukiman Kebutuhan sarana ruang terbuka, taman, dan olahraga