Pendidikan sebagai Sistem KOPWIL 6 Pendidikan sebagai Sistem PEKERTI DOSEN UNIMUS SEMARANG, 30 JAN 2017 Dr. PENI PUJIASTUTI, M.Si KOPERTIS WIL VI JATENG
CAPAIAN PEMBELAJARAN PESERTA PELATIHAN DAPAT: KOPWIL VI JATENG CAPAIAN PEMBELAJARAN PESERTA PELATIHAN DAPAT: MENJELASKAN BATASAN PENDIDIKAN TINGGI SEBAGAI SISTEM MENGURAIKAN INTERAKSI SUPRA SISTEM, SISTEM & SUB SISTEM DALAM PENDIDIKAN MENJELASKAN HUBUNGAN ANTARA MASUKAN PENDIDIKAN, PROSES PENDIDIKAN DAN HASIL PENDIDIKAN MENJELASKAN PENDIDIKAN NASIONAL INDONESIA SEBAGAI SUATU SISTEM MENJELASKAN BATASAN SISTEM PENDIDIKAN TINGGI DI INDONESIA MENGEVALUASI EFEKTIVITAS PROSES PEMBELAJARAN PADA INSTITUSINYA HINGGA PESERTA DIDIK LULUS
1. PENDIDIKAN SEBAGAI SISTEM
PENDEKATAN SISTEM Istilah dari Yunani DEFINISI KOPWIL VI JATENG PENDEKATAN SISTEM Istilah dari Yunani DEFINISI “SYSTEMA”, ARTINYA HIMPUNAN DARI BAGIAN-BAGIAN ATAU KOMPONEN-KOMPONEN YANG SALING BERHUBUNGAN SECARA TERATUR DAN MERUPAKAN SUATU KESATUAN PENDEKATAN SISTEM ADALAH CARA BERPIKIR DAN BEKERJA DENGAN MENGGUNAKAN KONSEP-KONSEP TEORI SISTEM TIM PEKERTI KOPWIL VI
KARAKTERISTIK TEORI SISTEM KOPWIL VI JATENG KARAKTERISTIK TEORI SISTEM Keseluruhan bersifat primer, bagian-bagian bersifat sekunder; Integrasi adalah kondisi saling hubungan antara bagian-bagian; Bagian-bagian membentuk sebuah keseluruhan; Bagian-bagian memainkan peranan mereka dalam kesatuannya untuk mencapai tujuan dari keseluruhan TIM PEKERTI KOPWIL VI
KARAKTERISTIK SISTEM MEMILIKI TUJUAN; KOPWIL VI JATENG KARAKTERISTIK SISTEM MEMILIKI TUJUAN; MEMILIKI BATAS YANG MEMISAHKANNYA DARI LINGKUNGANNYA; MEMILIKI SIFAT WHOLISM (MEMILIKI UNSUR/ BAGIAN/KOMPONEN YANG SALING BERHU- BUNGAN/KETERGANTUNGAN SEBAGAI SUATU KESELURUHAN); ADA PROSES TRANSFORMASI, YAITU MENGUBAH MASUKAN MENJADI KELUARAN; MEMILIKI SUB SISTEM-SUB SISTEM DAN BERHUBUNGAN DENGAN SUPRA SISTEM TIM PEKERTI KOPWIL VI
PENI-TIM PEKERTI KOPWIL VI KOPWIL VI JATENG SISTEM PENDIDIKAN Usaha pendidikan merupakan proses yang kompleks, meliputi berbagai komponen yang saling berhubungan; Bila usaha pendidikan hendak dilaksanakan secara baik, maka berbagai komponen dan saling hubungannya perlu dikenali, dikaji dan dikembangkan sehingga mekanisme kerja antara komponen itu secara menyeluruh, yaitu kegiatan pendidikan, akan dapat membuahkan hasil yg optimal PENI-TIM PEKERTI KOPWIL VI
SISTEM (Mudyahardjo, 1993), merupakan suatu kesatuan dari berbagai elemen atau bagian-bagian yang mempunyai hubungan fungsional dan berinteraksi secara dinamis untuk mencapai tujuan Pendidikan dapat diartikan sebagai satu keseluruhan karya insani yang terbentuk dari bagian-bagian yang mempunyai hubugan fungsional dalam usaha mencapai tujuan akhir
PENDEKATAN SISTEM DALAM PENDIDIKAN Supra Sistem Sistem Sub Sistem Masukan Keluaran
SUPRASISTEM SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL
Transformasi Dalam Sistem Pendidikan Nasional Indonesia
ANALISIS SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DI INDONESIA
PENI-TIM PEKERTI KOPWIL VI KOPWIL VI JATENG Hirarkhi Supra Sistem, Sub Sistem, dan Sistem pada Tingkat Pendidikan di Indonesia MASYARAKAT SISTEM EKONOMI SISTEM PENDIDIKAN PEND. NON FORMAL PEND. FORMAL PEND. DASAR PEND. MENENGAH TUJUAN SISWA MANAJEMEN KURKULUM SDM FASILITAS JAMU DLL PEND. TINGGI SISTEM POLITIK Supra sistem Sstem Sub- sistem Sub- Ssub istem dst PENI-TIM PEKERTI KOPWIL VI
Perubahan status sub sistem menjadi sub-sub sitem TINGKAT KEUMUMAN SISTEM SUB SISTEM SUB-SUB SISTEM SUB-SUB-SUB SISTEM I PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS/SEKOLAH TINGGI/POLITEKNIK KURIKULUM KELOMPOK MATA PELAJARAN II MATA PELAJARAN III POKOK BAHASAN IV SUB POKOK BAHASAN
12 masukan (sub sistem) bagi sistem pendidikan KOPWIL VI JATENG 12 masukan (sub sistem) bagi sistem pendidikan 1. Tujuan & Prioritas 2. Mahasiswa 3. Manajemen 4. Struktur & Jadwal 5. Isi bahan belajar 6. Dosen 7. Media 8. Fasilitas 9. Teknologi 10 Jamu 11. Penelitian 12 . Biaya pendidikan
KOPWIL VI JATENG Proses Interaksi fungsional antar sub sistem pendidikan (di sekolah/ kampus & luar sekolah/ kampus)
KOPWIL VI JATENG Keluaran Lulusan yang sesuai dengan tujuan pendidikan nasional (individu mandiri): Mempunyai rasa percaya diri Mempunyai budaya belajar di masyarakat Berperilaku kreatif Inovatif Berkeinginan untuk maju
KETERKAITAN ANTAR UNSUR SISTEM PENDIDIKAN PENI-TIM PEKERTI KOPWIL VI
SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DI INDONESIA 2. SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DI INDONESIA
JALUR, JENJANG, JENIS PENDIDIKAN UU Sisdiknas no 20 tahun 2003 PENDIDIKAN FORMAL PENDIDIKAN INFORMAL PENDIDIKAN NONFORMAL JALUR PENDIDIKAN Pendidikan Dasar Pendidikan Tinggi Pendidikan Menengah JENJANG PENDIDIKAN JENIS PENDIDIKAN Umum Kejuruan Akademik Profesi Vokasi Keagamaan Khusus.
Tujuan Sistem Pendidikan Nasional KOPWIL VI JATENG Tujuan Sistem Pendidikan Nasional Meningkatkan pembinaan SDM menjadi individu mandiri Meningkatkan taraf hidup Meningkatkan peran individu sebagai pribadi, pegawai/karyawan, warga masyarakat, warga negara, dan makhluk Tuhan
MENJADI GENERASI EMAS INDONESIA SISDIKNAS INPUT MASYARAKAT INDONESIA PROSES PROSES PENDIDIKAN OUTPUT MANUSIA INDONESIA YANG TAQWA, CERDAS & TRAMPIL LULUSAN: INOVATIF , RESPONSIF, KREATIF, TERAMPIL, BERDAYA SAING & KOOPERATIF MENJADI GENERASI EMAS INDONESIA
Daya saing bangsa SUMBER: DYP, 2016)
Daya Saing Bangsa Lulusan PT Daya juang SUMBER: DYP, 2016)
Lulusan PTS yang Berkualitas Tata Kelola yang baik (good governance) Proses Pembelajaran dan Penilaian berkualitas Dosen & Tenaga Kependidikan berkualitas Kurikulum sesuai Standar/KKNI Sarana dan prasarana yang memenuhi standar Jejaring nasional dan internasional yang kuat Pengelolaan pembiayaan yang akuntabel
SISTEM PENDIDIKAN TINGGI DI INDONESIA 3. SISTEM PENDIDIKAN TINGGI DI INDONESIA
SISTEM PERGURUAN TINGGI BERUBAH PROSES PEMBELAJARAN BIDANG KEHIDUPAN Pengakuan Masyarakat Kebutuhan pendidikan ? Masyarakat akademik SPMI Leader Dokumen Kurikulum Organisasi Pegawai Pustaka Lab Resources Dana Dosen - pengelola
KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA PENILAI KUALITAS PT BAN PT BSNP BNSP BIDANG KERJA Pengakuan Masyarakat KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA PERGURUAN TINGGI STANDAR KOMPETENSI KERJA Calon Mhs PROSES PEMBELAJARAN LEARNING OUTCOMES 7 1 2 5 6 3 8 4 Masyarakat akademik SPMI Leader Dokumen Kurikulum Organisasi Pegawai Pustaka Lab Resources Dana Dosen - pengelola ASOSIASI PROFESI
VISI MISI RISTEKDIKTI 2015-2019 Terwujudnya pendidikan tinggi yang bermutu serta kemampuan iptek dan inovasi untuk mendukung daya saing bangsa Meningkatkan akses, relevansi, dan mutu pendidikan tinggi untuk menghasilkan SDM yang berkualitas; dan Meningkatkan kemampuan iptek dan inovasi untuk menghasilkan nilai tambah produk inovasi.
Prioritas Sasaran Strategis Dikti 2010-2014 2015-2019 AKSES MUTU MUTU RELEVANSI RELEVANSI AKSES DAYA SAING DAYA SAING TATA KELOLA TATA KELOLA Peningkatan Mutu Pendidikan Tinggi Merupakan Prioritas Pertama Dari Rencana Strategis Dikti 2015 - 2019
Penguatan Mutu Pendidikan Tinggi 2015-2019 MUTU RELEVANSI 1 Otonomi PT : Pimpinan PT, Jumlah mahasiswa, Pembelajaran 2 Sumber daya Dosen dan Tenaga Kependidikan : Kualifikasi Pendidikan dan Jabatan Fungsional Akademik 3 Pelaksanaan Tridharma PT secara utuh : Penelitian dan Pengabdian Masyarakat 4 Akreditas Institusi Perguruan Tinggi dan Program Studi AKSES DAYA SAING TATA KELOLA
REGULASI PENDIDIKAN TINGGI UUD UU PP PERPRES PERMENRISTEKDIKTI UU 12/2012 PENDIDIKAN TINGGI 13/2015 PERUBAHAN KE DUA PP 19/2005 TTG SNP, PERUB 1 PP32/2013 08/2012 KKNI 44/2015 SNDIKTI 32/2016 APS & AIPT UUD 1945 61/2016 PDPT 20/2003 SISDIKNAS PP 4/2014 PENYELENGARAAN PENDIDIKAN TINGGI 62/2016 SPMPT 63/2016 GELAR & TATACARA PENULISAN GELAR DI PT
REGULASI SISTEM PENDIDIKAN TINGGI DI INDONESIA 1. UUD 1945, Ps 31 (3) PEMERINTAH MENGUSAHAKAN DAN MENYELENGGARAKAN SATU SISTEM PENGAJARAN NASIONAL...... UU RI No. 2/1989 TENTANG PENDIDIKAN NASIONAL PS1 (2); PENDIDIKAN NASIONAL ADALAH PENDIDIKAN YANG BERAKAR PADA KEBUDAYAAN NASIONAL, BERDASAR PANCASILA & UUD 45
REGULASI SISTEM PENDIDIKAN TINGGI DI INDONESIA 3. UU RI 20/2003 TENTANG SISDIKNAS: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana mewujudkan suasana belajar & proses pembelajaran agar peserta didik aktif mengembangkan potensi dirinya Memiliki kekuatan spiritual keagamaan, cerdas, berbudi pekerti, cerdas dan terampil
UU 12/2012 PENDIDIKAN TINGGI 1. PERLUASAN & JAMINAN AKSES 2. PENGEMBANGAN TRIDHARMA SECARA UTUH 3. KESETARAAN 4. PENGUATAN PENDIDIKAN VOKASI 5. KEUTUHAN JENJANG PENDIDIKAN 6. KEUTUHAN JENJANG PENDIDIKAN 7. OTONOMI SISTEM PENJAMINAN MUTU MEMASTIKAN TANGGUNGJAWAB NEGARA & MENGHINDARI LIBERALISASI & KOMERSIALISASI PT
PERMENRISTEKDIKTI 44/2015 PENETAPAN STANDAR DIKTI STANDAR NASIONAL DIKTI ADA 24 DITETAPKAN OLEH PEMERINTAH (WAJIB) STANDAR PENDIDIKAN TINGGI DITETAPKAN OLEH MASING-MASING PT, HARUS MELAMPOI SN DIKTI
BAGAIMANA PERAN DOSEN SEBAGAI BAGIAN SUB SISTEM PENDIDIKAN DI PRODI TERHADAP MUTU LULUSAN DAN KEBERLANJUTAN PRODI/INSTITUSI?
KOMPONEN DALAM PROSES PEMBELAJARAN Proses Belajar Mengajar Lulusan Calon Mahasiswa Job Market Academic Community Quality Assurance Community Acknowledgement Leadership Management Demand HE Resources Staff Funding Physical Facilities Laboratories Curriculum Organization Library
Proses & hasil pembelajaran SISTEM PEMBELAJARAN SCL Proses & hasil pembelajaran Dosen Sumber belajar Dokumen Kurikulum Rencana Pembelajaran Pengembangan Pembelajaran Mahasiswa EVALUASI PROGRAM PEMBELAJARAN (CHECK) PERENCANAAN PELAKSANAAN PENGEMBANGAN (PLAN) (DO) (ACT) endrotomoits@ yahoo.com
DIARTIKAN SEBAGAI GABUNGAN KOGNITIF PSIKOMOTOR AFEKTIF CAPAIAN PEMBELAJARAN DIARTIKAN SEBAGAI GABUNGAN KOGNITIF PSIKOMOTOR AFEKTIF KEMAMPUAN PSIKOMOTOR KEMAMPUAN KOGNITIF KEMAMPUAN AFEKTIF SOFT SKILL HARD SKILL Taxonomi Bloom endrop3ai@ its.ac.id
BAHAN DISKUSI COBA BPK/IBU LAKUKAN ANALISIS SECARA SISTEMIK PERSOALAN PADA PROGRAM STUDI MASING-MASING TENTANG KUALITAS OUTPUT/ OUTCOME YANG SELAMA INI DIANGGAP BELUM BISA MEMENUHI HARAPAN MASYARAKAT.
Terima kasih