SUPLEMEN MODUL 4 MOTIVASI BERPRESTASI JUDUL : MOTIVASI BERPRESTASI (1)

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
TEORI MOTIVASI Tugas Komunikasi Organisasi Prof. Dr. Neni OLEH :
Advertisements

KONSEP DASAR MOTIVASI BERPRESTASI DALAM PENGEMBANGAN KEPEMIMPINAN
ADVERSITY QUOTIENT: SUKSES MENGHADAPI RINTANGAN
ADVERSITY QUOTIENT Merubah HAMBATAN Menjadi PELUANG.
M O T I V A S I.
Bagaimana Merancang Struktur Organisasi yang Efektif
YOU ARE WHAT YOU THINK By: Psikoart Community Malang
PSIKOLOGI INDUSTRI & ORGANISASI Kuliah ke-10:
ADVERSITY QUOTIENT Merubah HAMBATAN Menjadi PELUANG.
MOTIVASI, PRESTASI DAN KEPUASAN
PRESENTASI KEWIRAUSAHAAN
ADVERSITY QUETIONTS.
MOTIVASI KERJA.
MOTIVASI KERJA RINI NURAHAJU.
MOTIVASI Devi Risma.
Motivasi Kerja Teori Isi ( Content Theory )
Psikologi Umum 2_Mariyana Widiastuti
MOTIVASI meraih PRESTASI
MOTIVASI, PRESTASI DAN KEPUASAN
Pertemuan 13 : “ MOTIVASI “
BAB II MENERAPKAN SIKAP DAN PERILAKU KERJA PRESTATIF
SUPLEMEN MODUL 3 MENGEMBANGKAN BAKAT DAN MINAT
PENGARAHAN ( ACTUATING )
Oleh Untung Widodo, SE, MM
BAB X MOTIVASI.
MOTIVASI Chapter 15 Tsulits Ana Mushlihatun, SE.M.S.M.
SUPLEMEN MODUL 5 MENETAPKAN TUJUAN
FUNGSI PENGARAHAN.
SUPLEMEN MODUL 14 ETIKA BELAJAR
Mata Kuliah Pengantar Bisnis Fak. Ekonomi & Bisnis Univ. Mercu Buana
WINNY PUSPASARI THAMRIN
Humanistic Self Actualization Theory - Maslow
Kebutuhan biogenis dianggap sebagai kebutuhan primer, karena semua itu
HUMANISASI PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MERCU BUANA
UNIVERSITAS MERCU BUANA
SUPLEMEN MODUL 11 MENGEMBANGKAN KEPEMIMPINAN
ADVERSITY QUETIONTS.
MOTIVASI Faktor-faktor yang menimbulkan dorongan untuk mau melakukan pekerjaan. Keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong individu melakukan kegiatan.
SUPLEMEN MODUL 8 KERJASAMA TIM JUDUL : 8 JURUS MENJADI TEAM PLAYER
NAROTAMA UNIVERSITY SURABAYA
MANAJEMEN KARIR PUSTAKAWAN Oleh : KOKO SRIMULYO Dosen Dept Ilmu Informasi Perpustakaan FISIP UNIVERSITAS AIRLANGGA.
Motivasi Apakah motivasi itu?
KULIAH MOTIVASI USAHA DIBAGI MENJADI 2 SEGMEN :
Mata Kuliah Pengantar Bisnis Fak. Ekonomi & Bisnis Univ. Mercu Buana
Pertemuan-3 Beberapa pendekatan untuk memahami perilaku :
PENGERTIAN ETIKA DAN SISTEM ETIKA
M O T I V A S I By. Dian Kurniawan, SE.
Teori Hirarki Kebutuhan
SUPLEMEN MODUL 10 KEMAMPUAN ADAPTASI JUDUL : TUMBUH DENGAN “AKAR”
UNIVERSITAS MERCU BUANA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
SUPLEMEN MODUL 9 BERPIKIR POSITIF
PENGERTIAN, MANFAAT, FUNGSI DAN PRINSIP BERKEWIRAUSAHAN
Motivasi Kerja Teori Isi ( Content Theory )
Perilaku Kerja Prestatif
PSIKOLOGI HUMANISTIK DALAM PEMBELAJARAN
Materi : MOTIVASI DAN KOMUNIKASI.
Teori Hirarki Kebutuhan
MOTIVASI DALAM ORGANISASI
ASPEK SUMBER DAYA MANUSIA
Oleh : Diyah Wahyu Mustika S Eni Sulistiyani Faizun Atika Selli
TIPE APAKAH SAYA ? Ada tiga macam karakter manusia berdasarkan tingkat adversity quotionnya. Adversity quotient Menurut Paul G. Stoltz dalam bukunya adalah.
Be quiet
MOTIVASI OLEH JANET WULANDARI
KONSEP DASAR KEWIRAUSAHAAN
Membangunkan Keyakinan Juara dalam Diri.
Motivasi Apakah motivasi itu?
PERILAKU-ORGANISASI / AN / FISIP / herwanparwiyanto
INTERPERSONAL SKILL Pertemuan 6 : MOTIVATING OTHERS
Meningkatkan Produktivitas Kerja Melalui Motivasi.
Transcript presentasi:

SUPLEMEN MODUL 4 MOTIVASI BERPRESTASI JUDUL : MOTIVASI BERPRESTASI (1) Dalam hidup ini setiap orang pastilah memiliki tujuan-tujuan yang hendak dicapai. Mereka yang sekolah mmemiliki target agar dapat nilai baik dan lulus dengan baik pula, mereka yang berusaha juga memiliki target agar usahanya lancar dan menghasilkan keuntungan, mereka yang bekerja berharap dapat menempati posisi strategis dan mendapatkan gaji yang memadai, dan mereka yang terjun di dunia politik memiliki keinginan menduduki jabatan-jabatan tertentu yang berimbas naiknya pamor mereka di mata masyarakat. Semuanya itu merupakan hal yang biasa kita jumpai. Namun terkadang kita melihat ada orang-orang yang bisa berhasil dalam tempo yang tidak terlalu lama, ada pula mereka yang justru belum bisa mengubah nasib mereka. Banyak variabel memang yang bisa menentukan hal semua itu. di antara variabel itu adalah berkitan dengan motivasi individu. Teori-teori tentang motivasi banyak dipelajari dalam ranah studi psikologi dan manajemen. Teori ini berkaitan dengan perilaku individu, dan kedua ranah studi tersebut memang berkaitan dengan perilaku individu. Salah satu tokoh yang cukup dikenal adalah Abraham Maslow. Beliau adalah pionir dari aliran psikologi humanistik. Teorinya yang cukup terkenal adalah mengenai Theory of Hierarchy Needs. Menurutnya, manusia memunculkan suatu perilaku didasarkan pada kebutuhan yang ada. Hirarki kebutuhan menurut Maslow adalah sebagai berikut: The need for self-actualization The esteem needs The love needs The safety needs The 'physiological' needs ‘12 Etika Ir. Suprapto M.Si. 1 Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana http://www.mercubuana.ac.id

yang memiliki kebutuhan berprestasi (nAch): gambar-gambar untuk mengetahui perbedan individual (Gibson, et.al., 1996). Tes ini dikembangkan oleh seorang psikolog Henry Murray dari klinik Psikologi Harvard, AS tahun 1943 (Groth-Marnat, 1984). Dari penelitian yang dilakukan McClelland ini kemudian dihasilkan profil orang-orang yang memiliki kebutuhan berprestasi (nAch): Orang dengan nAch tinggi memilih untuk mengindari tujuan prestasi yang mudah dan sulit. Mereka sebenarnya memilih tujuan yang moderat yang mereka pikir akan mampu mereka raih. Orang dengan nAch tinggi memilih umpan balik lansung dan dapat diandalkan mengenai bagaimana mereka berprestasi. Orang dengn nAch tinggi menyukai tanggung jawab pemecahan masalah. Adversity Quotient: Paradigma Baru Menghadapi Tantangan Pada kesempatan ini saya akan menambahkan sekelumit tentang sebuah pendekatan baru dalam melihat, mengukur, dan meramalkan kesuksesan seseorang. Pendekatan teoritis ini disebut adversity quotient (AQ) yang dikembangkan pertama kali oleh Paul G. Stoltz. Ia beranggapan bahwa IQ dan EQ yang sedang marak dibicarakan itu tidaklah cukup dalam meramalkan kesuksesan orang. Stoltz mengelompokkan individu menjadi tiga: quitter, camper, dan climber. Pengunaan istilah ini memang berdasarkan pada sebuah kisah ketika para pendaki gunung yang hendak menaklukan puncak Everest. Ia melihat ada pendaki yang menyerah sebelum pendakian selesai, ada yang merasa cukup puas sampai pada ketinggian tertentu, dan ada pula yang benar-benar berkeinginan menaklukan puncak tersebut. Itulah kemudian dia mengistilahkan orang yang berhenti di tengah jalan sebelum usai sebagai quitter, kemudian mereka yang merasa puas berada pada posisi tertentu sebagai camper, sedangkan yang terus ingin meraih kesuksesan ia sebut sebagai climber. Teori ini sebenarnya tetap melihat pada motivasi individu. Mereka yang berjiwa quitter cenderung akan mati di tengah jalan ketika pesaingnya terus berlari tanpa henti. Sementara mereka yang berjiwa camper merasa cukup puas berada atau telah mencapai sebuah target tertentu, meskipun tujuan yang hendak dicapai masih panjang. ‘12 Etika Ir. Suprapto M.Si. 3 Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana http://www.mercubuana.ac.id

malas? Atau bagaimana caranya menigkatkan motivasi? demikian. Jika hari ini tidak berbeda dengan hari kemarin, merugilah kita. Jika lebih buruk? Parah lagi, kita termasuk orang-orang celaka. Dan jika hari ini lebih baik dari sebelum-sebelumnya, masuklah kita ke dalam golongan orang-orang yang beruntung. Kondisi di atas cukup bertentangan. Satu sisi kita dituntut prestatif, tetapi di sisi lain kita juga punya rasa malas. Lantas, bagaimana cara kita menghilangkan rasa malas? Atau bagaimana caranya menigkatkan motivasi? Sebenarnya yang paling berhak meningkatkan motivasi kita adalah diri kita sendiri. Kitalah yang lebih menentukan keberhasilan kita. Dan kita pun bisa mengusahakan peningkatan motivasi itu melalui beberapa cara. Menurut Anis Matta dalam bukunya, Model Manusia Muslim, motivasi atau kemauan dapat dibangun dengan pemantapan tujuan hidup. Sedini mungkin, cobalah kita merumuskan tujuan hidup kita sebenarnya. Karena orang yang tidak punya tujuan akan mudah terombang-ambing oleh masalah. Rumusan tujuan hidup ini hendaknya sejelas mungkin. Tidak cukup kita hanya bercita-cita menjadi orang yang berguna bagi nusa bangsa, agama, dan keluarga. Tetapi labih jauh lagi, rumuskan dengan cara apa kita akan menjadi orang berguna. Misalnya kita ingin berguna dengan menjadi seorang entrepreneur. Alasannya ingin memberi kesempatan kerja bagi orang lain. Setidaknya itu lebih jelas dari cira- citasebelumnya. Jika sudah, cobalah visualisasikan tujuan itu sedetil-detilnya. Bayangkan gagahnya kita menjadi seorang entrepreneur. Jalan-jalan sambil menggenggam handphone. Bolak-balik ke luar negeri karena urusan bisnis. Pakaian rapi, rambut klimis, wangi, dan segar. Kendati kaya, kita pun tidak lupa akan kewajiban sebagai seorang hamba. Tak pernah kita lalai mendirikan shalat, shaum, tilawah, infaq, nikah, da’wah, dan berakhir dengan meraih gelar syuhada. Penggambaran cita-cita yang detil ini akan membuat kita lebih bersemangat. Jika kita masih merasa malas, cobalah analisis. Mengapa rasa malas itu muncul? Apakah karena kita merasa tidak cocok terhadap jenis aktivitas tertentu? Jika itu alasannya, kita pun bisa menyiasatinya. Cobalah cintai pekerjaan itu. Caranya dengan mencari tahu beribu manfaatnya. Dengan mengetahui manfaat, kita akan lebih ‘12 Etika Ir. Suprapto M.Si. 5 Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana http://www.mercubuana.ac.id