MDG DAN PERENCANAAN KESEHATAN DI ERA DESENTRALISASI

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
INDIKATOR KESEHATAN PRODUKSI
Advertisements

PRESENTASI BUPATI LINGGA Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Pada bulan September tahun 2000, perwakilan-perwakilan dari 189 negara menandantangani Millennium Declaration, yang mengandung 8 butir capaian. Delapan.
Asisten Deputi Pembinaan Wilayah KPAN
PARDOMUAN B.M.SIANIPAR MORTALITAS.
PENCAPAIAN INDIKATOR KINERJA
Enny Zuliatie Die-J YPI (Drop in Center Cijantung Yayasan Pelita Ilmu)
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) ACEH
KUESIONER RUMAH TANGGA Blok V
MENTERI PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK
Data: karakteristik individu, sangat sulit diinterpretasikan karena jumlahnya sangat banyak dan beragam bentuknya [nominal, ordinal, interval] dan sifatnya.
HASIL PENCAPAIAN INDIKATOR SPM BIDANG KESEHATAN TAHUN 2008
Apakah Indonesia sudah mencapai titik balik ? Dr. Nafsiah Mboi, Sp.A, MPH Menteri Kesehatan Republik Indonesia 1 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA.
MDG’s (Millenium Development Goals)
KEBIJAKAN DAN PROGRAM KESEHATAN REPRODUKSI
Safe Motherhood (Keselamatan Ibu)
KEBIJAKAN PROGRAM LANSIA DI KABUPATEN CILACAP
ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KESEHATAN TAHUN OLE h Dr.Hj.Musdiawaty HR RoE,M.Kes Watansoppeng, 19 Maret 2014.
Kepala Bappeda Provinsi Sulawesi Tenggara
POKOK-POKOK PEMBANGUNAN KESEHATAN DI INDONESIA
PENINGKATAN STATUS GIZI MASYARAKAT Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh
FITRI RACHMAD KH (AKUNTANSI) 2. SUCI RACHMAWATI (AKUNTANSI)
RISET KESEHATAN DASAR ( RISKESDAS ) 2013
HIV AIDS Di TEMPAT KERJA
SISTEM PENCATATAN DAN PELAPORAN LB-3 (2)
ELIMINASI MALARIA DI BANYUMAS 2015
PROGRAM KIA Kesehatan Ibu dan Anak.
(TIPE A) BAGAN ORGANISASI
Pentingnya Data Terpilah Dalam Perencanaan, Pelaksanaan, Monitoring dan Evaluasi Kebijakan dan Program Pembangunan Dr. Soedarti Surbakti.
BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA PROVINSI KEPULAUAN RIAU
RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2013
PENGUKURAN KESEHATAN Definisi indikator
ILMU KESMAS X (PROGRAM2 KESEHATAN)
JAMPERSAL Kelompok 2.
OPTIMALISASI PELAKSANAAN JAMINAN PERSALINAN Dalam rangka Percepatan Pencapaian MDGs 2015 Tjetjep Yudiana,SKM, M.Kes KEPALA DINAS KESEHATAN PROPINSI KEPULAUAN.
Pertemuan ke-14 Program MDGs Elemen penilaian 2/26/2018.
Arahan Deputi Pelatihan dan Pengembangan pada kegiatan
PELAYANAN KESEHATAN REPRODUKSI
HIV/AIDS.
Menuju Kabupaten Sehat
KOMUNITAS PEMBERDAYAAN EKONOMI UNTUK PEREMPUAN (KomPEP - FE Unpas) FE - Universitas Pasundan (The Community of Economic Empowerment for Women)
Sistem kesehatan Sesi 8 Dikutip dari Sistem kes, WikuAdisasmito, PhD.
KONSEP KESEHATAN REPRODUKSI
KOMISI PENANGGULANGAN AIDS PROVINSI DKI JAKARTA
RAPAT KOORDINASI FORUM DATA KABUPATEN GRESIK 11 MARET 2015
Laela Indawati, SSt.MIK., MKM
SISTEM PELAYANAN KESEHATAN
Epidemi HIV/AIDS dan Biaya Kesehatan
Kementerian Kesehatan RI
Dr. Jum’atil Fajar, MHlthSc
KONSEP KEBIDANAN KOMUNITAS
KETERKAITAN PERTUMBUHAN PENDUDUK DENGAN KESEHATAN
PEMANFAATAN DATA SURVEI DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN
PROGRAM STUDI ILMU GIZI FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
Kom III SUHARI MM.
ICPD dan MDGS Indikator dan Pencapaian di Indonesia
ASPEK-ASPEK SOSIAL BUDAYA DALAM PELAYANAN KEBIDANAN
KONSEP KEBIDANAN KOMUNITAS
Balikpapan, 01 Nopember 2018 BAPPEDA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
IMPLEMENTASI APLIKASI SPM BERBASIS WEB
Materi-2 MATA KULIAH SIMKES S1-KESMAS-AKK
Standar Pelayanan Minimal Puskesmas
 Tahun 2019 AKADEMI KEPERAWATAN POLITEKNIS KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN ACEH BANDA ACEH.
KEBIJAKAN DEPKES DALAM PENGEMBANGAN DESA SIAGA Pusdiknakes.
KONSEP DASAR KEBIDANAN KOMUNITAS Oleh : WIDYA PANI, SKM,SST.,M.Kes.
STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN/KOTA
Upaya akselerasi pencapaiaN SDGs. SDGs ( Sustainable Development Goals ) sebuah dokumen yang akan menjadi sebuah acuan dalam kerangka pembangunan dan.
PEMBANGUNAN BIDANG KESEHATAN PROVINSI BANTEN
KONSEP KESEHATAN REPRODUKSI Oleh Susianti Asry, S.ST.,M.Keb.
Transcript presentasi:

MDG DAN PERENCANAAN KESEHATAN DI ERA DESENTRALISASI OLEH: DR. SRI FAJAR AYU, MM SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA PROGRAM STUDI ADMINISTRASI DAN KEBIJAKAN KESEHATAN MEDAN, 11 APRIL 2008

CONTENTS: Interdependensi spasial melahirkan MDG Millenium Development Goal Tujuan, Target dan Indikator MDG Skala Intervensi Kesehatan Upaya Intervensi Sumut Untuk Pencapaian Target MDG Kemampuan Sistem Kesehatan MDG dan Perencanaan di Era Desentralisasai Desentralisasi Pelayanan Kesehatan

INTERDEPENDENSI SPASIAL Era globalisasi, interdependensi spasial merupakan keniscayaan. Masalah kesehatan lokal terkait dgn masalah kesehatan global dan sebaliknya. Berlaku juga di daerah terisolasi atau terpencil, yang merupakan buah ketidakpedulian pembuat kebijakan kesehatan Disebabkan karena interdependensi yang tinggi terutama pada masalah kesehatan, dijumpai gerakan peningkatan derajat kesehatan pada tataran internasional

MILLENNIUM DEVELOPMENT GOAL Gerakan tujuan pembangunan milenium (MDG): salah satu gerakan pada tataran internasional dengan tujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Diluncurkan pada tahun 2000 MDG merupakan konsensus negara-negara anggota PBB, para ahli dari sekretariat PBB, IMF, OEDC, dan Bank Dunia. Tujuan secara umum adalah menurunkan angka kemiskinan yang merupakan vicious circle bagi buruknya tingkat kesehatan: menurunkan angka kematian anak meningkatkan kesehatan ibu memerangi HIV/AIDS, malaria dan penyakit menular lainnya mengembangkan jejaring global untuk pembangunan

TUJUAN, TARGET DAN INDIKATOR MDG Menurunkan angka kematian anak Menurunkan 2/3 angka kematian balita (1990 – 2015) Angka kematian balita Angka kematian bayi Proporsi anak yg diimunisasi 2. Meningkatkan kesehatan ibu Menurunkan ¾ angka kematian ibu (1990 – 2015) Angka kematian ibu Proporsi pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih 3. Memerangi HIV/AIDS, malaria dan penyakit menular lainnya Mengendalikan penyebaran HIV/AIDS dan mulai menurunnya jumlah kasus baru pada 2015 (tabel berikutnya) Angka prevalensi HIV ibu hamil usia 15-24 tahun Angka pemakaian kondom perempuan menikah 15-24 th Penggunaan kondom pada seks resiko tinggi Proporsi penduduk usia 15-24 yang punya pengetahuan komprehensif ttg HIV/AIDS Jumlah yatim/piatu krn HIV/AIDS

TUJUAN, TARGET DAN INDIKATOR MDG 3. Memerangi HIV/AIDS, malaria dan penyakit menular lainnya 2. Mengendalikan malaria dan menurunnya jumlah kasusnya Prevalensi malaria Angka kematian karena malaria laki-laki dan perempuan Proporsi penduduk di daerah beresiko Proporsi balita tidur menggunakan kelambu direndam insektisida Proporsi balita dengan gejala klinis yg menerima pengobatan anti malaria 3. Mengendalikan penyakit tuberkulosis dan menurunnya jumlah kasus tersebut dan penyakit lainnya Prevalensi tuberkulosis Angka kematian karena tuberkulosis Angka penemuan penderita tuberkulosis baru Angka kesembuhan penderita tuberkulosis 4. Mengembangkan jejaring global utk pembangunan Bekerjasama dgn perusahaan farmasi utk meningkatkan akses thd obat esensial bagi negara berkembang Proporsi populasi yang dapat menjangkau obat-obat esensial secara berkelanjutan

PENCAPAIAN TUJUAN DAN TARGET MDG Pencapaian tujuan dan target MDG tergantung pada: Skala intervensi (target MDG tidak akan dapat tercapai sesuai dengan waktu yang direncanakan jika skala intervensi tidak ditingkatkan (Mayor, 2005)) Kesiapan sistem dan infrastruktur kesehatan

SKALA INTERVENSI KESEHATAN Didefinisikan sebagai: Cakupan kegiatan (jumlah orang yang dapat dijangkau oleh intervensi) Volume kegiatan (jumlah orang yang dilatih) Tingkat kegiatan (misalnya tingkat komunitas, kabupaten, atau nasional) Peningkatan skala (scaling up) intervensi kesehatan mengandung arti peningkatan skala maupun lingkup (scope) cakupan pelayanan dari cakupan sekarang, sehingga dapat melayani lebih banyak individu. Scaling up dapat dilakukan secara geografis maupun peningkatan permintaan populasi thd intervensi

UPAYA INTERVENSI SUMUT UNTUK PENCAPAIAN TARGET MDG (Sulani,2007) Mengurangi kematian anak: Meningkatkan cakupan dan kualitas pelayanan kesehatan bagi neonatal, bayi dan balita Memperbaiki manajemen program kesehatan neonatal, bayi dan balita Pemberdayaan keluarga dan masyarakat dalam perawatan dan pengenalan tanda bahaya pada neonatal, bayi dan balita Memperbaiki kesehatan Ibu: Peningkatan cakupan dan kualitas antenatal, ibu bersalin dan nifas, yankes maternal dengan pencegahan komplikasi, yan KB, manajemen kesehatan ibu terpadu

UPAYA INTERVENSI SUMUT UNTUK PENCAPAIAN TARGET MDG (Sulani,2007) Memerangi HIV/AIDS, malaria dan penyakit-penyakit utama lainnya: Pembentukan KPA (komisi penanggulangan AIDS) Pemberian ART (anti retroviral therapy) Pembentukan VCT (voluntary conseling dan testing) Program PMTCT (prevention mother to child transmission) Program methadone Gebrak malaria, pokjanal malaria, kelambunisasi

KEMAMPUAN SISTEM KESEHATAN Di sisi lain, peningkatan skala intervensi tergantung dari (deRenzio, 2005) kemampuan sistem kesehatan ketersediaan sumberdaya dan infrastruktur, serta kapasitas absorpsi pemerintah Tujuan-tujuan MDG tidak akan tercapai jika tidak didukung oleh sumberdaya, infrastruktur, kapasitas yang memadai, serta sistem kesehatan yang baik.

MDG DAN PERENCANAAN DI ERA DESENTRALISASI Perencanaan kesehatan membutuhkan keterpaduan antar tataran perencanaan, pemerintah daerah mampu membuat perencanaan berbasis situasi kondisi daerah dengan tetap memerhatikan prioritas nasional ataupun prioritas internasional (MDG) Keterpaduan dalam perencanaan kesehatan dibutuhkan untuk memperluas rentang pemindaian (span of scanning) terhadap aneka masalah kesehatan masyarakat, sehingga meningkatkan sensitivitas dan daya tanggap Keterpaduan juga dapat mengakomodasi aspirasi berbagai kelompok yang berkepentingan. Akhirnya, keterpaduan diperlukan agar rencana yang sudah dibuat dapat direalisasikan.

PERENCANAAN DI ERA DESENTRALISASI Rencana investasi utk meningkatkan skala intervensi kesehatan esensial di era desentralisasi Agenda MDG, Masalah kesehatan global Masalah kesehatan masyarakat prioritas Redefinisi peran Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota era desentralisasi Intervensi kesehatan esensial Perencanaan Visi dan Misi kabupaten/Kota Rencana kesehatan nasional Costing Penganggaran Pembiayaan

DESENTRALISASI PELAYANAN KESEHATAN Perhatikan, perencanaan, perhitungan biaya, penganggaran dan pembiayaan merupakan tahap yg tak terpisahkan Secara teoritis desentralisasi memberikan seejumlah keuntungan bagi perencana kesehatan (Witter, 2000) Pertama, desentralisasi memperbaiki perencanaan pelayanan kesehatan, karena menjadi lebih responsif (tanggap) terhadap kebutuhan lokal dan memperkecil duplikasi penyediaan pelayanan kesehatan Kedua, dibandingkan dengan sentralisasi, sistem desentralisasi mungkin menjadi lebih mahal karena kehilangan skala ekonomis, tetapi di sisi lain dapat juga lebih efisien karena terjadi pengurangan hambatan fisik, administratif, birokratik serta memudahkan kerjasama intersektoral dengan departemen terkait kesehatan

KETERPADUAN ANTAR TATANAN PERENCANAAN Perencanaan desentralisasi seharusnya membawa prinsip keterpaduan antar tataran perencanaan. Dalam era desentralisasi, pemerintah daerah diharapkan mampu membuat perencanaan berbasis situasi dan kondisi daerah, dengan tetap memperhatikan prioritas masalah nasional. Secara nasional pemerintah telah menetapkan visi Indonesia Sehat 2010, dengan 50 indikator minimal standar pelayanan minimal (SPM), sebagai pedoman pembangunan kesehatan.

DESENTRALISASI PELAYANAN KESEHATAN Namun, keterpaduan ini masih menjadi pekerjaan rumah bersama seiring dengan reposisi kewenangan lembaga-lembaga penanggung jawab pembangunan kesehatan di tingkat nasional dan daerah Tanpa peningkatan kapasitas lokal dalam perencanaan, maka kelebihan desentralisasi tidak akan terwujud. Contoh, sebuah penelitian di Uganda memaparkan bahwa selama desentralisasi terjadi perubahan yang tidak menguntungkan dalam alokasi anggaran kesehatan di daerah, karena tidak adanya kesadaran akan kebutuhan lokal dari para pemegang kebijakan (Jeppson, 2001) Desentralisasi di Indonesia sedang berlangsung pada tahap transisi, sehingga advokasi dan penguatan sumberdaya dalam perencanaan merupakan tantangan aktual.