STRATEGI INTERVENSI DALAM PERKESMAS

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Materi Kuliah E-learning 29/6/2012 Dasar Manajemen Sem. Genap 2011 / oleh Tyastuti P.
Advertisements

MANAJEMEN KEPERAWATAN KOMUNITAS
PERAN SERTA MASYARAKAT (PSM)
Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pengembangan UKBM
PENGORGANISASIAN MASYARAKAT
Dinamika Kelompok.
Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat
PENDEKATAN EDUKATIF DALAM PENGEMBANGAN DESA SIAGA
POLINDES (Pondok Bersalin Desa)
KEMITRAAN DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
PUSKESMAS SEBAGAI PUSAT PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
Dr. Leonardo W. Permana, MARS.
Konsep Kesehatan Komunitas (Public Health) dan Keperawatan Komunitas
PERTMUAN KE 9 DASAR DARI PERILAKU KELOMPOK DAN TIM
PENDIDIKAN KESEHATAN, PENDIDIK KESEHATAN, dan PROMOSI KESEHATAN Lita Sri Andayani, SKM, MKes Dept. PKIP FKM USU.
PUSKESMAS VISI Tercapainya Kecamatan sehat menuju
KELOMPOK DAN TIM.
PENDIDIKAN KESEHATAN NURUL AINI NURUL_AINI/PROMKES_2017/AKBID JEMBER.
ya MEMBANGUN KERJA TIM ( TEAM BUILDING) DISAJIKAN OLEH
OLEH REZQI HANDAYANI, M.P.H., Apt
Materi 8 MK SIMKES S1 Kesmas
Pembangunan Kesehatan dan Pembangunan Nasional
INDIKATOR PENCAPAIAN PROGRAM PROMOSI KESEHATAN
SHIP PARTNER.
PROGRAM NASIONAL KESEHATAN LANSIA
Konsep PHC Fitria Aningsih.
PERILAKU KELOMPOK Program Studi Sistem Informasi
Bentuk Partisipasi Masyarakat dalam Pelayanan Kesehatan (2)
1. PERSIAPAN SOSIAL Bertujuan mengajak partisipasi atau peran serta masyarakat sejak awal kegiatan, perencanaan program, pelaksanaan,
PO Int. Tatap Muka VII KELOMPOK DAN TIM
Sumber : Perilaku Organisasional
ORGANISASI LANSIA & POSYANDU LANSIA
KONSEP PEMBERDAYAAN MASYARAKAT.
DASAR- DASAR PERILAKU KELOMPOK
PERTEMUAN II DAN III Dasar- dasar Pendidikan Kesehatan
Desa Siaga Kelompok 5 Restu Anandya P Ulil Nur Fariz .A
DASAR- DASAR PERILAKU KELOMPOK
PRIMARY HEALTH CARE (PHC)
Pembinaan kader Elvira Harmia, SST.
KELOMPOK DALAM ORGANISASI
PERILAKU KELOMPOK DALAM ORGANISASI
PRIMARY HEALTH CARE (P H C )
PERTEMUAN-VIII PERILAKU KELOMPOK
PENGORGANISASIAN MASYARAKAT
PENDIDIKAN KESEHATAN WIWIK AFRIDAH.
SISTEM PELAYANAN KESEHATAN
PEMBINAAN PERAN SERTA MASYARAKAT
VI. PERILAKU KELOMPOK Kelompok adalah dua individu atau lebih, yang berinteraksi dan saling bergantung yang saling bergabung untuk mencapai sasaran tertentu.
SELAMAT DATANG PESERTA MUSYAWARAH MASYARAKAT DESA (MMD)
Perilaku Kelompok.
Hj. Juraida Roito Hrp, SKM, M.Kes MATA KULIAH KESEHATAN MASYARAKAT
KONSEP DASAR ASKEB KELOMPOK KHUSUS
PERAN SERTA MASYARAKAT
Pembangunan Kesehatan dan Pembangunan Nasional
ASPEK-ASPEK SOSIAL BUDAYA DALAM PELAYANAN KEBIDANAN
DASAR-DASAR ADMINISTRASI DAN KEBIJAKAN KESEHATAN
PENGEMBANGAN DAN PENGORGANISASIAN MASYARAKAT ( PPM )
1  Pemberdayaan masyarakat adalah suatu proses pengembangan potensi dan kemampuan sehingga tumbuh kapasitas untuk memecahkan masalah- masalah yang mereka.
 Wujud pemberdayaan masyarakat  UKBM (Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat)  Promotif, Preventif  Mulai dicanangkan 1986.
Pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif Masyarakat Peduli, Tanggap serta Mampu untuk Hidup Bersih dan Sehat Disampaikan pada: Orientasi Kader Pemberdayaan.
Pertemuan 4 KELOMPOK DAN TIM
BAB 14 KELOMPOK DAN TIM.
PENDIDIKAN KESEHATAN Budi Widiyanto. a. Pengertian Pendidikan kesehatan b. Konsep Pendidikan Kesehatan c. Upaya Pendidikan Kesehatan d. Peran pendidikan.
Pendekatan direktif & non direktif
Keputusan Menteri Kesehatan No.128 Tahun 2004 tentang Kebijakan Dasar Puskesmas Kelompok II : Aditya Prayudha Setri Endah Pratiwie Siti Ayu Puspasari Khana.
PENGORGANISASIAN MASYARAKAT
Peran Pusat Kemasyarakatan Desa dalam Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa.
Gerakan Sayang Ibu. Gerakan Sayang Ibu adalah Suatu Gerakan yang dilaksanakan oleh masyarakat, bekerjasama dengan pemerintah untuk meningkatkan kualitas.
KELOMPOK KERJA (TEAMWORK) KELAS EAP PENGANTAR MANAJEMEN Disusun oleh : 1. Audhira Syafa Azzahra 2. Maria Ekawati 3. Hasri Fazari 4. Annisya Putri 5. Losdiani.
KONSEP PENDIDIKAN KESEHATAN Ismuntania siregar., M.KEP.
Transcript presentasi:

STRATEGI INTERVENSI DALAM PERKESMAS R BAYU KUSUMAH N http://dosen.stikesdhb.ac.id/bayu/

Strategi Intervensi dalam Perkesmas Pendidikan Kesehatan Peran serta masyarakat Pengorganisasian masyarakat Kemitraan Kesehatan Proses Kelompok Pemberdayaan kesehatan http://dosen.stikesdhb.ac.id/bayu/

PENDIDIKAN KESEHATAN http://dosen.stikesdhb.ac.id/bayu/

http://dosen.stikesdhb.ac.id/bayu/

Pengertian Wood (1926 dalam Suliha 2002. h:1): Pendidikan kesehatan sebagai sekumpulan pengalaman yang mendukung kebiasaan, sikap, dan pengetahuan yang berhubungan dengan kesehatan individu, masyarakat dan ras. http://dosen.stikesdhb.ac.id/bayu/

Nyswander (1947) yang dikutip oleh Notoatmodjo (1997) : Pengertian Nyswander (1947) yang dikutip oleh Notoatmodjo (1997) : menyatakan bahwa pendidikan kesehatan adalah proses perubahan perilaku yang dinamis http://dosen.stikesdhb.ac.id/bayu/

Tujuan Tercapainya perubahan perilaku individu, keluarga dan masyarakat dalam membina dan memelihara perilaku sehat dan lingkungan sehat, serta berperan aktif dalam upaya mewujudkan derajat kesehatan yang optimal Terbentuknya perilaku sehat pada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang sesuai dengan konsep hidup sehat baik fisik, mental dan sosial sehingga dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian Menurut WHO tujuan penyuluhan kesehatan adalah untuk merubah perilaku perseorangan dan atau masyarakat dalam bidang kesehatan http://dosen.stikesdhb.ac.id/bayu/

WHO 1954 dalam Notoatmodjo 1997 memperinci tujuan pendidikan kesehatan sbb: Menjadikan kesehatan sebagai sesuatu yang bernilai dimasyarakat B Menolong individu agar mampu secara mandiri atau berkelompok mengadakan kegiatan untuk mencapai tujuan hidup sehat C Mendorong pengembangan dan penggunaan secara tepat sarana pelayanan kesehatan yang ada http://dosen.stikesdhb.ac.id/bayu/

Sasaran http://dosen.stikesdhb.ac.id/bayu/ Individu Individu yang mempunyai masalah keperawatan dan kesehatan, yang dapat dilakukan di RS, klinik, puskesmas, rumah bersalin, posyandu, keluarga binaan dan masyarakat binaan Keluarga Keluarga binaan yang mempunyai masalah keperawatan dan kesehatan yang tergolong dalam keluarga Resiko tinggi, diantaranya adalah : a. Anggota keluarga yang menderita penyakit menular b. Keluarga dengan sosial ekonomi dan pendidikan yang rendah c. Keluarga dengan masalah sanitasi lingkungan yang buruk d. Keluarga dengan masalah gizi buruk e. Keluarga dengan jumlah anggota keluarga yang banyak di luar kemampuan kapasitas keluarga Masyarakat a. Masyarakat binaan Puskesmas b. Masyarakat nelayan c. Masyarakat pedesaan d. Masyarakat yang datang ke institusi pelayanan kesehatan seperti Puskesmas, Posyandu yang diberikan pendidikan kesehatan secara massal e. Masyarakat luas yang terkena masalah kesehatan seperti wabah DHFdan Muntaber http://dosen.stikesdhb.ac.id/bayu/

Konsep Pendidikan kesehatan “Health education alone is nothing. Health education with program is something. Health education with program and community is everything”. (Jargon Health Education) http://dosen.stikesdhb.ac.id/bayu/

Konsep Pendidikan kesehatan Pendidikan kesehatan merupakan upaya yang ditekankan pada terjadinya perubahan perilaku, baik pada individu maupun masyarakat. Area Pendidikan Kesehatan adalah pada Knowledge (Pengetahuan), Attitude (Sikap) dan Practice (Perilaku), yang disingkat menjadi K.A.P. http://dosen.stikesdhb.ac.id/bayu/

PERAN SERTA MASYARAKAT (PSM) http://dosen.stikesdhb.ac.id/bayu/

Pengertian Peran Serta Masyarakat (Pemerintah): adalah keadaan dimana individu, keluarga maupun masyarakat umum ikut serta bertanggung jawab terhadap kesehatan diri, keluarga, ataupun kesehatan masyarakat lingkungannya. http://dosen.stikesdhb.ac.id/bayu/

Pengertian PSM Peran Serta Masyarakat (D.A. Setyawan, 2008 ): adalah proses dimana individu, keluarga dan lembaga masyarakat termasuk swasta: Mengambil tanggung jawab atas kesehatan diri, keluarga, dan masyarakat Mengembangkan kemampuan untuk menyehatkan diri, keluarga, dan masyarakat Menjadi pelaku perintis kesehatan dan pemimpin yang menggerakkan kegiatan masyarakat di bidang kesehatan berdasarkan atas kemandirian dan kebersamaan. http://dosen.stikesdhb.ac.id/bayu/

Tujuan PSM Tujuan umum Untuk meningkatkan jumlah dan mutu upaya masyarakat di bidang kesehatan Tujuan Khusus Meningkatkan kemampuan pemimpin/pemuka masyarakat dalam menggerakkan upaya kesehatan. 2. Meningkatkan kemampuan organisasi masyarakat dalam menyelenggarakan upaya kesehatan 3. Meningkatkan kemampuan masyarakat dalam menggali, menghimpun dan mengelola dana/sarana masyarakat untuk kesehatan. http://dosen.stikesdhb.ac.id/bayu/

SASARAN PSM Tokoh Masyarakat Organisasi Masyarakat dan Organisasi Profesi Keluarga Kelompok Masyarakat dengan Kebutuhan Khusus Masyarakat Umum di Desa, Kota, dan Pemukiman Khusus. http://dosen.stikesdhb.ac.id/bayu/

LANGKAH PEMBINAAN Pertemuan/Pendekatan Tingkat Desa Survey Mawas Diri (Community Self Survey/CSS) Musyawarah Masyarakat Desa (LOKMIN) Pelatihan Kader Pelaksanaan Upaya Kesehatan oleh Masyarakat Pembinaan Pelestarian Kegiatan Pengenalan Sosio-Budaya Masyarakat Setempat http://dosen.stikesdhb.ac.id/bayu/

Tingkatan Peran Serta Peran serta karena perintah (terpaksa) Peran serta karena imbalan Peran serta karena identifikasi atau rasa ingin memiliki Peran serta karena kesadaran http://dosen.stikesdhb.ac.id/bayu/

Bentuk PSM Ikut dalam menelaah situasi masalah Ikut terlibat dalam menyusun perencanaan, pelaksanaan, termasuk penentuan prioritas Menjalankan kebiasaan hidup sehat & atau berperan serta secara aktif dalam mengembangkan ketenagaan, dana, & saranan http://dosen.stikesdhb.ac.id/bayu/

PENGORGANISASIAN MASYARAKAT http://dosen.stikesdhb.ac.id/bayu/

http://dosen.stikesdhb.ac.id/bayu/

Pengertian Suatu proses ketika suatu komunitas tertentu mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhannya serta mengembangkan keyakinannya untuk berusaha memenuhi kebutuhan itu termasuk menentukan prioritas dari kebutuhan tersebut yang disesuaikan dengan sumber daya yang tersedia dan dengan usaha gotong royong (Sasongko.A, 1996) http://dosen.stikesdhb.ac.id/bayu/

TUJUAN PENGORGANISASIAN MASYARAKAT 1. Membangun kekuatan masyarakat 2. Memperkokoh kekuatan komunitas basis 3. Membangun jaringan 4. Tumbuhkan rasa percaya diri masyarakat bahwa mereka mempunyai kemampuan dalam penanggulangan masalah. http://dosen.stikesdhb.ac.id/bayu/

ASPEK - ASPEK PENGORGANISASIAN MASYARAKAT 1.PROSES 2.MASYARAKAT 3. BERFUNGSINYA MASYARAKAT http://dosen.stikesdhb.ac.id/bayu/

1.PROSES Merupakan proses yang terjadi secara sadar, tetapi mungkin juga tidak disadari, Jika proses disadari, berarti masyarakat menyadari akan adanya kebutuhan, Dalam prosesnya ditemukan unsur – unsur kesukarelaan. Kesukarelaan timbul karena adanya keinginan untuk memenuhi kebutuhan sehingga mengambil inisiatif atau prakarsa untuk mengatasinya, http://dosen.stikesdhb.ac.id/bayu/

Kesukarelaan terjadi karena dorongan untuk memenuhi kebutuhan – kebutuhan kelompok atau masyarakat, Kesadaran terhadap kebutuhan dan masalah yang dihadapi biasanya ditemukan pada segelintir orang saja yang kemudian melakukan upaya menyadarkan masyarakat untuk mengatasinya. Selanjutnya mengintruksikan kepada masyarakat untuk bersama – sama mengatasinya. http://dosen.stikesdhb.ac.id/bayu/

2.MASYARAKAT Masyarakat biasanya diartikan sebagai : a. Kelompok besar yang mempunyai Batas - batas Geografis : Desa, Kecamatan, Kabupaten dsb. b. Suatu kelompok dari mereka yang mempunyai kebutuhan bersama dari kelompok yang lebih besar, c. Kelompok kecil yang menyadari suatu masalah harus dapat menyadarkan kelompok yang lebih besar, d. Kelompok yang secara bersama - sama mencoba mengatasi masalah dan memenuhi kebutuhannya. http://dosen.stikesdhb.ac.id/bayu/

3. BERFUNGSINYA MASYARAKAT Untuk dapat memfungsikan masyarakat, maka harus dilakukan langkah - langkah sebagai berikut : a. Menarik orang - orang yang mempunyai inisiatif dan dapat bekerja, untuk membentuk kepanitiaan yang akan menangani masalah - masalah yang berhubungan dengan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat, b. Membuat rencana kerja yang dapat diterima dan dilaksanakan oleh keseluruhan masyarakat, c. Melakukan upaya penyebaran rencana (kampanye) untuk mensukseskan rencana tersebut. http://dosen.stikesdhb.ac.id/bayu/

Proses pengorganisasian masyarakat Menurut sarwono (1980) : 1. Disadari dimana Masy merasakan adanya kebutuhan bersama 2. Tidak disadari dimana masalah dirasakan setelah adanya kebutuhan yang mendesak 3. Sukarela dimana Toma menyadari adanya kebutuhan, selanjutnya mengambil prakarsa 4. Tidak sukarela/ mekanisme instruktif dimana program dilaksanakan bila ada instruksi http://dosen.stikesdhb.ac.id/bayu/

KEMITRAAN (PARTNERSHIP) http://dosen.stikesdhb.ac.id/bayu/

Partnership diartikan sebagai persekutuan atau perkongsian. Secara etimologis, diadaptasi dari kata partnership dengan akar kata partner (pasangan, jodoh, sekutu, kompanyon) (Sulistiyani, 2004) Partnership diartikan sebagai persekutuan atau perkongsian. http://dosen.stikesdhb.ac.id/bayu/

KEMITRAAN Suatu bentuk persekutuan atau perkongsian antara dua pihak atau lebih yang membentuk suatu ikatan kerjasama atas dasar kesepakatan dan rasa saling membutuhkan dalam rangka meningkatkan kapasitas dan kapabilitas di suatu bidang usaha tertentu atau tujuan tertentu untuk memperoleh hasil yang baik.(Sulistiyani, 2004) http://dosen.stikesdhb.ac.id/bayu/

terjadi apabila terpenuhi syarat-syarat: Ada dua pihak atau lebih KEMITRAAN terjadi apabila terpenuhi syarat-syarat: Ada dua pihak atau lebih Memiliki kesamaan visi dalam mencapai tujuan Ada kesepakatan Saling membutuhkan http://dosen.stikesdhb.ac.id/bayu/

MODEL-MODEL KEMITRAAN http://dosen.stikesdhb.ac.id/bayu/

KEMITRAAN SEMU (Pseudo partnership) Suatu persekutuan antara dua pihak atau lebih, namun sesungguhnya tidak melakukan kerjasama secara seimbang satu dengan lainnya. http://dosen.stikesdhb.ac.id/bayu/

KEMITRAAN MUTUALISTIK (Mutualism partnership) Persekutuan dua pihak atau lebih yang sama-sama menyadari aspek pentingnya melakukan kemitraan, yakni untuk saling memberi manfaat dan mendapatkan manfaat lebih untuk mencapai tujuan bersama secara optimal. http://dosen.stikesdhb.ac.id/bayu/

(Conjugation partnership) KEMITRAAN KONJUGASI (Conjugation partnership) Yakni kemitraan melalui peleburan dan pengembangan, dimana organisasi, agen-agen, kelompok-kelompok atau perorangan yang memiliki kelemahan dalam melakukan usaha atau mencapai tujuan bersama melebur dan bekerjasama untuk meningkatkan kemampuan masing-masing. http://dosen.stikesdhb.ac.id/bayu/

MODEL-MODEL KEMITRAAN DALAM ORGANISASI LAINNYA http://dosen.stikesdhb.ac.id/bayu/

SUBORDINATE UNION OF PARTNERSHIP Yakni kemitraan antara dua pihak atau lebih yang memiliki status, kemampuan atau kekuatan yang tidak seimbang satu sama lainnya. Hubungan yang terjadi adalah ATAS-BAWAH, atau KUAT-LEMAH. http://dosen.stikesdhb.ac.id/bayu/

LINEAR UNION OF PARTNERSHIP Pihak-pihak yang bekerjasama memiliki persamaan secara relatif, baik tujuan, misi, volume usaha, status atau legalitas. http://dosen.stikesdhb.ac.id/bayu/

LINEAR COLLABORATIVE OF PARTNERSHIP Dalam kemitraan ini, tidak membedakan besaran volume, status/legalitas, atau kekuatan para pihak, namun tekanan utama adalah kesamaan visi dan misi. Hubungan terjadi pada garis lurus dan tidak saling tersubordinasi. http://dosen.stikesdhb.ac.id/bayu/

PROSES KELOMPOK http://dosen.stikesdhb.ac.id/bayu/

PENGERTIAN Robbins & Judge,1 (2008:356) kelompok didefinisikan sebagai dua atau lebih individu yang berinteraksi,dan saling bergantung utk mencapai tujuan-tujuan tertentu. Luthans (2006:514) definisi komprehensif menyatakan bahwa jiika ada sebuah kelompok di dalam organisasi maka anggotanya: Termotivasi untuk bergabung Merasa bahwa kelompok adalah tempat untuk saling berinteraksi dan sebuah kesatuan unit Memiliki berbagai kontribusi dalam proses organisasi (yaitu, beberapa orang memiliki kontribusi dalam hal waktu atau energi lebih dari yang lainnya) Memiliki berbagai pendapat yang disetujui maupun tidak disetujui melalui berbagai bentuk interaksi http://dosen.stikesdhb.ac.id/bayu/

SYARAT-SYARAT TERBENTUKNYA KELOMPOK Setiap anggota termotivasi untuk bergabung karena sadar bahwa dia merupakan bagian dari kelompok yang bersangkutan Ada hubungan timbal balik (interaksi) antara anggota yang satu dengan anggota yang lain. Ada faktor yang dimiliki bersama sebagai pengikat, seperti; tugas, atasan, nasib, hobi dan sebagainya sehingga hubungan antar mereka menjadi erat Berstruktur dan berproses http://dosen.stikesdhb.ac.id/bayu/

MOTIVASI BERGABUNG DALAM KELOMPOK? Teori Kedekatan. Individu berafiliasi satu sama lain karena kedekatan jarak geogragafis. Teori formasi kelompok. Teori ini terdiri dari tiga elemen yaitu; aktivitas, interaksi, dan perasaan. Semakin banyak aktivitas bersama, semakin tinggi interaksi dan semakin kuat perasaan seseorang (disukai atau tidak disukai) Semakin tinggi interaksi, semakin banyak aktivitas bersama, dan semakin kuat perasaannya, Semakin kuat perasaan seseorang thd orang lain, semakin banyak aktivitas dan interaksi bersama. http://dosen.stikesdhb.ac.id/bayu/

Lanjutan….. Teori keseimbangan. Orang saling tertarik karena mereka memiliki sikap yg sama thd obyek relevan dan tujuan. Individu X akan berkelompo0kndg individu Y karena persamaan sikap dan nilai (agama, poltik, gaya hidup, pekerjaan dll) Ketika hubungan terbentuk mereka berjuang mempertahankan keseimbangan antara atraksi dan kesamaan sikap. Jika terjadi ketidakseimbangan, dilakukan usaha untuk memper-baikinya. Jika tidak dapat diperbaiki, hubungan akan berakhir. Kedekatan dan interaksi ikut berperan dalam teori keseimbangan http://dosen.stikesdhb.ac.id/bayu/

KELOMPOK DALAM ORGANISASI FORMAL KELOMPOK INFORMAL Kelompok Komando Kelompok Tugas Kelompok Persahabatan Kelompok Kepentingan Melaksanakan Tugas rutin Melaksanakan Tugas/proyek tertentu Mendukung Atau Menghambat TUJUAN ORGANISASI http://dosen.stikesdhb.ac.id/bayu/

KELOMPOK FORMAL DAN KELOMPOK INFORMAL Kelompok Formal, kelompok yang diciptakan oleh keputusan manajerial untuk mencapai tujuan organisasi Kelompok Komando, kelompok yang tersusun atas seorang manajer dan bawahan-bawahan langsungnya. Kelompok Tugas, kelompok yang bekerjasama untuk menyelesaikan tugas tertentu, yang dapat melintasi hubungan komando http://dosen.stikesdhb.ac.id/bayu/

Lanjutan….. Kelompok Informal, kelompok yang muncul dan berkembang secara alamiah yang bekerja karena kebutuhan sosial. Kelompok Kepentingan, mereka yang bekerja sama untuk mencapai sasaran khusus yang menjadi kepedulian dari setiap anggota klompok Kelompok Persahabatan, mereka yang bergabung bersama karena mereka berbagi satu atau lebih karakteristik, misalnya umur, jenis keyakinan politik, hoby, etnik. http://dosen.stikesdhb.ac.id/bayu/

PERBEDAAN KELOMPOK FORMAL DAN INFORMAL ASPEK KELOMPOK FORMAL ORGANISASI INFORMAL Hubungan antar pribadi Kepemimpinan Pengendalian Perilaku Ketergantungan Jelas/Terstruktur Dirancang dan ditetapkan Penghargaan dan hukuman Bawahan lebih tergantung Tergantung pada motif dan tujuan Muncul dan dipilih Pemenuhan kebu-tuhan Keanggotaan bebas dan tidak tergantung http://dosen.stikesdhb.ac.id/bayu/

TAHAP PERKEMBANGAN KELOMPOK Tahap pembentukan (Forming). Tahap awal ini ditandai ketidakpastian atas tujuan, struktur dan kepemimpinan. Tahap ini selesai ketika anggota merasa menjadi bagian dari kelompok. Tahap perkembangan (storming). Seperti diindikasikan istilahnya (ribut), ditandai oleh konflik dan konfrontasi. Ketika tahap ini selesai terdapat kepastian strukur. Tahap normalisasi (norming). Tahap ini struktur menjadi solid, kohesivitas tinggi, perbedaan menjadi kerjasama http://dosen.stikesdhb.ac.id/bayu/

Lanjutan….. Tahap berkinerja (performing). Tahap ini struktur sudah berfungsi dan fokus pada penyelesaian tugas. Untuk kelompok kerja permanen berkinerja adalah tahap akhir. Untuk tim, panitia, satgas dan sejenisnya terdapat tahap pembubaran. Tahap pembubaran (adjourning). Untuk proyek tim atau tugas dengan tujuan khusus, saat tujuan tercapai kelompok akan membubarkan diri atau memiliki komposisi baru dan tahapan dimulai dari awal. http://dosen.stikesdhb.ac.id/bayu/

http://dosen.stikesdhb.ac.id/bayu/

Definisi Pemberdayaan masy. : program pembangunan yang disiapkan harus memenuhi kebutuhan masyarakat, tidak berpihak pada sekelompok masyarakat saja dan diupayakan ada kerja sama antara pihak penggagas program dan masyarakat, diawali saat perencanaan, pelaksanaan hingga evaluasi.

Pemberdayaan masyarakat merupakan strategi yang tepat untuk membantu masyarakat untuk meningkatkan status kesehatannya. Pernyataan ini didukung oleh Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 131/MENKES/SK/II/2004 tentang Sistem Kesehatan Nasional.

Dalam SK tersebut dinyatakan bahwa penyelenggaraan SKN berdasarkan pada prinsip pemberdayaan dan kemandirian masyarakat. Setiap orang dan masyarakat bersama pemerintah berkewajiban dan bertanggung jawab untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan perorangan, keluarga, masyarakat beserta lingkungannya.

Penyelenggaraan pembangunan kesehatan harus berdasarkan pada kepercayaan atas kemampuan dan kekuatan sendiri, kepribadian bangsa, semangat solidaritas sosial dan gotong-royong (SKN, 2004).

UKBM : Usaha Kesehatan Berbasis Masyarakat Contoh UKBM : 1. posyandu ( pos pelayanan terpadu ) Kegiatan posyandu antara lain : KB, imunisasi, perbaikan gizi, KIA,perawatan diare 2. poskestren ( pos kesehatan pesantren) 3. poskesdes ( pos kesehatan desa) 4. Rumah Remaja

Pengantar PEMBERDAYAAN UTK PEMBANGUNAN KESEHATAN MASYARAKAT DESA (PKMD) DENGAN CARA MELIBATKAN MASYARAKAT DALAM PERENCANAAN, PELAKSANAAN DAN PENILAIAN KEGIATAN, SEHINGGA BISA SESUAI DENGAN ASPIRASI MASYARAKAT SERTA SITUASI DAN KONDISI SETEMPAT PERLU DIKETAHUI POTENSI ATAU KEKUATAN YANG DAPAT MEMBANTU PROSES PERUBAHAN AGAR DAPAT LEBIH CEPAT DAN TERARAH

PEMETAAN SOSIAL Pemetaan sosial merupakan salah satu strategi guna mempermudah melaksanakan pemberdayaan masyarakat. Langkah-langkah pemetaan sosial pada slide berikut.

Terima Kasih http://dosen.stikesdhb.ac.id/bayu/