ideologi Muhammadiyah: dalam Dinamika tajdid dan ijtihad

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Pertemuan 3 Organisasi Muhammadiyah
Advertisements

Sistem Pendidikan Islam di Indonesia dan Pembaharuannya
Pertemuan 2 Konsep-Konsep Kunci Pembaharuan: Ruju’ Ila Qur’an dan Sunnah, Terbukanya Pintu Ijtihad dan Tajdid.
PENINGKATAN RASA NASIONALISME DI ERA MODERN
Organisasi Otonom Aisyiyah.
PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA
Masa kebangkitan kembali hukum islam
PEDOMAN HIDUP ISLAMI WARGA MUHAMMADIYAH
MATAN KEPRIBADIAN MUHAMMADIYAH
WAWASAN DASAR IDEOLOGI Sebuah sistem ide yang digali dari sumber nilai agama, keyakinan, serta tradisi untuk menjawab persoalan yang dihadapi oleh masyarakat.
KIPRAH MUHAMMADIYAH.
MK Filsafat dan Etika Kesejahteraan Sosial Arif Wibowo
PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA
Mengenal Gerakan Mahasiswa
Agama dan Evolusi Drs. H. Nur Syahid, MPdI
MUHAMMADIYAH sebagai gerakan dakwah
NILAI FILOSOFIS SILA I.
ALIRAN TEOLOGI ISLAM MASA MODERN
Oleh: Komisi II Majlis Diktilitbang PPM
Alvin Toffler, mengatakan bahwa salah satu gejala negatif
PEDOMAN DAN KEBIJAKAN MPK PP AISYIYAH
PENDAHULUAN purwati.
TANTANGAN DAN PELUANG PENDIDIKAN MUHAMMADIYAH DI ABAD KE 2
MUHAMMADIYAH SEBAGAI GERAKAN SOSIAL
Pengantar Ilmu Sosial Budaya Dasar
Mewujudkan Nilai-nilai Islam dalam Kehidupan Modern: Sebuah Tantangan*
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
AIK PROGRAM PASCASARJANA (S-2 dan S-3) PTM
PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA PEMBANGUNAN
PETA PEMIKIRAN ISLAM.
TUGAS PANCASILA Oleh Nurita Armiddina (A1D515024) Administrasi Pendidikan Universitas Jambi.
UPAYA PEMBINAAN DAN MENCEGAH PAHAM RADIKALISME
Arah Program Kajian Islam Ahad Pagi Di Masjid “ Daarul Iman “
PRAKSIS PENDIDIKAN BERKEMAJUAN KYAI AHMAD DAHLAN Dalam PERSPEKTIF K 13
MEMBANGUN MASYARAKAT MADANI
PENDAHULUAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
PENGERTIAN ETIKA, MORAL, DAN AHLAK
Oleh: Syukur Pendekatan Studi Islam IAIN SALATIGA
PANCASILA SEBAGAI IDIOLOGI TERBUKA
GEREJA YANG KONTEKSTUAL
MATERI KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA
PENDIDIKAN PANCASILA BAB. X. Petumbuhan Faham Kebangsaan
STUDI AGAMA SEBAGAI SUATU DISIPLIN ILMU
1. Konsep Masyarakat Madani Pengertian Masyarakat Madani
ETIKA BERBANGSA Menjelaskan Pemahaman landasan pendidikan Pancasila, demokrasi, hak Asasi manusia, geopolitik dan geostrategi, wawasan nusantara, ketahanan.
STUDI AGAMA SEBAGAI SUATU DISIPLIN ILMU
PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA
REVITALISASI PENDIDIKAN MUHAMMADIYAH
PEMBAHARUAN DALAM ISLAM (TAJDID)
Al-Islam dan Kemuhammadiyahan “Sejarah Terbentuknya Muhammadiyah”
Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka
LANDASAN DAN TUJUAN PENDIDIKAN PANCASILA Mata kuliah : Pendidikan Pancasila Bahan Tayang Modul 2.
KELOMPOK 2 Resita Sri Wahyuni Hardillah Nurrahmahdini Yulia Kurniasih
Indonesia, 225 Juta penduduk, > 500 grup etnik, 17
Filsafat Kemuhammadiyahan
MUHAMMADIYAH DAN KEBUDAYAAN
ISLAM, NEGARA, DAN KEMAJEMUKAN UMAT
Kader : codre (perancis) artinya elite Kader organisasi adalah :
RUNTUHNYA TEORI EVOLUSI
PENGUATAN IDEOLOGI MUHAMMADIYAH/ ’AISYIYAH
NAMA : M.BADRUDIEN TTL: MARGASARI, 12 JUNI 2000 ALAMAT : MARGASARI KUALA PENET RIWAYAT PENDIDIKAN : 1. TK ABA MARGASARI 2. SD N 01 MARGASARI 3. SMP MUHAMMADIYAH.
IMPLEMENTASI IDEOLOGI MUHAMMADIYAH DALAM GERAKAN DAKWAH
VISI , MISI DAN TUJUAN MUHAMMADIYAH
PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NASIONAL
SINERGI IMPLEMENTASI PERKADERAN DI SEKOLAH/MADRASAH MUHAMMADIYAH
PLURALISME DALAM ISLAM
PANCASILA SEBAGAI PANDANGAN HIDUP
D. Membangun Argumen tentang Dinamika dan Tantangan Pancasila sebagai Sistem Filsafat 1. Dinamika Pancasila sebagai Sistem Filsafat a.Pada era pemerintahan.
PENGUATAN IDEOLOGI MUHAMMADIYAH/ ’AISYIYAH
apb_mpkppm/ba_pcmhaurgeulis 27-28/04/20191 REVITALISASI IDEOLOGI MUHAMMADIYAH Asep Purnama Bahtiar Baitul Arqam Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pimpinan.
Transcript presentasi:

ideologi Muhammadiyah: dalam Dinamika tajdid dan ijtihad Achmad jainuri

Pengantar Secara formal kata tajdid dan ijtihad tidak biasa digunakan elite Muhammadiyah pada awal abad ke-20. Orang luarlah yang mencoba menilai apa yang dilakukan oleh Muhammadiyah awal sebagai gerakan pembaharuan (tajdid). Demikian juga untuk menyebut pemahaman rasional terhadap Islam, para elite Muhammadiyah sering menggunakan kata akal (rasio) daripada istilah ijtihad Tajdid merupakan model atau bentuk penjabaran nilai ajaran Islam yang bersifat universal. Universalitas Islam itu termuat dalam 30 juz al-Qur’an, yang secara paradigmatik al-Qur’an tidak harus berbicara tentang segala sesuatu secara detail, faktanya al-Qur’an hanya berbicara tentang pokok-pokok ajaran dan tujuan yang bersifat umum Ijtihad merupakan bagian penting ide dan metodologi tajdid; merupakan jati diri gerakan tajdid, memiliki peran penting dalam gerakan Muhammadiyah. Ijtihad menjadi identitas gerakan yang bisa menjabarkan isi sumber nilai Islam kedalam realitas kehidupan konkrit sehari-hari. Identitas ini harus selalu mewarnai setiap gerakan yang diklaim sebagai gerakan pembaharuan

1. Ideologi Muhammadiyah Ideologi Muhammadiyah merupakan rangkaian kerja intelektual yang dirumuskan berdasarkan wawasan tajdid dan dilakukan melalui proses ijtihad yang terus menerus Sistem ide yang digali dari sumber nilai-nilai Islam, tradisi, dan pemikiran yang berkembang untuk menjawab persoalan yang dihadapi oleh masyarakat Karena itu ideologi Muhammadiyah merupakan rumusan tentatif (sementara) dan bisa berubah sesuai dengan tuntutan perkembangan. Jika pada masa awal Muhammadiyah dikelompokkan sebagai gerakan modern, maka sekarang: Muhammadiyah dikelompokkan ke mana di antara orientasi ideologi seperti: tradisional/konservatif, reformis/modernis, sekular/modernis, puritan/fundamentalis, Islamis, salafis, atau jihadis

2. Fungsi Ideologi Muhammadiyah Sebagai alat untuk melihat kondisi kehidupan (dulu dan sekarang) yang ada yang ingin dirubahnya Merasionalkan pandangan, ide, gagasan, dan program gerakan, yang semuanya dinilai tepat untuk menjawab persoalan umat Alat untuk mempertahankan diri dari serangan lawan: ada upaya mengkelompokkan Muhammadiyah sebagai gerakan Wahabi/radikal, anti kebhinekaan serta anti toleransi ? Justifikasi filosofis bagi tujuan gerakan

3. Wawasan dasar ideologi muhammadiyah Teologi pembebasan (liberal) dan humanis (pluralitas dan toleransi), pandangan keagamaan universal dan inklusif Semua ibadah dalam Islam memiliki makna sosial yang sangat luas, kesalehan bukan untuk diri sendiri, tetapi juga lingkungan masyarakat secara luas Filsafat praxis yang mengedepankan amalan nyata (sedikit bicara banyak kerja, keikhlasan, fastabiqul khairat, hidup-hidupilah Muhammadiyah jangan mencari hidup di Muhammadiyah/mari hidup bersama Muhammadiyah), yang muncul dalam berbagai amal usaha Amal usaha pilantropis: pendidikan, kesehatan, dan pelayanan sosial (teologi al-Ma’un) Rumusan baru: penekanan pada 3 pilar pilantropis: MDMC (penanggulangan bencana), Lazismu (gerakan zakat, infaq, dan sadaqah), dan pemberdayaan masyarakat. Ketiganya menambahkan 3 pilar lama: pendidikan, kesehatan, dan pelayanan sosial. Ketiganya terkoordinasikan dengan perguruan tinggi dan rumah sakit Muhammadiyah

4. Tantangan baru ideologi muhammadiyah Keagamaan: munculnya aliran dan gerakan keagamaan baru (transnasional), penggiringan opini ke label radikal anti kebhinekaan dan intoleransi, serta kecenderungan sikap keberagamaan yang saling menyesatkan Sosial: kesenjangan ekonomi yang semakin melebar, meluasnya pengaruh IT dalam kehidupan sehari-hari, era simulacra yang sulit membedakan mana yang benar dan salah, issue dan fakta Politik: sistem politik yang liberal, pragmatis, dan demokrasi korporasi serta sikap politik warga Muhammadiyah yang terkesan “ambigu,” (mengambil jarak/kedekatan yang sama dengan semua partai politik; amal usaha politik) Budaya: tidak berdayanya budaya agama (meaninglessness) berhadapan dengan budaya modern yang materialistis, pragmatis dan konsumeristis. Nilai etika norma agama terasa tidak ada artinya dalam kehidupan masyarakat sehari-hari (terutama dalam praktik politik)

5. Sifat dan fungsi gerakan Gerakan Dakwah Amar Makruf Nahi munkar; Gerakan kultural bukan struktural; Gerakan Purifikasi (ibadah mahdhah) dan Modernisasi (sosial kemasyarakatan), yang bertujuan: Menegakkan dan Menjunjung Tinggi Agama Islam, sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya (tingkat kedewasaan warga anggota masyarakat) melalui: Amal usaha philantropis (pendidikan dan dakwah), ternyata TIDAK CUKUP Kalau pada masa awal pembaharuan Muhammadiyah berfungsi sebagai jawaban terhadap tantangan kemunduran umat Muslim (Indonesia), maka pembaharuan sekarang harus diorientasikan pada jawaban terhadap tantangan kemajuan yang dihadapi oleh Muhammadiyah

6. Komitmen warga muhammadiyah Intensif melakukan kajian guna peningkatan wawasan untuk dilaksanakan dalam program Persyarikatan Komitmen terhadap Islam (berkemajuan), Persyarikatan (semua aturan dalam menjalankan misi dan tujuan Muhammadiyah), dan Amal Usaha (mengembangkan amal usaha berdasarkan nilai kebenaran, kejujuran, kecerdasan, serta integritas diri lainnya ). Memunculkan kader dari keluarga sendiri Mengutamakan pimpinan AUM dari warga Muhammadiyah yang memahami program Muhammadiyah Munculnya kesadaran akan “nasionalisme Muhammadiyah.”

7. penutup Semogaa bermanfaat, alhamdulillahirabbil alamin