Teori Komunikasi Massa Pertemuan 5 Matakuliah : O0104/ Teori Komunikasi Tahun : 2007 Teori Komunikasi Massa Pertemuan 5
Teori Komunikasi Massa Topik 5 Sub Pokok Bahasan: Cultivation theory Spiral of silence theory Determinism theory Agenda setting theory Cultural imperialism theory Media equation theory Media critical theory Hypodermic needle theory Diffusion of innovation theory Uses and gratifications theory Masa depan teori komunikasi massa 17.12.07Bina Nusantara
Cultivation Theory Topik 5 Diperkenalkan oleh Prof. George Gerbner dalam tulisannya “Living with Television: the Violenceprofile, Journal of Communication” penelitian untuk mempelajari pengaruh menonton TV (tahun 1960-an) Teori kultivasi menyebutkan bahwa TV menjadi media utama dimana para penonton TV belajar tentang masyarakat dan kultur di lingkungannya Jadi penonton membangun persepsi tentang masyarakat dan budaya dari apa yang dilihatnya di TV Media mempengaruhi penonton dan penonton meyakininya. Sehingga para pecandu TV akan memiliki kecenderungan sikap yang sama satu sama lain 17.12.07Bina Nusantara
Cultivation Theory Topik 5 Contoh: Jika kita menonton acara Buser, Sergap dan Patroli, akan terlihat berbagai perilaku kejahatan yang terjadi di masyarakat Dalam pandangan kultivasi dikatakan bahwa adegan yang tersaji tersebut menggambarkan dunia kita sebenarnya, bahwa seperti itulah dunia kejahatan yang terjadi di Indonesia (Nurudin, 2007:170) Teori kultivasi sangat menonjol dalam kajian mengenai dampak media televisi terhadap masyarakat 17.12.07Bina Nusantara
Spiral of Silence Theory Topik 5 Diperkenalkan oleh Elizabeth Noelle-Neumann (Prof. Emeritus, peneliti komunikasi dari Institute fur Publiziztik Jerman) tahun 1984, melalui tulisannya “The Spiral of Silence” Teori ini menitikberatkan pada peran-peran opini publik dalam interaksi sosial mengapa orang-orang dari golongan minoritas sering merasa perlu untuk menyembunyikan pendapat dan pandangannya, bahkan mengubah pendiriannya pada saat berada dalam golongan mayoritas Mis. Teman-teman anda ingin makan sushi untuk makan siang, biarpun anda tidak terlalu suka dengan sushi, anda cenderung akan mengikuti kemauan teman-teman anda 17.12.07Bina Nusantara
Technological Determinism Theory Topik 5 Dikemukakan oleh Marshall McLuhan tahun 1962 dalam tulisannya The Guttenberg Galaxy: The Making of Typographic Man Ide dasar teori ini adalah perubahan yang terjadi pada berbagai macam cara berkomunikasi akan membentuk pula keberadaan manusia itu sendiri Teknologi membentu individu bagaimana cara berpikir, berperilaku dalam masyarakat. Mis. Masyarakat yang belum mengenal huruf menuju ke masyarakat yang menggunakan komunikasi cetak ke masyarakat yang memakai komunikasi elektronik 17.12.07Bina Nusantara
Technological Determinism Theory Topik 5 Menurut McLuhan, budaya kita dibentuk oleh bagaimana cara kita berkomunikasi McLuhan membagi perkembangan teknologi dalam komunikasi menjadi 4 periode: Era 1 = era kesukuan Era 2 = era tulisan Era 3 = era mesin cetak Era 4 = era media elektronik 17.12.07Bina Nusantara
Technological Determinism Theory Topik 5 Radio menyediakan pesan melalui indra pendengaran (audio) TV menyediakan pesan melalui indra pendengaran dan penglihatan (audio visual) Media adalah alat untuk memperkuat, memperkeras dan memperluas fungsi dan perasaan manusia. Mis. Dengan buku seseorang dapat memperluas cakrawala dan pengetahuan 17.12.07Bina Nusantara
Agenda Setting Theory Topik 5 Diperkenalkan oleh Maxwell McCombs and Donald L. Shaw tahun 1973 dalam artikel yang berjudul “the Agenda Setting Function of the Mass Media” – Public Opinion Quarterly No. 37 Pada teori ini media massa dapat mengarahkan kita apa yang harus kita lakukan dan memberitahukan tentang apa yang kita pikir. Mis. Media gencar memberitakan tentang pembunuhan Benazir Bhutto, maka bahan pembicaraan masyarakat adalah tentang terjadinya pembunuhan itu Dalam teori ini media massa menentukan agenda kita media mengarahkan kita untuk memusatkan perhatian pada subjek tertentu yang diberitahu media Jadi jika media memberikan penekanan pada suatu peristiwa, maka media tersebut akan mempengaruhi khalayak untuk menganggap peristiwa itu penting 17.12.07Bina Nusantara
Cultural Imperialism Theory Topik 5 Diperkenalkan oleh Herb Schiller tahun 1973 dalam tulisannya “Communication and Cultural Domination” Teori ini menyatakan bahwa negara Barat mendominasi media di seluruh dunia yang berarti media massa negara Barat mendominasi/ mempunyai efek kuat untuk mempengaruhi media massa di dunia ketiga 17.12.07Bina Nusantara
Cultural Imperialism Theory Topik 5 Mengapa mereka bisa mendominasi? Mereka mempunyai uang Mereka mempunyai teknologi yang canggih Negara dunia ketiga lebih tertarik untuk membeli produk Barat tersebut karena lebih murah jika dibandingkan dengan membuatnya sendiri Yang kemudian terjadi, negara dunia ketiga tanpa sadar meniru apa yang disajikan media massa dengan kebudayaan Baratnya tersebut. Disinilah terjadi imperialisme budaya Barat. Kritikan: Teori ini terlalu memandang sebelah mata kekuatan audience dalam menerima terpaan media massa. Teori ini menganggap bahwa budaya yang lebih maju akan selalu membawa pengaruh peniruan pada orang-orang yang berbeda budaya. 17.12.07Bina Nusantara
Skema Cultural Imperialism Theory Topik 5 17.12.07Bina Nusantara
Media Equation Theory Topik 5 Diperkenalkan oleh Byron Reeves dan Clifford Nass dalam tulisannya “The Media Equation: How People Treat Computers, Televisions and New Media like Real People and Places” (tahun 1996) Teori ini ingin menjawab mengapa orang-orang secara tidak sadar dan bahkan secara otomatis merespons apa yang dikomunikasikan media seakan-akan media itu manusia. Dalam teori ini media dapat diajak bicara. Mis. Kita bisa meminta nasihat masalah kesehatan psikologi pada rubrik konsultasi, rubrik kontak jodoh untuk mencari jodoh 17.12.07Bina Nusantara
Media Critical Theory Topik 5 Teori ini berakar dari aliran-aliran ilmu kritis yang bersumber pada ilmu sosial Marxis. Tokoh pelopornya diantaranya adalah Karl Marx, Engels (pemikiran klasik), George Lukacs, Habermas, Dos Santos, Hamza Alavi, Paul Baran Samin Amin (pemikiran modern) Ilmu ini disebut juga emancipatory science (cabang ilmu sosial yang berjuang mendobrak status quo dan membebaskan manusia khususnya rakyat kecil dan miskin) 17.12.07Bina Nusantara
Media Critical Theory Topik 5 Menurut teori ini media harus bersikap untuk tidak mengukuhkan status quo. Maksudnya tidak boleh hanya memberitakan fakta/ kejadian yang memperkuat status quo, media harus mengkritisi setiap keadian yang ada di sekitarnya. Contoh: berita yang berkaitan dengan status quo; mahasiswa universitas berdemo melawan pemerintah Cina Komunis di lapangan Tiananmen 17.12.07Bina Nusantara
Hypodermic Needle Theory Topik 5 Teori ini mengumpamakan media massa seperti senapan, yang dalam menembakkan isinya (pesan) langsung mengenai sasaran tanpa perantara Teori ini lebih didasarkan pada intuisi daripada bukti ilmiah Teori ini mengansumsikan bahwa media dianggap sebagai memiliki kekuatan yang sangat besar dan komunikan dianggap pasif atau tidak tahu apa-apa. Media massa memiliki pemikiran bahwa audience bisa ditundukkan sedemikian rupa atau dibentuk dengan cara apapun yang dikehendaki media. Pesan-pesan yang disampaikan kepada masyarakat yang heterogen dapat diterima secara langsung tanpa memiliki filter. 17.12.07Bina Nusantara
Diffusion of Innovation Theory Topik 5 Titik awal munculnya teori ini adalah artikel Paul Lazarfeld dan Bernard Barelson dan H. Gaudet “the People’s Choice” tahun 1944 Dikatakan bahwa komunikator yang mendapat pesan dari media massa sangat kuat untuk mempengaruhi orang-orang. Jadi dengan adanya inovasi (penemuan), lalu disfusi (disebarkan) melalui media massa akan kuat mempengaruhi massa untuk mengikutinya Disfusi mengacu pada penyebaran informasi baru, inovasi atau proses baru ke seluruh masyarakat. Inovasi ini dapat berupa penemuan komputer, contact lense, dsb. Contoh: Honda mengeluarkan sepedamotor Grand Astrea, Impressa, Legenda, Kharisma, Supra X dan Supra Fit (inovasi) yang kemudian disebarkan melalui media massa (disfusi) yang lalu dipakai oleh masyarakat (adopter) 17.12.07Bina Nusantara
Uses and Gratifications Theory Topik 5 Diperkenalkan oleh Herbert Blumer dan Elihu Katz tahun 1974 dalam bukunya “The Uses of Mass Communications: the Current Perspective on Gratification Research” Pengguna media memainkan peran aktif untuk memilih dan menggunakan media pengguna media berusaha untuk mencari sumber media yang paling baik di dalam usaha memenuhi kebutuhannya 17.12.07Bina Nusantara
Uses and Gratifications Theory Topik 5 Ada banyak alasan masyarakat menggunakan media Kebutuhan kognitif Berkaitan dengan kebutuhan akan informasi, pengetahuan dan pemahaman Kebutuhan afektif Kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan pengalaman yang estetis, menyenangkan dan emosial Kebutuhan integratif personal Berkaitan dengan peneguhan kredibilitas, stabilitas, kepercayaan dan status 17.12.07Bina Nusantara
Uses and Gratifications Theory Topik 5 Kebutuhan integratif sosial Berkaitan dengan peneguhan kontak dengan keluarga, teman dan dunia (hasrat untuk berafiliasi) Kebutuhan pelepasan ketegangan Berkaitan dengan upaya menghindarkan ketegangan, tekanan dan hasrat akan keanekaragaman 17.12.07Bina Nusantara
Uses and Gratifications Theory Topik 5 Menurut teori ini konsumen media memiliki kebebasan untuk memutuskan bagaimana mereka menggunakan media dan bagaimana media itu akan berdampak pada dirinya 17.12.07Bina Nusantara