ASUHAN KEPERAWATAN OTITIS EKSTERNA

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
KELOMPOK 33 : SYANTO REZKY DUWILA
Advertisements

ASKEP OTITIS MEDIA SEROSA
Eksim: Gejala, Penyebab, Pengobatan dan Pencegahan
Kelompok 4 Febri Prihatnanto Dian Karimawati Windasari K
PNEUMONIA.
ASKEP OMK (OTITIS MEDIA KRONIK)
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN “ Ny M “ DENGAN POST PARTUM HARI I DI RUANG PERAWATAN NIFAS RSUD KABUPATEN WAJO TANGGAL 25 S/D 27 JULI 2011   Karya.
PATOFISIOLOGY SEMESTER IV KE - 9.
PASIEN DG GANGGUAN SISTEM PENDENGARAN
ASKEP URTICARIA Luky dwiantoro.
Askep Pd Keluarga Yg Menanti kelahiran Oleh kelompok 5 PUTRI DRISSIANTI KHAIRUL AFRIZAL REZA IBRAHIM.
ABSCESSUS (BISUL). PENGERTIAN Bisul adalah benjolan merah pada kulit yang terasa sakit dan berisi nanah. Benjolan ini muncul akibat infeksi bakteri yang.
KEBUTUHAN PERSONAL HIGIENE by: Richa Noprianty
ASUHAN KEPERAWATAN HIPOSPADIA
PENGKAJIAN OFTALMIK.
SUCI FITRIA III B.
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN SISTEM PENDENGARAN
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN GASTRITIS PADA LANSIA
OTITIS MEDIA SUPURATIF KRONIK (OMSK)
PERTEMUAN KE-4 “PROSEDUR PEMERIKSAAN DAN DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA”
OTITIS MEDIA SUPURATIF KRONIK (OMSK)
ASKEP KLIEN DENGAN MASTOIDITIS
Dermatitis Atopik Peradangan kulit yang melibatkan perangsangan berlebihan (alergi) Melibatkan limfosit dan sel mast Histamin dari sel mast menyebabkan.
Komplikasi dan penyakit dalam masa nifas serta penanganannya
Jenis, Penyebab, Patofisiologi dan gambaran klinis pada ibu MASTITIS
PENYAKIT GANGGUAN ALAT REPRODUKSI
Polip Polip hidung adalah pertumbuhan jaringan pada saluran pernapasan hidung atau pada sinus. Polip adalah jaringan yang lembut, tidak terasa sakit.
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU DENGAN GANGGUAN SISTEM REPRODUKSI
DIFTERIa.
PNEUMONIA dr. Purwanto.
PBL gangguan pendengaran
Pengkajian Luka.
PRISKILA APRILIA HAMBER
Yophi Nugraha S.Kep.,Ners.,M.Kes
MASTITIS YUTIKA DEWI III B
MASTITIS ELVINA OKTAVIA I B.
Asuhan Keperawatan pada pasien dengan Pielonefritis
MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) LANJUTAN Riana Aini, Amd.Keb.
Mastitis Mastitis adalah peradangan payudara,yang dapat disertai atau tidak disertai.Penyakit ini biasanya menyertai laktasi sehingga disebut “Mastitis.
GANGGUAN SISTEM REPRODUKSI
Polip Hidung Adalah : massa lunak bertangkai. putih atau keabuan, bening licin dlm rongga hidung. Asal : Pembengkakan mukosa hidung atau sinus yg berisi.
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU DENGAN GANGGUAN SISTEM REPRODUKSI (MASTITIS)
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU DENGAN PENDARAHAN DILUAR HAID
BY : MESI SEPTIA YUDA IIB
ASUHAN KEBIDANAN IV TENTANG MASTITIS
Nama kelompok : 1. Berliana Nugraheni 2. Beatrico Lyo 3
Anatomi telinga DEFINISI Serumen adalah hasil produksi kelenjar sebasea, kelenjar seruminosa, epitel kulit yang terlepas dan partikel debu. Pada sepertiga.
Luka dan Perawatan luka
ASKEP GLOMERULONEFRITIS
MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) LANJUTAN.
Ketulian Oleh: Heny Nurma Y.
PATOFISIOLOGY SEMESTER IV KE - 9.
OLEH : WITRI HASTUTI, S.Kep, Ns STIKES KARYA HUSADA SEMARANG 2008
PENGKAJIAN UMUM PASIEN DG GANGGUAN SISTEM PENDENGARAN Oleh:
OTOMIKOSIS.
PASIEN DG GANGGUAN SISTEM PENDENGARAN
ANATOMI FISIOLOGI KANKER PAYUDARA DISUSUN OLEH : ANGGI LESTARI
ASKEP COLITIS ULSERATIF
PENYAKIT KULIT BAKTERI (PIODERMA)
KELOMPOK 4 : NADILA RIANA PUTRI .S K PUTRI YANTI K TRIA HARYUNI .D K
REVIEW trauma aurikuler Pembimbing: dR.sri hening R. Sp.THT-KL
PERTOLONGAN PERTAMA PADA LUKA BAKAR
FT CARDIPULMONAR JENNIFER DHEA FISIOTERAPI 2014.
By : Revi Anggita. Definisi Perforasi atau hilangnya sebagian jaringan dari membrane timpani yang menyebabkan hilanggnya sebagian atau seluruh fungsi.
Polip Hidung Adalah : massa lunak bertangkai. putih atau keabuan, bening licin dlm rongga hidung. Adalah : massa lunak bertangkai. putih atau keabuan,
SERUMEN.
KEBERSIHAN TELINGA PKMRS dr.ADJIDARMO.
PERDARAHAN DAN SYOK Perdarahan : Perdarahan Nadi ( Arteri )
Asuhan keperawatan pada klien dengan masalah nyeri Ahmad Zaini Arif. S.Kep., Ns.
GANGGUAN SISTEM PENDENGARAN
Transcript presentasi:

ASUHAN KEPERAWATAN OTITIS EKSTERNA STIKES BANYUWANGI ASUHAN KEPERAWATAN OTITIS EKSTERNA Dan IMPAKSI SERUMEN

Anatomi dan Fisiologi

Anatomi dan Fisiologi Terdiri dari pinna dan meatus akustikus eksterna (MAE) yang dilapisi oleh kulit Memiliki panjang lebih kurang 2,5 cm Bagian medial dibatasi oleh membran timpani MAE  40% pars kartilago, 60% pars osseus

Peradangan dari kulit liang telinga Otitis Eksterna Definisi Peradangan dari kulit liang telinga Klasifikasi Berdasarkan bentuk lesi: Otitis eksterna sirkumskripta Otitis eksterna difusa Berdasarkan penyebab: Bakteri, virus, jamur

Otitis Eksterna Sirkumskripta (Furunkulosis)

Definisi Infeksi pada folikel rambut Berawal dari folikulitis dan meluas hingga membentuk abses kecil (furunkel) Furunkel berbatas tegas pada 1/3 luar liang telinga Biasanya lanjutan dari trauma pada liang telinga akibat dikorek

Etiologi dan Patofisiologi Kuman tersering: Staphylococcus aureus Obstruksi unit apopilosebasea Lap subkutan  folikel rambut, gld sebasea, gld seruminosa

Gejala dan Tanda Gejala: Nyeri telinga yang terlokalisir Pruritus Penurunan pendengaran (bila lesi menutup kanal)

Gejala dan Tanda Tanda Furunkel di liang telinga Hiperemis, edema Nyeri tarik bagian telinga luar Nyeri tekan pada tragus

Terapi Liang telinga dibersihkan dengan hati-hati Pemasangan tampon kassa yang dioleskan krem steroid dan antibiotika ke liang telinga Antibiotik dan analgetik oral Bila tidak pecah 24-48 jam dilakukan insisi furunkel dengan anestesi lokal

Otitis Eksterna Difusa (Swimmer’s Ear)

Etiologi Kuman tersering: Pseudomonas aeruginosa Kuman Lain: Proteus mirabilis, Basillus piosianius, streptococci, enterobacter

Faktor Predisposisi Sering berenang Serumen prop/tidak adanya serumen Iklim hangat dan lembab Penggunaan alat bantu dengar Liang telinga sempit dan berambut Diabetes/ immunocompromise Adanya eksostosis pada kanal Trauma atau benda asing pada kanal

Stadium Penyakit Stadium preinflamasi: Telinga terpapar faktor predisposisi (panas, kelembapan, maserasi, tidak adanya serumen, pH alkali)  edema stratum corneum dan oklusi apopilosebasea Gejala: pruritus dan rasa penuh pada telinga Tanda: edema ringan

Stadium Penyakit Stadium inflamasi akut: derajat ringan Eritema dan edema ringan kanal Sekret jernih pada kanal

Stadium Penyakit Stadium inflamasi akut: derajat sedang Kanal lebih edema dengan eksudat yang lebih banyak

Stadium Penyakit Stadium inflamasi akut: derajat berat Obliterasi lumen Sekret purulen Kulit konka eritema dan bersisik Infeksi meluas ke jaringan lunak sekitar dan limfonodi servikal

Stadium Penyakit Stadium inflamasi kronis  bila inflamasi menetap lebih dari 3 bulan Penebalan kulit liang telinga Pengelupasan kulit liang telinga Perubahan kulit daun telinga: Eczema Likenifikasi Ulserasi superfisial

Gejala dan Tanda Gejala: Otalgia  Tidak adanya jaringan subkutan dibawah kulit liang telinga, proses radang akan menyebabkan tekanan yang kuat pada ujung-ujung saraf  Mungkin juga terasa nyeri jika menggerakkan rahang Otorea Pruritus Telinga terasa penuh Penurunan pendengaran Riwayat telinga kemasukan air Riwayat kebiasaan mengorek telinga

Gejala dan Tanda Tanda: Nyeri tekan pinna dan kanal Eritema kanal Edema kanal Debris purulen Pembesaran limfonodi periaurikular dan servikal anterior

Pemeriksaan Tambahan Laboratorium darah Kultur (untuk kasus refrakter) Dibuat hapusan  kultur dan sensitivitas kuman

Tatalaksana Liang telinga dibersihkan dengan hati-hati  dengan H2O2 3% Pasang tampon telinga yang telah diolesi dengan antibiotik dan antiseptik secara berkala tiap 2 hari Antibiotika topikal (kombinasi dengan steroid) dipakai secara hati-hati karena dapat alergi atau mungkin dapat menyebabkan tumbuh jamur yang berlebihan Analgetik oral Antibiotik oral  untuk kasus berat

Asuhan Keperawatan Keluhan utama: Biasanya klien mengeluh adanya nyeri hebat, apalagi jika daun telinga disentuh. Adanya sekret yang keluar dari telinga, kadang-kadang disertai bau yang tidak sedap. Terjadi pembengkakan pada liang telinga. Terjadi gangguan pendengaran dan kadang-kadang disertai demam. Telinga juga terasa gatal. Riwayat penyakit sekarang: Tanyakan sejak kapan keluhan dirasakan, apakah tiba-tiba atau perlahan-lahan, sejauh mana keluhan dirasakan, apa yang memperberat dan memperingan keluhan dan apa usaha yang telah dilakukan untuk mengurangi keluhan.

Lanjutan…….. Riwayat penyakit dahulu: Tanyakan pada klien dan keluarganya ; apakah klien dahulu pernah menderita sakit seperti ini ?, apakah sebelumnya pernah menderita penyakit lain, seperti panas tinggi, kejang ?, apakah klien sering mengorek-ngorek telinga sehingga terjadi trauma ?, apakah klien sering berenang ?, Apakah klien saat dilahirkan cukup bulan, BBLR, apakah ibu saat hamil mengalami infeksi, dll. Riwayat penyakit keluarga: Apakah ada diantara anggota keluarga klien yang menderita penyakit seperti klien saat ini dan apakah keluarga pernah menderita penyakit DM.

PEMERIKSAAN FISIK Inspeksi: Inspeksi liang telinga, perhatikan adanya cairan atau bau, pembengkakan pada MAE, warna kulit telinga, apakah terdapat benda asing, peradangan, tumor. Inspeksi dapat menggunakan alat otoskopik (untuk melihat MAE sampai ke membran timpany). Apakah suhu tubuh klien meningkat. Palpasi: Lakukan penekanan ringan pada daun telinga, jika terjadi respon nyeri dari klien, maka dapat dipastikan klien menderita otitis eksterna sirkumskripta.

DATA SUBJEKTIF DAN OBJEKTIF Data subjektif: Klien mengeluh pendengarannya berkurang, sering keluar sekret yang berbau. Klien mengeluh telinganya sakit/nyeri atau terasa gatal. Klien mengatakan terjadi trauma pada telinganya (karena jatuh, berolahraga, dll). Klien sering berenang dan mengorek telinganya.

Data objektif Klien berespons kesakitan saat daun telinganya disentuh. Klien tampak menggaruk-garuk telinganya atau meringis kesakitan. Klien sering mendekatkan telinganya kepada perawat saat perawat berbicara. Tampak sekret yang berbau. Adanya benjolan atau furunkel pada telinga atau filamen jamur yang berwarna keputih-putihan. Liang telinga tampak sempit, hyperemesis dan edema tanpa batas yang jelas.

Nyeri (akut/kronis) yang berhubungan dengan trauma, infeksi jamur / virus / bakteri Intervensi Keperawatan : 1. Kaji tingkat nyeri klien / demam klien. 2. Lakukan pembersihan telinga secara teratur dan hati-hati. 3.Beri penyuluhan kepada klien tentang penyebab nyeri dan penyakit yang dideritanya / demamnya. 4. Lakukan aspirasi secara steril (bila terjadi abses) untuk mengeluarkan nanahnya, jika dinding furunkelnya tebal, dilakukan insisi kemudian dipasang drainage untuk mengalirkan nanah. 5. Berikan kompres dingin bila demam. Kolaborasi dalam pemberian obat analgetik dan antibiotik dosis tinggi.

Intervensi Keperawatan : 1. Kaji kemampuan mendengar klien. Gangguan pendengaran berhubungan dengan penyumbatan pada liang telinga sekunder terhadap pembesaran furunkel, jaringan granulasi yang subur, penumpukkan sekret pada liang telinga, telinga rasa penuh/nyeri Intervensi Keperawatan : 1. Kaji kemampuan mendengar klien. 2. Masukkan tampon yang mengandung antibiotik kedalam liang telinga. 3. Berikan kompres rivanol 1/1000 selama 2 hari. Lakukan irigasi telinga dan keluarkan serumen atau sekret. 4. Lakukan aspirasi secara steril (bila terjadi abses) untuk mengeluarkan nanahnya. Jika dinding furunkelnya tebal lakukan insisi, kemudian dipasang drainage untuk mengeluarkan nanah.

Gangguan komunikasiverbal yang berhubungan dengan kesukaran memahami orang lain (kurangnya pendengaran), sekunder terhadap penumpukkan serumen/sekret pada liang telinga, jaringan granulasi yang subur, edema pada liang telinga. Intervensi Keperawatan : 1. Identifikasi metode alternatif dan efektif untuk berkomunikasi, menggunakan tulisan atau isyarat tangan dengan cara menunjuk (gerakan pantomin). ` 2. Kurangi kebisingan lingkungan. 3. Perawat atau keluarga berbicara lebih keras serta menggunakan gerak tubuh. 4. Usahakan saat berbicara selalu berhadapan dengan klien.

Resiko gangguan konsep diri berhubungan dengan terjadinya ketulian, pengeluaran sekret yang banyak dan berbau, sekunder terhadap tanda-tanda infeksi : jamur, bakteri, virus, alergi, penumpukkan serumen, penutupan liang telinga oleh jaringan granulasi yang subur atau furunkel yang membesar. Intervensi Keperawatan : 1. Dorong individu untuk mengekspresikan perasaan, khususnya mengenai pandangan, pemikiran dan perasaan sesesorang. 2. Dorong individu untuk bertanya mengenai masalah, penanganan, perkembangan dan prognosa kesehatan. 3. Berikan informasi yang akurat kepada klien dan perkuat informasi yang sudah ada. 4. Berikan dorongan untuk pilihan pemecahan masalah. 5. Perjelas berbagai kesalahan konsep individu mengenai diri, perawatan atau pemberi perawatan. 6. Hindari kritik negatif. 7. Beri privacy dan suatu keamanan lingkungan. 8. Bersihkan dan keluarkan serumen/sekret. 9. Pasang tampon yang mengandung antibiotik.

IMPAKSI SERUMEN Impaksi serumen adalah gangguan pendengaran yang timbul akibat penumpukan serumen di liang telinga dan menyebabkan rasa tertekan yang mengganggu Impaksi serumen adalah penumpukan serumen pada kanalis eksternus dalam jumlah dan warna yang bervariasi. Serumen adalah cairan pada canalis externus yang bersifat lengket, kental, berwarna, dan, berbau, yang khas. Fungsi serumen itu sendiri adalah sebagai proteksi telinga terhadap debu, kotoran, pasir bahkan serangga dan bakteri/kuman. Serumen, yang kerap disebut kotoran telinga, merupakan produksi alami telinga. Substansi itu dibentuk oleh kelenjar seruminosa yang terletak disepertiga luar liang telinga.

Etiologi Adapun faktor penyebab dari impaksi serumen, antara lain: Dermatitis kronik pada telinga luar, Liang telinga sempit, Produksi serumen terlalu banyak dan kental, Terdorongnya serumen ke lubang lebih dalam (karena kebiasaan mengorek telinga).

Manifestasi Klinis Pendengaran berkurang. Nyeri di telinga karena serumen yang keras membatu menekan dinding liang telinga. Telinga berdengung (tinitus). Pusing dimana pasien merasakan lingkungan di sekitarnya berputar (vertigo)

Penatalaksanaan Medis Irigasi Kotoran telinga menggunakan air hangat. Tetapi jika dari telinga keluar nanah, terjadi perforasi gendang telinga serumen dibuang dengan menggunakan alat yang tumpul atau dengan alat penghisap.

Pemeriksaan Penunjang 1. Audiometri 2. Audiogram 3. Pemeriksaan sinar X mastoid 4. Tes garputala 5. Pemeriksaan otologis 6. Otoskopi 7. Timpanometri 8. Elektronistagmografi 9. CT Scan 10. MRI 11. Laboratorium : Kultur terhadap patogen

Komplikasi Otitis eksterna Perikondritis Trauma gendang telinga

Keluhan Utama, RPS Penderita biasanya mengeluhkan pendengarannya mulai menurun, nyeri, telinga berdengung, dan pusing dimana pasien merasakan lingkungan di sekitarnya berputar (vertigo). Riwayat Kesehatan Sekarang Riwayat kesehtan masa lalu yang berhubungan dengan penyakit impaksi serumen adalah kebiasaan membersihkan telinga yang tidak benar. Riwayat Kesehatan Keluarga

Pemeriksaan Fisik Telinga Pemeriksaan Telinga .Telinga luar diperiksa dengan inspeksi dan palpasi lang-sung sementara membrana timpani diinspeksi, seperti telinga tengah dengan otoskop dan palpasi tak langsung dengan menggunakan otoskop pneumatic Pengkajian Fisik.Inspeksi telinga luar merupakan prosedur yang paling sederhana tapi sering terlewat.Aurikulus dan jaringan sekitarnya diinspeksi adanya : Deformitas, lesi, cairan begitu pula ukuran, simetris dan sudut penempelan ke kepala.

Diagnosa Keperawatan 1. Nyeri akut b.d. agen cedera biologi 2.      Gangguan persepsi dan sensori (auditori) b.d. perubahan persepsi sensori 3.      Gangguan harga diri b.d. stigma berkenaan dengan kondisi 4.      Kurang pengetahuan b.d kurang terpapar informasi mengenai penyakit 5.      Resiko infeksi b.d trauma pada kulit

Diagnosa 1 Kaji ulang keluhan nyeri, perhatikan lokasi atau karakter dan intensitas.  Berikan posisi yang nyaman pada pasien. Tingkatkan periode tidur tanpa gangguan Dorong menggunakan teknik manajemen nyeri, seperti nafas dalam Kolaborasi pemberian obat sesuai indikasi (analgesik).

Diagnosa 2 Memandang ketika sedang berbicara Kaji ketajaman pendengaran pasien  Menggunakan tanda – tanda nonverbal (mis. Ekspresi wajah, menunjuk, atau gerakan tubuh) dan bentuk komunikasi lainnya. Anjurkan kepada keluarga atau orang terdekat klien untuk tinggal bersama klien Anjurkan kepada pasien dan keluarga untuk mematuhi program teraphy

Diagnosa 3 Kaji luasnya gangguan persepsi dan hubungkan derajat ketidakmampuannya Dorong klien untuk mengeksplorasi perasaan tentang kritikan orang lain.Diskusikan cara koping perasaan ini dan bagaimana menerima ketidaksetujuan orang lain tanpa mengalami perasaan gagal Identifikasi arti dari kehilangan/disfungsi/perubahan pada pasien Anjurkan pasien untuk mengekspresikan perasaannya termasuk rasa bermusuhan dan perasaan marah

Diagnosa 4 Tentukan persepsi pasien tentang proses penyakit. Tinjau proses penyakit dan harapan masa depan  Berikan informasi mengenai penanganan dan pengobatan, interaksi,efek samping dan pentingnya ketaatan pada program Berikan HE pada pasien

Diagnosa 5 Kaji tanda – tanda infeksi Pantau TTV,terutama suhu tubuh. Ajarkan teknik aseptik pada pasien Cuci tangan sebelum memberi asuhan keperawatan ke pasien.

Terima kasih semoga bermanfaat