ALINEMEN VERTIKAL.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Kerja dan Energi Dua konsep penting dalam mekanika kerja energi
Advertisements

TUGAS 2 INDIVIDU bagian (c)
Fisika Dasar I (FI-321) Topik hari ini (minggu 2)
Fisika Dasar I (FI-321) Topik hari ini (minggu 3)
PENDIDIKAN LALU LINTAS
GALIAN DAN TIMBUNAN Pengertian :
Bab 8 Turunan 7 April 2017.
A P L I K A S I T U R U N A N.
PENENTUAN POSISI SUATU TITIK
GERAK PARABOLA Coba kalian amati gerak setengah parabola yang di alami oleh benda di samping ini!
ILMU UKUR TANAH & PEMETAAN (Pertemuan 3)
CERMIN.
Fisika Umum (MA-301) Topik hari ini (minggu 2)
BENTUK TAK TENTU. QUESTION 1. Suatu bola ditembakkan vertikal dengan persamaan s(t) = 100t – 16t2 dengan t dalam detik dan s dalam meter (a) Tentukan.
GERAK LURUS Hukum-hukum Newton tentang gerak menjelaskan mekanisme yang menyebabkan benda bergerak. Di sini diuraikan perubahan gerak benda dengan konsep.
3. KINEMATIKA Kinematika adalah ilmu yang membahas
4. DINAMIKA.
3. KINEMATIKA Kinematika adalah ilmu yang membahas
4. DINAMIKA.
PERSIMPANGAN BERSINYAL
SIPAT DATAR PERTEMUAN 8TH, JUNI
SURVEY KECEPATAN.
ILMU UKUR TANAH & PEMETAAN (Pertemuan 4)
Aplikasi Turunan Oleh: Dani Suandi,M.Si..
Bab IV Balok dan Portal.
Latihan Soal No. 1 Untuk menghentikan sebuah mobil seseorang memerlukan waktu sesaat sejak ia mulai berpikir hendak menginjak rem sampai benar-benar ia.
REKAYASA TRANSPORTASI
KINEMATIKA.
REKAYASA TRANSPORTASI
Teknologi Dan Rekayasa
Bab 1 Elektrostatis.
Berkelas.
METODE LUASAN BIDANG MOMEN (MOMENT AREA METHOD)
PENENTUAN POSISI SUATU TITIK
REKAYASA TRANSPORTASI
Berkelas.
KINEMATIKA Mekanika adalah cabang ilmu fisika yang mempelajari gerak benda dan pengaruh lingkungan terhadap gerak benda. Mempelajari gerak benda tanpa.
EKO NURSULISTIYO USAHA DAN ENERGI.
JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS JAYABAYA
GETARAN HARMONIK.
GERAK Harlinda Syofyan,S.Si., M.Pd. Pendidikan Guru Sekolah Dasar
PERANCANGAN GEOMETRIK JALAN
Saluran Terbuka dan Sifat-sifatnya
Fisika Dasar (Fr-302) Topik hari ini (Pertemuan ke 3)
LATIHAN SOAL MENJELANG UJIAN TENGAH SEMESTER
Fisika Dasar (FR-302) Topik hari ini (minggu 4)
BAB 4 FUNGSI KUADRAT.
Tips Cara Aman Bersepeda
Alinemen Vertikal Jalan Rel.
Latihan Soal Kinematika Partikel
Kinematika Partikel Pengertian Kecepatan dan Percepatan
MEKANIKA KINEMATIKA DINAMIKA KERJA DAN ENERGI IMPULS DAN MOMENTUM
KINEMATIKA.
PARAMETER PERENCANAAN
BANGUN RUANG SISI DATAR
HUKUM NEWTON Pendahuluan Hukum Newton
SIPAT DATAR PERTEMUAN 4th, Maret
Lima kunci menjadi pengemudi yang selamat
Optik Geometri Pemantulan.
Jarak Pandang Simply put, sight distance is the distance visible to the driver of a passenger car More precisely, sight distance (available from a point)
DISAIN TRASE JALAN BARU DIATAS PERMUKAAN TANAH
Perancangan Geometrik Jalan
Desain dan Pengendalian Persimpangan
GERAK PADA BIDANG DATAR
Lampu Lalu Lintas & Metode Pengaturan Waktu Lampu Lalu-Lintas
Kelompok 3 : Ranugrah Pamula Priyoga Resty Rika Primeswari Rizky Rendyana Firmansyah Ronny Hendratmoko Saktya Dewanta
 Garis kontur adalah garis yang menghubungkan titik- titik dengan ketinggian sama.  Nama lain garis kontur adalah garis tranches, garis tinggi dan garis.
MODUL 4 MATERI I MERENCANA ALIGNEMEN VERTICAL JALAN
PENGUKURAN POLIGOON by Salmani, ST.,MS.,MT.
PEMBANGKITAN DAN STATISTIK GELOMBANG. PENGERTIAN GELOMBANG Gelombang adalah pergerakan naik dan turunnya air laut dengan arah tegak lurus permukaan air.
Transcript presentasi:

ALINEMEN VERTIKAL

TOPIK Pengertian alinemen vertikal Jarak pandang dalam alinemen vertikal (refreshing konsep dan perhitungan) Panjang lengkung vertikal Analisis lengkung vertikal Koordinasi lengkung vertikal dan lengkung horizontal Analisis galian dan timbunan (mass haul diagram analysis)

Alinemen vertikal Adalah potongan memanjang sumbu jalan Berupa poligon vertikal dimana kurva parabola disisipkan diantara poligon-poligon tersebut. Lengkung vertikal menghubungkan dua garis kelandaian yang saling berpotongan.

Contoh penggambaran alinemen vertikal

Contoh notasi alinemen vertikal

Contoh lengkung vertikal

Contoh lengkung vertikal

JARAK PANDANG Jarak pandang penting agar pengemudi dapat Berhenti untuk (mengantisipasi) objek di jalan Berhenti untuk (mengantisipasi) kendaraan berhenti di depannya Melihat (kondisi) persimpangan jalan sebelum melewatinya Melihat kendaraan dari depan pada saat sedang menyalip Melihat dan bereaksi terhadap rambu LL di depannya Melihat kereta rel pada persimpangan jalan dan rel Melihat pejalan kaki yang akan menyeberang

JENIS JARAK PANDANG Jarak pandangan henti (JPH): jarak pandang yang harus tersedia di jalan agar sebuah kendaraan yang bergerak pada atau mendekati kecepatan rencana dapat berhenti sebelum mencapai (menabrak) obyek statis di depannya. Untuk lengkung cembung: jph diukur berdasarkan asumsi bahwa tinggi mata pengemudi adalah 105 cm dan tinggi halangan 15 cm, yang diukur dari permukaan jalan. Untuk lengkung cekung tanpa lantai penghalang jembatan: jph ditentukan oleh tinggi lampu kendaraan (h1) = 2 ft atau 60 cm, tinggi permukaan jalan (h2) = 0 cm dan sudut sorot lampu (betha) = 1 derajat. Jarak pandangan menyiap (JPM): jarak pandang yang perlu tersedia di jalan agar sebuah kendaraan dapat menyiap kendaraan searah di depannya sebelum mencapai (menabrak) kendaraan berlawanan arah di depannya. JPH lebih kritis dari JPM. Setiap titik disepanjang jalan harus memenuhi ketentuan JPH, termasuk alinemen vertikal. JPM umumnya disediakan pada kelandaian nol (jalan rata) dan tersedia minimum 30% dari seluruh panjang segmen.

Konsep Jarak Pandangan henti Jarak pandang henti terdiri dari dua elemen yaitu : jarak awal reaksi adalah jarak pergerakan kendaraan sejak pengemudi melihat suatu halangan yang menyebabkan ia harus berhenti sampai saat pengemudi menginjak rem jarak awal pengereman adalah jarak pergerakan kendaraan sejak pengemudi menginjak rem sampai dengan kendaraan tersebut berhenti

Konsep JPH dalam alinemen vertikal

Light Beam Distance (SSD) Konsep JPH G1 G2 PVI PVT PVC h2=0 h1 Light Beam Distance (SSD) headlight beam (diverging from LOS by β degrees)

Perhitungan JPH (rumus dasar dan kondisi datar)

Perhitungan JPH untuk jalan antar kota (ada kelandaian) Untuk jalan antar kota dan kondisi ada kelandaian maka nilai f dikoreksi dengan kelandaian (L, dalam persen). Jika kelandaian naik maka nilai f dikoreksi dengan (+ L). Untuk kelandaian turun maka nilai f dikoreksi dengan (-L).

Perhitungan JPH untuk jalan dalam kota Untuk jalan dalam kota biasanya juga digunakan rumus sbb

Perhitungan JPH untuk jalan dalam kota Rumus tersebut sebenarnya sama dengan rumus dasar dengan penjelasan sbb. Nilai 0,278 = (1/3,6) Nilai 0,039 = (1/3,6)^2)/2 Nilai a = 3,4 = g * f = 9,8 * 0,35

Hubungan antara kecepatan dan f Jika diinginkan, nilai fp dapat ditentukan sesuai Vn, seperti tersaji pada tabel berikut ini.

Tabel JPH jalan antar kota

Tabel JPH jalan dalam kota

Pengecekan jarak pandang di lapangan

Faktor reduksi Ada literatur yang menyebutkan bahwa analisis JPH seharusnya memperhitungkan jarak aman dari halangan (ds) Nilai ds dihitung sbb

JPM (Konsep)

JPM (Rumus)

JPM (Penjelasan tambahan)

Tabel JPM Catatan: rumus JPM sulit diterapkan dalam analisis alinemen vertikal. Mengapa? Karena kecepatan kendaraan menurun saat menaiki tanjakan.

Panjang lengkung vertikal Panjang lengkung vertikal ditentukan berdasarkan syarat: JPH Faktor K (laju kurva vertikal) Keluwesan (flexibility) Drainase Kenyamanan (comfortable) Goncangan

Panjang lengkung vertikal cembung berdasarkan JPH JPH = S, dan ditentukan sesuai ketentuan yang di depan

Kondisi L < SSD dan L > SSD

Contoh soal

Panjang lengkung vertikal cekung berdasarkan JPH (umum) Untuk L > JPH Untuk L < JPH JPH = SSD = S

Panjang lengkung vertikal cekung berdasarkan JPH(dengan penghalang balok/lantai jembatan)

Rumus Dasar Pada siang hari atau malam hari dengan kondisi ruang manfaat jalan dibawah jembatan di lengkapi lampu dengan penerangan yang cukup maka h1 = mata pengemudi, h2 = 0 Pada malam hari dengan kondisi ruang manfaat jalan dibawah jembatan tidak di lengkapi lampu dengan penerangan yang cukup maka h1 = 60 cm, h2 = 0

Contoh perhitungan

Panjang Lengkung Vertikal berdasarkan K (dengan asumsi L > SSD) Nilai K untuk lengkung cembung adl Nilai K untuk lengkung cekung adalah Nilai K dibulatkan ke atas Panjang lengkung adalah L = K*A, dengan A adalah selisih mutlak dua kelandaian

Ketentuan lain untuk penentuan panjang lengkung vertikal Keluwesan (flexibility) = 0,6 Vr Drainase = 40 A Kenyamanan (comfortable) = Vr * t, dengan 3 detik Goncangan = Catatan: Vr dalam km/jam

Soal Tentukan panjang lengkung vertikal jalan luar kota dengan kelandaian +8,5% dan -10% dan kecepatan rencana 40 km/jam, sesuai persyaratan –persyaratan yang ada.

Langkah-langkah Penyelesaian Menentukan jenis lengkungnya Menghitung A = selisih g1 dan g2 Menghitung Lv berdasarkan keluwesan, drainase, comfortable, goncangan Menghitung JPH (ingat ada kelandaian) Menghitung nilai K Menghitung Lv berdasarkan persyaratan JPH dan K Pilih nilai maksimum dari ke 6 Lv diatas menjadi Lv desain

Analisis Lengkung vertikal

Other Properties G1 x PVT PVC Y Ym G2 PVI Yf

Titik tertinggi pada lengkung cembung dihitung dari kelandaian yang lebih curam Titik terendah pada lengkung cekung dihitung dari kelandaian yang lebih curam Nilai g1 dan g2 adalah positif

Penentuan Stasioning Lv Sta BVC atau PVC = Sta PVI – (Lv/2) Sta EVC atau PVT = Sta BVC + Lv

Penentuan elevasi permukaan jalan pada Lv Tentukan jaraknya dari BVC atau PVC Tentukan elevasi tangent-nya dari BVC Hitung Y atau offset Hitung elevasi lengkung = Elevasi tangent – Y (untuk lengkung cembung) atau = Elevasi tangent + Y (untuk lengkung cekung)

Contoh perhitungan G1=+3% G2=-4% L=2184 ft

Contoh penentuan stasioning dan elevasi Lengkung vertikal terbentuk dari kelandaian +3% dan -4%. Lv = 100 meter. Stasioning PVI = 3+450. Elevasi PVI = +65 m. Tentukan stasioning dan elevasi BVC dan EVC, serta 25 meter setelah BVC Lengkung vertikal terbentuk dari kelandaian -3% dan +3%. Lv = 300 meter. Stasioning PVI = 4+350. Elevasi PVI = +50 m. Tentukan stasioning dan elevasi BVC dan EVC, serta 25 meter sebelum EVC

Pekerjaan Tanah

Perhitungan luasan dan volume “Cut” and “Fill” Perhitungan luasan adalah pendekatan Luasan biasanya dianggap sebagai trapesium Luasan dihitung di setiap stasioning. Volume “Cut” = (luas rerata dua stasioning) x (Jarak antar stasioning) Volume Total “Fill” = [(luas rerata dua stasioning) x (Jarak antar stasioning) + volume pengembangan-nya]

Rumus untuk menghitung volume utk cut atau fill satuan feet dan yard 1 yard = 0,9144 m dan 1 kaki = 0,3048 m. 1 yard = 3 kaki 1/54 = (1/3)*(1/3)*(1/3)*(1/2) Jika satuannya meter (m) dan m2, maka koefisennya berubah dari (1/54) menjadi (1/2)

Contoh Perhitungan Cut and Fill Alinemen Jalan

Contoh Perhitungan Cut and Fill Alinemen Jalan (lanjutan)

Contoh Tabel Cut and Fill Alinemen Jalan

Perhitungan Ordinate Diagram Pengangkutan Massa (Tanah) Diagram pengangkutan massa tanah (mass haul diagram) adalah diagram yang menunjukkan akumulasi bersih massa tanah yang di-cut atau di-fill pada setiap stasioning Contoh perhitungan ordinat adl sbb (fill tandanya ‘-”, sedangkan cut tandanya “+”

Contoh diagram pengangkutan massa tanah (mass haul diagram)

Free haul distance adalah jarak yang ordinate-nya bernilai nol.