ALINEMEN VERTIKAL
TOPIK Pengertian alinemen vertikal Jarak pandang dalam alinemen vertikal (refreshing konsep dan perhitungan) Panjang lengkung vertikal Analisis lengkung vertikal Koordinasi lengkung vertikal dan lengkung horizontal Analisis galian dan timbunan (mass haul diagram analysis)
Alinemen vertikal Adalah potongan memanjang sumbu jalan Berupa poligon vertikal dimana kurva parabola disisipkan diantara poligon-poligon tersebut. Lengkung vertikal menghubungkan dua garis kelandaian yang saling berpotongan.
Contoh penggambaran alinemen vertikal
Contoh notasi alinemen vertikal
Contoh lengkung vertikal
Contoh lengkung vertikal
JARAK PANDANG Jarak pandang penting agar pengemudi dapat Berhenti untuk (mengantisipasi) objek di jalan Berhenti untuk (mengantisipasi) kendaraan berhenti di depannya Melihat (kondisi) persimpangan jalan sebelum melewatinya Melihat kendaraan dari depan pada saat sedang menyalip Melihat dan bereaksi terhadap rambu LL di depannya Melihat kereta rel pada persimpangan jalan dan rel Melihat pejalan kaki yang akan menyeberang
JENIS JARAK PANDANG Jarak pandangan henti (JPH): jarak pandang yang harus tersedia di jalan agar sebuah kendaraan yang bergerak pada atau mendekati kecepatan rencana dapat berhenti sebelum mencapai (menabrak) obyek statis di depannya. Untuk lengkung cembung: jph diukur berdasarkan asumsi bahwa tinggi mata pengemudi adalah 105 cm dan tinggi halangan 15 cm, yang diukur dari permukaan jalan. Untuk lengkung cekung tanpa lantai penghalang jembatan: jph ditentukan oleh tinggi lampu kendaraan (h1) = 2 ft atau 60 cm, tinggi permukaan jalan (h2) = 0 cm dan sudut sorot lampu (betha) = 1 derajat. Jarak pandangan menyiap (JPM): jarak pandang yang perlu tersedia di jalan agar sebuah kendaraan dapat menyiap kendaraan searah di depannya sebelum mencapai (menabrak) kendaraan berlawanan arah di depannya. JPH lebih kritis dari JPM. Setiap titik disepanjang jalan harus memenuhi ketentuan JPH, termasuk alinemen vertikal. JPM umumnya disediakan pada kelandaian nol (jalan rata) dan tersedia minimum 30% dari seluruh panjang segmen.
Konsep Jarak Pandangan henti Jarak pandang henti terdiri dari dua elemen yaitu : jarak awal reaksi adalah jarak pergerakan kendaraan sejak pengemudi melihat suatu halangan yang menyebabkan ia harus berhenti sampai saat pengemudi menginjak rem jarak awal pengereman adalah jarak pergerakan kendaraan sejak pengemudi menginjak rem sampai dengan kendaraan tersebut berhenti
Konsep JPH dalam alinemen vertikal
Light Beam Distance (SSD) Konsep JPH G1 G2 PVI PVT PVC h2=0 h1 Light Beam Distance (SSD) headlight beam (diverging from LOS by β degrees)
Perhitungan JPH (rumus dasar dan kondisi datar)
Perhitungan JPH untuk jalan antar kota (ada kelandaian) Untuk jalan antar kota dan kondisi ada kelandaian maka nilai f dikoreksi dengan kelandaian (L, dalam persen). Jika kelandaian naik maka nilai f dikoreksi dengan (+ L). Untuk kelandaian turun maka nilai f dikoreksi dengan (-L).
Perhitungan JPH untuk jalan dalam kota Untuk jalan dalam kota biasanya juga digunakan rumus sbb
Perhitungan JPH untuk jalan dalam kota Rumus tersebut sebenarnya sama dengan rumus dasar dengan penjelasan sbb. Nilai 0,278 = (1/3,6) Nilai 0,039 = (1/3,6)^2)/2 Nilai a = 3,4 = g * f = 9,8 * 0,35
Hubungan antara kecepatan dan f Jika diinginkan, nilai fp dapat ditentukan sesuai Vn, seperti tersaji pada tabel berikut ini.
Tabel JPH jalan antar kota
Tabel JPH jalan dalam kota
Pengecekan jarak pandang di lapangan
Faktor reduksi Ada literatur yang menyebutkan bahwa analisis JPH seharusnya memperhitungkan jarak aman dari halangan (ds) Nilai ds dihitung sbb
JPM (Konsep)
JPM (Rumus)
JPM (Penjelasan tambahan)
Tabel JPM Catatan: rumus JPM sulit diterapkan dalam analisis alinemen vertikal. Mengapa? Karena kecepatan kendaraan menurun saat menaiki tanjakan.
Panjang lengkung vertikal Panjang lengkung vertikal ditentukan berdasarkan syarat: JPH Faktor K (laju kurva vertikal) Keluwesan (flexibility) Drainase Kenyamanan (comfortable) Goncangan
Panjang lengkung vertikal cembung berdasarkan JPH JPH = S, dan ditentukan sesuai ketentuan yang di depan
Kondisi L < SSD dan L > SSD
Contoh soal
Panjang lengkung vertikal cekung berdasarkan JPH (umum) Untuk L > JPH Untuk L < JPH JPH = SSD = S
Panjang lengkung vertikal cekung berdasarkan JPH(dengan penghalang balok/lantai jembatan)
Rumus Dasar Pada siang hari atau malam hari dengan kondisi ruang manfaat jalan dibawah jembatan di lengkapi lampu dengan penerangan yang cukup maka h1 = mata pengemudi, h2 = 0 Pada malam hari dengan kondisi ruang manfaat jalan dibawah jembatan tidak di lengkapi lampu dengan penerangan yang cukup maka h1 = 60 cm, h2 = 0
Contoh perhitungan
Panjang Lengkung Vertikal berdasarkan K (dengan asumsi L > SSD) Nilai K untuk lengkung cembung adl Nilai K untuk lengkung cekung adalah Nilai K dibulatkan ke atas Panjang lengkung adalah L = K*A, dengan A adalah selisih mutlak dua kelandaian
Ketentuan lain untuk penentuan panjang lengkung vertikal Keluwesan (flexibility) = 0,6 Vr Drainase = 40 A Kenyamanan (comfortable) = Vr * t, dengan 3 detik Goncangan = Catatan: Vr dalam km/jam
Soal Tentukan panjang lengkung vertikal jalan luar kota dengan kelandaian +8,5% dan -10% dan kecepatan rencana 40 km/jam, sesuai persyaratan –persyaratan yang ada.
Langkah-langkah Penyelesaian Menentukan jenis lengkungnya Menghitung A = selisih g1 dan g2 Menghitung Lv berdasarkan keluwesan, drainase, comfortable, goncangan Menghitung JPH (ingat ada kelandaian) Menghitung nilai K Menghitung Lv berdasarkan persyaratan JPH dan K Pilih nilai maksimum dari ke 6 Lv diatas menjadi Lv desain
Analisis Lengkung vertikal
Other Properties G1 x PVT PVC Y Ym G2 PVI Yf
Titik tertinggi pada lengkung cembung dihitung dari kelandaian yang lebih curam Titik terendah pada lengkung cekung dihitung dari kelandaian yang lebih curam Nilai g1 dan g2 adalah positif
Penentuan Stasioning Lv Sta BVC atau PVC = Sta PVI – (Lv/2) Sta EVC atau PVT = Sta BVC + Lv
Penentuan elevasi permukaan jalan pada Lv Tentukan jaraknya dari BVC atau PVC Tentukan elevasi tangent-nya dari BVC Hitung Y atau offset Hitung elevasi lengkung = Elevasi tangent – Y (untuk lengkung cembung) atau = Elevasi tangent + Y (untuk lengkung cekung)
Contoh perhitungan G1=+3% G2=-4% L=2184 ft
Contoh penentuan stasioning dan elevasi Lengkung vertikal terbentuk dari kelandaian +3% dan -4%. Lv = 100 meter. Stasioning PVI = 3+450. Elevasi PVI = +65 m. Tentukan stasioning dan elevasi BVC dan EVC, serta 25 meter setelah BVC Lengkung vertikal terbentuk dari kelandaian -3% dan +3%. Lv = 300 meter. Stasioning PVI = 4+350. Elevasi PVI = +50 m. Tentukan stasioning dan elevasi BVC dan EVC, serta 25 meter sebelum EVC
Pekerjaan Tanah
Perhitungan luasan dan volume “Cut” and “Fill” Perhitungan luasan adalah pendekatan Luasan biasanya dianggap sebagai trapesium Luasan dihitung di setiap stasioning. Volume “Cut” = (luas rerata dua stasioning) x (Jarak antar stasioning) Volume Total “Fill” = [(luas rerata dua stasioning) x (Jarak antar stasioning) + volume pengembangan-nya]
Rumus untuk menghitung volume utk cut atau fill satuan feet dan yard 1 yard = 0,9144 m dan 1 kaki = 0,3048 m. 1 yard = 3 kaki 1/54 = (1/3)*(1/3)*(1/3)*(1/2) Jika satuannya meter (m) dan m2, maka koefisennya berubah dari (1/54) menjadi (1/2)
Contoh Perhitungan Cut and Fill Alinemen Jalan
Contoh Perhitungan Cut and Fill Alinemen Jalan (lanjutan)
Contoh Tabel Cut and Fill Alinemen Jalan
Perhitungan Ordinate Diagram Pengangkutan Massa (Tanah) Diagram pengangkutan massa tanah (mass haul diagram) adalah diagram yang menunjukkan akumulasi bersih massa tanah yang di-cut atau di-fill pada setiap stasioning Contoh perhitungan ordinat adl sbb (fill tandanya ‘-”, sedangkan cut tandanya “+”
Contoh diagram pengangkutan massa tanah (mass haul diagram)
Free haul distance adalah jarak yang ordinate-nya bernilai nol.