SENI PERTUNJUKAN INDONESIA Seni Pertunjukan, Cabang seni dan perbedaan seni pertunjukan dengan seni rupa, dalam mata kuliah Seni Pertunjukan Indonesia ada tiga suku kata yaitu (1) seni, (2) pertunjukan, dan (3) Indo¬nesia. Kata 'Indonesia' menunjukan area atau wilayah/ geografis tidak berarti semua jenis seni di Indonesia dibahas Mengingat keterbatasan waktu, maka yang dibicarakan hal-hal pokok mewakili ranah-ranah seni pertunjukan tertentu.
Seni …….. Ki Hadjar Dewantara mengatakan bahwa seni' adalah segala perbuatan manusia yang timbul dan hidup serta bersifat indah, hingga dapat menggerakkan jiwa perasaan manusia. Akhdiat Kartamiharja mengatakan seni adalah kegiatan rohani manusia yang merefleksikan realitat (kenyataan) dalam suatu karya yang berkat bentuk dan isinya mempunyai daya untuk membangkitkan pengalaman tertentu dalam alam rohani si penerimanya. Dan secara umum dapat dikatakan bahwa 'segala sesuatu usaha yang ditujukan untuk memperoleh kenikmatan panca indera adalah seni' (Edi Sedyawati. 1996. p 248).
Pertunjukan………… Pertunjukan adalah sebuah komunikasi dimana satu orang atau lebih pengirim pesan merasa bertanggungjawab kepada seorang atau lebih penerima pesan dan kepada sebuah tradisi seperti yang mereka pahami bersama melalui tingkah laku yang khas (a subset of behaviof). Komunikasi ini akan terjadi jika pengirim pesan (pelaku pertunjukan) benar-benar mempunyai maksud (intention) dan penonton memiliki perhatian (attention) untuk menerima pesan. Dalam sebuah pertunjukan harus ada pemain (performer), penonton (audience), pesan yang disampaikan dan dengan cara penyampaian pesan yang khas. Mediumnya bisa auditif, visual, atau gabungan keduanya: gerak, laku, suara, rupa, multimedia, dan sebagainya.
Pertunjukan adalah sebuah proses memerlukan waktu dan ruang, pertunjukan mempunyai bagian awal, tengah dan akhir Karena pertunjukan adalah proses mempunyai struktur dasar serta tahapan-tahapan. Richard Schechner. tahapan-tahapan meliputi:
1. Persiapan, baik pemain maupun penonton 1. Persiapan, baik pemain maupun penonton. Seorang pemain perlu mempersiapkan diri lewat pendidikan, workshop, latihan, dan persiapan pentas Para penonton perlu terlebih dahulu memutuskan untuk melihat pertunjukan, memesan dan membeli karcis, memilih dan mengenakan pakaian yang pantas, pergi ketempat pertunjukan, kalau perlu memilih restoran, dan menunggu sampai pertunjukan dimulai.
2. Pementasan, pada saat pementasan, pemain dan penonton bertemu di tempat pertunjukan. Pemain melakukan pertunjukan di atas pentas; penonton menyaksikannya di auditorium.
3. Setelah pentas (Aftenrrath), apa-apa yang terjadi setelah pertunjukan selesai. Penyelenggara harus membongkar set, mengembalikan barang-barang ketempatnya dan beristirahat. Selanjutnya ada kegiatan membuat resensi koran, mengatur dokumentasi (foto, vidio, tulisan) mengadakan evaluasi (mungkin) menulis buku, dan mengumpulkan tanggapan penonton Bagi penonton mereka harus membebaskan diri dari "khayal" pentas, kembali ke rumah menjadi anggota keluarga, masuk kerja esok harinya, membaca dan sebagainya. Bagi para pemain, bagaimana melepaskan diri dari "peran -pentas" dan kembali ke kehidupan sehari-hari.
Bentuk dan corak seni pertunjukan Indonesia secara lengkap adalah pekerjaan tidak mudah diperlukan waktu panjang, jumlah bentuk-bentuk seni pertunjukan di Indonesia sangat banyak. James R. Brandon dalam bukunya Theater in Southeast Asia (1967) diperkirakan hahwa jumlah bentuk seni pertunjukan yang terdapat di Asia Tenggara yang berkembang sampai pada awal tahun 1960-an tiga perempat terdapat di Indonesia.
Keragaman jumlah bentuk pertunjukan di Indonesia karena beberapa faktor, antara lain: (1) jumlah penduduk yang sangat banyak, sekarang sekitar 250 juta orang, (2), adanya lima agama/kepercayaan yang dipeluk oleh penduduk Indonesia yaitu: Budha, Hindu, Kristen dan Katolik, Islam serta dengan adanya Kepercayaan Kepada Tuhan Yang Maha Esa; dan (3) pertumbuhan industri pariwisata yang merupakan industri global sangat kuat mempengaruhi corak kebudayaan di Indonesia (Soedarsono. 1998:4).
Cabang-Cabang Seni Secara garis besar seni bisa dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu seni rupa dan seni pertunjukan. Pembagian ini merupakan pembagian yang agak konservatif karena ternyata dengan hadirnya berbagai media rekam seperti piringan hitam, regulartape, cassette, fiim, televisi, compact disc, dan laser disc, lahirlah kelompok baru yang kita sebut saja sebagai seni media rekam.
Perbedaan Seni Rupa dan Seni Pertunjukan Seni pertunjukan diterjemahkan dari istilah bahasa Inggris performing art, dalam percaturan dunia seni dipergunakan untuk membedakan dengan seni rupa, secara konseptual berbeda dengan seni pertunjukan. Seni rupa istilah bahasa Inggris visual art. Secara konseptual seni rupa dalam penampilan di penikmati memerlukan ruang. Seni pertunjukan tidak cukup dengan ruang saja. tetapi memerlukan waktu pertunjukan. Seni yang termasuk dalam kelompok seni pertunjukan ialah seni musik, seni tari, seni teater, dan seni resitasi. Seni yang termasuk dalam kelompok seni rupa ialah seni murni di dalamnya mencakup seni lukis, seni patung, dan seni grafis, seni kriya, dan seni disain. Seni pertunjukan disuguhkan di hadapan para penikmat atau penonton, selain memerlukan ruang juga memerlukan waktu performing time).
Seni resitasi adalah seni membaca dengan dilagukan merupakan cabang seni yang sudah cukup tua usianya. Banyak data sejarah yang bisa kita pakai sebagai buktinya. Misalnya saja di prasasti.
Konsep, jenis, dan ragam seni ritual yang terdiri dari: (1) pseudo art, (2) ceremonial art, (3) ritual, dan (4) relegi art. 1. Pseudo art adalah seni pertunjukan yang isi maupun fungsinya sudah tidak sesuai dengan aslinya. Pseudo dalam kamus Inggris Indonesia diartikan: palsu, gadungan. Dalam konteks seni pertunjukan pseudo art dapat diartikan semu, tiruan dan atau tipuan. Misalnya seni pertnjukan Barong dance di Bali. Di Jawa misalnya karawitan untuk upacara pernikahan.
2. Ceremonial art adalah seni pertunjukan yang lebih ditekankan pada acara seremonialnya dibandingkan dengan acara ritualnya. Kalau di Bali misalnya Tari Pendet untuk menyambut tamu-tamu agung di Bandara Ngurah Rai. Di jawa misalnya Gending untuk menyambut tamu undangan pernikahan. 3. Ritual art adalah seni pertunjukan yang bisanya berhubungan dengan acara untuk pengobatan. Di Jawa misalnya kesenian Tayub. Di Bali ada tari Sanghiang Dedari. Ada juga seni pertunjukan untuk mendatangkan hujan seperti kesenian Ujungan di Purwakerto.
4. Religi art adalah seni pertunjukan yang dipergelarkan berkaitan dengan upacara di tempat-tempat ibadah. Misalnya di Bali ada tari rejang dewa yang dipentaskan di Jeroan Pura pada saat upacara. Tarian ini bertujuan untuk menyambut kedatangan para dewa ke Mercapada. Kalau di Jawa ada karawitan khusus untuk mesjid, begitu pula ada musik gereja.