ARKANUL IMAN Iman Kepada Allah Iman Kepada Malaikat

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Marilah kita belajar bersama tentang
Advertisements

DENGAN MEMBACA BAB KE-2 TENTANG Iman Kepada Allah
AGAMA ISLAM Kelas IV Semester 2.
SIFAT WAJIB ALLAH.
BAB 8 IMAN KEPADA QADHA DAN QADAR
AKIDAH.
BERIMAN KEPADA KITAB-KITAB ALLAH
IMAN KEPADA MALAIKAT ALLAH.
Pendidikan Agama Islam
Selamat Datang….
BERIMAN KEPADA RASUL - RASUL ALLAH SWT
SEJARAH DAKWAH RASUALLAH SAW PERIODE MEKKAH
MENGENAL SIFAT-SIFAT MUSTAHIL BAGI ALLAH Rizqi Ayu 04/06/ Sifat-sifat Mustahil Bagi Allah.
Ar-Risalah Pengertian Risalah Rasul dan Nabi Auliya dan Ulama.
AGAMA Agama merupakan bagian yang terpenting dalam kehidupan manusia. Agama berkaitan dengan kepercayaan-kepercayaan, keyakinan-keyakinan terhadap Tuhan.
AQIDAH ATAU KONSEP ILMU KETUHANAN
BAB II IMAN DAN TAQWA.
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM “ IMAN KEPADA ALLAH” (The Faith To Allah)
KEIMANAN DAN KETAKWAAN
AQIDAH UNIT 5 Kelas Bimbingan Dewasa.
BERIMAN KEPADA KITAB-KITAB ALLAH
IMAN KEPADA MALAIKAT ALLAH.
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
MATERI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
Sumber Hukum Islam Al-Qur’an Al hadist Ijtihad. ALQURAN SEBAGAI SUMBER HUKUM PERTAMA ISLAM DAN SEJARAH PEMBUKUAN ALQURAN.
BAB II BAB II Iman Kepada Malaikat.
Qodho’ dan Qodar Pengertian Dalil Jenis Kisah Hikmah.
IMAN KEPADA QADA & QADAR
Iman Kepada Qodho’ dan Qodar
Disusun Oleh:Laila Latifatun Nisa
BERIMAN KEPADA KITAB-KITAB ALLAH
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
BAB 8 IMAN KEPADA MALAIKAT.
MATA KULIAH TAUHID AKIDAH AKHLAK Dosen: Sarah Wulan, S.Ag, MPd
Assalamualaikum wr.wb.
MALAIKAT SELALU BERSAMA KITA SEMUA KELOMPOK 5.
AZAS-AZAS HUKUM ISLAM.
Mengenal Sifat Allah Agus Nizami
MALAIKAT SELAU BERSAMAKU
Manusia Dan Malaikat ALLAH SWT
AQIDAH AGAMA ISLAM Disusun oleh: Ade Wahyu S
By : 1. Rizal hartono 2.Muhammad fajar
DIDIK ANAK AGAR JANGAN SOMBONG!
IMAN KEPADA. KELOMPOK 2 Abdul Fattah Cepi supriatna M.Sahirly Ruslan Temi Juliana Khalid Thahaul.
BAB 8 IMAN KEPADA QADHA DAN QADAR BAB 8 IMAN KEPADA QADHA DAN QADAR.
PENGERTIAN AL-QUR’AN Defenisi al-Qur’an adalah:
Disusun Oleh: Muhammad Ridwan, S.Pd.I
KEMULIAAN AL-QURAN.
Beriman Kepada Allah Dan Sifat-Sifatnya
O. Solihin Blog: Akidah Islamiyyah Katakanlah: "Dia-lah Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang.
IMAN KEPADA MALAIKAT syahruddinalga.blogspot.com
SK/ KD Stretegi Peta Konsep Materi. Standar Kompetensi : 10. Meningkatkan keimanan kepada Qada dan Qadar Kompetensi Dasar : Menyebutkan ciri-ciri.
PENGERTIAN AL-QUR’AN Defenisi al-Qur’an adalah:
BAB 2 PENCIPTAAN DUNIA DAN MANUSIA SERTA PERKARA TERPENTING
IMAN KEPADA MALAIKAT ALLAH.
AKIDAH 1 (3).
AQIDAH UNIT 4 Kelas Bimbingan Dewasa.
O. Solihin Blog: Akidah Islamiyyah Katakanlah: "Dia-lah Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang.
BAB 2: PUASA PADA BULAN RAMADAN
IMAN KEPADA MALAIKAT ALLAH.
AQIDAH UNIT 1 Kelas Bimbingan Dewasa.
BAB 1 : AQIDAH – DEFINASI, KEPENTINGAN DAN SUMBER RUJUKAN
Materi 2 Imaniyyah Herry Syafrial, S.Pd., M.A..
AQIDAH ISLAM Kelas VII Semester I. A. PENGERTIAN AKIDAH ISLAM 1.Pengertian Akidah Islam Menurut Bahasa Akidah adalah kata sifat dalam bahasa Arab yang.
IMAN KEPADA KITAB KITAB ALLAH 1.Devintha Farahdila R. 2.Rafli Firmansyah 3.Salsabila Ainun.
IMAN KEPADA MALAIKAT. 1. Pengertian malaikat Allah Kata ‘malaikat’ berasal dari kata malak, bentuk jamaknya adalah malaikah. Kata malak memiliki arti.
SIFAT-SIFAT WAJIB BAGI ALLAH SWT.. 1. Pengertian Sifat wajib bagi Allah Swt adalah sifat-sifat yang pasti (wajib) dimiliki oleh Allah Swt. yang sesuai.
Nama Kelompok : 1. Abdul Majid Ridwan 2. Kusnadi.
IMAN KEPADA KITAB ALLAH SWT. DENGAN MEMBACA Y  N  Y  QW  Y  W  N  WQ  Y  TPV  Y  TN Y 
IMAN KEPADA MALAIKAT OLEH: ZAINUL ROHMAN. Pengertian malaikat Allah malaikat berarti utusan Allah yang dengan patuh dan tunduk mengemban semua amanat.
Transcript presentasi:

ARKANUL IMAN Iman Kepada Allah Iman Kepada Malaikat Iman Kepada Nabi Dan Rasul Iman Kepada Kitab Iman Kepada Hari Kiamat Iman Kepada Qodo dan Qodar / Takdir

Iman Kepada Allah Iman kepada Allah :Seseorang tidak dikatakan beriman kepada Allah hingga dia mengimani 4 hal: Mengimani adanya Allah. Mengimani rububiah Allah, bahwa tidak ada yang mencipta, menguasai, dan mengatur alam semesta kecuali Allah. Mengimani uluhiah Allah, bahwa tidak ada sembahan yang berhak disembah selain Allah dan mengingkari semua sembahan selain Allah Ta’ala. Mengimani semua nama dan sifat Allah (al-Asma'ul Husna) yang Allah telah tetapkan untuk diri-Nya dan yang nabi-Nya tetapkan untuk Allah, serta menjauhi sikap menghilangkan makna, memalingkan makna, mempertanyakan, dan menyerupakanNya

Sifat-sifat Allah Sifat-sifat yang wajib bagi Allah itu dapat dibagi Kepada empat bagian, yaitu : 1. Sifat Nafsiyah Yaitu suatu sifat yang tidak bisa dipisahkan dari zat-Nya. Sifat Nafsiyah hanya satu yaitu : Wujud yang artinya Allah itu ada. mustahil ‘Adam (tiada). “Allah lah yang menciptakan Iangit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya. (QS. As Sajdah: 4). Sifat Salbiyah Yaitu suatu sifat-sifat Allah yang tidak dapat diartikan melainkan dengan pengertian “tidak”. Sifat Salbiyah ini berjumlah lima sifat, yaitu : Qidam, Baqo, Qiyamihu binafsihi, Muhkolafatullil Hawaditsi, Wahdaniyat. penjelasan

a. Sifat Qidam (Allah tidak berpermulaan), mustahil Huduts (ada yang mendahului). “Dialah yang Awal dan Yang Akhir. Yang Zhahir (Yang nyata adanya karena banyak buktinya) dan yang Batin (yang tak dapat digambarkan hikmat Dzat-Nya oleh akal).” (QS. Al Hadid: 3). b. Sifat Baqo (Allah tidak berkesudahan), mustahil Fana (berakhir). “Dan tetap kekal Dzat Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan.” (QS. Ar Rahman: 27). c. Sifat Mukholafatu lil hawaditsi (Allah tidak sama dengan semua mahluk/segala sesuatu), mustahil Mumatsalatu lil hawaditsi (ada yang menyamai). Ditegaskan dalam Al Qur’an, “Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia.” (QS. Asy Syuro: 11). d. Sifat Qiyamuhu binafsihi (Allah tidak membutuhkan yang lain (berdiri sendiri), mustahil Ihtiyaju lighoirihi (membutuhkan yang lain). “sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam.” (QS. Al Ankabut: 6). e. Sifat Wahdaniyat (Tidak berbilang/Esa), mustahil Ta’adud (terbilang). “Katakanlah, Dialah Allah Yang Maha Esa.” (QS.Al Ikhlas: 1).

3. Sifat Ma’ani Yaitu suatu sifat yang mempunyai makna yang menetap pada zat-Nya. Sifat Ma’ani jumlahnya ada tujuh, yaitu : Qudrat, Iradat, Ilmu, Hayat, Samak, Bashar. 4. Sifat Ma’nawiyah Yaitu suatu sifat yang merupakan kelaziman dari sifat ma’ani. Jumlahnya ada tujuh juga, yaitu :Qadiran, Muridan, ‘Aliman, Hayyan, Samian, Bashiran. penjelasan penjelasan Sebagai Tambahan. Ulama Mutakallimin (ahli aqidah islam) berbeda pendapat dalam menentukan jumlah sifat-sifat Allah. Abu Hasan Al-Asy’ari menyatakan ada 13 sifat sedangkan Abu Manshur Al-Maturidi menyatakan ada 20 sifat.

a. Sifat Qudrat (Allah berkuasa), mustahil ‘Ajzun (lemah). “Sesungguhnya Allah berkuasa atas segala sesuatu.” (QS. Al Baqoroh: 20). b. Sifat Irodat (berkehendak), mustahil Karohah (terpaksa). “Sesungguhnya Tuhanmu Maha Pelaksana terhadap apa yang Dia kehendaki.” (QS. Hud: 107). c. Sifat Ilmu (maha mengetahui), mustahil ]ahlun (bodoh). “Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS.An Nisa’: 176). d. Sifat Hayat (hidup), mustahil Mautun (mati)”Allah tidak ada Tuhan melainkan Dia yang hidup kekal lagi mengurus (makhluk-Nya).” (Ayat Qursi). e. Sifat Sama’ (Maha mendengar), mustahil Shomamun (tuli). “Dan Allah Maha Mendengar serta Maha Mengetahui.” (QS. Al Baqoroh: 256). d. Sifat Bashor (Maha Melihat), mustahil ‘Ama (buta). “Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al Hujurat: 18). e. Sifat Kalam (berfirman), mustahil Bukmun (bisu). “Dan Allah telah berbicara kepada (Nabi) Musa dengan langsung.” (QS. An Nisa: 164).

a. Allah itu Qodiron (Dzat Yang selalu Maha Berkuasa), mustahil Kaunuhu ‘ajizan (Dzat yang lemah). “Sesungguhnya Alllah berkuasa atas segala sesuatu.” (QS. Al Baqoroh: 20). b. Allah itu Muridan (Dzat Yang selalu Maha Berkehendak), mustahil Kaunuhu karihan (Dzat yang terpaksa). “Sesungguhnya Tuhanmu Maha Melaksanakan apa yang Dia kehendaki.” (QS. l1/Hud: 107). c. Allah itu Aliman (Dzat Yang Maha Mengetahui), mustahil Kaunuhu jahilan (Dzat yang bodoh). “Dan Alllah Maha Mengetahui sesuatu.” (QS. 4/An Nisa’: 176). d. Allah itu Hayyan (Dzat Yang selalu Maha Hidup), mustahil kaunuhu Mayyitan (Dzat yang mati). “Dan bertakwalah kepada Allah yang hidup kekal dan yang tidak mati.” (QS. Al Furqon: 58). e. Allah itu Sami’an (Dzat Yang selalu Maha Mendengar), mustahil Kaunuhu ashomaman (Dzat yang tuli). “Allah Maha Mendengar dan Maha Mengetahui.” [QS. Al Baqoroh: 256). d. Allah itu Bashiron (Dzat Yang selalu Maha Melihat), mustahil Kaunuhu 'aman (Dzat Yang buta). "Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan." (QS. Al Hujurat: 18). e. Allah itu Mutakalliman (Dzat yang selalu Maha berfirman), mustahil Kaunuhu abkaman (Dzat yang bisu). "Dan Allah telah berbicara kepada (Nabi) Musa dengan langsung." [QS. An Nisa': 164).

Iman Kepada Malaikat Kata malaikat merupakan jamak dari kata Arab malak (ملاك) yang artinya kekuatan. Jadi malaikat adalah kekuatan-kekuatan yang patuh pada ketentuan dan perintah Allah. Malaikat dalam Islam, merupakan hamba dan ciptaan Allah yang dijadikan daripada cahaya lagi mulia dan terpelihara dari kemaksiatan. Mereka bukan laki-laki juga bukan perempuan, tidak bersuami atau isteri, tidak beribu atau berbapa dan tidak beranak. Mereka tidak tidur dan tidak makan serta tidak minum. Mereka mampu menjelma kepada rupa yang dikehendaki dengan izin Allah. Sebagai contoh malaikat datang kepada kaum Lut menyerupai lelaki yang tampan. Malaikat dikatakan mempunyai sayap dan mampu terbang dengan laju (sesuai dengan cahaya yang bergerak ).

Nama & Tugas Malaikat Di antara para malaikat yang wajib setiap orang Islam ketahui sebagai salah satu Rukun Iman adalah , Nama dan Tugasnya : Jibrail جبرائيل/جبريل Menyampaikan wahyu Allah. Mikail ميكائيل Menyampaikan/membawa rezeki yang ditentukan Allah. Israfil إسرافيل Meniup sangkakala apabila diperintahkan Allah di hari Akhirat. Izrail عزرائيل Mencabut nyawa. Munkar منكر Menanyai mayat di dalam kubur. Nakir نكير Menanyai mayat di dalam kubur. Ridhwan رضوان Menjaga pintu syurga dan menyambut ahli syurga. Malik مالك Menjaga pintu neraka dan menyambut ahli neraka. Raqib رقيب Mencatat segala amalan baik manusia. Atid عتيد Mencatat segala perlakuan buruk manusia. Dari nama-nama malaikat di atas yang disebut di dalam Al Qur'an, yaitu Jibril, Mikail, Malik, Raqib dan Atid. Sedangkan Israfil, Munkar dan Nakir disebut dalam Hadits. Nama Malaikat Maut, Izrail, tidak ditemui sumbernya baik dalam Al Quran maupun Hadits. Kemungkinan nama malaikat Izrail didapat dari sumber Israiliyat. Dalam Al Qur'an, hanya disebut Malaikat Maut.

Nama Malaikat Yang Lain Berikut merupakan malaikat yang lain selain daripada 10 yang wajib diketahui yaitu : Malaikat Zabaniyah - malaikat penyiksa didalam neraka yang banyak jumlahnya, sehingga ada riwayat menyebutkan jumlah mereka sekitar 70,000. Hamalatul Arsy - empat malaikat penanggung Arasy Allah (pada hari kiamat jumlahnya akan ditambah empat menjadi delapan) Malaikat Rahmat (kitab Daqoiqul Akhbar) Malaikat Kiraman Katibin - pencatat amal baik dan buruk Malaikat Harut dan Marut (Al-Baqarah ayat 102) Juga diketahui akan adanya malaikat penjaga manusia atau Hafzah. Dalam Islam, Iman kepada malaikat adalah salah satu Rukun Iman. Beriman kepada malaikat adalah percaya dan membenarkan dengan hati bahwa malaikat Allah SWT benar-benar wujud. Malaikat bersifat ghaib, tidak dapat dilihat oleh mata kasar, tetapi dapat diketahui dan difahami secara majaz(metafora), seperti adanya wahyu yang diterima oleh para nabi dan rasul. Para nabi dan rasul menerima wahyu melalui perantaraan malaikat Allah SWT tersebut.

Iman Kepada Nabi/Rasul Allah Kata "nabi" berasal dari kata naba yang berarti "dari tempat yang tinggi"; karena itu orang 'yang di tempat tinggi' semestinya punya penglihatan ke tempat yang jauh (prediksi masa depan) yang disebut nubuwwah. Nabi (bahasa Arab: نبي) dalam agama Islam adalah laki-laki yang diberi oleh Allah wahyu dan tidak wajib disampaikan kepada umatnya. Dikatakan bahwa, jumlah nabi ada 124 ribu orang, sebagaimana disebutkan di dalam hadits Muhammad. Para nabi boleh menyampaikan wahyu yang diterimanya tetapi tidak punya kewajiban atas umat tertentu atau wilayah tertentu. Sementara, kata "rasul" berasal dari kata risala yang berarti penyampaian. Karena itu, para rasul, setelah lebih dulu diangkat sebagai nabi, bertugas menyampaikan wahyu dengan kewajiban atas suatu umat atau wilayah tertentu

Nabi dan rasul dalam Al-Qur'an Al-Qur'an menyebut beberapa orang sebagai nabi. Nabi pertama adalah Adam dan nabi terakhir ialah Muhammad yang ditugaskan untuk menyampaikan Islam dan peraturan yang khusus kepada manusia di zamannya sehingga Manusia siap untuk menghadapi hari kiamat. Selain ke-25 nabi sekaligus rasul, ada juga nabi lainnya seperti dalam kisah Khidir bersama Musa yang tertulis dalam Surah Al-Kahf ayat 66-82. Terdapat juga kisah Uzayr dan Syamuil. Juga nabi-nabi yang tertulis di Hadits dan Al-Qur'an, seperti Yusya' bin Nun, Iys, dan Syits. Sedangkan orang suci yang masih menjadi perdebatan sebagai seorang nabi atau hanya wali adalah Luqman al-Hakim dalam Surah Luqman.

Kriteria nabi dan rasul Dikatakan bahwa nabi dan rasul memiliki beberapa kriteria yang harus dipenuhi, di antaranya adalah: - Dipilih dan diangkat oleh Allah. - Mendapat mandat (wahyu) dari Allah. - Bersifat cerdas. - Dari umat Bani Adam (Manusia). - Nabi dan rasul adalah seorang pria.

Perbedaan nabi dan rasul Para ulama menyebutkan banyak perbedaan antara nabi dan rasul, akan tetapi penjelasan disini hanya menjelaskan sebagaian saja. Di antaraperbedaan itu adalah: Jenjang kerasulan lebih tinggi daripada jenjang kenabian, Rasul diutus kepada kaum yang kafir, sedangkan nabi diutus kepada kaum yang telah beriman. Para rasul diutus dengan membawa syari’at baru, sedangkan nabi hanya mengikuti syari'at sebelumnya, Seluruh rasul diselamatkan dari percobaan pembunuhan dari umatnya, tetapi sebagian para nabi pernah dibunuh oleh umatnya.

Iman Kepada Kitab-Kitab Allah Kitab yang diturunkan oleh Allah yang wajib kita ketahui ada 4, yaitu : Kitab Jabur diturunkan kepada nabi Dawwud as Kitab Tauret diturunkan kepada nabi Musa as Kitab Injil diturunkan kepada nabi Isa as Kitab Al-quran diturunkan kepada nabi Muhammad saw Nabi yang lain selain nabi adam dan yang empat tadi mereka mendapatkan wahyu dari Allah yang disebut dengan Mushaf atau suhuf. Sedangkan nabi adam mendapatkan wahyu berupa Al-Asma (bisa mengetahui nama-nama benda yang ada dimuka bumi ini).

Iman Kepada Hari Kiamat Hari Kiamat dari segi bahasa bermaksud "Hari Kebangkitan Manusia", terdiri daripada 3 suku kata, iaitu: Yaum (يوم‎) = Hari, masa atau tempoh Qiyam (قيام‎) = Tegak, bangkit, berdiri `Ummah (أمة‎) = Umat, bangsa Dari segi istilah Yaumul Qiyamah sering dimaksudkan dengan hari kiamat (kehancuran alam semesta berserta dengan isinya). Yaumul Qiyamah sama halnya dengan Yawm ad-Din yang dimaksud adalah suatu waktu (masa) dimana pada hari itu akan terjadi kebangkitan sebuah komunitas umat manusia yang hidup berlandaskan agama Allah (dinullah). Umat ini bangkit 700 tahun sekali dengan diutusnya seorang rasul dari umat tersebut.

Iman Kepada Qadha & Qadar Menurut bahasa qadha memiliki beberapa arti yaitu hukum, ketetapan, perintah, kehendak, pemberitahuan, dan penciptaan. Sedangkan menurut istilah, qadha adalah ketentuan atau ketetapan Allah SWT dari sejak zaman azali tentang segala sesuatu yang berkenaan dengan makhluk-Nya sesuai dengan iradah (kehendak-Nya), meliputi baik dan buruk, hidup dan mati, dan seterusnya. Menurut bahasa, qadar berarti kepastian, peraturan, dan ukuran. Sedangkan menurut istilah, qadar adalah perwujudan ketetapan (qadha) terhadap segala sesuatu yang berkenaan dengan makhluk-Nya yang telah ada sejak zaman azali sesuai dengan iradah-Nya. Qadar disebut juga dengan takdir Allah SWT yang berlaku bagi semua makhluk hidup, baik yang telah, sedang, maupun akan terjadi

Iman Kepada Qadha & Qadar Beriman kepada qada dan qadar adalah menyakini dengan sepenuh hati adanya ketentuan Allah SWT yang berlaku bagi semua mahluk hidup. Semua itu menjadi bukti kebesaran dan kekuasan Allah SWT. Jadi, segala sesuatu yang terjadi di alam fana ini telah ditetapkan oleh Dalil tentang Qadha dan Qadar : a. Q.S Ar-Ra’d ayat 11. b. Q.S Al-A’laa ayat 3.

Takdir Takdir adalah ketentuan suatu peristiwa yang terjadi di alam raya ini yang meliputi semua sisi kejadiannya baik itu mengenai kadar atau ukurannya, tempatnya maupun waktunya. Dengan demikian segala sesuatu yang terjadi tentu ada takdirnya, termasuk manusia. Umat Islam memahami takdir sebagai bagian dari tanda kekuasaan Tuhan yang harus diimani sebagaimana dikenal dalam Rukun Iman. Penjelasan tentang takdir hanya dapat dipelajari dari informasi Tuhan, yaitu informasi Allah melalui Al Quran dan Al Hadits. Secara keilmuan umat Islam dengan sederhana telah mengartikan takdir sebagai segala sesuatu yang sudah terjadi.

Macam-Macam Takdir a. Takdir mua’llaq Yaitu takdir yang erat kaitannya dengan ikhtiar manusia. Contohnya seorang siswa bercita-cita ingin menjadi insinyur pertanian. Untuk mencapai cita-citanya itu ia belajar dengan tekun. Akhirnya apa yang ia cita-citakan menjadi kenyataan. Ia menjadi insinyur pertanian. b. Takdir mubram Yaitu takdir yang terjadi pada diri manusia dan tidak dapat diusahakan atau tidak dapat di tawar-tawar lagi oleh manusia. Contoh. Ada orang yang dilahirkan dengan mata sipit , atau dilahirkan dengan kulit hitam sedangkan ibu dan bapaknya kulit putih dan sebagainya.

Manfa’at Keimanan Iman melenyapkan kepercayaan kepada kekuasaan benda Iman menanam semangat berani menghadapi maut Iman memberikan ketentraman jiwa Iman melahirkan sikap ikhlas dan konsekwen Iman memberikan keberuntungan Iman mewujudkan kehidupan yang baik (hayatan tayibah)

TERIMA KASIH