SMART CITY KONSEP DAN KEMUNGKINAN PENERAPANNYA DI PAPUA

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Kerangka Kerja Kompetensi TIK untuk Guru
Advertisements

Memahami Proses Pemasaran Dan Perilaku Konsumen
E-LEARNING E-LEARNING KELOMPOK III HEDI SUSANTO HERY WAHYUDI HUSMADIA
E-GOVERNMENT Adek Friska T Amalia Setyawati Henry Saputra
INFRASTRUCTURE FRAMEWORK REGULATORY FRAMEWORK ORGANIZATIONAL FRAMEWORK
Penerapan e-government di lingkungan pemerintah kabupaten badung
E-government Komputer Masyarakat 17 November 2009.
E-government Komputer Masyarakat.
E-GOVERMENT FARADIBA QADAAR ( ).
Blog: http//: azduf-lkp.co.cc
Peningkatan Literasi Komputer dan Pemanfaatan Telematika di Lingkungan Pemerintah Daerah Budi Rahardjo PPAU Mikroelektronika ITB Diskusi Kebijakan Teknologi,
PENGUATAN DAYA SAING DENGAN KLASTER INDUSTRI UNTUK MEMASUKI EKONOMI MODERN Kristiana ( )
Nabilah [ I ] Sinta Rachma Putri [ I ]
KEMANDIRIAN DESA BERBASIS IT
Penerapan Telemedicine:Meningkatkan Ketersediaan Layanan Pemerintahan
Pengantar Pemahaman E-Government
PENGELOLAAN SISTEM INFORMASI
PEMASARAN PERTEMUAN 12.
KOMPUTER DAN PEMERINTAHAN
Fase Perkembangan e-Gov & Inovasi Layanan Masyarakat (G2C)
INFRASTRUKTUR E-GOVERNMENT
ICT Bagi Manajemen Organisasi Pemerintah
KRITERIA PENILAIAN AIPT << STANDAR 6 >>
DASAR HUKUM INFORMATIKA DAN SISTEM INFORMASI KESEHATAN
Pemasaran untuk Memulai Bisnis
Deputi Bidang Pengembangan Regional
Posisi dan Peran ISP dalam Mempercepat Pembangunan ICT Nasional
PERATURAN PERUNDANGAN TERKAIT e-GOVERNMENT
Survival di Era Globalisasi
POLICY FOCUS AREAS.
e - Business “e-Government” Sistem Informasi STMIK AMIKOM Purwokerto
SISTEM INFORMASI KESEHATAN NASIONAL (SIKNAS)
PEREKONOMIAN INDONESIA
Sistem Informasi Manajemen
Memahami Proses Pemasaran Dan Perilaku Konsumen
SISTEM INFORMASI DALAM ORGANISASI
STRATEGI PENGEMBANGAN E-GOVERMENT
Perbedaan Organisasi Sektor Publik dan Swasta Secara Umum
POLICY FOCUS AREAS.
E-government Pertemuan I
KELOMPOK 2: 1. Ridho 2. Roidah Khoirun N. 3. Lia Surya Parastika 4
HUBUNGAN SISTEM INFORMASI &
BALAI INFORMASI MASYARAKAT (BIM)
Bagian 1 Definisi Pemasaran dan Proses Pemasaran
OPTIMALISASI e-GOVERNMENT MENUJU SMART CITY
Komputer dalam Pemerintahan
PEMANFAATAN TIK MAHASISWA KKN DESA BANJARSARI
Materi 1 Materi 2 Materi 4 Materi 5 Materi 6 Materi 7 Materi 8
INFORMASI DAN KOMUNIKASI
Komputer dan Pemerintahan
MODEL KEMATANGAN INOVASI LEVEL 4 STANDAR INOVASI
Peningkatan Penggunaan Teknologi Digital Dalam Sistem Pelayanan Publik
E-Government Reformasi Birokrasi
E-Government 27 Sept 2010.
SKIP.
POKOK BAHASAN SEKILAS TENTANG PENERAPAN TIK
MANAJEMEN PEMASARAN (EKMA4216) MODUL 2 PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN Tutor : Padlah Riyadi., SE., MM., Ak., CA.
JAWA TENGAH MENUJU SMART PROVINCE
SAFITRI JAYA. S.Kom, M.T.I Universitas Pembangunan Jaya
MANAJEMEN SISTEM INFORMASI PUBLIK
E-Government Reformasi Birokrasi
Information Communication and Technology (ICT)
MANAJEMEN SISTEM INFORMASI PUBLIK
KELOMPOK 2 : ERNI PRATAMI CITRA A. SONI RIO RIFQI ARYA S.
Kebijakan Statistik Sektoral
KELOMPOK 2: 1. Ridho 2. Roidah Khoirun N. 3. Lia Surya Parastika 4
SISTEM INFORMASI KESEHATAN
MUSRENBANG Perubahan RPJMD Tahun
Oleh : Drs. Maulana Amir MS, M.Si Kepala Bidang Pengolahan Data Elektronik Dinas Komunikasi dan Informatika Daerah Provinsi Sulawesi Tengah Disampaikan.
MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA OTORITAS JASA KEUANGAN
Transcript presentasi:

SMART CITY KONSEP DAN KEMUNGKINAN PENERAPANNYA DI PAPUA DISKOMINFO Provinsi Papua Jl. Soa Siu Dok II Bawah Jayapura SMART CITY KONSEP DAN KEMUNGKINAN PENERAPANNYA DI PAPUA Disampaikan dalam Rakornis Diskominfo Kabupaten/Kota Se Provinsi Papua Wamena, 1 Juni 2016 Suhartono HP: +62 813 15897 118 stono118@gmail.com

Agenda Presentasi Konsep Smart City Faktor Pembentuk Smart City Smart Papua - Smart City untuk Papua

1. KONSEP SMART CITY

Konsep “Smart and Innovative City” Secara tradisional, SMART CITY didefinisikan sebagai kota yang memanfaatkan TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) yang memungkinkan infrastruktur penting, komponen dan fasilitas di dalamnya berfungsi secara interaktif, efisien, yang pada akhirnya membuat warga kota menyadari pentingnya keberadaan mereka. Dalam definisi yang lebih luas, sebuah kota dapat dikategorikan “smart” bilamana investasinya di dalam sumber daya manusia, kehidupan sosial, dan infrastruktur komunikasinya dapat secara aktif menyokong pembangunan ekonomi yang berkelanjutan dan kwalitas hidup yang tinggi, termasuk di dalamnya pengelolaan sumber daya alam melalui keikutsertaan pihak pemerintah.

Smart City = Kota Cerdas Menghubungkan Kolaborasi / bekerja sama Mempertukarkan Mendidik Meremajakan Memperbarui Menetapkan Mengembangkan Mengakses Menunjuk Mendirikan Membagi

Transisi dari “Just City” ke “Smart City”

2. FAKTOR PEMBENTUK SMART CITY

Elemen Keberhasilan SMART CITY Knowledge Technology Leadership Cooperation and Partnerships

Tiga Faktor Utama Komponen Smart City

Sejumlah Area dan faktor yang membentuk sebuah Smart City Economy (Ekonomi) Penetrasi TIK dalam dunia usaha Promosi sektor keuangan Memelihara dan menarik minat para talenta dan mendukung kreeatifitas Mendukung kewirausahaan Ciptakan ruang usaha Internasionalisasi Citizen / People (Penduduk) Pendidikan dan pelatihan E-Learning Pelatihan seumur hidup Investasi di Sumber Daya Manusia Riset dan Pengembangan Governance (Manajemen Pemerintahan) Perencanaan Strategis untuk mendukung E-Government dan Pemanfaatan TIK Pelayanan Publik secara on-line Pelaksanaan pemerintahan secara transparan Mewujudkan E-Democrasy Mempromosikan TIK dan inovasi baru Mobility (Mobilitas) Pembangunan infrastruktur TIK dan konektivitasnya Pengembangan Akses Internet Publik Environment (Lingkungan) Perwujudan rasa aman dan membangun kepercayaan Pelestarian budaya dan identitas bangsa Living (Kwalitas Hidup) Menyelenggarakan E-Health Memberikan kemudahan akses dan E-Inclusion

Smart Economy Smart Economy mengacu ke kota-kota yang memiliki industri “smart”, khususnya di area TIK, dan industri lainnya yang membutuhkan TIK dalam proses produksinya. Smart Economy juga mencakup sejumlah faktor yang terkait dengan aspek kompetitif perekonomian dari daerah / kota bersangkutan, seperti : Penetrasi TIK di sektor usaha. Penggunaan PC dan Internet di perusahaan-perusahaan. Penetrasi penggunaan internet untuk kegiatan bisnis. Promosi aspek keuangan. Pengembangan agen-agen pembangunan lokal. Menyusun rancangan strategi untuk pembangunan perekonomian kota. Memelihara dan menarik minat para talenta dan mendukung kreatifitas. Memberikan dukungan bagi kewirausahaan Mengembangkan area-area bisnis. Taman-taman Sains dan Teknologi Taman-taman Industri Inkubator dunia usaha Internasionalisasi kota. Pengembangan strategi promosi internasional bagi kota. Pembangunan proyekproyek berkelas (flagship) untuk menciptakan posisi internasional dari kota. Partisipasi di jaringan perkotaan internasional

Smart People Elemen pembeda antara sebuah “digital city” dengan sebuah “smart city” adalah pada Smart People. Masyarakat dikategorikan cerdas / pintar terkait dengan tingkat pendidikan dan ketrampilannya, sebagaimana juga kalitas kehidupan interaksi sosialnya untuk berbaur (terintegrasi) maupun kwalitas hidupnya, serta kemampuan mereka untuk membuka diri terhadap dunia “luar”. Masyarakat cerdas (smart people) bisa diciri melalui beberapa faktor: Pendidikan dan Pelatihan.. Populasi dengan tingkat pendidikan akademi ke atas. Keberadaan perguruan tinggi di kota. Area prioritas dari pendidikan yang ditawarkan. Adaptasi dunia pendidikan untuk memenuhi kebutuhan pasar tenaga kerja terkini. E-Learning Perencanaan pengembangan kelas-kelas digital. Penetrasi TIK di sektor pendidikan. Implementasi program-program e-learning. Pelatihan seumur hidup Pembangunan Sumber Daya Manusia. Kolaborasi antara perusahaan-perusahaan dengan Pusat-pusat Pengetahuan (Knowledge Centre). Riset dan Pengembangan

Smart Governance Smart Governance mencakup partisipasi aktif secara politik dan pelayanan pemerintah ke publik menggunakan E-Government dan E-Democracy. Partisipasi aktif masyarakat dalam kegiatan kepemerintahan akan melahirkan sebuah masyarakat baru, yakni E-Citizen. Smart Governance ditandari oleh beberapa faktor: Pembelanjaan publik lokal atas komponen TIK. Ketersediaan situs-situs / website. Ketersediaan perencanaan strategis yang mendukung E-Government dan TIK. Pelayanan publik / ke masyarakat secara on-line. Persentase layanan yang tersedia secara on-line. Layanan on-line utama yang ditawarkan oleh kota. Jumlah staf administrasi yang menggunakan komputer yang terhubung dengan internet. Tanda tangan elektronik. Pemerintahan yang transparan E-Democracy. Partisipasi warga / masyarakat. Voting elektronik Promosi TIK dan inovasi baru.

Smart Mobility Smart Mobility berhubungan dengan pemberian akses ke teknologi baru kepada publik, dan pemanfaatannya dalam kehidupan sehari-harinya di perkotaan. Infrastuktur yang dibangun harus memungkinkan penggunanya untuk berbagi dan memproses setiap informasi secara langsung dari mana saja. Karena itu dibutuhkan broadband dengan bandwidth yang besar. Pemanfaatan wify dapat dipertimbangkan sebagai jaringan telekomunikasi publik yang selayaknya segera dikembangkan. Smart Mobility ditandari oleh beberapa faktor: Konektifitas dan infrastruktur TIK Penetrasi ICT di rumah-rumah. Penggunaan internet. Cakupan Broadband. Penggunaan Broadband. Penggunaan telepon genggam Penetrasi penggunaan telpon genggam. Akses Internat Publik. Jumlah hotspot wi-fy di kota-kota. Pusat-pusat akses internet publik. Promosi kerja sama dengan ISP.

Smart Environment Smart Environment mengacu ke penggunaan teknologi baru untuk melindungi dan menjaga lingkungan hidup sebuah kota. Smart Environment ditandai oleh beberapa faktor: Rasa aman dan percaya. Penggunaan TIK untuk memperbaiki keamanan publik. Perlindungan budaya dan identitas bangsa. Inisiatif atas digitalisasi harta-harta peninggalan..

Smart Living Berbicara tentang Smart Living pada dasarnya mencakup sejumlah aspek yang secara substansial meningkatkan kualitas hidup warga kota, seperti kebudayaan, kesehatan, keamanan, perumahan, turisme, dan lain-lainnya. Pengembangan masing-masing aspek di atas akan membawa ke kehidupan yang lebih memuaskan, utuh dan harmonis. Smart Living ditandai oleh beberapa faktor: E-Health Pengunaan kartu kesehatan elektronik. Pelayanan medis on-line. Aksesibilitas dan E-Inclusion. Pengembangan program-program inklusi digital bagi kelompok-kelompok yang berisiko dimarginal- kan.

3. SMART CITY UNTUK PAPUA

Kiat Sukses Membangun Smart City

TAHAPAN PENGEMBANGAN SMART CITY

Framework Umum Smart City

INISIATIF SMART CITY

ARSITEKTUR NILAI LEBIH DARI SMART CITY

PERAN STACKHOLDERS DALAM PEMBANGUNAN SMART CITY

ICT Master Plan untuk Papua – Smart City (SMART PAPUA)

Apa langkah selanjutnya? SMART PAPUA Apa langkah selanjutnya? Apa ekspektasi setelah memahami sedikit tentang Konsep Smart City? Bagaimana target waktu untuk bisa membangun Papua Smart City (Smart Papua)? Apa langkah selanjutnya yang perlu ditindaklanjuti segera untuk membangun Smart Papua? Kapan bisa dibangun ICT Masterplan untuk Papua dimana di dalamnya ada Roadmap Smart Papua? Kapan bisa presentasi di hadapan Bapak Gubernur dan pejabat terkait lainnya?