BAB 7 & 8 KEPEMIMPINAN ( Leadership ) Pembahasan : Teori dan arti penting kepemimpinan Tipologi Kepemimpinan Faktor-faktor yang mempengaruhi kepemimpinan Implikasi manajerial kepemimpinan dalam organisasi
TEORI DAN ARTI PENTING KEPEMIMPINAN Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin kepada pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Cara alamiah mempelajari kepemimpinan adalah dengan “melakukanya dalam kerja” dengan praktek seperti magang pada seorang seniman ahli, pengrajin, atau praktisi. Dalam hubungan ini sang ahli diharapkan sebagai bagian dari perannya memberikan pengajaran / instruksi.
TEORI-TEORI KEPEMIMPINAN : Teori kepemimpinan pada umumnya berusaha untuk memberikan penjelasan dan interpretasi mengenai pemimpin dan kepemimpinan dengan mengemukakan beberapa segi antara lain : Latar belakang sejarah pemimpin dan kepemimpinan Kepemimpinan muncul sejalan dengan peradaban manusia. Pemimpin dan kepemimpinan selalu diperlukan dalam setiap masa. Sebab-sebab munculnya pemimpin.
Ada beberapa sebab seseorang menjadi pemimpin, antara lain : Seseorang ditakdirkan lahir untuk menjadi pemimpin. ( melalui usaha penyiapan , pendidikan & kemauan sendiri ). Seseorang menjadi pemimpin bila sejak lahir ia memiliki bakat kepemimpinan (dikembangkan melalui pendidikan, pengalaman & tuntutan lingkungan) Untuk mengenai persyaratan kepemimpinan selalu dikaitkan dengan kekuasaan, kewibawaan, lingkungan dan kemampuan.
Teori-teori dalam Kepemimpinan A. Teori Sifat Teori ini bertolak dari dasar pemikiran bahwa keberhasilan seorang pemimpin ditentukan oleh sifat-sifat, perangai atau ciri-ciri yang dimiliki pemimpin itu. Atas dasar pemikiran tersebut timbul anggapan bahwa untuk menjadi seorang pemimpin yang berhasil, sangat ditentukan oleh kemampuan pribadi pemimpin. (yaitu kualitas seseorang dengan berbagai sifat, perangai/ciri-ciri).
Ciri-ciri ideal yang perlu dimiliki pemimpin menurut Sondang P Siagian (1994:75-76) adalah: Pengetahuan umum yang luas, daya ingat yang kuat, rasionalitas, obyektivitas, pragmatisme, fleksibilitas, adaptabilitas, orientasi masa depan. sifat inkuisitif, rasa tepat waktu, rasa kohesi yang tinggi, naluri relevansi, keteladanan, ketegasan, keberanian, sikap yang antisipatif, kesediaan menjadi pendengar yang baik, kapasitas integratif. Kemampuan untuk bertumbuh dan berkembang, analitik, menentukan skala prioritas, membedakan yang urgen dan yang penting, keterampilan mendidik, dan berkomunikasi secara efektif.
Kelemahan Teori Sifat adalah : Terlalu bersifat deskriptif Tidak selalu ada relevansi antara sifat yang dianggap unggul dengan efektivitas kepemimpinan. Teori Sifat dianggap sebagai teori yang sudah kuno Walaupun teori sifat memiliki berbagai kelemahan, namun apabila kita renungkan nilai-nilai moral dan akhlak yang terkandung didalamnya mengenai berbagai rumusan sifat, ciri atau perangai pemimpin (justru sangat diperlukan oleh kepemimpinan yang menerapkan prinsip keteladanan).
B. Teori Perilaku Dasar pemikiran teori ini adalah kepemimpinan merupakan perilaku seorang individu ketika melakukan kegiatan pengarahan suatu kelompok ke arah pencapaian tujuan. Pemimpin mempunyai deskripsi perilaku sbb : Perilaku seorang pemimpin yang cenderung mementingkan bawahan memiliki ciri : ramah tamah, mau berkonsultasi, mendukung, membela, mendengarkan, menerima usul dan memikirkan kesejahteraan bawahan serta memperlakukannya setingkat dirinya. Di samping itu terdapat pula kecenderungan perilaku pemimpin yang lebih mementingkan tugas organisasi. Berorientasi kepada bawahan dan produksi perilaku pemimpin yang berorientasi kepada bawahan ditandai oleh penekanan pada hubungan atasan-bawahan, perhatian pribadi pemimpin pada pemuasan kebutuhan bawahan serta menerima perbedaan kepribadian, kemampuan dan perilaku bawahan.
Sedangkan perilaku pemimpin yang berorientasi pada produksi memiliki kecenderungan penekanan pada segi teknis pekerjaan, pengutamaan penyelenggaraan dan penyelesaian tugas serta pencapaian tujuan. Pada sisi lain, perilaku pemimpin menurut model leadership continuum pada dasarnya ada dua yaitu berorientasi kepada pemimpin dan bawahan. Sedangkan berdasarkan model grafik kepemimpinan, perilaku setiap pemimpin dapat diukur melalui dua dimensi yaitu perhatiannya terhadap hasil/tugas dan terhadap bawahan/hubungan kerja. Kecenderungan perilaku pemimpin pada hakikatnya tidak dapat dilepaskan dari masalah fungsi dan gaya kepemimpinan (JAF.Stoner, 1978:442-443)
C. Teori Situasional Keberhasilan seorang pemimpin menurut teori situasional ditentukan oleh ciri kepemimpinan dengan perilaku tertentu yang disesuaikan dengan tuntutan situasi kepemimpinan dan situasi organisasional yang dihadapi dengan memperhitungkan faktor waktu dan ruang. Faktor situasional yang berpengaruh terhadap gaya kepemimpinan tertentu menurut Sondang P. Siagian (1994:129) : Jenis pekerjaan dan kompleksitas tugas Bentuk dan sifat teknologi yang digunakan Persepsi, sikap dan gaya kepemimpinan Norma yang dianut kelompok Rentang kendali Ancaman dari luar organisasi Tingkat stress Iklim yang terdapat dalam organisasi
TIPOLOGI KEPEMIMPINAN Tipologi kepemimpinan disusun dengan titik tolak interaksi personal yang ada dalam kelompok . Tipe-tipe pemimpin dalam tipologi ini dapat dikelompokkan dalam kelompok tipe berdasarkan jenis-jenisnya antara lain : 1. Tipe Otokratis. Seorang pemimpin yang otokratis ialah pemimpin yang memiliki kriteria atau ciri sebagai berikut: Menganggap organisasi sebagai pemilik pribadi Mengidentikkan tujuan pribadi dengan tujuan organisasi Menganggap bawahan sebagai alat semata-mata Tidak mau menerima kritik, saran dan pendapat Terlalu tergantung kepada kekuasaan formalnya Dalam tindakan penggerakkannya sering mempergunakan pendekatan yang mengandung unsur paksaan dan bersifat menghukum.
2. Tipe Militeristis Perlu diperhatikan terlebih dahulu bahwa yang dimaksud dari seorang pemimpin tipe militerisme berbeda dengan seorang pemimpin organisasi militer. Seorang pemimpin yang bertipe militeristis ialah seorang pemimpin yang memiliki sifat-sifat berikut : Dalam menggerakan bawahan sistem perintah yang lebih sering dipergunakan, Dalam menggerakkan bawahan senang bergantung kepada pangkat dan jabatannya, Senang pada formalitas yang berlebih-lebihan, Menuntut disiplin yang tinggi dan kaku dari bawahan, Sukar menerima kritikan dari bawahannya, Menggemari upacara-upacara untuk berbagai keadaan.
3. Tipe Paternalistis. Seorang pemimpin yang tergolong sebagai pemimpin yang paternalistis ialah seorang yang memiliki ciri sebagai berikut : Menganggap bawahannya sebagai manusia yang tidak dewasa, bersikap terlalu melindungi (overly protective) Jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil keputusan dan inisiatif Jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengembangkan daya kreasi dan fantasinya Sering bersikap mau tahu
4. Tipe Karismatik. Hingga sekarang ini para ahli belum berhasil menemukan sebab-sebab mengapa seseorang pemimpin memiliki karisma. Umumnya diketahui bahwa pemimpin yang demikian mempunyai daya tarik yang amat besar dan mempunyai pengikut yang banyak, meskipun para pengikut itu sering pula tidak dapat menjelaskan mengapa mereka menjadi pengikut pemimpin itu. Karena kurangnya pengetahuan tentang sebab akibat kenapa seseorang menjadi pemimpin yang karismatik, maka hanya dikatakan bahwa pemimpin yang demikian diberkahi dengan kekuatan gaib (supra natural powers).
Kekayaan, umur, kesehatan, profil tidak dapat dipergunakan sebagai kriteria untuk karisma. Gandhi bukanlah seorang yang kaya, Iskandar Zulkarnain bukanlah seorang yang fisik sehat. John F Kennedy adalah seorang pemimpin yang memiliki karisma meskipun umurnya masih muda pada waktu terpilih menjadi Presiden Amerika Serikat. Mengenai profil, Gandhi tidak dapat digolongkan sebagai orang yang “ganteng”.
5.Tipe Demokratis. Pengetahuan tentang kepemimpinan telah membuktikan bahwa tipe pemimpin yang demokratislah yang paling tepat untuk organisasi modern. Hal ini terjadi karena tipe kepemimpinan ini memiliki karakteristik sebagai berikut : Dalam proses penggerakan bawahan selalu bertitik tolak dari pendapat bahwa manusia itu adalah makhluk yang termulia di dunia Selalu berusaha men-sinkronisasikan kepentingan dan tujuan organisasi dengan kepentingan dan tujuan pribadi dari pada bawahannya Senang menerima saran, pendapat, dan bahkan kritik dari bawahannya Selalu berusaha mengutamakan kerjasama dan teamwork dalam usaha mencapai tujuan.
Ikhlas memberikan kebebasan yang seluas-luasnya kepada bawahannya untuk berbuat kesalahan yang kemudian diperbaiki agar bawahan itu tidak lagi berbuat kesalahan yang sama, tetapi lebih berani untuk berbuat kesalahan yang lain Selalu berusaha untuk menjadikan bawahannya lebih sukses daripadanya, dan berusaha mengembangkan kapasitas diri pribadinya sebagai pemimpin.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPEMIMPINAN Dalam melaksanakan tugas kepemimpinan mempengaruhi orang atau kelompok menuju tujuan tertentu, maka kita sebagai pemimpin dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor itu berasal dari diri kita sendiri, pandangan kita terhadap manusia, keadaan kelompok dan situasi waktu kepemimpina kita laksanakan. Orang yang memandang kepemimpinan sebagai status dan hak untuk mendapatkan fasilitas, uang dan barang, jelas akan menunjukkan praktek kepemimpinan yang tidak sama dengan orang yang mengartikan kepemimpinan sebagai pelayanan kesejahteraan orang yang dipimpinnya.
Faktor-faktor yang berasal dari kita sendiri yang mempengaruhi kepemimpinan kita adalah pengertian kita tentang kepemimpinan, nilai atau hal yang kita kejar dalam kepemimpinan, cara kita menduduki tingkat pemimpin dan pengalaman yang kita miliki dalam bidang kepemimpinan.
IMPLIKASI MANAJERIAL KEPEMIMPINAN DALAM ORGANISASI Sebab yang terjadi bila implikasi manajerial kepemimpinan dalam organisasi adalah akan menciptakan kepemimpinan yang baik karena Adanya proses manajemen yang direncanakan Induk dari sebuah perusahaan adalah pemimpin jadi bila pemimpinnya berkualitas maka perusahaan tersebut akan menunjukkan kualitasnya.