PENGENDALIAN HEPATITIS Palembang, 29 Januari 2016
TUJUAN TUJUAN UMUM Melaksanakan kegiatan pengendalian Hepatitis, secara berhasil-guna dan berdaya-guna dalam rangka meningkat TUJUAN KHUSUS •Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran •Mencegah terjadinya penularan •Menurunkan angka kesakitan dan kematian •Meningkatkan kualitas hidup orang dengan hepatitis
Strategies to Reduce HBV Disease Continue and enhance vaccination efforts - School and childcare requirements - HCW - Adults (20-44 years) - Birth dose Surveillance Early detection Education Perinatal hepatitis B prevention program
Perkembangan Upaya Pengendalian Hepatitis Virus Di Indonesia Indonesia Inisiator Resolusi WHA Peringatan HHS I di Ind Deteksi dini Hep B pd Bumil dan Nakes di 20 Kab/Kt (13 prop) Pengamatan Hep B dan C pada kelompok resti di 4 prop Promosi Hepatitis (Sos dan Adv) 2010 2012 2014 2011 2013 2015 Hep masuk program di Subdit Diare & ISP, PPML Deteksi dini Hep B pd Bumil dan Nakes di DKI Deteksi dini Hep B pd Bumil dan Kelompok Berisiko Tinggi di 31 Kab/kota (24 Prop) Pengamatan Hep B dan C pada kelompok resti di 7 prop Terbitnya Permenkes no 53 thn 2015 ttg Pengendalian Hep Virus
UPAYA PENGENDALIAN HEPATITIS B & C TARGET PENGENDALIAN (IMPACT) POPULASI Prev Hep B SASARAN STRATEGIS TARGET 2019 Populasi Risti : Bumil Nakes Penasun 4. Pekerja seks 5. LGBT 6. ODHA 7. Pasien IMS 8.Hemodialisis, Hemopili 9. Warga Binaan Penjara 10. dll Populasi Umum: Orang im Hep B(-) 2. Kelg/kontak erat dg pengidap Hepatitis 1.Bumil 1,3%-8% 2. Nakes 1,6-5,3 % 3. Penasun 4,4 – 7,4% 4.Waria/TG 4 - 6% 5. LSL 6,7 -10,6% 6. Pop umum: >15 th 7,1%; 1-4 th 4,2%; 5-9 th 7,1%; 1-14 th 6,8% Paling tidak 80% kelompok Risti melakukan DDH 90% bayi baru lahir mendapatkan Imun Hep B <24 jam 80% orang yang ditemukan mendapatkan layanan lanjutan Kab/kota melaks Advo & Sos90% Kab/kota Det Dini Hep B & C pd pop berisiko 80% Prop melaksanakan pengamatan 100% Tahun 2020 : Eliminasi transmisi HIV, Sifilis dan Hepatitis dari ibu ke anak Prev Hep C Tahun 2030 ELIMINASI HEPATITIS B & C 1.Pada Pop umum umur > 15 th, prev Hep C 1,01% 2. WPS 0,67 – 0,79% 3. Waria 1,6 – 3,6% 4. Penasun 47 – 63% 5. Waria 1,6 – 3,6% 6. LSL 0,67 – 1,6% TUJUAN UMUM Melaksanakan kegiatan pengendalian Hepatitis, Diare & Tifoid secara berhasil-guna dan berdaya-guna dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal. KEGIATAN: Review dan memperkuat aspek legal pengendalian Hepatitis Advokasi, sosialisasi, KIE Melaksanakan deteksi dini Hepatitis Pemberian perlindungan khusus Pengobatan penderita SKD dan penanggulangan KLB Pengamatan penyakit Penguatan SDM Pengelolaan logistik Monev TUJUAN KHUSUS Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran Mencegah terjadinya penularan Menurunkan angka kesakitan dan kematian Meningkatkan kualitas hidup orang dengan hepatitis KERUGIAN NEGARA AKIBAT HEP B (EXERCISE): Setiap tahun terdapat 5 juta bumil, HBsAg reaktif pada bumil rata – rata 3% maka setiap tahun terdapat sebanyak 150.000 orang yang 95% potensial mengalami Hepatitis kronis EMTCT 95% bayi baru lahir HBO<24 jam; 95% bumil lakukan DDHB; 95% bayi yg lahir dari bumil HBsAg pos diberikan HBO
Matrik Kinerja Rencana Aksi Pengendalian Hepatitis tahun 2015 -2019 No. Indikator Saat ini (2014) (%) 2015 (%) 2016 2017 2018 2019 1. Persentase kabupaten/kota yang melaksanakan advokasi dan/atau sosialisasi pengendalian hepatitis NA 20 40 70 90 2. Persentase kabupaten/kota yang melaksanakan deteksi dini hepatitis pada kelompok yang paling berisiko 10 80 3. Persentase kabupaten/kota yang melaksanakan SKD KLB hepatitis A dan E 4. Persentase kabupaten/kota yang melaksanakan pengamatan hepatitis pada kelompok yang paling berisiko
KELOMPOK POPULASI BERISIKO TINGGI Orang/Kelompok masyarakat, karena perilaku atau pekerjaannya mempunyai risiko tinggi tertular dan menularkan Hepatitis B dan C Siapa saja?
KELOMPOK RISIKO TINGGI HEPATITIS B Anak yang dilahirkan dari ibu penderita Hepatitis B. Pasangan Penderita Hepatitis B. Orang yang sering berganti pasangan sex. Pasien klinik IMS ODHA MSM (Man Sex Man). IDUs (Injection Drug User). Kontak serumah dengan penderita. Penderita hemodialise, atau orang yang mendapatkan transfusi darah secara berulang Pekerja kesehatan, petugas laboratorium. Berkunjung ke wilayah dengan endemisitas tinggi. dll
KELOMPOK RISIKO TINGGI HEPATITIS C Pengguna jarum suntik tidak steril (tato, tindik). Pengguna napza suntik (penasun). Pekerja yang berhubungan dengan darah dan produk darah penderita HCV. Penderita HIV. Bayi yang lahir dari ibu penderita HCV Penderita hemodialise, Orang yang mendapatkan transfusi darah secara berulang dll
KEGIATAN YG DIRENCANAKAN 2016 - HEPATITIS Peningkatan pengetahuan dan kepedulian melalui sosialisasi, penyediaan KIE, iklan layanan masyarakat dan penggerakan masyarakat. Deteksi Dini Hepatitis B pada bumil dan kelompok berisiko tinggi lainnya Deteksi Dini Hepatitis C pada kelompok berisiko tinggi Tindak lanjut dari DD dan peningkatan akses pengobatan
DETEKSI DINI HEPATITIS B & C
TUJUAN JANGKA PENDEK DHBC : Terdeteksinya Hepatitis B, C, Syphilis dan HIV Upaya pencegahan penularan Hep B pada bayi yang lahir dari ibu dg HBsAg pos Terlaksananya upaya perawatan lanjutan
TUJUAN JANGKA PANJANG DDHBC : Menurunnya jumlah kasus infeksi baru hepatitis B dan C Menurunnya angka kesakitan (prevalensi) hepatitis B dan C Menurunnya angka kematian (CFR=Case Fatality Rate) hepatitis B dan C.
DETEKSI DINI HEPATITIS B & C - DDHBC DD AKTIF yaitu DD yang dilakukan diluar gedung, petugas aktif melakukan penjangkauan pada masyarakat DD PASIP yaitu DD yang dilakukan didalam gedung, petugas pasip, masyarakat yang datang ke faskes, misalnya pd Bumil saat melakukan kunjungan utk pemeriksaan kehamilan ditawarkan DD; saat melakukan KT HIV; saat melakukan pengobatan IMS, dsb Pelaksanaan DD ini, dapat diintegrasikan dg kegiatan lain
TUJUAN DDHBC Dalam rangka pemutusan mata rantai penularan, dari ibu dengan HBsAg positif kepada bayi yang telah dikandungnya; kepada populasi berisiko tinggi tertular dan menularkan hepatitis B
DDHBC TARGET SAMPAI 2019 100% Provinsi melaksanakan kegiatan DDHBC 90% Kab/Kota melaksanakan DDHBC Paling tidak 80% kelompok berisiko tinggi melakukan DDHBC
843/1000 x Jumlah Penduduk balita x 20 % Target DDH B& C Sumsel 2016 Target Diare 843/1000 x Jumlah Penduduk balita x 20 % Bumil = 18.359 orang Nakes = 1700 orang Kelompok Beresiko Lainnya = 310 Kota Palembang, 39 PKM Centrifuse di PKM ????
ALUR RUJUKAN PEMERIKSAAN HEPATITIS
Algoritma Pemeriksaan Diagnosis Hep C
Persiapan pelaksanaan: TAHAPAN PELAKSANAAN Persiapan pelaksanaan: Identifikasi lab pelaksana Identifikasi pelaksana (Puskesmas, atau ada lainnya, mekanisma koordinasi dan rujukan?) Estimasi jumlah Sumberdaya dan dana Logistik & pengelolaannya (BHP, reagen dan HBIG) Bahan-bahan KIE Mekanisma rujukan kasus dan follow up RR
TAHAPAN PELAKSANAAN Pelaksanaan Deteksi dini: Untuk Bumil dilakukan untuk Hep B, HIV dan Syphilis Untuk Nakes dipilih nakes yg paling beresiko Hep B saja Untuk Bumil, saat mulai kegiatan bagi mereka dg kehamilan trimester 1 dan 2, bersedia. Saat bumil tsb datang untuk memeriksakan kandungan, diberikan konseling lalu ditawarkan untuk dilakukan deteksi dini hep B dan HIV (bagi puskesmas yg sdh melakukan Konseling dan Tes HIV, maka bumil yg datang untuk melakukan KT HIV sekaligus ditawarkan untuk det dini Hep B) Apabila bersedia maka ttd persetujuan, konseling, diwawancara utk pengisian kuesioner
TAHAPAN PELAKSANAAN Pelaksanaan Deteksi dini: Lalu dilakukan pengambilan darah. Bagi Puskes yg sdh melaksanakan KT HIV darah dilakukan pemeriksaan HIV dg RDT HIV, sdgkan untuk Hep B saat ini masih menggunakan ELISA, shg darah perlu disentrifuge lalu serum dikumpulkan dan dikirimkan ke Lab yg ditunjuk. Lab pemeriksa akan melakukan pemeriksaan dan hasilnya dikirimkan ke Dinkes, untuk kemudian dilanjutkan oleh Dinkes ke Puskes untuk diinfokan ke bumil dan nakes
TAHAPAN PELAKSANAAN Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan: Bumil pada kunjungan berikutnya perlu diinformasikan dg baik ttg hasil pemeriksaan tsb. Bayi yg dilahirkan dari ibu dg HBSAg Pos HARUS diberikan HBIG dan HBO segera setelah bayi lahir < 12 jam, pada saat bayi berumur 1 tahun perlu dilakukan pemeriksaan kembali status HBSAg bayi tsb Bumil pos itu sendiri perlu pemeriksaan lanjutan. Guna untuk TL bagi yg HBSAg pos maka sdg disiapkan RS utk diberikan pelatihan Tatalaksana Hepatitis Virus Nakes pos perlu pemeriksaan lanjutan sebagaimana bumil; sedangkan yg negatif maka dianjurkan untuk dilakukan imunisasi dg dana dari PEMDA
ALUR DDHB, HIV DAN SYPHILIS PADA BUMIL
ALUR DDHBC PASIP PADA RISTI LAINNYA.
Alur Pelaporan Kegiatan Deteksi Dini Hepatitis B dan C Pelaporan hasil kegiatan DDHBC dilakukan setiap bulan, dengan ketentuan: Dari puskesmas ke kabupaten/kota paling lambat tanggal 5 Dari kabupaten/kota ke provinsi paling lambat tanggal 10 Dari provinsi ke pusat paling lambat tanggal 15
JENIS FORM PENCATATAN DI PUSKESMAS No. Kode Form Pencatatan Peruntukan Lokasi Pencatatan 1. 9B Registrasi Ibu Hamil yang melakukan Deteksi Dini Hepatitis B, dilakukan oleh pemberi layanan (bidan). Ruang KIA 2. 9C Registrasi pemeriksaan HBsAg bagi Ibu Hamil yang melakukan Deteksi Dini Hepatitis B, dilakukan oleh pemberi layanan di Laboratorium (analis). Ruang Laboratorium 3. 9D Formulir pengiriman spesimen reaktif hepatitis B yang akan dikonfirmasi ke B/BLK/Labkesda/Laboratorium rumah sakit, dilakukan oleh analis. 4. 9E Rekapitulasi Hasil Pemeriksaan Lanjutan dan Saran Tindak Lanjut bagi Kasus Hepatitis B pada Ibu Hamil di Rumah Sakit, dilakukan oleh pemberi layanan Hepatitis B di Rumah Sakit Rumah Sakit 5. 10B Registrasi Registrasi Tenaga Kesehatan Dan Kelompok Masyarakat Berisiko Tinggi Lain Yang Melakukan Deteksi Dini Hepatitis B dan/atau C, dilakukan oleh pemberi layanan. Ruang Poli Umum 6. 10C Registrasi Pemeriksaan HBsAg Dan HCV Bagi Tenaga Kesehatan Dan Kelompok Masyarakat Berisiko Lain Yang Melakukan Deteksi Dini Hepatitis B dan/atau C, dilakukan oleh pemberi layanan di laboratorium (analis). 7. 10D Pengiriman spesimen reaktif hepatitis B dan/atau C pada Tenaga Kesehatan dan Kelompok Masyarakat Berisiko Tinggi Lain ke B/BLK/ Labkesda/laboratorium rumah sakit, dilakukan oleh analis. 8. 10E Rekapitulasi Hasil Pemeriksaan Lanjutan dan Saran Tindak Lanjut bagi Kasus Hepatitis B dan/atau C pada Tenaga Kesehatan dan Kelompok Berisiko Lain di Rumah Sakit, dilakukan oleh pemberi layanan Hepatitis B di Rumah Sakit
T E R I M A K A S I H