METODE PENGUMPULAN DATA
Metode Utama Pengumpulan Data Face-to-face interview (metode tatap muka) Telephone interview (wawancara telepon) Postal self-administered questionnaire (peneliti mengirim kuesioner dan responden mengisinya sendiri) Internet surveys (survey melalui internet)
Face-to-face interview Melakukan wawancara langsung terhadap responden baik oleh peneliti langsung maupun oleh orang lain yang telah dilatih untuk melakukan wawancara Pewawancara dapat menjawab pertanyaan responden, mengklarifikasi hal-hal yang tidak dimengerti dan dapat melakukan probing untuk pertanyaan open-ended.
Face-to-face interview Biasanya menggunakan “kertas dan pencil” Komputer (laptop)
Telephone interview Menghubungi responden lewat telepon Melakukan wawancara lewat telepon Dapat digunakan jika bermaksud menjaga kerahasiaan responden Jika responden tidak ada di rumah, dengan mudah dihubungi di lain waktu Sangat murah jika lokasi responden sangat jauh.
Postal self-administered questionnaires Di isi sendiri oleh responden Kuesioner sifatnya harus “self-explanatory” yaitu jelas dan tidak menimbulkan pertanyaan baru pada responden Response rate (angka respon) sangat rendah. Meningkatkan angka respon dilakukan follow-up untuk yang tidak merespon.
Internet surveys Email Web pages Kombinasi antara Email dan Web pages
Perbandingan ke empat Metode (Kelebihan dan Kekurangan) Response rates (angka respon) Memperoleh sampel yang representative Pengaruhnya terhadap desain kuesioner Kualitas jawaban Pelaksanaan
Response rates (Angka respon) Face-to-face interview adalah paling efektif Survey lewat telepon, lewat surat dan lewat internet pada dasarnya memiliki angka respon rendah. Wawancara lewat telepon lebih tinggi response ratenya dibandingkan lewat surat atau lewat internet.
Response rates (Angka respon) Topik dan panjang kuesioner turut berpengaruh. Jika responden dari kelompok yang homogen misalnya suatu organisasi atau guru di sekolah dapat dilakukan kuesioner lewat surat. Untuk topik yang lebih sensitif, kuesioner lewat surat dan internet lebih menjaga privacy responden.
Response rates (Angka respon) Pada wawancara langsung (face-to-face interview) dan wawancara lewat telepon, dapat langsung diketahui berapa yang dapat dijangkau dan berapa yang tak berada di lokasi/tidak bersedia. Untuk yang lewat surat atau internet, tidak semua orang mau ke kantor pos untuk mengirim dan tidak semua orang akses internet.
Response rates (Angka respon) Cara menghitung response rate: Response rate = Jumlah yang kembali x 100% Jumlah sampel-(yang tidak ada+yang tidak terjangkau)
Memperoleh sampel yang representatif Kuesioner Self-administered dan survey lewat internet tidak bisa digunakan untuk yang tidak bisa baca tulis. Hasil akan bias. Wawancara lewat telepon, dalam pengambilan sampelnya yaitu daftar nomor telepon. Tidak semua orang memiliki telepon dan daftar out of date, maka hasilnya akan bias.
Memperoleh sampel yang representatif Menggunakan internet juga akan memperoleh hasil yang bias (tidak representatif) karena tidak semua orang menggunakan/akses internet. Jika menggunakan face-to-face interview atau wawancara lewat telepon, lebih mudah mengontrol sampel/responden. Self-administered questionnaire tidak diketahui siapa yang mengisi.
Memperoleh sampel yang representatif Survey lewat internet mengalami hal yang sama, kita tidak mengetahui apakah yang mengisi adalah target penelitian kita atau bukan. Akses ke responden merupakan masalah buat face-to-face interview. Jika ada kendala lokasi, maka membutuhkan banyak biaya dan waktu. Kendala lainnya mis orangnya tidak ada/anjing.
Desain kuesioner Face-to-face interview memiliki pertanyaan yang lebih flexible. Karena bisa melakukan probing. Face-to-face interview bisa lebih lama dari metode lainnya. Jika menggunakan kuesioner yang diisi sendiri atau lewat internet, responden cenderung menyerah jika pertanyaan terlalu banyak.
Desain kuesioner Jika responden mengisi kuesioner sendiri cendrung untuk mengosongkan jawaban (non-response) jika tidak mengerti pertanyaan. survey lewat internet dapat mengurangi resiko ini. Untuk untuk pertanyaan terbuka, face-to-face interview dapat melakukan probing, tetapi pada kuesioner self-administered, sulit melakukan probing.
Kualitas Jawaban Akan sulit menjawab untuk pertanyaan yang menyangkut hal-hal yang sensitif jika menggunakan face-to-face interview. Karakteristik pewawancara (gender, ras, kelas sosial) pada face-to-face interview dan survey lewat telepon bisa mempengaruhi jawaban responden.
Kualitas Jawaban Pada face-to-face interview, kehadiran orang ketiga pada saat wawancara dapat berpengaruh. Pada waktu wawancara lewat telepon, kehadiran orang ketiga tidak begitu berpengaruh. Untuk kuesioner self-administered dan survey lewat internet, orang ketiga tidak dapat terkontrol, begitupun dengan siapa yang mengisi, kita tidak pernah tahu.
Pelaksanaan Untuk metode face-to-face interview, butuh pewawancara yang handal. Oleh karena itu, menggunakan orang lain perlu diadakan pelatihan wawancara. Wawancara lewat telepon, tidak membutuhkan biaya perjalanan, dapat dilakukan oleh satu orang saja. Survey lewat internet, membutuhkan keahlian komputer untuk membuat.
Pelaksanaan Untuk sampel yang banyak dan lokasi berjauhan, biaya face-to-face interview lebih banyak dibandingkan yang lain, bisa empat kali lebih mahal dari wawancara lewat telepon dan 20x lebih mahal dari kuesioner yang hanya dikirim. Biaya print atau fotocopy untuk kuesioner self-administered lebih banyak dibandingkan yang lain.
Pelaksanaan Biaya wawancara telepon tergantung pada berapa responden yang harus ditelfon kembali. Biaya survey lewat internet tergantung pada besar biaya pembuatan kuesioner. Karena menggunakan software (mahal) dan juga membutuhkan orang yang ahli dalam membuatnya.