Studi lingkungan-perilaku (environment-behavior studies) Definisi : Studi lingkungan dan perilaku adalah bidang multidisiplin yang membahas mengenai hubungan interaksi antara manusia dengan lingkungan fisik dan membahas tentang penerapan untuk meningkatkan kualitas hidup melalui kebijakan, perencanaan dan desain lingkungan.
Konsep studi lingkungan-perilaku di dalam arsitektur (menurut Moore, 1984) Desain dan riset/studi tentang perilaku adalah suatu hal yang berbeda namun saling menunjang satu dengan yang lain. Riset/studi melibatkan analisis sistematis dari suatu fenomena untuk memunculkan atau mengetes suatu teori, atau fakta, atau aturan Desain merupakan aplikasi pengetahuan menuju ke arah penyelesaian problem nyata Interaksi antara desain dan riset adalah siklikal
Studi lingkungan-perilaku di dalam arsitektur tidak hanya mencakup masalah fungsi. Fungsi di dalam arsitektur sering hanya terkait pada kepentingan dimensional Sedangkan faktor perilaku membahas lebih jauh lagi, lebih ke psikologi pemakai bangunan, bagaimana dia (manusia) melihat atau memandang bentuk bangunan, memandang kebutuhan interaksi sosial, perbedaan budaya di dalam gaya hidup, dan arti dan simbol dari bangunan (arsitektur)
Settings Places User Groups Behavioral Phenomena Concepts Urban areas Residential areas Complexes of buildings Building of various types Parts of buildings room furniture Equipments & objects anthropometrics children proxemics elderly personal space handicapped territoriality Behavioral Phenomena Concepts User Groups
Behavioral Phenomena Concepts Merupakan aspek-aspek perilaku manusia yang berbeda, dalam hubungan dengan lingkungan fisik sehari-hari Misal: - Proxemic: (proksemik) jarak yang bervariasi antar individu yang dianggap nyaman terhadap lingkungan sosialnya - privacy: (privasi) kontrol interpersonal yang mengatur hubungan dengan individu lain (pola fenomena individu)
User Groups Kelompok pengguna yang berbeda - memiliki kebutuhan yang berbeda - menggunakan pola berbeda - dipengaruhi oleh cara berbeda oleh kualitas lingkungan
Setting Places Meliputi semua skala seting: mulai dari skala ruang sampai dengan skala wilayah, negara, dst.
skala hubungan lingkungan dan perilaku 3 Teori umum hubungan lingkungan-perilaku meliputi respon perilaku pada 3 skala: makro, meso, dan mikro. Skala makro: Meliputi perilaku kelompok di dalam lingkungan skala besar (misalnya: area urban, lansekap, komunitas, kota, wilayah geografis)
Skala meso: Meliputi perilaku individual dan kelompok di dalam lingkungan skala menengah (intermediate) (misal: bangunan, urban open space) Contoh : 1. Setting fisik: open space pada sebuah housing complex Aspek perilaku: Collective memory penghuni terhadap open space di lingkungan perumahan User group: penghuni
Chiba City, Japan, 2000
Skala meso: Meliputi perilaku individual dan kelompok di dalam lingkungan skala menengah (intermediate) (misal: bangunan, urban open space) Contoh : 1. Setting fisik: open space pada sebuah housing complex Aspek perilaku: Collective memory penghuni terhadap open space di lingkungan perumahan User group: penghuni
Meliputi perilaku individual di dalam unit lingkungan Skala mikro: Meliputi perilaku individual di dalam unit lingkungan Contoh: 1. Setting fisik: food counter/ bookstore Amatan: kesesuaian dimensi counter dan furniture lain untuk konsumen anak-anak 2. Setting fisik : Panti jompo Aspek perilaku: adaptasi penghuni di Panti jompo
Atribut dan Properti
Teori Weismann mengenai sistem interaksi antara perilaku manusia dengan lingkungan --- digambarkan dalam satu model. Tiga hal mendasar dalam interaksi tersebut adalah: organisasi, individu dan seting fisik Attributes of the environment as experienced ORGANIZATION objectives policies PHYSICAL SETTING properties component INDIVIDUALS goals behavior
Perlunya kemampuan untuk memahami hubungan antara lingkungan fisik (physical environment) dengan perilaku manusia (human behavior) Untuk itu dibutuhkan pertimbangan mengenai atribut dan properti dari lingkungan fisik dan dari perilaku manusia tersebut
Atribut (attributes) Dapat diartikan sebagai “ekstrinsik”, karakteristik yang berhubungan dengan environment Kualitas atribut berfungsi sebagai kealamiahan hubungan antara seting fisik dan perilaku. (Archea, 1977 dalam Weisman) Properti (properties) Diartikan sebagai “intrinsik”, mendefinisikan sifat (karakteristik), misalnya warna, kepadatan, dll. Properti merupakan bagian dari seting fisik, Atribut lebih menjadi penghubung antara seting fisik dan konteks perilaku yang lebih luas
Sebelas atribut (Windley & Scheidt , 1980, dalam Weisman) Windley & Scheidt (1980 dalam Weisman) menyebutkan sebelas (11) atribut lingkungan baik yang memiliki karakter fisik maupun perilaku. Stimulasi sensorik: kualitas dan intensitas stimulus yang diterima melalui berbagai modal sensory. Comfort: kondisi di mana lingkungan menyediakan sensori dan kesesuaian serta menfasilitasi kinerja Activity: intensitas yang diterima dari perilaku yang berlangsung di dalam lingkungan Crowdedness: tingkat densitas yang diterima dalam lingkungan
Sosialitas: tingkatan di mana lingkungan menfasilitasi atau mengakomodasi kontak sosial di antara orang-orang Privasi: kemampuan untuk memonitor informasi visual dan auditory ke dan dari orang lain di dalam lingkungan Kontrol: kondisi di mana lingkungan memfasilitasi personalisasi dan menyampaikan klaim teritorial terhadap ruang Aksesibilitas: kemudahan melalui dan menggunakan lingkungan Adaptabilitas: kondisi di mana lingkungan dan komponennya dapat direorganisasi untuk mengakomodasi pola baru atau pola berbeda dari suatu perilaku
Sosialitas
Privasi Kontrol
Aksesibilitas
Aksesibilitas
Adaptabilitas
Legibility: kemudahan bagi seseorang untuk mengkonseptualisasikan element kunci dan hubungan spasial dalam sebuah lingkungan serta secara efektif menemukan jalan/arah mereka. Makna: kondisi di mana lingkungan memiliki makna individu atau makna budaya bagi seseorang (misal: attachment, kesempatan, keindahan)