Derajat 1 inequality drought war Derajat 2 kemiskinan dan gangguan sosial Derajat 3 kurang makan infeksi neglet Derajat 4 anoreksia Derajat 5 malnutrisi PEM Gambar 2. Hirarki derajat kejadian PEM (Waterlow, 1992) PCM (Protein Calori Malnutrion) = PEM (Protein Energy Malnitrition) = ENM(Energy Nutrient Malnutrion)
Kwashiorkor (kekurangan protein) Adalah istilah pertama dari Afrika : (Kurang kasih sayang) Sindroma perkembangan anak yang disapih tidak mendapatkan ASI sesudah satu tahun karena menanti kelahiran bayi berikutnya. Makanan pengganti ASI sebagian besar terdiri dari pati atau air gula tetapi kurang protein (kualitas dan kuantitas)
Gejala Kwashiorkor Pertumbuhan & mental mundur, perkembangan mental apatis, edema, otot menyusut (kurus), depigmentasi rambut dan kulit, kulit bersisik (flaky paint dermatosis), hipoalbuminemia, infiltrasi lemak dalam hati yang reversible,diare, produksi enzim untuk mengeluarkan jus duodenum terhambat, anemia moderat, mudah infeksi, hipovitaminosis A karena ketidakcukupan sintesa plasma protein pengikat retinol kebutaan permanen
Metabolisme abnormal Kekurangan protein perubahan metabolisme adalah kekurangan pengaruh cairan dan elektrolit, protein, lemak, vitamin dan mineral Cairan dan Elektrolit (gangguan spesifik) total cairan tubuh meningkat(ditandai dengan reduksi total kalium tubuh dan retensi natrium. Ditandai dengan hipoalbuminemia, gangguan fungsi hormon, depresi fungsi sel enzim dan sirkulasi gagal
Metabolisme protein, lemak, vitamin dan mineral Tingkat pengosongan protein dari ekstremitas mempunyai tingkat yang berbeda antara organ dan jaringan Umumnya pengambilan protein jaringan seperti mukosa dan sekresi kelenjar sistem gastrointestinal banyak dipengaruhi Gangguan fungsi metabolik yang terkonsentrasi pada protein (enzim dan plasma darah), juga penurunan asam amino bebas
Fungsi abnormalpada transport lipid darah dari kontribusi ekstremitas rendah vit A terutama vit larut lemak Perubahan pada katabolisme dan sintesa lemak, dan kekurangan lemak esensial Konsentrasi vit A darah rendah Kebutuhan vit &mineral untuk metabolisme menurun Sering terjadi kasus kekurangan Fe dan Cu
Etiologi Indikasi yg jelas pd kwashiorkor: kekurangan protein (kualitas/kuantitas) yg dibutuhkan utk pertumbuhan, perbaikan sel yg rusak, tetapi umumnya cukup kebutuhan kilokalori Kilokalori dipenuhi oleh pati dari foodstuffs Siapa saja penderita kwashiorkor? anak lepas susu umur 1-4 tahun, tempat di daerah tropikal, subtropikal (ekonomi, sosial dan budaya menimbulkan protein malnutrisi, anak2 yg sedang dirawat inap karena pembedahan atau hipermetabolik
Marasmus Adalah suatu keadaan kekurangan protein dan kilokalori yg kronis. Gejala marasmus: Kurus kering, tampak hanya tulang dan kulit, otot dan lemak bawah kulit atropi (mengecil), wajah seperti orang tua, berkerut/keriput, layu dan kering, diare umum terjadi
Penyebab terjadinya marasmus Masalah sosial yang kurang menguntungkan, Kemiskinan, infeksi, mikrobia patogen penyebab diare, kecepatan pertumbuhan melambat, tidak ada dermatitis atau depigmentasi, tak ada edema, tumbuh kerdil, mental dan emosi terganggu, tidur gelisah, apatis, menarik diri dari lingkungan, suhu tubuh subnormal karena tak mempunyai lemak subkutan yg menjaga tetap hangat, aktivitas metabolisme minimal, jantung melemah
Metabolisme abnormal metabolisme dalam stadium terhambat, terjadi perubahan metabolisme cairan, elektrolit, protein, lemak, vit dan mineral Cairan tubuh dan elektrolit serupa pada kwashiorkor, terjadi pengosongan natrium, terutama bila terjadi diare persisten, tidak terdapat penahanan air (sangat kontras dg keadaan kwashiorkor)
Metabolisme protein, lemak, dan mineral Kadar protein serum terganggu (lebih tinggi dari kwashiorkor) Kekurusan terjadi karena tidak ada otot dan asam amino eksogenous (dari diet) dan endogenous (otot yg digunakan sbg sumber protein terjadi pengosongan protein dg penderitaan tingkat akut Absorpsi lemak diketahui dengan absorpsi vit A yg tak sejalan seperti pada kwashiokor. Masih terpelihara sistem enzim khusus pencernaan, mekanisme untuk transport lemak yg melaliu dinding usus dan protein pengangkut lemak Simpanan vit & mineral menurun pelan2, tetapi absorpsi vit A kadang normal (kwashiorkor: terjadi depresi)
Etiologi Penyebab marasmus adalah diet yg kurang protein dan kilokalori yang kronis Deteriosasi fungsi tubuh terjadi pelan dan menghasilkan penyusutan otot Penghambatan menjadi sempurna, semua makanan dan fisik serta emosional mengalami kemunduran pada lansia yg miskin( sering tak ada makanan yg berkualitas, mempunyai masalah emosional dan mental Penyakit TBC, gastroenteritis, disentri, diare infeksiosa, terjangkit parasit bersamaan dg tak ada pemeliharaan kesehatan
Kejadian marasmus Pada bayi umur 6-10 bulan Ditempat yang sama seperti kwashiorkor Pada kelompok usila yg dirawat di RS Perlakuan dan kontrol Pencegahan tergantung pada pemberantasan penyebab penyakit, pencarian jalan keluar terhadap masalah sosial ekinomi, koreksi keseimbangan elektrolit, program pemberian makanan dan pengasuhan yg penuh kasih
Assesment Faktor2 yg ikut berperan (kompetensi) terhadap terjadinya kurang gizi: Imunitas, reproduksi, keluaran hasil kerja, mental, perlakuan sosial dan perilaku Kecukupan gizi berbanding linier dg intake dan kesehatan. Pengukuran kecepatan pertumbuhan anak (antropometri: weight for age, height for age) dapat memprediksi keadaan status gizi anak secara individu/dalam populasi
Tabel 1. Derajat malnutrisi menurut berat dan umur Tingkat malnutrisi Berat /umur Tingkat I ringan (mild) 75 – 90 % dari standar Tingkat II moderat 60 – 75 % dari standar Tingkat III berat Kurang dari 60% dari total standar Sumber : William, (1989).
Klasifikasi berdasarkan kesehatan masyarakat Tabel 2. Klasifikasi berat badan berdasarkan umur pada penderita PEM Berat/umur Udem Ada Tidak ada 80 -60 < 60 Kwashiorkor Marasmik-kwashiorkor Kurang gizi Marasmus Sumber: Waterlow ( 1948).
Tabel 3. Panjang badan anak penderita PEM di Jamaica dan Baghdad Penyakit Panjang menurut umur ( % standar) Jamaica Baghdad Marasmus Marasmik-kwashiorkor 83,5 84,5 79,5 Kwashiorkor 92 87 Sumber : Shakir, dkk., (1972); Waterlow (1948).
Tabel 3. Prevalensi gizi buruk menurut usia dan tingkat daerah Usia anak 6-17 bulan prevalensi Usia 6-23 bulan % penurunan prevalensi gizi kurang Kota 25,8% (1989) - 21,0 (1995) 22,7% (a998) - 17,5% (1999) 1989-1995 7,9 1995-1998 0,5 1999 4,8 Desa 35,3% (1989) – 26,9% (1995) 28,6% (19980 – 14,6% (1999) Prevalensi gizi kurang secara umum penurunannya sedikt lebih tinggi daripada kota Kota + desa 33,0% (1989) – 25,4% (1995) 26,3% (1998) – 22,5% (1999) Sumber : Jahari, dkk. WPNG, 2000)
Threshold of tolerance Adalah batas adaptasi keberhasilan seseorang pada tingkat rendah intake kalori. Bila intake kalori pada dibawah treshold dan bersifat kronis dapat mengalami gangguan fungsi tubuh Bila intake kalori pada batas kebutuhan yg direkomendasikam (AKG) dg batas treshold point kehidupan terletak pada batas marginal
Masalah gizi memiliki dimensi yang luas karena menyangkut hal2 yang sangat multidisiplin yang saling berhubungan dan mempengaruhi ( kesehatan, sosekbud, pola asuh, pendidikan, dan lingkungan) Usia yang rentan : 6-17 bulan dan 6-23 bulan
KWASHIORKOR MARASMUS