PENGAMBILAN KEPUTUSAN MANAJEMEN
BAB 2. TIPE – TIPE KEPUTUSAN MANAJEMEN Scott & Mitchell Chester Barnard Mc Farland H.A. Simon Irwin D. Bross
Pengambilan keputusan manajemen tidak hanya dilakukan oleh para manajer puncak, tetapi para manajer menengah dan pada lini pertama juga dapat turut dalam pengambilan keputusan. Setiap jabatan sekarang dalam organisasi menyangkut berbagai derajat pengambilan keputusan, bahkan pekerjaan yang dilakukan secara rutin pun memerlukan suatu keputusan, apapun organisasinya. Keputusan yang dilakukan oleh manajer tingkat bawah sifatnya adalah rutin dan berulang-ulang yang disebut dengan istilah terprogram (programmed) atau keputusan terstruktur (structured decision). Terprogram bukan berarti keputusan yang dibuat oleh komputer melalui suatu program komputer, tetapi berupa suatu kumpulan prosedur yang dilakukan berulang-ulang. Contoh Keputusan yang terprogram adalah pekerjaan yang dilaksanakan dengan rancangan SOP (Standard Operating Procedure) yang sudah dibuat sedemikian rupa.
Manajer dalam membuat suatu keputusan akan mengklasifikasikan tipe-tipe keputusan berdasarkan atas perbedaan kondisi dan situasi yang ada. Beberapa ahli dalam manajemen mengklasifikasikan tipe keputusan masing-masing menjadi dua macam.
1. Scott & Mitchell Mereka membedakan tipe keputusan ke dalam keputusan perorangan dan keputusan organisasi. Keputusan yang dilakukan oleh perorangan berupa keputusan berpartisipasi sedangkan keputusan yang dilakukan oleh organisasi berupa keputusan berproduksi.
Keputusan Berpartisipasi (Perseorangan) Berpartisipasi berarti keikutsertaan seseorang untuk melakukan suatu kegiatan karena adanya dorongan untuk melakukannya. Seseorang yang berpartisipasi tentu melakukan perhitungan tentang dorongan dan sumbangannya pada suatu organisasi. Ini berarti orang berharap adanya suatu imbalan dari organisasi tempat ia melakukan partisipasi, dan organisasi juga berharap atas fungsi seseorang untuk berpartisipasi. Bila hadiah dari organisasi lebih sedikit daripada sumbangannya kepada organisasi orang akan selalu mencari alternatif lain yaitu tidak ikut serta dalam organisasi, bila hadiah organisasi sama dengan sumbangan seseorang, orang tersebut akan mencari informasi tambahan untuk memutuskan ya atau tidak ikut dalam organisasi dan bila sumbangannya lebih kecil dari hadiah organisasi maka orang akan memutuskan untuk ikut serta daklam organisasi.
Keputusan Berproduksi / Organisasi Keputusan ini berupa usaha organisasi dalam menyesuaikan diri dengan setiap perubahan-perubahan yang terjadi. Penyesuaian dapat bersifat rutin dan inovatif atau kreatif. Penyesuaian yang bersifat rutin pengambil keputusannya dapat dilakukan (diputuskan) oleh para manajer unit, atau kepala bagian yang berwenang. Penyesuaian yang bersifat inovatif / kreatif yang berwenang dalam pengambilan keputusan adalah manajemen puncak atau top leader
2. Chester Barnard Menurut pendapat Barnard tipe keputusan dapat dibedakan menjadi keputusan pribadi dan keputusan organisasional. Yang membedakan kedua keputusan ini adalah keputusan pribadi tidak dapat didelegasikan sedangkan keputusan organisasional dapat didelegasikan pada orang lain. American business executive, public administrator, and the author of pioneering work in management theory and organizational studies
Keputusan Pribadi Keputusan pribadi merupakan keputusan perorangan yang muncul karena dorongan dari dalam individu yang cenderung bersifat subjektif dan untuk kepentingan diri sendiri. Dengan kata lain, keputusan pribadi merupakan keputusan untuk mencapai tujuan-tujuan pribadi. Oleh karena itu, keberadaan keputusan ini sulit bahkan tidak dapat didelegasikan pada orang lain, sebab tujuan pribadi masing-masing individu berbeda-beda.
Keputusan Organisasional Keputusan organisasi merupakan keputusan yang timbul karena adanya aktivitas dalam suatu organisasi yang cenderung bersifat objektif dan dilakukan untuk pencapaian tujuan organisasi secara keseluruhan. Keputusan ini dapat didelegasikan pada masing-masing bidang keahliannya. Dalam kenyataan, kedua keputusan ini (keputusan pribadi dan keputusan organisasional) sulit dipisahkan dari keputusan manajemen.
3. Mc Farland Pendapat lain dikemukakan oleh Mc Farland, mengklasifikasikan tipe keputusan menjadi keputusan dasar dan keputusan rutin. Perbedaan dasar kedua keputusan ini adalah keputusan dasar menyangkut komitmen jangka panjang dan relatif permanen, serta derajat pentingnya sangat tinggi sedangkan keputusan rutin merupakan keputusan-keputusan setiap hari, bersifat repetitif .
Keputusan Dasar Keputusan dasar merupakan keputusan unit, investasi dalam jumlah besar, keputusan yang menyangkut komitmen jangka panjang dan relatif permanen, serta derajat pentingnya sangat tinggi Satu kesalahan pengambilan keputusan akan berpengaruh terhadap organisasi secara keseluruhan. Keputusan-keputusan ini merupakan kebijakan manajemen puncak atau top leader dan memerlukan banyak informasi sebelum keputusan diambil. Berbagai contoh keputusan dasar adalah keputusan tentang penentuan lokasi usaha, penentuan produk baru, penggunaan teknologi baru dan hal-hal lain yang berkaitan dengan komitmen waktu jangka panjang. Sekali keputusan dibuat, sulit untuk mengubahnya, dan akan memakan biaya yang besar.
Keputusan Rutin Merupakan keputusan-keputusan setiap hari, bersifat repetitif (berulang-ulang) dan mempunyai sedikit dampak terhadap organisasi secara keseluruhan. Keputusan rutin menjadi tanggung jawab penyelia lini pertama sampai pada tingkat middle manager. Keputusan rutin mempunyai proporsi yang besar dalam suatu organisasi dibanding keputusan dasar. Contoh keputusan rutin adalah manajer personalia melakukan penarikan tenaga kerja baru, memberi upah harian dan lainnya yang berkaitan dengan kegiatankegiatan rutin organisasi.
4. H.A. Simon Keputusan yang dibuat oleh manajer dalam mengambil berbagai keputusan dihadapkan pada dua tipe pada situasi yang berbeda, yaitu tipe keputusan yang terprogram dan tipe keputusan yang tidak terprogram. Perbedaan kedua keputusan ini adalah keputusan terprogram untuk mengatasi hal-hal yang bersifat rutin dan terjadi berulang-ulang pada pekerjaan yang sama sedangkan keputusan tidak terprogram sifatnya baru dan tidak terstruktur, unik dan kompleks. American political scientist, economist, sociologist, psychologist, and computer scientist whose research ranged across the fields of cognitive psychology, ...
Keputusan Terprogram Keputusan ini dibuat untuk mengatasi hal-hal yang bersifat rutin dan terjadi berulang-ulang pada pekerjaan yang sama. Oleh karena itu, prosedur pengerjaan suatu pekerjaan sudah disistematisasi dalam suatu program. Keputusan yang diprogramkan digunakan untuk mengatasi masalah yang mempunyai sebab-akibat secara jelas dalam suatu organisasi. Manajer produksi dari PT. XYZ selalu melakukan kegiatan rutin disetiap awal bulan, yaitu dengan melakukan pembelian bahan baku untuk persediaan.
Prosedur yang dibuat berdasarkan pada kebijakan dan aturan main yang pasti. Pengambil keputusan adalah mereka yang secara konsisten dalam operasi organisasi sehari-hari, misalnya manajer personalia membuat keputusan tentang ketenaga ‑ kerjaan, manajer keuangan membuat keputusan tentang berbagai macam yang berkaitan dengan keuangan (jangka pendek), manajer pemasaran membuat keputusan tentang program-program pemasaran dalam meningkatkan penjualan.
Keputusan Tidak Terprogram Keputusan tidak terprogram sifatnya baru dan tidak terstruktur, unik dan kompleks. Oleh karena itu, tidak ada prosedur tertentu secara pasti yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah-masalah yang timbul, karena masalah tersebut tidak muncul dengan cara yang sama sebelumnya. Prosedur pengambilan keputusan mengharuskan adanya kreativitas, intuisi dan toleransi terhadap kepekaan pemecahan masalah. Pengambil keputusan macam ini terletak di tangan top leader, dan tidak dapat didelegasikan ataupun digantikan oleh orang lain, sebab kepekaan dan intuisi setiap orang dalam organisasi berbeda-beda. Perusahaan memutuskan merger/ akuisisi dengan perusahaan lain
Dari berbagai pendapat tentang tipe keputusan manajemen dapat disimpulkan bahwa tipe keputusan dibedakan melalui dua tipe, yaitu : Keputusan Operasional Keputusan Strategik
Keputusan operasional yang digunakan untuk mengatasi masalah-masalah rutin dan berulang-ulang, serta semua persoalan dapat distandardisasikan penyelesaiannya. Pengambil keputusan adalah pimpinan tingkat pertama. Sedangkan tipe kedua adalah keputusan strategic, yang digunakan untuk mengatasi masalah yang rumit, kompleks, tidak terstruktur dan memerlukan komitmen jangka panjang. Pengambil keputusan adalah pimpinan puncak atau top leader.
5. Irwin D. Bross Keputusan pada dasarnya juga dapat dibedakan menurut tingkatannya, yaitu : Keputusan Otomatis, Keputusan Memori, dan Keputusan Kognitif.
Keputusan Otomatis Merupakan suatu keputusan yang bersifat biologic atau fisis, dan didasarkan atas gerak refleks atau insting Keputusan yang terjadi tidak berubah atau tidak akan disempurnakan kembali karena keputusan bukan didasarkan atas pertimbangan pikiran atau otak. Pengambilan keputusan otomatis merupakan pengambilan keputusan yang tingkatannya paling rendah. Contohnya seorang pengemudi mobil memperoleh informasi di perempatan jalan berupa lampu merah, secara langsung seorang pengemudi tersebut membuat keputusan otomatis untuk berhenti
Keputusan Memori Keputusan ini mendasarkan diri atas kemampuan untuk mengingat akan wewenang dan tugas yang diberikan kepada yang bersangkutan. Keputusan ini lebih banyak menggunakan kemampuan insting dan dapat dilakukan dengan cara-cara latihan untuk mempertajam ingatan dan harus diarahkan pada tujuantujuan tertentu. Keputusan memorial ini dapat diterapkan dalam suatu organisasi, misalnya pada perawat diberikan wewenang dan tugas hanya pada batas-batas tertentu.
Keputusan Kognitif Keputusan kognitif merupakan keputusan yang pembuatannya berdasarkan ilmu pengetahuan dan pengambil keputusan memperhatikan faktor-faktor lingkungan, pengetahuan dan pengalaman. Karena didasarkan atas ilmu pengetahuan, maka dalam mengatasi masalah terlebih dahulu diidentifikasi, kemudian dirumuskan permasalahan yang sesungguhnya. Setelah masalah dirumuskan dengan jelas, maka dibuatkan berbagai macam alternatif jawaban untuk mengatasi permasalahan.
Dari sekian banyak alternatif dan dengan mempertimbangkan tambahan informasi yang relevan, harus dipilih satu alternatif yang dianggap paling tepat untuk memecahkan masalah tersebut. Tindakan terakhir atas keputusan kognitif adalah implementasi hasil keputusan dengan dibarengi tindakan pemantauan (monitoring) setiap kegiatan agar dapat dibandingkan antara rencana dengan realisasinya.