Toksikologi inhalasi dan dampaknya Kelompok 6: UMMU KAMILAH (K111 14 318) ULFAH ERVITA (K111 14 319)
APA ITU TOKSIKOLOGI INHALASI ? Toksikologi merupakan ilmu yang mempelajari efek-efek merugikan dari suatu zat (NIOSH : The National Institute for Occupational Safety & Health). Inhalasi adalah proses pernapasan/inspirasi udara ke dalam paru- paru yang melalui saluran napas atas (rongga hidung, nasofaring, orofaring, dan laringofaring) dan bawah (laring, trakea, bronkhi, paru- paru Toksikologi Inhalasi adalah proses atau jalan masuknya zat-zat beracun (toksik) ke dalam tubuh melalui proses pernapasan (saluran pernapasan).
Macam-macam Jalur Masuk Toksik Pernapasan Oral (Pencernaan) Kulit Injeksi
Jalur Pernapasan (Inhalasi) Kebanyakan penyakit akibat kerja disebabkan oleh menghirup bahan- bahan kimia yang digunakan di dalam industri maupun yang terdapat di udara lingkungan kerja dan hampir semua bahan toksik dapat diisap. Bahan toksik yang masuk melalui saluran pernapasan menuju paru-paru akan diserap oleh alveolus paru-paru. Jumlah seluruh senyawa beracun yang diabsorbsi (diserap) melalui saluran pernapasan, tergantung dari kadarnya di udara, lamanya waktu pemajanan, dan volume aliran udara dalam paru-paru yang dapat naik setiap beban kerja menjadi lebih besar. Apabila bahan beracun juga dalam bentuk aerosol, maka pengendapan dan penyerapan dapat terjadi dalam saluran pernapasan.
Mekanisme Toksikologi Inhalasi Sistem pernapasan terdiri dari 2 bagian yaitu saluran pernapasan bagian atas (hidung, tenggorokan, trachea, dan sebagian besar pipa bronchial yang membawa ke cuping dan paru-paru) dan alveoli dimana dapat terjadi pemindahan gas-gas dengan menembus dinding sel yang tipis. Saluran pernafasan merupakan sistem yang komplek, yang secara alami dapat menseleksi partikel berdasarkan ukurannya. Hidung merupakan filter utama yang berperan dalam mencegah dari sebarang partikel besar memasuki tubuh Nasofaring berfungsi membuang partikel besar dari udara yang dihirup, menambahkan uap air, dan mengatur suhu. Saluran trakea dan bronkus berfungsi sebagai saluran udara yang menuju alveoli. Trakea dan bronki dibatasi oleh epitel bersilia dan dilapisi oleh lapisan tipis lendir yang dapat mendorong naik partikel yang mengendap pada permukaan menuju mulut. Partikel yang mengandung lendir tersebut kemudian dibuang dari saluran pernafasan dengan diludahkan atau ditelan
Mekanisme Toksikologi Inhalasi Alveoli merupakan tempat utama terjadinya absorpsi toksik yang berbentuk gas seperti carbon monoksida, oksida nitrogen, belerang dioksida atau uap cairan, seperti bensen dan karbontetraklorida Hanya partikel yang diameternya kurang dari 5 mikron yang dapat masuk ke dalam kantong udara dalam alveoli. Partikel dengan ukuran 5 mikrometer atau lebih besar biasanya ditimbun pada daerah nasofaringeal. Partikel di daerah ini dapat dihilangkan saat pembersihan hidung atau saat bersin. Partikel yang larut akan dilarutkan dalam mukus dan dibawa ke faring atau diserap epitel masuk ke darah. Partikel dengan ukuran 2 hingga 5 mikrometer ditimbun pada daerah trakeobronkeolus paru, tempat ia akan dibersihkan oleh pergerakan silia saluran pernafasan (Mukono, 2002). Absorpsi pada jalur ini dapat terjadi melalui membran ”nasalcavity” atau absorpsi melalui alveoli paru-paru. Kedua membran ini relativ mempunyai permeabilitas yang tinggi terhadap xenobiotika. Sebagai contoh, senyawa amonium quarterner, dimana sangat susah diserap jika diberikan melalui jalur oral, namun pada pemberian melalui ”nasalcavity” menunjukkan tingkat konsentrasi di darah yang hampir sama dibandingkan dengan pemakaian secara travena.
Dampak Buruk Toksik terhadap Kesehatan Risiko kemungkinan zat kimia menimbulkan keracunan, tergantung dari besarnya dosis yang masuk ke dalam tubuh. Sedangkan dosis meningkat dengan besarnya konsentrasi, lama dan seringnya pemaparan serta cara masuknya ke dalam tubuh. Sedangkan semakin besar pemaparan terhadap zat kimia, semakin besar pula risiko keracunan. Reaksi tubuh terhadap bahan-bahan kimia dapat terjadi baik secara akut maupun secara kronis.
Contoh Toksik Inhalasi dan dampaknya Gas Irritant yaitu gas-gas yang bersifat irritant dihasilkan oleh pencemar udara seperti : Ozon (O3), NO, NO2, N2O, SO2). Bahan-bahan berbahaya tersebut apabila dihirup atau masuk ke dalam tubuh akan menyebabkan kerusakan paru, mulai dari iritasi ringan sampai fibrosis. Gas Asphyxiant yaitu gas-gas yang menggantikan posisi oksigen di dalam tubuh dalam kandungan udara yang rendah.seperti CH4, CO2, CO, H2S. Bahan-bahan berbahaya tersebut apabila dihirup atau masuk ke dalam tubuh dalam jumlah yang melebihi kadar standar akan menyebabkan sesak napas sampai kematian Partikel asbes yang terhirup melalui pernapasan akan terdeposit dalam paru-paru yang akan dapat menyebabkan kanker paru.
Contoh Toksik Inhalasi dan dampaknya Debu yang mengandung bahan silika dan batubara jika dihirup akan berdampak terhadap kesehatan yaitu dapat mengakibatkan silicosis dan anthracosis. Kandungan Pb di udara dapat meningkatkan kandungan Pb darah : 50 – 70%. Dampak dari menghirup timbal (Pb) ini adalah dapat merusak ginjal dan sistem syaraf pusat. Arsen (As) dan menyebabkan Keracunan akut yang menimbulkan gejala muntaber disertai darah, disusul dengan koma dan dapat menyebabkan kematian. Keracunan kronis dapat menimbulkan ikterus, pendarahan pada ginjal, dan kanker kulit Keracunan akut kadmium biasanya terjadi karena menghirup debu dan asap yang mengandung kadmium. Secara akut, kadmium lebih toksik bila dihirup. Toksisitas kadmium bisa berkembang menjadi udem paru.
TERIMA KASIH
PERTANYAAN 1, Arfandi setiawan (K111 14 333) PERTANYAAN 1, Arfandi setiawan (K111 14 333) Mengapa jalur masuk mempengaruhi keparahan toksisitas. Yang mana paling parah diantara semua jalur masuk ? 2. Andi Azizah (K111 14 069) Bagaimana jika bahan baku tidak bisa dieliminasi? Bagaimana cara mengendalikannya ? 3, Andi mifta farid (K111 14 506) Contoh kasus jalur masuk melalui injeksi?