Bab III. Taksonomi Serangga

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
BAHAN AJAR BIOLOGI KELAS X KEANEKARAGAMAN HAYATI ( biodipersity)
Advertisements

PENGANTAR Parasitologi Kedokteran
PENGENDALIAN HAMA SECARA KIMIAWI
TEKNIK-TEKNIK PENGENDALIAN HAMA
4. Pelaksanaan Pengendalian Hama
Insektisida Mikroba Menyebabkan kerusakan tanaman yang luas,
PESTISIDA » BIOSIDA Pemberantasan  Pengendalian  Pengelolaan
BAB 11 KIMIA PERTANIAN.
Biokontrol.
Dasar-dasar Perlindungan Hutan Copyright © 2006 DCC (Development of Course Content ) Team LabLINKeshut 4 Bagian 2 C H A P T E R Perlindungan hutan terhadap.
PESTISIDA Oleh : Mokhtar Effendi ( )
PRINSIP EKOLOGI DALAM PENGENDALIAN HAYATI
Keanekaragaman Hayati
BIOKONTROL BERBASIS GENETIS (Genetical-based biocontrol) A
MENGENAL LEBIH DEKAT WERENG BATANG COKLAT (Nilaparvata lugens)
PENGENDALIAN HAMA Amalia Nadifta Ulfa (H )

PENGENDALIAN HAYATI PNH 3300, SKS 2/1   Semester II, Tahun Akademik 2013/2014 Ruang: Perikanan A4.304, Pukul   Dosen: Prof. Dr. Ir. F.
TEKHNIK-TEKHIK PENGENDALIAN HAMA
BENTUK & MEKANISME HUBUNGAN AGENS - TARGET
PENGENDALIAN HAYATI ( Biologi Control ) SEBAGAI SALAH SATU KOMPONEN PENGENDALIAN HAMA TERPADU (PHT) Nama Kelompok : Sapriyanto C Sahbandi C
Komunikasi Dan Penyuluhan Pertanian Putri Lestari C
INISIASI 5 INTOKSIKASI.
BAB VI ASAS –ASAS DAN KONSEP – KONSEP MENGENAI ORGANISASI PADA TINGKAT KOMUNITAS.
PERTEMUAN II Permasalahan Umum Nutrisi Tanah Dan OPT
KELOMPOK FAKTOR GANGGUAN
DASAR-DASAR PERLINDUNGAN TANAMAN
MUSUH ALAMI: SEBAGAI AGENS PENGENDALIAN HAYATI HAMA & PENYAKIT TANAMAN
Pathobiocenosis ; Interaksi tikus, artropoda dan manusia
Mikroba yang merugikan dalam bidang pertanian dan perkebunan dari golongan ( Jamur,Bakteri, Virus ) dan cara penanggulangannya.
FACULTY OF BIOLOGY MEDAN AREA UNIVERSITY
DASAR-DASAR PERLINDUNGAN TANAMAN
Bab II. Struktur dan Fungsi Serangga
BIOTEKNOLOGI DALAM BIDANG PERTANIAN
. Cara Pengendalian Hama: -Direct Control (Pengendalian langsung)
PENGERTIAN AGRONOMI Agronomi
PESTISIDA DAN TEKNIK APLIKASI
Collecting Trapping Destroying infested materials Barking
Integrated Pest Management (IPM)
PESTISIDA DAN TEKNIK APLIKASI
PENGENDALIAN VEKTOR SECARA KIMIAWI.
Ilmu Penyakit Tumbuhan
I. PENDAHULUAN Stem et al
HAMA BINATANG YANG MENYEBABKAN KERUSAKAN PADA TANAMAN DAN MENIMBULKAN KERUGIAN SECARA EKONOMIS.
Pengendalian Vektor Penyakit Secara Hayati
Ekologi Pencemaran Tanah
Pengembangan Teknologi Formulasi Insektisida Nabati untuk
Oleh : Abdul Jabbar Afif Firmansyah Amirul Mu’minin M. Reza Fauzi
Pengertian ENTOMOLOGI dan Vektor Penyakit
Pengendalian tidak langsung (Indirect control):
TRANSGENESIS : Proses Perakitan Organisme Transgenik
KOMUNITAS.
Phylum Arthropoda Kelas Insecta - jumlah spesies sangat bervariasi
PENGARUH LINGKUNGAN TERHADAP KESEHATAN
POKOK BAHASAN III FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TOKSISITAS.
Pestisida Tabitha Maudy C. XII IPA 4.
BAB 2 KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP
PRAKTIKUM EKOTOKSIKOLOGI PERAIRAN
Pengendalian OPT Terpadu Pada Tanaman Pisang
Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi Dr. Budy Rahmat, Ir. MS.
PENGERTIAN TOKSIKOLOGI Panah pada saat itu digunakan sebagai senjata dalam peperangan, yang selalu pada anak panahnya terdapat racun.
SUMBER RACUN DAN ASAL RACUN
PENGENDALIAN TERPADU LALAT BUAH (Bactrocera spp)
PESTISIDA DAN TEKNIK APLIKASI
BIOTEKNOLOGI DAN APLIKASINYA
Keanekaragaman Hayati
PENCEMARAN LINGKUNGAN Oleh: Titan Sulistia, S.Pd..
Konsep dasar metoda Pemberantasan Penyakit
This presentation uses a free template provided by FPPT.com KONSEP BIOKONTROL PENGENDALIAN OPT Wiwit Probowati, S.Si.,
PENGANTAR TOKSIKOLOGI INDUSTRI
Transcript presentasi:

Bab III. Taksonomi Serangga

.Pengertian taksonomi adalah penyusunan yang teratur dan bernorma mengenai organisme-organisme ke dalam kelompok-kelompok yang tepat dengan menggunakan nama-nama yang sesuai dan benar (lilies, 1991). Secara umum taksonomi adalah cabang dari Biologi, yang berkaitan dengan klasifikasi, pemberian nama dan identifikasi (individu) organisme, dalam bahasan ini khususnya serangga.

3.1.Sistem klasifikasi . Kategori pokok dalam klasifikasi binatang adalah phylum, kelas, ordo, famili, genus dan spesies, walaupun sering kategori intermedier digunakan. Kategori yang secara umum digunakan disusun dalam aturan tingkatan (order of rank), dan dapat ditabulasikan/ disusun sebagai berikut:

PHYLUM – Phylum* SUBPHYLUM – Subphylum CLASS – Kelas* SUBCLASS – Subkelas ORDER – Ordo* SUBORDER – Subordo SUPERFAMILY – Superfamili FAMILY – Famili* SUBFAMILY – Subfamili TRIBE – Tribe GENUS – Genus* SUBGENUS – Subgenus SPECIES – Species* SUBSPECIES – Subspecies

3.2. Tipe dan tata nama Binatang mempunyai dua tipe nama, yaitu nama ilmiah (scientific name) dan nama umum (common name). Nama ilmiah adalah satu-satunya yang digunakan oleh ilmuwan (scientist), nama ini digunakan diseluruh dunia, dan tiap-tiap taxon binatang mempunyai satu nama. Nama umum adalah nama daerah, nama ini sering kurang tepat bila dibandingkan dengan nama ilmiah (beberapa nama umum digunakan untuk lebih dari satu taxon, dan taxon binatang contoh mungkin mempunyai beberapa nama umum).

Nama ilmiah binatang mengikuti aturan-aturan tertentu, secara garis besar digambarkan dalam The Inernational Code of Zoological Nomenclature (Stoll et al., 1964 dalam Bororr dan Delong, 1970). Nama ilmiah ditulis dalam huruf Latin (Latinized), atau mungkin diambil dari suatu bahasa atau dari nama-nama orang atau tempat. Sebagian besar nama diambil dari bahasa Latin atau dari bahasa Yunani, dan biasanya berhubungan dengan beberapa ciri dari binatang atau nama kelompok.

3.3. Identifikasi serangga Serangga atau insekta termasuk dalam phylum Arthropoda, dan dibedakan menjadi 3 sub phylum, yaitu Trilobita, Mandibulata dan Chelicerata. Sub phylum Trilobita telah punah dan tinggal sisa-sisanya (fossil). Sub phylum Mandibulata terdiri atas beberapa kelas, dan salah satu diantaranya adalah kelas Insecta (Hexapoda). Sub phylum Chelicerata terdiri atas beberapa kelas, termasuk Arachnida di dalamnya.

Penggunaan pestisida kimiawi 1. menurunkan populasi dengan cepat 2. Dapat digunakan setiap saat Efek samping: -Resistensi -Resurjensi -Ledakan hama sekunder -Organisme bukan sasaran mati -Membunuh musuh alami -Ada residu dalam tanaman -Terjadi pencemaran lingkungan -Perbesaran biologi -Keracunan pada manusia

. Cara Pengendalian: -Direct Control Mechanical methods Biotic methods Chemical methods -Indirect Control Chemical and mechanical methods Silvicultural practices Regulation .

A1. Mechanical methods A2. Biotic methods Agents (natural enemy): Collecting Trapping Destroying infested materials Barking Application of heat A2. Biotic methods Biological control Natural control Agents (natural enemy): -Parasitoid -Predator -Pathogen

Natural enemy responses to prey density. Functional response: Natural enemy responses to prey density Functional response: Numerical response -reproduction -migration

Parasitoid : Serangga yang memarasit serangga / arthropoda yang lain Sifat: - soliter (Ichneumonidae) -gregarious (Chalcidoidae, Braconidae) dan Diptera (Tachinidae)

-Serangga betina yang berperan utama Keuntungan -Survival baik -Perlu satu atau sedikit individu -Bertahan dalam aras rendah -monofag/oligofag Kelemahan -Serangga betina yang berperan utama -Daya cari tinggi, jumlah telurnya sedikit

Predator: Organisme hidup bebas yang memangsa binatang lain -Vertebrate predator -Arthropod predator Perbedaan parasitoid dengan predator Parasitoid umumnya monofag, predator polifag Parasitoid perlu 1 inang, predator perlu banyak mangsa Parasitoid betina, predator jantan dan betina Coleoptera Neuroptera Diptera Hemiptera

Virus ada 700, Baculovirus dan NPV Bakteri: Bacillus thuringiensis – Lepidoptera (kristal beracun) Jamur, ada 750 species Metarhizium anisopliae: Oryctes sp Beauveria bassiana: Bubuk kopi Masuk melalui kulit Beberapa spesies menghasilkan toksin

A3. Chemical methods Insektisida DDT (1940) Paul Mueller Nama dan Formulasi -Nama Umum: Karbofuran -Nama dagang: Furadan, Curater, Indofur dll -Nama kimia; 2,3-dihidro 2,2,-dimetil-7-benzonilmetilkarbamat Penggolongan insektisida -Mode of action: -racun perut -racun kontak -racun nafas

Insektisida anorganik dan organik Kandungan kimia Insektisida anorganik dan organik Organik: -organik sintetik dan organik alami Organochlorin Organofosfat Carbamat Pirethroid (Chrysanthemum sp)

a)organochlorin: organik sintetik pertama (1940, Paul Muller, Swiss) Toksisitas sedang untuk mamalia Masalah persistensi (17 tahun 39 % residu) b) Organofasfat Unsur P sebagai inti Dikembangkan di Jerman (toban, sarin dll) Penghambat enzim asetilkolinesterase Sangat bercun bagi serangga

c)Karbamat Dikembangkan oleh Geigy sejak tahun 1951 dan dipasarkan tahun 1956 Asam karbamat Menghambat enzim kolinesterase

Formulasi insektisida -bahan aktif -sinergis; (piperonil butoksit) -adjuvan: solvent, diluent, sticker, surfaktan, deodoran Formulasi insektisida: EC, WP, SP, Solution, Dust, Granule (G)

Toksisitas Insektisida -Toksisitas thd serangga -Toksisitas thd manusia Akut Kronis: uji laboratorium: karsinogenik, mutagenik dan teratogenik

Pengelompokan Toksisitas Insektisida Nilai LD 50: dosis insektisida yang tepat mematikan 50% binatang uji LD 50 >50 mg/kg (racun berbahaya) 50-500 mg/kg (moderat bercun) 500-5000 mg/kg (sedikit beracun)

Resistensi Serangga terhadap insektisiada Brown dan Pal (1971) serangga resisten adalah setiap populasi suatu spesies serangga yang biasanya peka terhadap suatu insektisida manjadi tidak dapat dikendalikan Georghiou (1984) ada 450 spesies serangga yang resistenterhadap insektisida Uji resistensi dengan RF (resistance Factor)

RF: LD50 serangga uji: LD50 serangga peka Mekanisme dan penyebab resistensi -Peningkatan detoksikasi -Penurunan kepekaan tempat sasaran insektisida -penurunan laju penetrasi

Georghiou untuk memperlambat timbulnya resistensi: -moderation Saturation Multiple attack

Cara aplikasi: -Penyemprotan -Pencelupan -Peracunan tanah -Fumigasi -Injeksi -Umpan

Efek samping -resistensi, 500 spesies -resurjensi -Letusan hama kedua -Residu berbahaya (predator, parasit, burung, mamalia, manusia)

B.1. Mechanical and chemical methods Modification of food supply -Barrier -Reducing quantity of food -Changing food composition Modification of moisture -Reduction of moisture -Increasing moisture

B.3. Silvicultural practices -Regulation of forest composition Mixed stand Diversifying single-species -Regulation of density Thinning Encouraging straight growth Eliminating alternate host

Breeding trees for resistance *) -Improvement of planting stock Breeding trees for resistance *) Selection from desirable parents *) Ketahanan : genetik dan ekologis Ketahanan genetik: Mekanisme: - Non-preference Kimiawi dan morfologi Empoasca sp Heliothis sp -Antibiosis (alkaloid, glukosid dll) -Toleran

Ketahanan Ekologis -Host evasion -Induced resistance -Escape

Kekurangan Waktu dan biaya pengembangan Timbulnya biotipe baru Ketahanan yang berlawanan.

Keuntungan: -Penggunaan murah -Spesifik -Kumulatif -Kompatibel -Dampak negatif rendah

Practices that favor pests Disregarding site quality Developing single species forest Using injurious Logging Practices B.4. Regulation -Legislative approach -Quarantines and Embargo -Inspection and certification

TERIMA KASIH