PENILAIAN HARGA WAJAR SAHAM DENGAN MENGGUNAKAN METODE DIVIDEND DISCOUNT MODEL (DDM) UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM BERINVESTASI SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA (Studi Kasus pada Saham LQ 45) Nama : Renaldy Npm : 21207379 Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Dr. Singgih Jatmiko
Latar Belakang Masalah Menganalisis saham secara akurat bisa meminimalkan risiko sekaligus membantu investor mendapatkan keuntungan, mengingat investasi saham di pasar modal merupakan jenis investasi yang cukup berisiko tinggi meskipun menjanjikan keuntungan yang relatif besar.
Rumusan Masalah Bagaimana tingkat kewajaran harga saham LQ45 jika dihitung dengan metode dividend discount model Bagaimana cara menganalisa hasil dari perhitungan penilaian harga wajar saham dengan metode dividend discount model? Apakah keputusan investasi yang tepat bagi investor setelah menganalisa harga wajar saham pada indeks LQ45?
Batasan Masalah Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan, maka penulis membatasi masalah penulisan ini pada penggunaan metode dividend discount model sebagai dasar analisis. Objek penelitian dalam penelitian ini adalah Perusahaan LQ45 yang mengumumkan deviden Tahun 2007 – 2011 secara berturut turut.
Tujuan Penulisan Mengetahui tingkat kewajaran Indeks harga saham LQ45 jika dihitung dengan metode dividend discount model.. Menganalisa hasil dari perhitungan penilaian harga wajar saham dengan menggunakan metode dividend discount model Menentukan keputusan investasi yang tepat bagi investor setelah menganalisa harga wajar saham LQ45
Landasan Teori Investasi Menurut Halim (2005) investasi pada hakekatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan dimasa yang akan datang. Saham Menurut Widoatmodjo (1996) saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan.
Landasan Teori Apabila NI > harga pasar saat ini, maka saham tersebut dinilai undervalued (harganya rendah), dan karenanya seharusnya dibeli atau ditahan apabila saham tersebut telah dimiliki. Apabila NI < harga pasar saat ini, maka saham tersebut dinilai overvalued (harganya tinggi), dan karenanya seharusnya dijual Apabila NI = harga pasar saat ini, maka saham tersebut dinilai wajar harganya dan berada dalam kondisi keseimbangan.
Pembahasan Vo = Value D1 = Dividen yang diharapkan Do = Dividen yang dibayarkan k = required return on equity g = growth
Pembahasan
Perhitungan PT Astra International Tbk. Ratio Keuangan Tahun EPS ROE DPR 2006 917 17% 16,35% 2007 1,521 24% 9,93% 2008 2,270 27,78% 13,21% 2009 2,480 25% 11,7% 2010 3,549 29,13% 13,24%
Komponen DDM ASII Tahun D1 k g 2007 224 25,28% 14,2% 2008 360 21,34% 20% 2009 340 18,28% 17,4% 2010 600 21% 0,2% 2011 1333 19,5% 18%
Hasil Valuasi PT ASII 2007 2008 2009 2010 2011 DDM Rp 2,203 Rp 27,692 Harga pasar Rp 27,300 Rp 10,550 Rp 34,700 Rp 54,550 Rp 75,000 * Ket Overvalued Undervalued
Hasil Valuasi Seluruh Perusahaan Tahun 2007 2008 2009 2010 2011 DDM 4,780 7,707 8,414 12,218 15,113 Harga Pasar 9,557 4,161 9,632 13,584 15,244 Keterangan Overvalued Undervalued Selisih -4,777 3,546 -1,218 -1,366 -131 % -99% 46% -14% -11% -0,8% Score 1
Hasil Grafik Valuasi Seluruh Prusahaan
Kesimpulan Dalam penilaian harga saham terdapat pola- pola tiap tahun nya, yang artinya pada tahun sekarang saham berada dalam keadaan Undervalued. Dan jika penilaian dengan metode yang di gunakan benar maka pada tahun berikutnya saham tersebut akan menjadi Overvalued. Atau jika tidak menjadi kebalikan dari tahun sebelumnya tingkat selisih dan persentase nya semakin membesar dan mengecil, tergantung nilai pada tahun sebelumnya. Pada contoh perhitungan PT Astra Internationl Tbk didapatkan pola yang sesuai dengan poin nomor satu yaitu pada tahun 2007 harga saham menurut DDM Overvalued dengan selisih 25,097, dan pada tahun 2008 PT Astra International Tbk mengalami kondisi Undervalued dengan selisih 7,142. Pada tahun 2009 berada dalam kondisi Undervalued dengan selisih yang lebih mengecil. Dan di tahun 2010 berada dalam kondisi Undervalued. Dengan menggunakan skor 1 untuk menilai saham dari tahun 2007 sampai tahun 2010 dan skor 0 yang tidak mengalami perubahan harga tahun sebelumnya di dapatkan dari indeks yang telah di hitung berjumlah 5 dan terdapat 5 yang mempunyai skor 1 dan 0 mempunyai nilai 0. Maka bisa di hitung dengan menggunakan model DDM, penilaian saham bisa di andalkan untuk melihat pergerakan saham.
Implikasi Kepada para investor dan calon investor yang hendak melakukan investasi sebaiknya menganalisa terlebih dahulu saham yang akan di investasikan, dengan menilai saham baik dengan metode Fundamental maupun Teknikal diharapkan bisa mendapatkan keutungan. Kepada para investor sebaiknya memilih saham yang berada dalam keadaan Undervalued. Hal ini berarti harga saham yang bersifat undervalued berarti nilai intrinsik sahamnya lebih besar dari harga saham pada saat itu maka dalam pengambilan keputusan saham ini layak dibeli oleh calon investor atau ditahan apabila saham tersebut telah dimiliki oleh investor. Sebaliknya, apabila sebuah saham mempunyai sifat overvalued berarti nilai intrinsik sahamnya lebih kecil dari harga saham pada saat itu maka dalam pengambilan keputusan saham ini tidak layak dibeli oleh calon investor dan dijual oleh investor karena harga saham saat ini terlalu tinggi .
Keterbatasan Penilaian dengan menggunakan metode DDM sangat tergatung sekali dengan dividen, jika perusahaan tidak mengumumkan dividen pada tahun tertentu harga saham nya tidak bisa dinilai.
Saran Karena dalam mengunakan metode DDM ada keterbatasan yaitu dividen, maka Untuk penelitian selanjutnya sebaiknya menggunakan metode penilaian saham selain pendekatan dividen. Atau dengan membandingkan metode DDM dengan metode lainnya, seperti pendekatan PER (Price to Earning Ratio) atau di bandingkan dengan menggunakan metode PBV(Price Book Value) untuk melihat metode mana yang mendekati nilai saham yang sebenarnya.