PERAN DAN PROSPEK MIKORIZA OLEH : NOVRIANI 20082002006
I. PENDAHULUAN Mikroba tanah pelarut pospat BAKTERI JAMUR MIKORIZA Berdasarkan cara infeksi ke akar tanaman mikoriza dikelompokkan : 1. Ektomikoriza 2. Ektendomikoriza 3. Endomikoriza NON SIMBIOSIS SIMBIOSIS MUTUALISME AKAR TANAMAN
Gambar 1. Mikrokofis VAM/ Mikoriza (http://www.ipard.com/artperkebun/artikel/list.asp) lebih dari 80% tanaman dapat bersimbiosis dengan CMA, sebagian besar terdapat ekosistem alam dan pertanian serta memiliki peranan yang penting dalam pertumbuhan, kesehatan dan produktivitas tanaman.
Ektendomikoriza merupakan bentuk antara (intermediet) Ektomikoriza : akar yang kena infeksi membesar, bercabang, rambut-rambut akar tidak ada, hifa menjorok ke luar dan berfungsi sebagi alat yang efektif dalam menyerap unsur hara dan air, hifa tidak masuk ke dalam sel tetapi hanya berkembang diantara dinding-dinding sel jaringan korteks membentuk struktur seperti pada jaringan hartiq. Ektendomikoriza merupakan bentuk antara (intermediet) kedua mikoriza. adanya selubung akar yang tipis berupa jaringan hartiq. hifa dapat menginfeksi dinding sel korteks dan juga sel-sel korteknya Penyebarannya terbatas dalam tanah-tanah hutan sehingga pengetahuan tentang mikoiza tipe ini sangat terbatas.
Endomikoriza akar yang kena infeksi tidak membesar, lapisan hifa pada permukaan akar tipis, hifa masuk ke dalam individu sel jaringan koretks, adanya bentukan khusus yang berbentuk oval yang disebut Vasiculae (vesikel) dan sistem percabangan hifa yang dichotomous disebut arbuscules (arbuskul)
Gambar 2. Ektomikoriza pada akar tanaman (winkidz. wordpress Gambar 2. Ektomikoriza pada akar tanaman (winkidz.wordpress.com/informasi) Gambar 4. Konolisasi jamur endomikoriza pada akar (Brundrett et al. 1985 Can. J.Bot. 63: 184) dalam bahan kuliah biologi tanah
Gambar 7. Proses infeksi CMA pada akar tanaman (bahan kuliah biologi tanah) cendawan masuk ke dalam akar atau melakukan infeksi, proses infeksi dimulai dengan perkecambahan spora didalam tanah. Hifa yang tumbuh melakukan penetrasi ke dalam akar atau melalui celah antar sel epidermis dan berkembang di dalam korteks. Pada akar yang terinfeksi akan terbentuk arbuskul, vesikel intraseluler, hifa internal diantara sel-sel korteks. Penetrasi hifa dan perkembangnnya biasanya terjadi pada bagian yang masih mengalami proses diferensiasi dan proses pertumbuhan. Hifa berkembang tanpa merusak sel .
Gambar 3. Infeksi mikoriza pada akar tanaman (http://www.bioterapi.ro/inedx.html)
CMA membentuk organ-organ khusus dan mempunyai perakaran yang spesipik. Organ khusus tersebut adalah arbuskuk (arbuscule), vesikel (vesicle) dan spora : Vesikel merupakan struktur cendawan yang berasal dari pembengkakan hifa internal secara terminal dan internal, kebanyakan berbentuk bulat telur, dan berisi banyak senyawa lemak sehingga merupakan organ penyimpanan cadangan makanan dan pada kondisi tertentu dapat berperan sebagai spora atau alat untuk mempertahankan kehidupan cendawan. Arbuskula merupakan hifa bercabang halus yang dibentuk oleh percabangan dikotomi yang berulang-ulang sehingga menyerupai pohon dari dalam sel inang. Arbuskul merupakan percabangaan dari hifa masuk kedalam sel tanaman inang. Masuknya hara ini ke dalam sel tanaman inang diikuti oleh peningkatan sitoplasma, pembentukan organ baru, penbengkokan inti sel, peningkatan respirasi dan aktivitas enzim. Spora terbentuk pada ujung hifa eksternal. Spora ini dapat dibentuk secara tunggal, berkelompok atau di dalam sporokarp tergantung pada jenis cendawannya. Perkecambahan spora sangat sensitif tergantung kandungan logam berat di dalam tanah dan juga kandungan Al. kandungan Mn juga mempengaruhi pertumbuhan miselium
CMA tidak memiliki inang yang spesifik. Fungi yang sama dapat mengkolonisasi tanaman yang berbeda, tetapi kapasitas fungi untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman bervariasi. Satu spesies fungi dipertimbangkan efisien ketika pada beberapa kondisi lingkungan yang berbeda: 1) dapat mengkolonisasi akar secara cepat dan ekstensif, 2) mampu berkompetisi dengan mikroorganisme yang lain untuk tempat menginfeksi dan mengabsorpsi nutrisi. 3) segera membentuk miselium secara ekstensif dan ekstraradikal, 4) mengabsorpsi dan mentransfer nutrisi ke tanaman, 5) meningkatkan keuntungan non nutrisi kepada tanaman, seperti agregasi dan stabilisasi tanah.
Gambar 6. Kolonisasi mikoriza pada akar tanaman (bahan kuliah biologi tanah) Tingkat kolonisasi di lapangan tergantung pada spesies tanaman inang, kondisi tanah serta spesies CMA indigen. Persentase kolonisasi juga tergantung kepada kepadatan akar tanaman.
PERKEMBANGAN PENELITIAN MIKORIZA Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan mikoriza antar lain : suhu, (diatas 400C perkembangan mikoriza menurun) kadar air tanah, mikoriza lebih tahan terhadap kekeringan pH, tahan terhadap perubahan pH tanah bahan organik tanah, (bahan organik 1-2% maksimum) intensitas cahaya, intensitas cahaya yang tinggi peka infeksi mikoriza ketersediaan hara, rendah infeksi maksimum logam berat dan unsur lain, dipengaruhi oleh kandungan logam dalam tanah fungisida, turunnya kolonisasi CMA yang mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan tanaman dan pengambilan P
Ekosistem, hutan alami yang terdiri dari banyak spesies tanaman dan umur yang tidak seragam sangat mendukung keragaman mikoriza Pengolahan tanah, cropping sistem, ameliorasi dengan bahan organik, pemupukan mempengaruhi pertumbuhan mikoriza
Beberapa Penelitian Pemanfaatan Mikoriza : Inokulasi CMA pada apel dapat meningkatkan kandungan P pada daun dari 0,04 menjadi 0, 1 9% (Gededda et al. 1984). Penggunaan CMA (Glomus etunicatum dan Gigaspora margarita) dapat meningkatkan pertumbuhan beberapa jenis bibit apel dan mendorong pertumbuhan tanaman di pembibitan (Matsubara et al. 1996). Inokulasi CMA pada bibit jeruk dapat memacu pertumbuhannya (Jawal et al. 2005). Untuk tanaman manggis, CMA campuran yang berasal dari daerah Padang, Sawahlunto Sijunjung, dan Limapuluh Kota mampu mempercepat pertumbuhan semaian manggis sekitar 40% dibandingkan dengan semaian yang tidak diinokulasi dengan mikoriza (Muas et al. 2002). Inokulasi species CMA juga berpengaruh terhadap tinggi bibit hanya pada umur 4 dan 20 MST, jumlah daun pada umur 4, 8 dan 28 MST, bobot kering tajuk, bobot kering total dan serapan P-tajuk bibit kelapa sawit.
III. PEMANFAATAN MIKORIZA Beberapa keuntungan yang diperoleh dengan adanya simbiosis ini adalah: 1) miselium fungi meningkatkan area permukaan akuisisi hara tanah oleh tanaman, 2) meningkatkan toleransi terhadap kontaminasi logam, kekeringan, serta patogen akar, 3) memberikan akses bagi tanaman untuk dapat memanfaatkan hara yang tidak tersedia menjadi tersedia bagi tanaman 4) adanya peningkatan absorpsi hara, sehingga waktu yang diperlukan untuk mencapai akar lebih cepat, 5) meningkatkan toleransi terhadap erosi, pemadatan, keasaman, salinitas, 6) melindungi dari herbisida, serta 7) memperbaiki agregasi partikel tanah.
Peranan Mikoriza Pada Perbaikan Lahan Kritis : Lahan Alang-Alang Mampu meningkatkan serapan hara dan air Mampu meningkatkan ketahanan tanaman terhadap kekeringan Mampu meningkatkan pertumbuhan tanaman Lahan Salin Mekanisme perlindungannya terhadap tanaman bermikoriza belum diketahui dengan pasti, tapi diduga disebabkan karena meningkatnya serapan hara immobil seperti P, K, Zn dan Cu sedangkan serapan Na rendah. Hal ini berarti bahwa cendawan VAM dapat sebagai filter bagi unsur hara tertentu yang tidak dikehendaki oleh tanaman
Tabel 4. Pengaruh inokulasi AMF terhadap berat kering tanaman dan serapan hara tanaman tomat yang ditanam pada tingkat salinitas yang berbeda. ( Al-Karaki, 2000) Tingkat salinitas Status AMF Hasil bahan kering ( g/tanaman) Konsentrasi unsur (mmol/kg) P Na K 1,4 Non AMF 1,62 0,20 44 169 1080 AMF 2,33 0,28 63 123 1137 4,7 1,05 0,10 40 1155 710 1,57 0,18 60 773 909 7,4 0,44 0,08 39 1739 624 0,60 0,09 43 1229 654 Simpangan baku 0,48 5 352 343
Bioremediasi Tanah Tercemar Cendawan ektomikoriza dapat meningkatkan toleransi tanaman terhadap logam beracun dengan melalui akumulasi logam-logam dalam hipa ekstramatrik dan "extrahyphae slime" sehingga mengurangi serapannya ke dalam tanaman inang. Namun demikian tidak semua mikoriza dapat meningkatkan toleransi tanaman inang terhadap logam beracun, karena masing-masing mikoriza memiliki pengaruh yang berbeda. Pemanfaatan cendawan mikoriza dalam bioremidiasi tanah tercemar, disamping dengan akumulasi bahan tersebut dalam hipa, juga dapat melalui mekanisme pengkomplekan logam tersebut oleh sekresi hipa ekternal.
IV. TEKNOLOGI PUPUK HAYATI Salah satu cara untuk meningkatkan kesuburan tanah secara berkelanjutan dapat dilakukan dengan teknik memanfaat dan memberikan mikoriza sebagai pupuk hayati. Jenis pupuk hayati yang telah dan sedang dikaji BPPT adalah TECHNOFERT 2001 yaitu pupuk hayati yang memanfaatkan kerja Mikoriza. Biofertilizer yang tersedia di pasaran antara lain: Emas, Rhiphosant, Kamizae, OST dan Simbionriza.
Teknik Penggunaan Pupuk Hayati Mikoriza Pupuk mikoriza Technofert 2001 berupa spora mikoriza dan potongan akar yang terinfeksi jamur yang dicampur dengan zeolith sebagai media. Penggunaan pupuk ini efektif digunakan pada saat tanaman masih dipersemaian (tanaman muda) yang akarnya belum mengalami penebalan. Penerapan Technofert 2001 Di IPB, ahli mikoriza telah membuatnya dalam bentuk tablet dan sudah diujicobakan pada tanah di daerah kering. Tablet ini dibuat dari cendawan, dengan cara diambil dari mikoriza yang dibentuknya, kemudian dimurnikan dari jamur-jamur lain yang berada disekelilingnya Setelah teruji kemurniannya, jamur ini ditumbuhkan pada media buatan dari tanah dan bahan-bahan organik untuk dijadikan bahan baku pil.
Tabel 3. Pupuk hayati komersial di Indonesia dan kandungan mikroorganismenya Nama Produk Pupuk Hayati Kandungan mikroorganisme Legin Rhizo-plus Emas Gion 100x Biofer 2000-K Biofer 2000-N E-2001 Rhizobia Bradyrhizobium, Sinorhizobium, Bacillus, Mikrococcus Azzospirillum lipoverum, Azotobacter, Beijerinckie, Aeromonas punctata, Aspergillus niger Bradyrhizobium japonicum Jamur ektomikoriza Jamur endomikoriza Azotobacter vinelendii, Clostridium pasterianum, Nitrosomonas, Nitrobacter, Ankia alni, Nostoc muscorum, Anabaena azollae OST (Organic soil treatment) (pupuk hayati rajawali) Biota Azotobacter, Rhizobium, Agrobacterium, Azospirillium, bakteri palrut fosfat, protein dan humus aktif Bacillus spp, Lactobacillus spp, Micrococcus sp Sumber : Simanungkalit, R.D.M. 2001
KESIMPULAN 1. Mikoriza adalah jenis jamur yang mempunyai peranan penting dalam memperbaiki sifat fisik dan kimia tanah dalam meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman. 2. Mikoriza dapat dimanfaatkan sebagai pupuk hayati yang sangat penting dalam memenuhi kebutuhan hara tanaman sehingga kebutuhan akan pupuk anorganik dapat dikurangi, serta dapat menjaga kelestarian lingkungan dan bisa dimanfaatkan secara berkelanjutan. 3. Mikoriza dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman karena mampu meningkatkan daya tahan tanaman terhadap serangan patogen tanah (penyakit akar) dan pada kondisi kritis (kekeringan).
TERIMA KASIH