Pengantar Konsep Strategi Teknologi & Bisnis IK305 Infrastruktur Teknologi Informasi Suryo Widiantoro, ST, MMSI, M.Com(IS)
Capaian Pembelajaran Materi Perkuliahan Mahasiswa mampu menjelaskan keterkaitan antara (proses) bisnis dan teknologi (informasi dan komunikasi)
Topik Bahasan Pengantar strategi bisnis dan teknologi Penganggaran investasi teknologi
Infrastruktur TIK dapat dipandang sebagai sebuah arsitektur multilayer, yang didorong oleh kepentingan bisnis perusahaan dan teknologi harus dapat mendukungnya. Memahami kompetisi, mengetahui proses bisnis internal perusahaan, dan mengubah pengetahuan (knowledge) tersebut menjadi rekomendasi infrastruktur teknologi adalah sama halnya dengan menciptakan keunggulan bersaing (competitive advantage).
Pengantar strategi bisnis dan teknologi
Infrastruktur TIK yang diimplementasikan sebagai hasil dari rekomendasi TIK yang didorong oleh strategi bisnis dan pemilihan penggunaan teknik manajemen berbasis-nilai (value-based management) memiliki potensi besar untuk mendapatkan keunggulan bersaling (competitive advantage).
Kasus #1: FedEx FedEx melihat dengan jelas perlunya untuk menyertakan strategi teknologi ke dalam strategi bisnis sedini mungkin. Perlu bagi FedEx untuk memahami bagaimana teknologi dapat memenuhi kemampuan untuk mempertahankan operasi FedEx, menciptakan produk inovatif, serta memperoleh keunggulan bersaing (competitive advantage) dan pangsa pasar (market share). Kemampuan ini memberikan FedEx sebuah first mover advantage (sebuah keunggulan yang diperoleh perusahaan pertama yang menjalankannya pi pasar yang baru) pada saat menerapkan identifikasi paket menggunakan bar-coded, layanan pengiriman 1 malam, dan pelacakan pengiriman secara online. Menerapkan teknologi ini memungkinkan FedEx untuk meraih pangsa pasar, sementara para pesaing kehilangan.
Kasus #2: UPS Pada saat bersamaan, UPS kehilangan pangsa pasar dan merasa perlu untuk mengemulasi FedEx untuk meraihnya kembali. Sebagian dari keberhasilan UPS meraih kembali pangsa pasarnya berasal dari fakta bahwa UPS adalah fast follower (organisasi yang cepat meniru first mover di pasar setelah melihat kesuksesannya) dan menduplikasi teknologi yang telah dibuat dan diterapkan oleh pesaingnya, FedEx. FedEx memahami hubungan antara strategi teknologi dan strategi bisnis, dan nampaknya UPS telah mendapat pelajaran berharga dari FedEx.
Michael Porter, seorang profesor di Harvard Business School dan pakar di bidang strategi bisnis, menyatakan bahwa efektifitas operasional, yang diperlukan untuk mencapai kinerja superior, tidaklah cukup untuk mencapai keunggulan bersaing (competitive advantage). Inti dari strategi bisnis yang baik adalah untuk memilih sebuah posisi unik dan berharga yang berakar dalam aktifitas sistem yang sangat sulit untuk diduplikasi inilah yang dilakukan FedEx dalam menciptakan (dan terus menciptakan-ulang) tawaran layanan kepada pelanggan melalui implementasi sistem TIK. Jadi bila peningkatan proses bukan sebuah strategi, lalu apakah yang dimaksud dengan itu?
Sebuah strategi adalah sebuah rencana sebuah strategi bisnis adalah sebuah visi yang diartikulasikan dengan jelas kemana bisnis akan menuju dan bagaimana cara utuk mencapainya. Bagi perusahaan abad 21 untuk berhasil, maka fungsi TIK dalam organisasi harus dilibatkan/berada di dalam strategi. Manajemen harus mengembangkan rencana strategi sebagai respon pada kekuatan pasar (market force), permintaan pelanggan, dan kemampuan organisasi sebuah bisnis harus dapat merasakan (sense) pasar. Permintaan pelanggan dan kapabilitas organisasi harus mendorong strategi mendasar organisasi dan infrastruktur teknologinya.
2 pendekatan untuk inisiatif strategis Hal mendasar untuk kinerja jangka panjang di atas rata2 adalah keunggulan bersaing (competitive advantage) yang bertahan melalui penciptaan TIK yang tidak mudah direplikasi oleh para pesaing. Menggunakan industry-wide approach, organisasi mencoba untuk mencapai posisi kompetitif dalam sebuah industri secara luas; Menggunakan focused approach, organisasi mencoba untuk memperoleh posisi dalam segmen tertentu di industri. Dalam pendekatan industry-wide dan focused untuk inisiatif strategis, ada 2 cara untuk mencapai keunggulan bersaing (competitive advantage), yaitu: cost leadership dan product differentiation.
Dalam cost leadership, sebuah organisasi mencoba untuk menjadi produser berbiaya paling rendah di pasar dan meraih tujuan tersebut tanpa mengorbankan kualitas produk. Cost leadership dapat dicapai melalui efisiensi operasional, distribusi massal, skala ekonomi (economies of scale), dll. TIK dapat menjadi dasar untuk beberapa strategi ini (misalnya: pengurangan biaya melalui efisiensi proses dan memperpendek waktu siklus proyek atau implementasi solusi teknis yang mengurangi biaya melalui pasar elektronik).
Dalam product differentiation, sebuah organisasi memposisikan produknya untuk membuatnya tampak berbeda di pasaran. Differentiation biasanya memungkinkan organisasi untuk memberikan harga lebih tinggi, namun harga tersebut harus nampak adil bagi pelanggan pelanggan harus melihat nilai dalam produk sehingga bersedia untuk membeli produk yang dijual. Dengan menciptakan disruptive technology seperti pengiriman 1 malam, FedEx mendiferensiasikan dirinya sebagai first mover dengan menawarkan pelacakan produk secara online.
Strategi bisnis dapat dikelompokkan ke dalam cost leadership dan product differentiation, masing2 memiliki fokus industry-wide maupun industry- segment. Tujuan dari strategi adalah agar organisasi berkinerja dengan baik dan meraih pangsa pasar, yang mengarah pada peningkatan keuntungan.
Setiap strategi bisnis harus menyertakan detil mengenai apa yang dapat dilakukan teknologi bagi organisasi. Sangat membantu untuk memodelkan bisnis sehingga organisasi memahami pasarnya, kompetisi, dan jenis pelanggan yang dilayaninya ingat bahwa organisasi harus pertama memilih strategi bisnisnya dan strategi TIK yang selaras dengannya. Menggunakan strategi bisnis sebagai dasar, organisasi harus membuat strategi operasional dan teknologi yang berhubungan dengan strategi bisnisnya.
Organisasi dan teknologi Organisasi telah lama berjuang melawan isu bagaimana menggunakan teknologi dengan baik untuk meningkatkan proses bisnis. Untuk mempertahankan posisi bersaing, semua organisasi harus mempertahankan pengawasan terhadap pesaing dan juga proses bisnis internal serta hubungan antara proses tersebut dengan perubahan teknologi. Organisasi memulai dari proyek teknologi, harus menentukan strategi bisnis dan teknologi yang layak, menyatakan tujuan, identifikasi kompetensi unik, dan mengukur strengths, weaknesses, opportunities, dan threats (SWOT) dalam lingkungan yang penuh persaingan.
Peran manajemen dalam keputusan teknologi Manajer tidak perlu memiliki pengetahuan teknis yang luas dalam pengambilan keputusan teknologi, namun mereka harus mampu melakukan analisis proses yang mereka kelola. Bagi Analis Bisnis atau manajer untuk terlibat, mereka harus berpartisipasi dalam 3 cara: Visioner, Memiliki keahlian interpersonal untuk menjadi sumberdaya informasi, dan Memiliki keahlian terstruktur (misalnya: manajemen proyek, analitis, organisasi, dan perencanaan).
Teknologi dan inovasi yang Disruptive dan Sustaining Semua teknologi dan inovasi dapat menjadi disruptive atau sustaining; artinya mereka baru dan men-disrupt pasar, atau mereka men-sustain kondisi status quo. Inovasi tidak perlu berupa teknologi spesifik; itu dapat berupa sebuah cara baru untuk melakukan sesuatu. Saat sebuah layanan pelanggan baru ditawarkan, mungkin tidak terlihat sebagai sebuah teknologi; namun beberapa layanan kenyataanya dimungkinkan dengan teknologi.
Teknologi dan inovasi disruptive adalah sebuah cara baru untuk untuk melakukan hal2 yang pada dasarnya tidak memenuhi kebutuhan pasar, atau sebuah produk untuk pasar yang mungkin saat ini belum ada. Teknologi disruptive muncul untuk mendominasi pasar yang ada dengan mengisi atau membuat sebuah peran di pasar yang baru atau dengan sukses menangkap pangsa pasar melalui peningkatan kinerja pasar.
Teknologi Disruptive Teknologi Digantikan Keterangan Semiconductor Vacuum Tube Sistem elektronik dengan teknologi semiconductor butuh energi lebih sedikit serta ukuran lebih kecil dan lebih handal daripada sistem dengan tube. Teknologi baru ini menyebabkan semiconductor untuk men-disrupt pasar vacuum tube. Digital Photography Chemical and Instant Technologies Fotografi kimiawi butuh kamera stand-alone dan diproses dalam lab. Teknologi ini akhirnya di-disrupt oleh fotografi instan. Digital photography sekarang men-disrupt baik teknologi kimiawi maupun instan.
Teknologi sustaining biasanya diperkenalkan oleh perusahaan yang menawarkan cara baru, lebih baik, atau lebih murah untuk mengerjakan tugas yang juga dilakukan oleh pesaing. Apakah mereka menciptakan sebuah produk yang menjaga pasar atau produk yang mengganggu pasar, organisasi membutuhkan infrastruktur TIK untuk mendukung proses bisnis dan produk mereka. Infrastruktur tersebut harus menjadi bagian dari strategi bisnis yang menjaga dan meningkatkan keunggulan bersaing.
Penentuan waktu untuk teknologi dan inovasi Glenn Rifkin, penulis untuk Harvard Business Review, menjelaskan, ‘‘S-curve teknologi adalah teori yang menjelaskan bahwa seiring dengan teknologi yang menjadi matang dan mencapai batasan fisiknya secara alami, kemampuannya untuk meningkatkan kinerja membutuhkan usaha yang semakin meingkat. Perusahaan seringkali melewatkan teknologi baru yang mengalahkan pasar mereka.’’ S-curve teknologi, juga disebut kurva teknologi (technology curve), memberikan petunjuk seperti kapan untuk beralih ke teknologi baru dan kapan untuk memperkenalkan inovasi baru kepada pasar.
Kurva teknologi memperlihatkan bahwa seiring dengan waktu untuk pengukuran kinerja, teknologi mulai dengan memberikan sedikit manfaat (initial stage), lalu masuk ke periode yang memberikan manfaat terbesar (steep stage), dan akhirnya teknologi mencapai periode saat manfaat mulai menghilang (flat stage)
Penganggaran investasi teknologi
Sebuah konsep yang berhubungan dengan S-curve teknologi adalah kurva tren teknologi (technology trend curve). Saat S-curve teknologi membandingkan sumberdaya dan usaha yang disertakan dalam teknologi beserta cara dikerjakannya, technology trend curve membantu dalam hal ‘‘menyediakan pedoman bagi berbagai proyek teknologi yang harus diinvestasikan oleh perusahaan teknologi tinggi hal ini memberikan cara sederhana untuk memeriksa portfolio investasi teknologi untuk menyediakan sinyal detak yang cepat bagi perusahaan.’’
Saat pendekatan manajemen berbasis-nilai (value-based management) untuk proyek teknologi sedang dipertimbangkan, maka kurva tren menjadi tool yang berguna. Kurva menunjukkan 3 kategori teknologi: trailing-edge, leading- edge, dan bleeding-edge. Setiap organisasi akan berinvestasi di teknologi dalam lingkup persentasi yang direkomendasikan; oleh karenanya kurva tren teknologi setiap organisasi akan nampak berbeda. Kurva tren teknologi dapat memberi organisasi beberapa panduan mengenai bagaimana untuk mengalokasikan investasi mereka dalam teknologi.
Trailing-edge technology biasanya berusia lebih dari 4 tahun dan dapat meliputi teknologi jaringan (network) yang lambat atau desktop PC. Teknologi ini mungkin cocok untuk memenuhi kebutuhan saat ini namun dapat menjadi lebih mahal untuk memeliharanya serta mahal atau mustahil untuk memodifikasinya. Oleh karena itu, rasio cost-benefit dan manfaat untuk teknologi ini cenderung menjadi suboptimal. Biasanya, tidak lebih dari 10% hingga 20% dari invenstasi perusahaan di teknologi masuk ke dalam kategori ini.
Leading-edge technology relatif lebih baru, biasanya dua hingga empat tahun. Teknologi ini umumnya menawarkan keunggulan bersaing (competitive advantage) terbaik bagi bisnis, karena mereka memenuhi fungsi bisnis yang penting dan mendukung persaingan yang cost-effective. Mayoritas (50% hingga 75%) dari investasi teknologi harusnya berada di dalam kategori ini.
Bleeding-edge technology adalah teknologi baru, biasanya di tahap pengembangan atau awal, dan baru muncul di pasar. Manfaat bisnis yang langsung dapat dicapai dari teknologi ini biasanya sangat rendah, mengingat bahwa belum matang dan kestabilan yang belum menentu. Namun walaupun biasanya belum ada manfaat langsung dari investasi di teknologi ini, perusahaan dapat membentuk fondasi untuk keunggulan bersaing (competitive advantage) di masa depan sat diimplementasi secara tepat, khususnya sebagai antisipasi terhadap permintaan pasar di masa depan yang telah diramalkan. Biasanya juga, organisasi harus berinvestasi sebesar antara 10% dan 25% dalam kategori ini.
Rekomendasi investasi teknologi:
Terima Kasih