PENGENDALIAN KUALITAS PERAN MUTU DAN PARTISIPASI SETIAP ORANG DI JEPANG UNTUK MENCEGAH PENCEMARAN SELAMA LIMA DEKADE TERAKHIR Disusun Oleh: Inggiganes F. (060670)
PENDAHULUAN Ekspansi ekonomi Jepang yang begitu cepat bergantung kuat pada investasi swasta di industri pembuatan pabrik dan peralatan baru dengan pengenalan teknologi yang baru pula, industri Jepang yang dibuat lebih kompetitif di pasar dunia. Selain itu, faktor lain yang luar biasa adalah ketersediaan tenaga kerja berlimpah dengan kekuatan tinggi dari pendidikan dan metodologi Total Quality Control yang telah berhasil dilaksanakan oleh tenaga kerja tersebut, dan membuat pertumbuhan ekonomi yang pesat. Sementara itu, perekonomian Jepang sangat menderita karena polusi dari lingkungan dan manusia. Dalam penelitian ini, bagaimana setiap metodologi dan partisipasi Total Quality Control yang pada awalnya ditujukan untuk peningkatan mutu dan produktivitas, juga memberikan kontribusi untuk mengurangi polusi yang akan dibahas pada penelitian kali ini.
POLUSI INDUSTRI Penyakit Minamata Pada 1956, wabah penyakit yang menyerang sistem saraf pusat dilaporkan berada di kota Minamata. Penyakit ini dikaitkan dengan logam berat yang berada pada air di teluk Minamata yang berasal dari pabrik Chisso Corporation, sebuah pabrik yang memproduksi pupuk kimia dan produk lainnya yang terkait. Penyakit itai-itai Pada akhir tahun 1950-an, terdapat penyakit aneh dengan gejala deformasi dan derita patah tulang, yang timbul di daerah sungai Jintsu Basin dan penyakit ini dinamakan Itai-Itai (aduh, aduh). Ini disebabkan oleh ditemukannya racun kadmium dari hulu tambang timah dan seng di sungai tersebut. Polusi udara di Yokkaichi Kota Yokkaichi yang memiliki penduduk sekitar 200.000, pada tahun 1960 merupakan satu dari empat industri output Petrochemical di Jepang. Dua Petrochemical telah diluncurkan pada tahun 1963-64 dengan muatan minyak berisi 3% sulfer, sulfer tahunan untuk emisi oksida udara diperkirakan 130.000-140.000 ton. Setelah pengukuran biaya yang dihitung pada 1970-an, jumlah tertinggi polusi udara sufferers di Yokkaichi totalnya berjumlah 1.738.
Quality Control dan partisipasi semua orang terhadap SQC Jepang telah mengekspor bermacam-macam barang ke banyak negara di dunia sebelum Perang Dunia II, tetapi mereka "buatan Jepang" telah populer sebagai "harga murah, kualitas rendah". Jepang telah menderita kemiskinan dan kelaparan setelah dikalahkan dalam Perang Dunia II, orang Jepang harus mengekspor produk mereka dalam rangka meningkatkan standar hidup, karena Jepang belum mempunyai cukup sumber daya alam untuk mendukung mereka. Dan mereka juga menyadari bahwa produk mereka harus memiliki kualitas yang baik agar diterima di ekspor pasar. SQC diluncurkan di Amerika Serikat sekitar tahun 1950. Sejarah statistik ini sangat panjang, pada tahun 1924 diterapkan quality control yang dimulai dengan adanya sketsa modern bernama Control Chart. Dan ini adalah awal dari perkembangan metodelogi sttistik di Amerika Serikat, yang dikenal dengan nama Statistical Process Control (SPC).
Total Quality Management (TQM) Nama Total Quality Control (TQC), telah banyak digunakan dan sangat populer di Jepang serta di negara-negara lain, yang metodologi kebanyakan dikembangkan di Jepang. The Union of Japanese Scientists and Engineers (JUSE), sebuah organisasi yang mulai mempromosikan TQC, pada tahun 1950 mengundang Dr. W.E. Deming dan mengubah nama TQC menjadi TQM, mengingat bahwa TQM (Total Quality Management), mewakili nama yang lebih baik dari hal yang telah mereka lakukan sekarang. Kelompok kegiatan kecil diselenggarakan secara luas dengan nama QC dan berada di semua kalangan industri manufaktur, sebagai contoh, keputusan untuk memperkenalkan TQC adalah dari manajemen, semua orang yang bersangkutan, manajemen menengah, insinyur, staf dan pekerja buruh, menggunakan TQC layaknya pekerjaan mereka sendiri. Semua orang berpartisipasi dalam meningkatkan kualitas produk dan bisnis. Hasil yang drastis dalam peningkatan kualitas produk Jepang.
QC Tools Diagram Pareto: untuk mendapatkan penanganan nyata dari sejumlah masalah yang ada. Cause and Effect diagram: untuk mencari dan mengatur semua kemungkinan faktor Grafik: untuk membuat data terlihat dengan mata Check Sheets: untuk pengambilan data yang simpel dan mencegah adanya kelalaian inspeksi Histogram : untuk memahami bentuk distribusi dan membandingkannya dengan yang standar Scatter diagram: untuk menemukan korelasi antara pasangan data Control Chart: untuk menyelidiki apakah suatu proses stabil atau tidak
New QC tools Relation Diagrams: untuk menjelaskan masalah kompleks dari beberapa hubungan yang logis Affinity diagrams: untuk mengatur situasi kompleks dan mengidentifikasi masalah System Diagrams: untuk mencari cara terbaik mencapai tujuan secara sistematis Matrix diagrams: untuk menjelaskan masalah dari multidimensi pikiran Matrix Data Analysis: untuk mengatur data dalam sebuah matriks diagram agar memudahkan dalam menganalisa Metode PDPC: untuk menentukan sebuah proses dalam mencapai tujuan yang diinginkan Arrow diagram: Untuk mengubah hubungan jaringan operasional ke bentuk kontrol penjadwalan.
Total Productive Maintenance (TPM) Pertama kali TPM dibentuk untuk proses industri, namun pada tahun 1970-an, TPM yang diperkenalkan oleh JIPM digunakan untuk pabrikasi dan industri perakitan. Yang dimaksud dengan TPM yang diperkenalkan oleh JIPM adalah: TPM bertujuan untuk menciptakan sebuah perusahaan yang memaksimalkan efisiensi sistem dari sistem produksi (peningkatan efisiensi secara keseluruhan). TPM menciptakan sistem untuk mencegah terjadinya segala kerugian dan berfokus pada produk akhir. Ini termasuk sistem untuk mewujudkan " zero accidents, zero defects and zero failures " dalam seluruh siklus hidup dari sistem produksi . TPM diterapkan di semua sektor, termasuk produksi, pengembangan dan departemen administrasi. TPM didasarkan pada partisipasi dari semua anggota, mulai dari atas ke manajemen karyawan lantai produksi. Kerugian TPM mencapai nol melalui tumpang tindih kelompok kegiatan kecil.
ISO 9000 Standarisasi kualitas ISO 9000 pertama kali dipopulerkan pada tahun 1987. Organisasi di Jepang yang bersangkutan seperti TQM, TPM dan yang sejenis menjamin kualitas produk yang mereka tawarkan. Sistem yang berasal dari Jepang selalu bertujuan untuk perbaikan, salah satunya adalah KAIZEN, yang berarti perbaikan dalam bahasa Jepang.
Peran QC dan partisipasi semua orang untuk mencegah polusi Dari jajak pendapat dengan publik yang diadakan oleh kantor Perdana Menteri Jepang, menunjukkan bahwa pada Oktober 1973, 19,8% orang menjawab bahwa ekonomi pembangunan yang lebih penting, sementara 49,7% dari penduduk menjawab bahwa perlindungan terhadap lingkungan hidup yang lebih penting.
Lanjutan…. Gambar dibawah ini menunjukkan rata-rata tahunan belerang dioksida, konsentrasi SO2 di udara adalah sebesar 1,501 dari udara sekitar, dan juga terdapat 96 stasiun pemantauan emisi dari tahun 1970 sampai 2002. Data umum stasiun emisi menunjukkan penurunan yang tajam di tahun 1970-an dan penurunan stabil setelah 1980. Ini adalah perubahan yang cepat di dunia industri pada tahun 70-an dan adanya kesinambungan dari semua sektor usaha yang bersangkutan setelah tahun 80-an. Dalam data emisi mobil, lambat laun terjadi penurunan kurva yang menunjukkan bahwa inovasi teknologi mengalami penurunan yang tajam, namun dengan perbaikan yang telah dilakukan produk dan adanya pembahuruan kualitas teknologi, industri di Jepang telah mencapai hasil yang makin bagus.
Lanjutan…. Gambar dibawah ini menunjukkan emisi dari SOx dan NOx per KWh listrik dari industri thermal power di beberapa negara. Data untuk U.S.A. dan Jerman pada tahun 1997, Kanada, U.K. dan Perancis pada tahun 1996, serta Italia pada tahun 1995, dan semua data tersebut berasal dari OECD. Data untuk Jepang pada tahun 2000 berasal dari Federasi of Electric Power Companies, Jepang. Emisi dari SOX di Jepang sebesar 0,23 g / kWh, hanya 10 persen dari data terbaik dari negara lainnya. Sedangkan untuk NOX, Jepang memiliki nya sebesar 0,28g/KWh, atau 31% dari negara lainya.
Terima Kasih Atas Perhatiannya