Perjuangan mempertahankan dan menegakkan Kemerdekaan Indonesia tahun 1945-1949 By : Mustwishnew 2015
Mengapa periode 1945 – 1949 disebut sebagai masa mempertahankan dan menegakkan kemerdekaan?
Kemerdekaan Indonesia perlu mendapatkan pengakuan dunia internasional, terutama pengakuan dari Sekutu sebagai pemenang Perang. Usaha Belanda (yang dibantu Sekutu) untuk menanamkan kembali kekuasaannya di Indonesia.
Bentuk-bentuk Perjuangan Perjuangan secara Fisik : yaitu perjuangan dalam bentuk perlawanan bersenjata baik dalam menghadapi Jepang, Sekutu (Inggris/AFNEI) maupun NICA (Belanda) Perjuangan Diplomasi : yaitu perjuangan dalam bentuk perundingan-perundingan dengan pihak Belanda sebagai upaya untuk mendapatkan pengakuan
Beberapa Contoh Perjuangan Fisik Pertempuran 5 Hari di Semarang Palagan Ambarawa Bandung Lautan Api Pertempuran Surabaya Serangan Umum 1 Maret 1949 Medan Area Peristiwa Merah Putih
Perjuangan Diplomasi Perundingan Jakarta Pertemuan Hoge Valuwe Perundingan Linggarjati Perundingan Renville Perundingan Roem-Royen Konfrensi Inter Indonesia Konfrensi Meja Bundar
Kedatangan Tentara Sekutu Upaya Belanda berkuasa lagi d Indonesia Latar Belakang Munculnya Perjuangan Mempertahankan dan Menegakkan Kemerdekaan Indonesia 1945 - 1949 Kedatangan Tentara Sekutu Upaya Belanda berkuasa lagi d Indonesia Keinginan keras bangsa Indonesia mempertahankan kemerdekaannya
Kedatangan Tentara Sekutu Tentara sekutu datang pada tgl 15 september 1945, mereka tergabung dalam pasukan yang disebut afnei (Allied Forces Netherlands East Indies) pimpinan Letnan Jendral Phillip Christison, afnei berada dibawah komando SEAC ( South East Asia Command) pimpinan Jendral Lord Mountbatten. Tugas Afnei antara lain adalah sbb : melucuti senjata tentara Jepang yang ada di Indonesia, dan mengembalikan mereka ke Jepang. Membebaskan tawanan perang sekutu yang ditawan oleh jepang selama Pendudukan Jepang di Indonesia. Menjaga ketertiban dan keamanan sampai diserahkannya kekuasaan pada pemerintahan sipil Mencari dan mengadili penjahat perang Kedatangan mereka juga diBONCENGI oleh tentara Belanda yang disebut NICA (Netherlands Indhische Civil Administratie), Pimpinan Jendral Van Der Plas, sebagai usaha Belanda untuk kembali berkuasa di Indonesia.
Orang-orang Belanda Yang Ditawan oleh Jepang Saat di bebaskan oleh Sekutu
Reaksi Rakyat Terhadap Kedatangan Sekutu Kedatangan Sekutu awalnya disambut baik, bahkan TKR ikut membantu proses pemulangan tawanan perang baik dari pihak Jepang maupun Belanda, namun setelah diketahui bahwa pasukan Sekutu membawa pula pasukan NICA maka ketegangan-ketegangan antara pasukan kita dengan Sekutu/NICA tidak dapat dihindari.
Aksi Corat-coret Anti Sekutu/NICA
Aksi Corat-coret Anti Sekutu/NICA
Berikut ini adalah beberapa contoh perlawanan rakyat terhadap Sekutu dan NICA
Peristiwa Bandung LauTan Api Awalnya tanggal 12 Oktober 1945, Sekutu meminta izin pada pemerintah RI untuk memasuki Bandung dengan tujuan untuk mengurus para tawanan Jepang. Lalu pada tanggal 23 November 1945, Sekutu mengeluarkan ultimatum agar mengosongkan Bandung Utara dari pemuda bersenjata, tetapi ultimatum itu tidak dihiraukan oleh pemuda Bandung. Terjadi pertempuran besar yang dimulai tanggal 1 Des 1945, Tentara Sekutu terdesak dan meminta bantuan Pemerintah RI di Jakarta untuk menghentikan pertempuran, dengan alasan upaya mereka unuk melucuti tentara Jepang terganggu. Pemerintah RI menyetujui permintaan Sekutu dan meminta agar pasukan kita mengosongkan kota Bandung Lalu pada tanggal 24 Maret 1946, para pejuang Bandug meningalkan kota, tetapi sebelum itu, mereka membumihanguskan kota Bandung beserta semua barang, bangunan, gedung, yang dapat dimanfaatkan oleh musuh. Dan dari sejak itu, sejak tanggal 24 Maret kita mengenal hari Bandung Lautan Api, dengan tokoh utama perjuangan ini adalah Mohammad Toha dan Mohamad Ramdhan karena mereka dengan berani mengorbankan nyawa demi membela bangsa dan negara.
Bangunan Yang Di Bumihanguskan Rakyat Bandung
Pasukan Dari Divisi Siliwangi
Senjata Seadanya, Tetapi Semangat Berkobar untuk Kemerdekaan !!!
Pasukan NICA
Pasukan NICA
Pertempuran Medan Area Pada tanggal 9 Oktober, tentara Ingris mendarat di Medan, dpimpin oleh T.E.D. Kelly. Awalnya untuk membebaskan tawanan Belanda yang ditahan oleh Jepang. Banyak eks Tahanan yang kemudian dipersenjatai kembali oleh Sekutu/NICA Tanggal 13 Oktober, terjadi insiden dalam sebuah hotel di Jalan Bali, Medan. Tentara Belanda menginjak-injak bendera Merah Putih yang membuat para pemuda Indonesia menjadi sangat marah. Hotel tersebut dikepung oleh para pemuda dan terjadilah pertempuran yang sengit. Sekutu mengeluarkan ultimatum agar rakyat menyerahkan senjatanya pada Sekutu, namun tidak pernah dihiraukan oleh rakyat. Pada tanggal 1 Desember, Inggris (Sekutu) memasang papan yang bertuliskan “ Fixed Boundaries Medan Area” artinya, Ingris menetapkan secara sepihak batas-batas kekuasaan mereka di Medan dan sekitarnya. Sekutu pada tanggal 10 Desember 1945, melakukan serangan besar-besaran thd kota Medan, hingga jatuh ke tangan Sekutu/NICA
Pasukan Sekutu kerepotan menghadapi serangan rakyat
Persenjataan Sekutu yang lebih modern, tidak menggentarkan rakyat !!!
Sekutu di Surabaya Kedatangan Sekutu (AFNEI) di Surabaya yang diboncengi NICA menyebabkan kecurigaan rakyat Indonesia. Puncaknya adalah berkibarnya bendera Belanda di Hotel Yamato yang menjadi markas pasukan NICA Kemarahan rakyat ditandai dengan disobeknya bendera Belanda tersebut
Ini adalah gambar dimana seorang pemuda kita dengan berani merobek bendera Belanda di atas Hotel Yamato, Surabaya.
Pertempuran 10 november 1945 di Surabaya Awal pertempuran adalah ketika pada tanggal 30 Oktober 1945 terjadi pertempuran di Gedung Bank Internatio, Surabaya yang menewaskan Brigjen AWS Mallaby. Oleh karena itu, pada tanggal 9 November, Jendral Manserg (Inggris) memberi ultimatum kepada kita yang berisi “ Semua pemimpin, dan para pemuda Indonesia harus menyerahkan senjatanya dan menyerahkan diri dengan mengangkat tangan selambat-lambatnya pukul 06.00 tanggal 10 November. Jika tidak Ingris akan menyerang dari darat, laut, dan udara”. Ultimatum tsb tidak digubris oleh rakyat
Maka pada tanggal 10 November 1945, meletuslah sebuah pertempuran sengit. Tentara Sekutu mengarahkan lebih dari 10.000 orang pasukan. Para pemuda Indonesia yang dipimpin oleh Bung Tomo berjuang habis-habisan dengan semangat “ Maju terus pantang mundur, Lebih baik mati daripada dijajah !!!” Hampir tiga minggu lamanya, Surabaya digempur oleh Ingris, namun karena pihak Ingris memakai senjata modern, maka kita terdesak dan pasukan kita menyebar ke Mojokerto, Gresik dan Pasuruhan. Untuk memperingati banyaknya korban yang gugur dalam pertempuran ini, maka setiap tanggal 10 November diperingati sebagai hari Pahlawan.
BUNG TOMO (SUTOMO) TOKOH PENDIRI BARISAN RAKYAT INDONESIA YANG MENGGELORAKAN SEMANGAT PERJUANGAN UNTUK MENENTANG ULTIMATUM SEKUTU DI SURABAYA
Rakyat yang tertawan Sekutu, Perjuanganmu tidak sia-sia Bung !!
Surabaya, 10 November 1945
Pertempuran Ambarawa Pada tanggal 20 Oktober 1945, pasukan Sekutu di bawah Brigadir Jenderal Bethell mendarat di Semarang,kedatangannya mengurus tawanan dan tentara Jepang yang berada di Jawa Tengah. Awalnya kedatangannya diterima dengan tangan terbuka dari rakyat Indonesia, namun mereka kemudian membebaskan secara sepihak para tawanan Belanda. Akibatnya terjadilah pertempuran antara Tentara Keamanan Rakyat (TKR) dengan tentara Sekutu ( NICA). Pertempuran berlangsung dari tanggal 20 november-15 Desember 1945. Pada tanggal 26 November 1945, pimpinan pasukan TKR, yang berasal dari Purwokerto, Kolonel Isdiman gugur, oleh karena itu pasukan dipimpin oleh Panglima Divisi di Purwoketo, Kolonel Soedirman. Yang berhasil memukul mundur pasukan Sekutu, pada tanggal 15 Desember 1945. Maka, untuk memperingati hari ini setiap tanggal 15 Desember diperingati sebagai Hari Infantri dan di Ambarawa didirikan sebuah monumen yang diberi nama monumen Ambarawa.
Beberapa pejuang kita gugur demi KEMERDEKAAN bangsa dan negaranya !!!
Peristiwa Merah putih di Manado Pada bulan Desember 1945,pasukan Sekutu menyerahkan kedudukan kota Manado kepada NICA, setelah itu pasukan NICA, segera melakukan penangkapan kepada para tokoh RI. Para tokoh RI yang sebagian merupakan bekas dari anggota KNIL, yang masuh mendukung RI mendirikan sebuah pasukan bernama Pasukan Pemuda Indonesia (PPI). Pada tanggal 14 Februrari 1946, PPI menyerbu NICA di markasnya di Tangsi Putih, Teling.para pejuang merobek warna biru pada bendera Belanda, dan para pejuang berhasil menguasai markas NICA di Tomohon dan Tondano. Segera dibentuk pemerintahan sipil di Manado, B.W. Lapian terpilih sebagai Residen.
Perjuangan Melalui Jalur Diplomasi Tanggal 1 Oktober 1946, Letjend Sir Philliph Christison pimpinan AFNEI/Sekutu yang kewalahan menghadapi pasukan (rakyat) Indonesia, sehingga ia akhirnya harus mengakui secara de facto Republik Indonesia dan memprakarsai agar diadakan perundingan damai antara Indonesia – Inggris (sbg penengah) – Belanda.
Pertemuan Jakarta 7 Oktober 1946 Pertemuan awal yang diprakarsai Inggris supaya RI dan Belanda mau berunding, PM.Sutan Syahrir mewakili R.I, sedangkan delegasi Belanda diwakili oleh Dr. H.J.Van Mook. Penengah dan pemimpin perundingan dari pihak Inggris, yaitu Sir Archibald Clark.
Perundingan dengan Belanda Perundingan Linggarjati perundingan Linggarjati, dilaksanakan pada tanggal 10-15 November, 1946.perundingan Linggarjati merupakan tindak lanjut dari perundingan tanggal 7 Oktober, antara Indonesia dan Belanda. Dalam perundingan Linggarjati, delegasi Indonesia, dipimpin oleh PM.Sutan Syahrir, sedangkan delegasi Belanda diwakili oleh Prof. S.Schermerhorn dan Dr. H.J.Van Mook. Penengah dan pemimpin perundingan dari pihak Inggris, yaitu Lord Killearn. Hasil perundingan diumumkan pada tanggal 15 november 1946, dan telah tersusun sebagai naskah persetujuan yang terdiri atas 17 pasal, antara lain berisi sebagai berikut:
Hasil Perundingan Linggarjati Belanda mengakui secara de facto Republik Indonesia dengan wilayah kekuasaan meliputi Jawa, MAdura, dan Sumatera.Untuk keperluan itu, Belanda harus meninggalkan daerah de facto, paling lambat tanggal 1 Januari 1949. Republik Indonesia dan Belanda akan bekerja sama membentuk negara Indonesia Serikat dengan salah satu negara bagiannya adalah Republik Indonesia. Negara Indonesia Serikat dan Belanda akan bersatu menjadi Uni Indonesia- Belanda dengan Ratu Belanda sebagai kepala Uni. Naskah perundingan Linggarjati disahkan tanggal 25 Maret 1947.
PM.Sutan Syahrir, Ketua delegasi Indonesia dalam perundingan Linggarjati.
Soekarno,Schermerhorn,Lord Killearn,Hatta dan Van Mook disela-sela perundingan Linggarjati
Villa dikaki gunung Ceremai, Desa Linggarjati, Cirebon tempat perundingan berlangsung.
Delegasi R.I, Inggris dan Belanda berkesempatan foto bersama disela-sela perundingan Linggarjati
Reaksi terhadap perundingan Linggarjati Pro Kontra mewarnai hasil Perundingan Linggarjati Sutan Sjahrir dianggap gagal, karena wilayah R.I. menjadi lebih kecil/sempit. Karenanya kabinetnya dibubarkan dan diganti oleh kabinet Amir Syarifuddin
AGRESI MILITER BELANDA I Sesudah perjanjian Linggarjati ditandatangani, hubungan Indonesia-Belanda justru makin memburuk, hal ini terjadi karena : 1. Belanda ingin membentuk pemerintahan federal sementara di seluruh wilayah ex Hindia Belanda, sebelum RIS terbentuk, ini menandakan bahwa RI dianggap tidak ada. 2. Belanda ingin membentuk Gendarmeri (pasukan keamanan) bersama yang juga akan masuk kewilayah RI. 3. Urusan luar negeri RI diatur oleh Belanda
AGRESI MILITER BELANDA I RI menolak rencana Belanda tersebut ! Sebagai akibatnya Belanda melakukan tindakan militer kepada Indonesia yang dikenal dengan sebutan “Politionale Actie” atau kita menyebutnya Agresi Militer Belanda pada tanggal 21 Juli 1947. Wilayah RI seperti di Jawa Barat, Sumatera Timur, Sumatera Selatan, Jawa Timur dan Madura jatuh ke tangan Belanda.
Reaksi dan Simpati Masyarakat Dunia akibat Agresi Belanda I Dipelopori India dan Australia, mereka mendesak DK PBB agar memerintahkan terjadinya gencatan senjata pada tanggal 1 Agustus 1947, efektif dilaksanakan baru pada tanggal 4 Agustus 1947. PBB membentuk KTN / Committee of Good Offices for Indonesia (Goodwill Commission) yang akan menengahi persoalan RI-Belanda dalam perundingan lanjutan.
PERJANJIAN RENVILLE Perjanjian Renville adalah perjanjian antara Indonesia dan Belanda yang ditandatangani pada tanggal 17 Februari 1947 di atas geladak kapal perang Amerika Serikat sebagai tempat netral, USS Renville, yang berlabuh di pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta. Perundingan dimulai pada tanggal 8 Desember 1947 dan ditengahi oleh Komisi Tiga Negara (KTN), Committee of Good Offices for Indonesia, yang terdiri dari Amerika Serikat (Dr. Frank Graham), Australia (Richard Kirby), dan Belgia (Paul van Zeeland).
Kapal USS Renville
Suasana Perundingan Renville
Delegasi Indonesia dipimpin oleh Perdana Menteri Amir Syarifuddin Harahap. Delegasi Kerajaan Belanda dipimpin oleh Kolonel (KNIL) R. Abdul Kadir Wijoyoatmojo Belanda bersikukuh dengan sikap mereka, yaitu tidak bersedia mundur ke batas demarkasi sebelum agresi militer, dan tetap mempertahankan batas demarkasi baru yang dinamakan "Garis van Mook" sebagai hasil agresi militer mereka. Garis van Mook itu untuk Belanda merupakan Dream Line (garis impian) karena dengan demikian Belanda memperoleh penambahan wilayah yang sangat besar, baik di Sumatera mau pun di Jawa, terutama daerah-daerah yang kaya akan sumber daya alam yang sangat dibutuhkan oleh Belanda, seperti minyak dan hasil pertambangan lain.
HASIL PERJANJIAN RENVILLE Setelah melalui perdebatan dari tanggal 8 Desember 1947 sampai 17 Januari 1948 maka diperoleh persetujuan : Belanda tetap berdaulat atas seluruh wilayah Indonesia sampai kedaulatannya diserahkan kepada Republik Indonesia Serikat yang akan dibentuk Republik Indonesia Serikat mempunyai kedudukan yang sejajar dengan Belanda dalam Uni Indonesia Belanda Republik Indonesia bagian dari RIS Sebelum RIS dibentuk Belanda menyerahkan kekuasannya kepada pemerintahan Federal Indonesia harus menarik pasukannya dari daerah kantong, daerah yang direbut Belanda melalui agresinya (Setelah itu Belanda memecah Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan cara mendirikan negara boneka yang tergabung dalam BFO/ Bijeenkomst voor Federal Overslag)
Wilayah RI Setelah Agresi I dan hasil dari Perundingan Renville
AGRESI MILITER BELANDA II Untuk melaksanakan hasil Perjanjian Renville ini, Tentara RI harus mengosongkan daerah gerilya dan pindah ke garis belakang " Garis van Mook", yaitu garis yang menghubungkan satu daerah terdepan yang dikuasai Belanda dengan daerah terdepan lainnya. Akibatnya Tentara RI harus pindah ke Jawa Tengah dan berpusat di Yogyakarta. Dari seluruh daerah pasukan RI harus pindah menuju ke Yogyakarta. Dari Jawa Barat, Jawa Timur, Sumatera. Pada tanggal 19 Desember 1948, wilayah RI-Jawa-Yogya digempur oleh pasukan pimpinan Jendral Beel, dan TNI tidak mampu melawan pasukan Beel, akhirnya Yogyakarta dan daerah sekitarnya jatuh, Soekarno dan Mohammad Hatta ditawan dan diasingkan ke Bangka.Inilah awal dari agresi ke II
Ketika pasukan Beel menyerang Yogyakarta, memang itu satu pelanggaran terhadap Perjanjian Renville. Tetapi, pelanggaran dengan cara melakukan penyerangan ini, tidak berarti Perjanjian Renville itu sendiri menjadi batal. Karena pihak Belanda sendiri tidak menyatakan bahwa Perjanjian Renville batal, melainkan melakukan pelanggaran Perjanjian Renville dengan cara melakukan serangan ke Yogyakarta, wilayah kekuasaan RI-Jawa-Yogya. Perjanjian Renville tetap diakui dan sah, maka tidak ada perobahan batas teritorial RI. Teritorial RI tetap di Yogyakarta dan sekitarnya, atau di belakang "Garis van Mook", yaitu garis yang menghubungkan satu daerah terdepan yang dikuasai Belanda dengan daerah terdepan lainnya.
AGRESI MILITER BELANDA II Melihat situasi Republik Indonesia yang kacau akibat meletusnya pemberontakan PKI di Madiun, Belanda memutuskan persetujuan gencatan senjata secara sepihak.lalu Belanda menyerang lapangan udara Maguwo, Jogjakarta dan berhasil mengambil alih. Tentara Belanda dapat memasuki Istana Kepresidenan dan menahan 50 orang.Presiden Soekarno, Haji Agus Salim dan Sutan Syahrir diasingkan ke Brastagi Perang Gerilya dimulai tanggal 25 Desember 1948 dipimpin oleh Jenderal Soedirman. Sebagai jawaban bahwa TNI tetap exist, tanggal 1 Maret 1949 TNI melakukan serangan Umum di Jogjakarta. Dalam serangan tsb, TNI berhasil menduduki Jogjakarta selama 6 Jam !! Agresi Militer Belanda II menimbulakan reaksi dari negara – negara luar,maka terselenggaralah Konferesi Asia di New Delhi.Kemudian PBB mengeluarkan resolusi agar Republik Indonesia dan Belanda menghentikan permusuhannya.
Pasukan Jendral Beel memasuki Yogjakarta 19 Des 1948
Soekarno ditawan !! Dan dibuang ke Bangka, Sumatera.
Pasukan kita mencoba bertahan
TNI Menghadang dan hancurkan !!
Reaksi akibat Agresi II Dunia mengutuk keras Agresi Belanda !! PBB mengeluarkan resolusi yag intinya minta supaya Belanda mengembalikan Jogyakarta kepada pemerintah RI PBB membentuk UNCI (United Nations Commision for Indonesia) sebagai pengganti KTN, untuk membawa RI-Belanda pada perundingan selanjutnya (KMB) dipimpin oleh Merle Cohran Paling lambat Kedaulatan RI diserahkan paling lambat 1 Januari 1950.
Soedirman memimpin Perang Gerilya
Perundingan Roem-Royen Persetujuan Roem-Royen diawali dengan perundingan RI-Belanda pada tanggal 17 April 1949 atas inisiatif Komisi PBB untuk Indonesia (UNCI). Perundingan diadakan di Hotel Des Indes Jakarta dipimpin oleh Merle Cochran. Delegasi Indonesia diketuai oleh Mr. Moh. Roem dan Mr. Ali Sastroamidjojo sebagai wakil ketua. Anggota-anggotanya, yaitu dr. Leimena, Ir. Djuanda, Prof. Dr. Mr. Supomo, Mr. Latuharhary, dan disertai oleh lima orang penasihat. Adapun Belanda dipimpin oleh Dr. J.H. van Royen dengan anggota-anggota: Mr. N.S. Blom, Mr. A. Jacob, Dr. J.J. van der Velde, dan empat orang penasihat. Delegasi RI dalam pidatonya menuntut agar perundingan ini lebih dahulu menyetujui pengembalian pemerintah RI ke Yogyakarta setelah itu baru akan dibahas mengenai soal-soal lainnya.
Penandatanganan persetujuan Dilakukan tanggal 7 Mei 1949. Isinya : Pemerintah Indonesia akan dikembalikan ke Yogyakarta. Pembebasan seluruh tawanan para pemimpin RI Indonesia dan Belanda akan secepatnya mengadakan perundingan Konferensi Meja Bundar (KMB), yang rencananya akan dilaksanakan di Den Haag, Belanda.
KONFRENSI INTER INDONESIA Adalah konfrensi persiapan dari pihak RIS (BFO dgn RI) dalam rangka menghadapi KMB. Dilaksanakan 2 kali, di Jogyakarta 19-22 Juli 1949, dengan hasil sbb : Disetujui nama RIS RIS akan dipimpin seorang Presiden yang dibantu oleh menteri-menteri RIS akan menerima kedaulatan baik dari RI mapun Belanda Angkatan Perang disebut APRIS (TNI dan ex-KNIL) Pertahanan Negara dibawah RIS, negara bagian tidak boleh memiliki angkatan perang sendiri
KONFRENSI INTER INDONESIA KII ke 2 di Jakarta, 30 Juli 1949 dengan hasil : Bendera RIS adalah Merah Putih Lagu kebangsaan RIS adalah Indonesia Raya Bahasa Resmi RIS adalah bahasa Indonesia Presiden RIS dipilih oleh wakil-wakil dari BFO dan RI Dibentuk Panitia Persiapan Nasional untuk menghadapi KMB
PERJANJIAN KMB (Konfrensi Meja Bundar) KMB diadakan di Deen Haag 23 Agustus sampai dengan 2 November 1949. KMB adalah konferensi antara Belanda-Indonesia- BFO, yang menghasilkan keputusan sebagai berikut 1. Indonesia menjadi Republik Indonesia Serikat (RIS) dan Belanda akan meyerahkan kedaulatan kepada RIS selambat- lambatnya 1 Januari 1950. 2. RIS dan Belanda akan tergabung dalam Uni Indonesia- Belanda dibawah ratu Belanda. 3. Irian Barat akan diserahakan setahun setelah penerimaan kedaulatan oleh Belanda. Pengakuan kedaulatan dilakukan tanggal 27 Des 1949 sebagai hasil dari perjuangan mempertahankan kemerdekaan !!!
thank U 4 your attention, God Bless You All !!