APPLONIA LEU OBI,SKM.,MDSc PEMERIKSAAN FISIK APPLONIA LEU OBI,SKM.,MDSc
Pemeriksaan fisik peninjauan ujung rambut sampai ujung kaki memberikan informasi objektif tentang klien pemilihan terapi dan penetuan respon terhadap terapi
Tujuan Pemeriksaan Fisik Mengumpulkan data dasar kesehatan klien. Data tentang riwayat keperawatan. 3. Mengidentifikasi diagnosa keperawatan. 4. Membuat penilaian klinis tentang perubahan status kesehatan klien dan penatalaksanaan. 5. Mengevaluasi hasil fisiologis dari asuhan.
MANFAAT Data untuk membantu perawat dalam menegakkan diagnose keperawatan. Mengetahui masalah kesehatan yang di alami klien. Sebagai dasar untuk memilih intervensi keperawatan yang tepat Sebagai data untuk mengevaluasi hasil dari asuhan keperawatan
KONSEP DASAR PEMERIKSAAN FISIK Prinsip Dasar Data Subjektif (Allo/Auto anamnesa) Data Objektif Teknik Inspeksi (periksa pandang/observasi) Palpasi (periksa raba) Auskultasi (periksa dengar) Perkusi (periksa ketuk)
Pemeriksaan fisik PEMERIKSAAN SECARA INSPEKSI Merupakan observasi visual dan sistemik untuk menentukan status kesehatan klien yang didapat dari pengamatan penampilan klien
Lanjutan Langkah-langkah dalam inspeksi : Atur pencahayaan yang cukup Atur suhu dan suasana ruangan Beritahu pasien tentang apa yang akan dikerjakan Buka bagian yang akan di inspeksi (jangan tertutup) Perhatikan kesan pertama klien (perilaku, ekspresi, postur tubuh, gerakan dan lain-lain) Lakukan inspeksi secara sistematis
Pemeriksaan palpasi perabaan telapak / punggung tangan untuk mengetahui ukuran, tekstur dan mobilitas, massa, kualitas pulsasi, kondisi tulang dan sendi, temperatur kulit dan kelembaban, akumulasi cairan dan edema serta vibrasi dinding dada
Langkah palpasi Langkah-langkah dalam palpasi : a. Daerah yang akan dipalpasi tidak tertutup b. Cuci tangan dan bersihkan c. Beritahu pasien hal yang akan dikerjakan d. Perhatikan dengan seksama muka pasien saat palpasi
Pemeriksaan secara perkusi Metode gerakan mengetuk area tubuh secara ringan tapi tajam untuk menentukan posisi, ukuran dan densitas struktur yang berada di bawahnya, mendeteksi cairan/udara di dalam rongga. Gerakan mengetuk menghasilkan gelombang suara yang menjalar 5-7 cm di area yang diperiksa. membedakan karakteristik area yang diperiksa.
Pemeriksaan secara aktualisasi Tehnik pemeriksaan fisik : alat stetoskop untuk mendeteksi suara yang dihasilkan oleh kerja organ tubuh seperti paru, jantung, pembuluh darah, organ abdomen. Intensitas suara mengacu pada kebisingan suara. Durasi mengacu pada berapa lama suara terakhir terdengar. Kualitas suara dapat digambarkan dengan suara gemerincing, kasar, halus, berangin
Langkah aktualisasi Langkah-langkah o Daerah yang akan diauskultasi tidak tertutup o Lakukan pemeriksaan dalam ruangan yang tenang o Pastikan stetoskop benar-benar terpasang dan tidak menimbulkan rasa sakit
Lanjutan Suara auskultasi meliputi tinggi, intensitas, durasi, dan kualitas suara yang dihasilkan. Tinggi suara ditentukan oleh frekwensi vibrasi suara dan dapat diklasifikasikan menjadi tinggi atau rendah.
Pemeriksaan umum fase awal pemeriksaan fisik yang lengkap : Wawancara : mengumpulkan data subjektif, mengobservasi klien, mengembangkan impresi awal tentang kesehatan klien dan menyusun strategi untuk melakukan pemeriksaan.
Pemeriksaan fisik umum Pengaturan posisi Mengikuti tindakan pencegahan universal a. Cuci tangan sebelum dan sesudah b. Memakai sarung tangan bila kontak dengan cairan tubuh c. Memakai masker
Pemeriksaan Fisik per sistem Keadaa Umum : Kesadaran, Tanda Vital (TD, HR, RR, Suhu), Pemeriksaan Antopometri (BB, TB, LILA) Kepala dan muka→ inspeksi dan palpasi Simetris, rambut, bengkak, lembab, lesi dan bau. Mata → inspeksi Gerakan bola mata, simetris/tdk, kelainan bentuk/penglihatan, sekret, kedaan sklera/konjungtiva/pupil. Hidung → inspeksi dan palpasi Bentuk, masalah pada sinus, trauma, epistaksis (mimisan), hidung tersumbat Telinga → inspeksi dan palpasi Bentuk, canalis bersih/tidak, Tinitus (keluar cairan putih dari lubang telinga), g3/kehilangan pendengaran
Mulut → inspeksi dan palpasi Bibir → warna, simetris, lesi, kelembaban, pengelupasan dan bengkak Rongga mulut → stomatitis, kemampuan menggigit, mengunyah dan menelan Gusi → warna dan edema Gigi → karang gigi, caries, sisa gigi Lidah → kotor, warna, kesimetrisan, kelembaban, luka, bercak dan pembengkakan Kerongkongan → tonsil, peradangan, lendir/sekret. Leher → inspeksi dan palpasi Pembesaran kelenjar gondok & limfe, nyeri tekan, kaku pada leher.
Lanjutan Payudara : benjolan, nyeri tekan / rasa tidak nyaman Pernafasan batuk, sputum, asma, bronkhitis, sesak napas, pilek, batuk darah Jantung : tekanan darah tinggi, masalah – masalah jantung, nyeri dada, palpitasi, dispnea, ortopnea, edema Gastointestinal: Kembung, mual, muntah, nyeri tekan, kolik, obstipasi (sembelit di rektum dapt menyebabkan sulit BAB), konstipasi (sembelit di kolon), regurgitasi, salah cerna, perdarahan rektal sehingga feses berwarna hitam/melena, diare, sendawa berlebihan, pengeluaran gas berlebihan
PEMERIKSAAN TANDA – TANDA VITAL Pemeriksaan Nadi Denyut nadi merupakan denyutan yang dirasakan dari proses pemompaan jantung. Pemeriksaan nadi seharusnya dilakukan dalam keadaan tidur atau istirahat. Kondisi hipertermia dapat meningkatkan denyut nadi sebanyak 15 – 20 kali per menit setiap peningkatan suhu 1 derajat celcius.
Penilaian denyut nadi ditandai dengan variasi 10 – 15 denyutan dari menit ke menit
2. Pemeriksaan Tekanan Darah indikator penting dalam menilai fungsi kardiovaskuler. Proses perubahan tekanan darah dipengaruhi oleh : Tolakan Perifer Gerakan memompa oleh jantung Volume darah Kekentalan darah
Lanjutan 3. Pemeriksaan Pernapasan Merupakan pemeriksaan yang dilakukan untuk menilai proses pengambilan oksigen dan pengeluaran karbondioksida. Menilai frekuensi, irama, kedalaman dan tipe atau pola pernapasan
Lanjutan 4. Pemeriksaan suhu untuk menilai kondisi metabolisme di dalam tubuh, dimana tubuh menghasilkan panas secara kimiawi melalui metabolisme darah. Keseimbangan suhu harus diatur dalam pembuangan dan penyimpanannya di dalam tubuh yang diatur oleh hipotalamus.
Pemeriksaan Fisik Head To Toe Px Umum : Inspeksi derajat kesadaran (kompos mentis, apatis, letargi, somnolen, sopor, koma) Palpasi & auskultasi Vital Sign Kulit : Inpeksi & palpasi Hiperpigmentasi, sianosis, edema, turgor, makula, papula, vesikula, pustula, bula, nodul, sikatriks,nevi. Kepala : Inspeksi & palpasi rambut (jenis, warna, kelainan) edema / tdk, kebersihan
LANJUT Mata : Inspeksi & palpasi Starbismus, konjungtiva, sklera Telinga : Inspeksi & palpasi Serumen, tinitus Hidung : Inspeksi & palpasi epistaksis, ingus Mulut / Gigi : Inspeksi bibir, gigi, lidah, palatoskisis
Lanjutan Leher : Inspeksi & palpasi pembesaran kelj thyroid Dada : Inspeksi simetris, retraksi, benjolan patologis, keadaan mammae Perut : Inspeksi & palpasi hepar, gaster, nyeri tekan Genetalia : Inspeksi & palpasi tumor, luka parut, PMS dll Ekstremitas : Inpeksi, palpasi, perkusi : bentuk, ukuran,kelainan Punggung : Inspeksi , palpasi skoliosis, kifosis, lordosis
PENGUKURAN TINGGI BADAN (TB) DAN BERAT BADAN (BB) Tujuan : mendapatkan data dasar menentukan status kesehatan. a. TINGGI BADAN (TB) Gunakan alat ukur standard : alat ukur yang menempel dengan skala timbangan BB atau yang terletak di dinding. Instruksikan klien untuk melihat lurus ke depan dan berdiri tegak dengan kaki dirapatkan
Lanjutan BERAT BADAN (BB) Gunakan timbangan yang standard untuk mengukur BB terutama untuk orang dewasa dan anak yang telah beranjak besar.
PENGUKURAN TANDA-TANDA VITAL T T V : Suhu tubuh, denyut nadi, pernapasan dan tekanan darah. Tujuan : data dasar, mendeteksi atau memantau perubahan status kesehatan klien, dan memantau klien yang beresiko untuk perubahan kesehatan.
Suhu tubuh Pengukuran suhu inti tubuh dilakukan dengan cara : oral, rectal dan aksila. Suhu tubuh normal 36,1° C - 37,8 °C atau 97 – 100° F.
Denyut nadi Denyut nadi dapat dibedakan menjadi denyut nadi apical dan perifer. Denyut apical : denyut yang dirasakan pada daerah apeks jantung. Denyut perifer : Denyut yang dirasakan pada perifer tubuh seperti leher, pergelangan tangan dan kaki.
lanjutan klien yang sehat, laju denyut nadi perifer sama dengan denyut jantung. Perubahan kesehatan klien dapat memperlemah denyut perifer dan membuatnya sulit untuk dideteksi. sehingga pengkajian denyut nadi perifer merupakan suatu komponen penting dalam pengkajian kesehatan yang menyeluruh.
LANJUTAN Lokasi denyut perifer : denyut radial. Palpasi denyut radial dilakukan dengan meletakkan tiga ujung jari pada pergelangan anterior sepanjang tulang radius. Jika denyut tak teratur, hitunglah denyut selama satu menit penuh. Jika denyut teratur, hitunglah denyut selama 30 detik dan hasilnya kalikan 2 (dua) untuk memperoleh jumlah denyut permenit.
Jika mengkaji denyut , perhatikan 4 hal yaitu : 1) Laju denyut < 60 X/menit di sebut Bradikardi. (dapat dijumpai pada atlet yang sehat dan terlatih) Denyut yang melebihi 100 X/menit disebut Takikardi. (Dapat dijumpai pada klien sehat yang cemas atau baru selesai berolahraga).
Pada orang yang sehat, ritme denyut relatif konstan dan interval di antara dua denyut teratur. 3) Mengkaji kekuatan denyut dilakukan dengan memeriksa tekanan yang dikeluarkan sebelum denyut dirasakan. 4) Untuk mengkaji elastisitas arteri, lakukanlah palpasi sepanjang arteri radius dengan arah dari proksimal ke distal. Arteri yang normal teraba halus, lurus dan lunak.
PERNAPASAN Kajilah laju pernapasan klien dengan menghitung jumlah napas selama 30 detik dan kalikan dengan 2 (dua). Jika pemeriksa mendeteksi ketakteraturan / kesulitan bernapas, hitung selama 1 menit penuh.
TEKANAN DARAH Adalah salah satu perwujudan kegiatan jantung TEKANAN DARAH Adalah salah satu perwujudan kegiatan jantung . Darah yang mengalir dan menyurut dalam sistem arteri seperti gerakan gelombang, menyebabkan 2 jenis tekanan : tekanan sistolik dan diastolic.
TEKANAN SISTOLIK : Tekanan darah pada puncak gelombang pada saat venterikel kiri berkontraksi. (inilah yang pertama dicatat dalam pengukuran darah).
TEKANAN DIASTOLIK : Tekanan antara dua kontraksi ventricular saat jantung pada fase istirahat.
Laboratorium pemeriksaan fisik Penampilan umum
Penampilan fisik Tanda Vital Suhu Tekanan darah Nadi Pernapasan
suhu 36-37°C (normal) Febris : > 37,2 °C pagi, >37,8°C sore Fase inkrementi, fase fastigium, fase dekrementi Febris berdasarkan fase fastigium :febris kontinua, febris remiten , febris remiten febris tipus inversus. Febris berdasarkan fase dekrementi :krisis dan lisis . Residiv dan rekrudensi. Undulans
Nadi Palpasi A.radialis, A.Brakialis, A.Femoralis, A.Poplitea, A.Dorsalis pedis Frekuensi ( pulsus frequent-pulsus rarus) Irama : ireguler-reguler( pulsus defisit, pulsus bigeminus, dicrotic pulse, anacrotic pulse,pulsus alternans Isi :equal-unequal( pulsus parfus, pulsus magnus , pulsus paradoxus dinamikus/mekanikus) Kualitas nadi ( pulsus celer, pulsus tardus) Kualitas dinding arteri (mengeras-not)
Pernapasan 16-24x/menit Takhipneu-bradipneu Hiperpneu-hipopneu Dispneu ( sesak napas, pernapasan cuping hidung, sianosis & takhipneu ) Paroxysmal nocturnal dyspneu Ortopneu Biot Cheyen stokes Kussmaul
LANJUTAN BAGIAN BERIKUT 46
Kebutuhan rasa aman dan nyaman keadaan bebas dari cedera fisik dan psikologis atau bisa juga keadaan aman dan tentram
Lanjutan Nyaman : segar; sehat badan terasa disinari matahari pagi; sedap; sejuk;enak suaranya merdu di dengar. Kenyamanan : keadaan nyaman; kesegaran;kesejukan
Lanjutan Aman : bebas dr bahaya bebas dr gangguan terlindung atau tersembunyi pasti tidak meragukan; tenteram tidak merasa takut atau khawatir
Keamanan dan kenyamanan lingkungan pasien A. Keamanan lingkungan Lingkungan Klien semua faktor fisik dan psikososial yang mempengaruhi kehidupan dan kelangsungan hidup klien.
Lanjutan Keamanan lingkungan Lingkungan Klien semua faktor fisik dan psikososial yang mempengaruhi kehidupan dan kelangsungan hidup klien.
Lanjutan Kebutuhan Fisiologis: 1. Oksigen 2. Kelembaban 3. Pengurangan Bahaya Fisik 4. Pengurangan Transmisi Patoge 5. Pengontrolan Polusi
Lanjutan Faktor-faktor yang mempengaruhi: 1. Usia 2. Emosi 3. Status Metabolisme 4. Gangguan persepsi sensori 5. Informasi/komunikasi 6. Penggunaan antibiotik 7. Keadaan imunitas 8. Ketidakmampuan tubuh dlm memproduksi sel darah putih
Lanjutan Macam-macam bahaya/kecelakaan: 1. Di rumah 2. Di RS : Mikroorganisme 3. Cahaya 4. Kebisingan 5. Cedera 6. Kesalahan prosedur 7. Peralatan medik
Lanjutan Meningkatkan keamanan: 1. Mengkaji pasien untuk melindungi diri 2. Menjaga keselamatan pasien yang gelisah 3. Mengunci roda kereta dorong saat berhenti 4. Penghalang sisi tempat tidur 5. Bel yg mudah dijangkau 6. Meja yang mudah dijangkau 7. Kereta dorong ada penghalangnya 8. Kebersihan lantai 9. Prosedur tindakan.
B. Kenyamanan Faktor yang mempengaruhi nyeri : 1. Usia 2. Jenis Kelamin 3. Kebudayaan 4. Makna nyeri 5. Perhatian 6. Ansietas : kecemasan yang berlebihan dan lebih bersifat subjektif 7. Keletihan 8. Dukungan Keluarga
Lanjutan Meningkatkan Kenyamanan/Strategi kesehatan : 1. Sentuhan teraupeutik/menghilangkan rasa sakit 2. Pengobatan dengan terapi alami untuk penyakit berat 3. Relaksasi dan Teknik Imajinasi 4. Imajinasi terbimbing 5. Bimbingan Antisipasi 6. Distraksi /pengalihan dari focus terhadap nyeri.
Kenyamanan pasien Lingkungan yang nyaman kesembuhan pasien. Menyiapkan tempat tidur Menyiapkan Tempat Tidur Pasien Post Op Memandikan pasien Membersihkan bagian oral/mulut
Backdrops: - These are full sized backdrops, just scale them up! - Can be Copy-Pasted out of Templates for use anywhere! www.animationfactory.com