DALAM BAHASA INDONESIA Departemen Pendidikan Nasional Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Prov. Kalteng KOMUNIKASI EFEKTIF DALAM BAHASA INDONESIA BIODATA PENDAHULUAN MATERI 1 MATERI 2 MATERI 3 MATERI 4 PENUTUP
Biodata Nama : Sugeng, M. Pd. Pangkat,Gol : Pembina, IV a Jabatan : Widyaiswara Madya Alamat : Jln. Paus XII/03 P. Raya Telepon : 085292417449 E-mail : sugeng_lpmp@yahoo.com
PENDAHULUAN Manusia adalah makhluk individu sekaligus makhluk sosial Setelah memangku jabatan sosial ttt, kebutuhan akan kemampuan berkomunikasi semakin besar. Setelah memangku jabatan sosial ttt, kebutuhan akan kemampuan berkomunikasi semakin besar. Manusia adalah makhluk individu sekaligus makhluk sosial Manusia adalah makhluk individu sekaligus makhluk sosial Manusia adalah makhluk individu sekaligus makhluk sosial
Lanjutan. . . PENDAHULUAN Permendiknas No 13 tahun 2007, tentang Jabatan kepala sekolah, pasal 1 ayat 1, untuk diangkat sebagai kepala sekolah/madrasah, seseorang wajib memenuhi standar kepala sekolah/madrasah yang berlaku secara nasional Permendiknas No 13 tahun 2007, tentang Jabatan kepala sekolah, pasal 1 ayat 1, untuk diangkat sebagai kepala sekolah/madrasah, seseorang wajib memenuhi standar kepala sekolah/madrasah yang berlaku secara nasional Permendiknas No 13 tahun 2007, tentang Jabatan kepala sekolah, pasal 1 ayat 1, untuk diangkat sebagai kepala sekolah/madrasah, seseorang wajib memenuhi standar kepala sekolah/madrasah yang berlaku secara nasional Permendiknas No 13 tahun 2007, tentang Jabatan kepala sekolah, pasal 1 ayat 1, untuk diangkat sebagai kepala sekolah/madrasah, seseorang wajib memenuhi standar kepala sekolah/madrasah yang berlaku secara nasional DIMENSI KOMPETENSI Kepribadian Manajerial Kewirausahaan Supervisi Sosial Semua dimensi memerlukan Kemampuan berkomunikasi KEPALA SEKOLAH
Lanjutan. . . PENDAHULUAN Pada situasi resmi/kedinasan, komunikasinya menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Dasar hukumnya: UUD 1945 bab XV pasal 36 yang menyatakan bahwa ”bahasa negara adalah bahasa Indonesia” UU No 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas Bab VII Pasal 33: ”Bahasa Indonesia sebagai bahasa negara menjadi bahasa pengantar dalam pendidikan nasional”.
POKOK BAHASAN Pengertian dan makna komunikasi Faktor-faktor kebahasaan dan non-kebahasaan yang menunjang keefektifan berkomunikasi lisan Teknik-teknik berbicara formal Teknik-teknik berbicara informal (bertelepon) Pengertian dan makna komunikasi Faktor-faktor kebahasaan dan non-kebahasaan yang menunjang keefektifan berkomunikasi lisan Teknik-teknik berbicara formal Teknik-teknik berbicara informal (bertelepon)
Pengertian Komunikasi: KOMUNIKASI EFEKTIF Pengertian Komunikasi: Longman Dictionary of Contemporary English, To make opinions, feelings, information etc., known or understood by others ’upaya untuk membuat pendapat, menyatakan perasaan, menyampaikan informasi dan sebagainya agar diketahui atau dipahami oleh orang lain’ Seluruh proses yang diperlukan untuk mencapai pikiran-pikiran yang dimaksud oleh orang lain (Dennis Murphy dalam Endang Lestari, 2003: 5 )
Pengertian Komunikasi: Lanjutan. . . Pengertian Komunikasi: Proses penyampaian informasi dari komunikator kepada komunikan dengan menggunakan media dan cara penyampaian informasi yang dipahami oleh kedua pihak, serta saling memiliki kesamaan arti lewat transmisi pesan secara simbolik (Marpaung & Saptoaji (2002: 5). Proses penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu (D. Laswell dalam Ardiana, 2002: 7).
ASPEK KOMUNIKASI KOMUNIKATOR (Org atau sekelom pok org) EFEK (tanggapan/ reaksi/ respond) PESAN (Meaning symbols) ASPEK KOMUNI- KASI KOMUNIKAN (Org atau sekelom- pok org) MEDIA - Bahasa - Peralatan
PROSES KOMUNIKASI KOMUNIKATOR Mengirimkan KOMUNIKAN Menerima PESAN Pe-nyandi-an Pe-nyandi-an SALURAN KOMUNIKAN Menerima KOMUNIKATOR Mengirimkan Proses, bersiklus, interaksi
TOLOK UKUR KOMUNIKASI EFEKTIF Kepercayaan komunikan thd komunikator, & keteramp komunikator berkomunikasi. Daya tarik pesan & kesesuaian pesan dg kebutuhan komunikan. Pemahaman yg sama ttg isi pesan antara komunikator dg komunikan Kemampuan komunikan menafsirkan pesan; kesadaran & perhatian komunikan akan kebutuhan atas pesan yg diterima. Setting komunikasi kondusif Oi…., ngomong apa itu???? nggak penting!! Diam ja….!
FAKTOR KEBAHASAAN & NON-KEBAHASAAN YANG MENUNJANG KEEFEKTIFAN Ketepatan Ucapan Pengucapan bunyi-bunyi bahasa yang kurang tepat akan mengalihkan perhatian pendengar dari isi pembicaraan kepada kesalahan pengucapan tersebut. Bagaimana pelafalan kata-kata berikut! - Pelafalan /e/ pada kata ”besuk” yg berarti menjenguk org sakit - Pelafalan /e/ pada kata ”teras”, yang berarti ’inti’. - Tekstil = benarkah dibaca tektil? - Positif = benarkah dibaca positip? - Pelafalan singkatan dan akronim dari bahasa asing, misalnya: AC, WC, WHO, UNESCO, UNICEF, dll.
- Sanggupkah saya menghadapi semua ini? Lanjutan. . . Faktor Kebahasaan Penempatan Tekanan, Nada, Jeda, & Tempo scr Tepat. Tekanan (stres), adalah keras lemahnya suara. Tekanan dpt diletakhan pd suku kata, kata ataupun kelompok kata yg dipentingkan. Misalnya: - Dokter datang ke sini untuk dirawat. (Pemberian tekanan pada suku kata di- menegaskan bahwa dokter datang ke sini bukan merawat, tetapi dirawat. Nada, adalah tinggi rendahnya suara. Perubahan nada suara (infleksi), bisa naik & bisa turun. Infleksi naik biasanya utk menyatakan “keragu-raguan, ketidakpastian, tidak dapat menentukan keputusan” Misalnya: - Sanggupkah saya menghadapi semua ini? - Haruskah saya menunggu sampai tua?
Inilah yang kucari selama ini. Saya harus berhasil. Jeda (Perhentian) Lanjutan. . . Faktor Kebahasaan Infleksi menurun biasanya utk menyatakan “kepastian, keyakinan, tekad, kesempurnaan pemikiran”. Misalnya: Inilah yang kucari selama ini. Saya harus berhasil. Jeda (Perhentian) Perhentian bisa pd akhir kel. kata, akhir kalimat, akhir paragraf. Penempatan jeda yg berbeda pd kalimat yang sama dapat menimbulkan makna yang berbeda. Coba bandingkan makna dari ketiga kalimat berikut: Ayah / saya memegang rantai anjing. Ayah saya / memegang rantai anjing. Ayah saya memegang rantai / anjing..
Tempo (Cepat lambatnya suara) Lanjutan. . . Faktor Kebahasaan Tempo (Cepat lambatnya suara) Cepat lambatnya suara merupakan bagian dari kode komunikasi. Untuk membangkitkan semangat pendengar, dan untuk mengungkapkan gagasan yang menantang, pembicara perlu berkata cepat, disertai tekanan, dan nada tinggi. Misalnya: - Mari kita kobarkan semangat membangun! Membangun, sekali lagi membangun! - Siapa yang berani mengatakan koropsi itu tidak berdosa? Sedang untuk menyampaikan imbauan, harapan, permohonan maaf, menegaskan kembali pernyataan, biasanya digunakan tempo lambat. Misalnya: - Saya berharap mudah-mudahan Saudara bisa menerima keadaan ini! - Perlu saya tegaskan bahwa lingkungan ini harus kita jaga bersama.
KARAKTERISTIK VOKAL & EFEK KOMUNIKASINYA Kejelasan: - Artikulasi SPS P - Volume SP Keragaman: - Nada - Durasi - Kecepatan - Perhentian Irama: - Tekanan - Tempo Mengomuni- kasikan tujuan Mengomuni-kasikan perasaan Mengomuni- kasikan latar belakang Supaya Kedengar- an Supaya dipahami P = Penting, SP = Sangat penting, SPS = Sangat Penting Sekali
gunakan kata-kata yang: mudah dimengerti, Lanjutan. . . Faktor Kebahasaan Pilihan Kata (Diksi) Pilihan kata hendaknya tepat, jelas, dan bervariasi. gunakan kata-kata yang: mudah dimengerti, sederhana, lazim, konkret, hindari istilah-istilah teknis. Pilihan Kata (Diksi) Pilihan kata hendaknya tepat, jelas, dan bervariasi. gunakan kata-kata yang: mudah dimengerti, sederhana, lazim, konkret, hindari istilah-istilah teknis. Penggunaan Kalimat efektif, yg mempunyai ciri: - Keutuhan (setidaknya mempunya S- P, tidak rancu) - Perpautan : hubungan antar kata, frase logis. - Pemusatan perhatian pada bagian yang penting - Hemat pemakaian kata
FAKTOR KEBAHASAAN & NON-KEBAHASAAN YANG MENUNJANG KEEFEKTIFAN FAKTOR NON KEBAHASAAN Sikap wajar, tenang, td kaku Penguasaan topik Pandangan mata proporsional Delapan Unsur Non-Kebahasaan Kesediaan menghargai orang lain Relevansi/penalaran Kelancaran (eee,,,, aaa…, apa itu…) X Gestur dan mimik tepat Kenyaringan ruara
GESTUR Gestur Konvensional Gestur Alamiah
KLASIFIKASI JENIS-JENIS BERBICARA BERDASARKAN Situasinya Tujuan Jumlah pendengar Peristiwa yg Melatari Metode Penyampaian Formal: ceramah, pidato, presentasi, diskusi, dll Non-formal: Bertelepon, menyampaikan berita, memberi petunjuk, dll. Menghibur, Menginformasikan, Membangkitkan semangat, Meyakinkan, Menggerakkan. Antar pribadi Kelompok kecil Kelompok besar Penyambutan, Perpisahan, Jamuan Perkenalan, dll Impromtu Ekstemporan Membaca naskah Menghafal
TEKNIK BERBICARA FORMAL Sudahkah kita memiliki keberanian, dan kepercayaan diri siperti orator kita ini? Memiliki keberanian, tekad yang kuat, & percaya diri Memlike pengetahuan yang luas Memahami proses komunikasi masa Menguasai bahasa yang baik dan lancar Latihan yang memadai
LATIHAN YANG MEMADAI Latihan merupakan syarat mutlak dalam berbicara di depan umum.Patah Latin mengatakan, Qui ascendit sine labore, descendit sine honore ‘Mereka yang naik mimbar tanpa kelelahan, akan turun tanpa kehormatan’. Proses latihan ini terdiri atas tujuh langkah yang terbagi dalam tiga tahap, yang disingkat TASKUBULAT.
TASKUBULAT TAHAP I TAHAP II Tahap III TELITI MASALAH Tentukan topik SUSUN URAIAN Tentukan topik dan tujuan. 2. Analisis pendengar dan situasi. 3. Sempitkan topik. 4. Kumpulkan bahan. 5. Buat kerangka uraian. 6. Uraikan secara detail. 7. Latihan
SISTEMATIKA BERBICARA FORMAL Sistematika berbicara formal biasanya menggunakan urutan ”Sasa Daintus”, yaitu: Salam pembuka Sapaan penghormatan Pendahuluan Inti Penutup, dan Salam penutup. Sa Sa da In tu S
TEKNIK TAMPIL Berpakaian yang baik, sederhana, rapi serasi, bersih Sikap badan: duduk sopan, berdiri tegap, cermat, tidak loyo, mencerminkan kridibelitas dan profesionalitas pembicara Senyum tulus Berjabat tangan yang hangat Berpikir, bertindak dan selalu terlihat senang dan sukses. Ingat nama Tunjukkan daya tarik & hormat.
TEKNIK BERBICARA NON-FORMAL (BERTELEPON) Bagi Penerima: Lebih baik mengawali berbicara Menyebutkan tempat kerja, & seyogyanya jg nama diri Hati-hati jika ingin menanyakan identitas penelepon (nama) Berbicara dg sopan & ramah Mengakhiri dg ucapan terima kasih & Salam. Bagi Penelepon: Mengucapkan salam Menyebutkan identitas diri Berbicara dengan sopan Berbicara seperlunya Diakhiri dengan ucapan ”terima kasih” dan Salam.
PESAN SINGKAT ISI BAHASA ETIKA Singkat, padat berisi Isi pesan bersifat non-formal Jangan membuat singkatan-singkatan yang terlalu singkat shg tidak bisa dipahami orang lain Mis. Aq, t4, oki, N Gunakan bahasa yg santun Seyogyanya tetap diawali dg salam, & diakhiri dengan salam, Ucapkan terima kasih Kalau mengirim pesan singkat ke nomor baru, cantumkan nama pengirim pesan. Balas segera pesan yang beridentitas Tidak perlu melayani pesan singkat yang mengarah ke kriminalitas
PENUTUP Komunikasi adalah proses penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu. Lima aspek yang perlu diperhatikan, yaitu: komunikator, pesan, komunikan, media, dan efek. Dua faktor yang menunjang keefektifan berkomunikasi lisan (berbicara), yaitu unsur kebahasaan dan non-kebahasaan.
PENUTUP Teknik berbicara formal meliputi dua aspek, yaitu (1) teknik berbicara, (2) teknik tampil. Berbicara informal melalui telepon seyogyanya juga menerapkan teknik/aturan yang ada, baik bagi penelepon maupun penerima.
Sekian … 21